BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” yaitu berarti sama. Sama maksudnya disini adalah sama makna mengenai suatu hal. Jika kita mengadakan komunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini yang dimaksud dengan kesamaan adalah pengertian antara si penyampai informasi dan penerima informasi. Menurut Wilbur Schramm, komunikasi adalah satu proses timbal balik tentang pertukaran lambang / isyarat untuk menginformasikan, menginstruksikan, atau membujuk, agar memperoleh pengertian yang sama antara komunikator dan konteks sosial (Schramm dan Roberts, 1971:17). Dengan kata lain, disini kita berusaha mengadakan persamaan dengan orang lain (Purba, 2006:35). Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Faktor yang perlu diingat sebelum menjalankan kegiatan dan proses komunikasi adalah meengetahui fungsi komunikasi itu sendiri, Menurut Onong Uchjana Effendy fungsi komunikasi adalah : 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 a. Menginformasikan (to inform) Adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain. b. Mendidik (to educate) Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide atau pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapat informasi dan ilmu pengetahuan. c. Mempengaruhi (to influence) Fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikasi dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. d. Menghibur (to entertain) Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan mempengaruhi juga untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. 2.1.1 Bentuk Komunikasi Pada dasarnya, komunikasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Mondry (2008) menjelaskannya sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 a. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui lisan (oral) dan tulisan (written). Berbincang dengan orang, menelepon, berkirim surat, membacakan buku, melakukan presentasi diskusi, atau menonton televisi merupakan contoh komunikasi verbal. b. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal (nonverbal communication) merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat atau body language sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. Contoh perilaku nonverbal adalah mengepalkan tinju, menggigit jari sendiri, membuang muka, tersenyum, menjabat tangan atau menggelengkan kepala saat ingin menyampaikan sesuatu. (Mondry, 2008 : 3) 2.1.2 Komponen Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (2000), ruang lingkup komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari : a. Komunikator (communicator) dan Komunikan (communicant) Komunikator merupakan individu atau kelompok yang mengambil prakarsa dalam mengadakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikan adalah penerima memang diharapkan minimal punya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 pengetahuan luas tentang masalah yang dikomunikasikan. Dapat dikatakan komunikator adalah orang yang memberikan pesan dan komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator. b. Pesan (message) Pesan (message) merupakan inti dari perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan, pesan ini merupakan unsur yang sangat menentukan dalam keberhasilan komunikasi. Supaya pesan dapat diterima dengan baik, pesan harus memenuhi syarat untuk mudah dimengerti. c. Saluran (channel) Saluran (channel) adalah wahana atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik, dan lain-lain) d. Efek (effect) Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari komunikator, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dan lainlain. (Effendy, 2000:6). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Komunikasi Apa yang mempengaruhi proses komunikasi? William G. Scott yang mengutip pendapat Babcock dalam Thoha (1977) mengatakan bahwa ada 5 faktor yang memengaruhi proses komunikasi : 1. The Act (Perbuatan) Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan. 2. The Scene (Adegan) Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungan dengan lingkungan komunikasi. adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan kata lain adegan adalah sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan. 3. The Agent (Pelaku) Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang terlibat dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 hubungan komunikasi ini, adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya sering kali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang. 4. The Agency (Perantara) Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara. Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lisan, tatap muka, juga alat komunikasi tertulis, seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas, dan sejenisnya. 5. The Purpose (Tujuan) Menurut Grace dalam Thoha (1977), ada 4 macam tujuan, yaitu: • Tujuan fungsional (the functional goals) adalah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/lembaga. • Tujuan manipulasi (the manipulative goals) adalah tujuan yang dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan, yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya. • Tujuan keindahan (the aesthetics goals) adalah tujuan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 • Tujuan keyakinan (the confidence goals) adalah tujuan yang bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan. 2.1.4 Tujuan Komunikasi Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita dapat bekerja sama dengan masyarakat. 2. Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok. Fungsi ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan dengan kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 3. Komunikasi Ritual Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacaraupacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kematian, kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain sebagainya. Semua itu adalah komunikasi sebagai komunikasi ritual. 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Komunikasi ini berfungsi memberitahukan dan menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui. 2.2. Marketing Public Relations Thomas L. Harris (1991) Dalam bukunya “The Marketer’s Guide to Public Relations”. “Marketing public relations is the process of planning and evaluating, that encourage purchase and customer through credible communication of information and http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 impresion that identify companies and their products with the needs, concerns of customer”.1 Marketing public relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan. Marketing public relations menurut Philip Kotler adalah : “Marketing public relations works because it adds value to product through its unique ability to lend credibility to product message”.2 Pengertian konsep marketing public relations secara garis besar terdapat tiga taktik (three ways strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals) : 1. Public relations merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik pull strategi (menarik). 2. Power kekuatan) sebagai penyandang push strategi (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. 3. Pass strategi sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan. Thomas L. Harris, Public Relations Gets Personal, Direct Marketing, 1994 Philip Katler, 2000, Marketing Management, by Prentice Hall, Inc. Upper Sadleriver, New Jersey 07458 1 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Pengertian pemasaran (marketing) dalam hal ini bukan lagi dalam arti sempit, tetapi berkaitan dengan aspek perluasan pengaruh, informatif, persuasif dan edukatif, baik dari segi perluasan pemasaran (makes a marketing) atas suatu produk barang atau jasa yang diluncurkan maupun yang berkaitan dengan perluasan suatu pengaruh tertentu (makes a influence) dari suatu kekuatan (power) lembaga atau terkait dengan citra dan identitas perusahaan (corporate image and identity). Termasuk aspek lain adalah pass strategy sebagai upaya menciptakan citra publik yang ditimbulkan melalui berbagai kegiatan, dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (community relations) atau tanggung jawab sosial (social responsibility) serta kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial dan lingkungan hidup. Program marketing public relations tersebut disatu sisi itu merupakan upaya untuk merangsang pembelian dan sekaligus memberikan nilai-nilai (added value) atau kepuasan bagi pelanggan (satisfied customer) yang telah menggunakan produknya. Menurut Rosady Ruslan Tujuan Public Relations adalah sebagai berikut :3 1. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif utuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen 2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan 3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations. 2008. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek 5. Mendukung bauran pemasaran Menurut Philip Kotler peranan marketing public relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan adalah : 1. Menumbuhkan kembangkan kesadaran konsumen terhadap produk yang tengah diluncurkan. 2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/digunakan 3. Mendorong autusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advetorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk. 4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronika maupun di media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan. 6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk lama. 7. Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media public relations (house public relations journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif dimata publik. 8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen. 9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul dimasa mendatang, misal terjadinya krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga risiko terjadinya krisis manajeme, krisis moneter dan krisis multidimensional. 2.3. Kolaborasi Marketing dengan Public Relations Bila ditinjau secara lebih spesifik melalui tinjauan manajemen pemasaran, tujuan menurut konsep pemasaran adalah memupuk hubungan baik dengan berbagai masyarakat di sekitar perusahaan dengan mendapatkan publisitas yang menguntungkan, memupuk ‘citra perusahaan’ yang baik, dan menangani atau meredam rumor, cerita, dan peristiwa yang merugikan (namun keberhasilan public relations dalam kegiatan yang sifatnya promosional pada dasarnya didukung oleh kegiatan promosi lainnya, begitu pula sebaliknya jika public relations mendukung suatu kegiatan promosi tertentu.). Dalam artikel yang berjudul “Marketing and Public Relations” yang dimuat di Journal of Marketing pada tahun 1978 Philip Kotler dan William Mindak mengusulkan lima model yang menghubungkan public relations dengan marketing. Adapun kelima model tersebut adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 1.Terpisah tetapi fungsinya sama. Model ini mendekati model tradisional dalam pemasaran dan public relations, di mana masing-masing berdiri pada sudut yang berbeda karena ilmunya berbeda. Meski demikian, orang di luar kedua disiplin ilmu ini melihat bahwa objective dan fungsi keduanya sama. Marketing bergerak pada sektor pelayanan dan kepuasan konsumen untuk memperoleh laba. Public relations dibutuhkan karena bergerak dalam sektor citra sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik terhadap perusahaan danperusahaan memperoleh laba. 2. Sama fungsinya tetapi tumpang tindih Pandangan ini berdasarkan pada pengamatan bahwa keduanya sama pentingnya dan terpisah, tetapi mempunyai objective yang tumpang tindih. Bidang yang paling sering tumpang tindih adalah peluncuran produk (product launching) yang melibatkan publisitas pers. Perusahaan dapat menentukan, apakah tugas ini dibebankan pada bagian pemasaran atau pada bagian public relations. 3. Pemasaran sebagai fungsi yang lebih dominan. Pandangan ini berdasarkan pemikiran bahwa Corporate Public Relations (CPR) merupakan bagian dari Corporate Marketing. 4. Public Relations sebagai fungsi yang lebih dominan. Pandangan ini adalah sebaliknya dari pandangan di atas, yakni percaya bahwa public relations lah yang harus mengendalikan pemasaran. Masa depan perusahaan sangat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 bergantung pada bagaimana pandangan masyarakat terhadap perusahaan, atau bagaimana perusahaan dipandang oleh masyarakat, termasuk oleh kelompokkelompok seperti lembaga keuangan, pemegang saham, pemasok, penyalur, pemerintah, karyawan, dan konsumen.Tugas perusahaan adalah membangun kepercayaan dan kepuasan kelompok publik tersebut sebesar-besarnya. Kepuasan konsumen adalah salah satu tugas public relations yang disebut pemasaran. Kepuasan konsumen harus diimbangi dengan kepuasan kelompok stakeholders lainnya. 5. Pemasaran dan public relations mempunyai fungsi yang sama. Pandangan ini berdasarkan pemikiran bahwa kedua bidang ini telah saling memasuki area yang berbeda, dan telah terjadi sintesis di antaranya. Keduanya berbicara tentang pasar dan lingkungan pemasaran (publik). Keduanya mengenal istilah segmentasi pasar, perilaku konsumen, persepsi, sikap, dan citra. Sejalan dengan itu Jefkins menjelaskan keterkaitan antara public relations dengan pemasaran adalah pada intinya pemasaran adalah salah satu fungsi utama dari kegiatan bisnis, sedangkan public relations memiliki hubungan kuat dengan fungsifungsi finansial dan produksi. Paduan strategi pemasaran itu sendiri meliputi segenap elemen dari strategi pemasaran antara lain adalah pemilihan nama produk, metode dan gaya pengemasan, riset pasar, penentuan harga, penjualan, distribusi, serta penyediaan jasa purna jual. Seluruh elemen tersebut membutuhkan komunikasi dan niat baik (goodwill). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Arti penting dari kehumasan itu sendiri terletak pada kemampuannya dalam menunjang pendidikan pasar (market education), yakni menjadikan khalayak mengetahui keberadaan serta kegunaan produk produk dari perusahaan bersangkutan, dan hal ini ternyata sangat menentukan keberhasilan upaya-upaya periklanan yang dijalankan oleh perusahaan. Marketing Public Relations adalah pemicu pelaku pemasaran dan kehumasan agar saling bersinergi dan tidak berjalan sendiri-sendiri tanpa koodinasi, Public Relations bisa dipakai untuk pemasaran produk atau korporat. Sebaliknya pemasaran bisa dimanfaatkan sebagai sarana Public Relations yang simpatik. Apalagi kini orientasi pemasaran bukan sekadar transaksi penjualan dan kepuasan pelangan, melainkan juga mempererat hubungan dan mengikat pelanggan seumur hidup. Di samping itu fungsifungsi public relations juga bisa diterapkan dalam rangka menunjang suatu paduan strategi pemasaran (marketing mix). Dalam bukunya Hifni4 merangkum segitiga emas Marketing Public Relations, seperti tampak pada gambar ini memperlihatkan keterkaitan tiga aspek utama, yaitu strategis atau korporat, pemasaran dan Public Relations. Irisan gambar ini menghasilkan Strategi Marketing Public Relations. Berikut gambar Irisan dari strategi marketing Public Relations: Hifni Alifahmi. Marketing Communications Orchestra:Harmonisasi Iklan, Promosi, dan Marketing Public Relation.Bandung: Examedia Publishing. 2008. Hal 59. 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Gambar 2.1 Segitiga Emas Strategi Marketing Public Relations Sumber : Marketing Communications Orchestra:Harmonisasi Iklan, Promosi, dan Marketing Public Relation, Hifni Alifahmi Dari gambar Irisan diatas dapat dilihat bahwa ada bebagai macam irisan yang mempengaruhi strategi Marketing Public Relations, yang terdiri dari strategi marketing, marketing Public Relations, corporate Public Relations. Dari irisan ini dapat diketahui bahwa Public Relations dapat berfungsi ganda: yaitu di satu pihak sebagai marketing public relations untuk mencapai marketing objectives, sedangkan di lain pihak sebagai sebagai corporate public relations, untuk mencapai company goals, dalam menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif (makes an identity and corporate image) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.4. Strategi Public Relations Pada dasarnya strategi adalah sebuah perencanaan (planning) dan manajemen (management) yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, startegi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah jalannya saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik dan operasionalnya.5 Startegi menurut Lawrence R Jauch & William F Gueeck mendefinisikan bahwa, strategi adalah suatu rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan keunggulan stategi perusahaan dengan lingkungan yang ada, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Sedangkan menurut Onong Uchjana Efendy menyatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan ( strategy ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai tujuan.6 Strategi menjelaskan bagaimana, dalam konsep apa saja sasaran harus dicapai. Strategi adalah salah satu rencana tindakan yang memberikan panduan dan tema seluruh usaha. Biasanya satu strategi, dan sering kali beberapa strategi ditujukan pada satu khalayak.7 Efendy, Onang Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung ; PT.Remaja Rosdakarya, 2006, Hal 12 6 Efendy, Onang Uchjana, Dinamika Komunikasi,PT.Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006, hal 29 7 Wilcok, Dennis L. Public Relations-Strategi dan Taktik Jilid I. Jakarta: Interaksara.2002.Hal 223 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Maka dapat disimpulkan dengan pengertian strategi merupakan suatu tindakantindakan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi atau lembaga dalam merumuskan suatu strategi, sehingga strategi memberikan dasar untuk menentukan apa yang dilakukan secara berbeda untuk mencapai tujuan dengan adanya perubahan. Adapun rumusan yang spesifik dalam mendukung sosialisasi Program Public Relations menurut Thomas L. Harris adalah dengan langkah-langkah berikut :8 1. Definisikan Permasalahan Pada tahap mendefinisikan masalah yaitu dengan mengumpulkan fakta, praktisi PR perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta , selain itu praktisi PR perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan. Pada tahap ini ditentukan “ what happening now “ a. Pertanyaan spesifik Program Public Relations 1. Apa programnya ? 2. Apa manfaatnya ? 3. Siapa sasaran utamanya ( primary market ) ? 4. Siapa sasaran sekundernya ? 5. Bagaimana strategi humasnya ? 6. Dimana akan dilakukannya ? Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003 hal 85-87 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 2. Perencanaan dan Program Pada tahap ini seorang praktisi PR sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah itu dapat dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Adalah penting bagi PR untuk mendapatkan penuh dari pimpinan perusahaan karna besar kemungkinan nya langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak. Adakalanya pelaksanaan program itu membutuhkan peranan langsung CEO atau pemegang saham mayoritas, maka rencana dan program sebaiknya berupa consensus yang disepakati bersama. Tercakup dalam tahapan ini adalah objective, prosedur, strategi yang diarahkan pada masing-masing khalayak sasaran. Tahap ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan “ what should we do and why ? “ a. Pertanyaan spesifik Program Public Relations : 1. Apa yang hendak dicapai ? 2. Apa tujuan program ? 3. Siapa sasaran public kita ? 4. Apa yang kita ketahui tentang mereka ? 5. Bagaimana kita berkomunikasi dengan mereka ? 6. Bagaimana pesan-pesan utama Public Relations ? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 3. Aksi dan Komunikasi Banyak praktisi PR yang sering melupakan kedua proses diatas dan langsung masuk ke tahap 3 yaitu melakukan asumsi pribadi. Meski tidak jarang tindakan itu membawa hasil yang tidak buruk, langkah ini sama sekali tidak disarankan karna terlalu tinggi resikonya bagi citra perusahaan. Manager PR yang melakukan hal biasanya kurang paham kemana citra perusahaan hendak diarahkan darimana ia berada kini. Sekali lagi aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals yang spesifik. Tahap ini menjawab pertanyaan yang “ how do we do and say it ? “ a. Pertanyaan spesifik Public Relations : 1. Apa elemen program yang akan dipakai untuk menjangkau setiap sasaran ? 2. Bagaimana setiap program itu diimplementasikan ?\ 3. Bahan-bahan / materi apa yang diperluakan ? 4. Bagaimana perencanaan medianya ? 5. Bagaimana jadwal pelaksanaannya ? 6. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut / 4. Evaluasi Program http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Proses PR selalu diawali dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum, seorang praktisi PR perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Seperti biasa, selesai suatu permasalahan selalu akan diikuti permasalahan baru ( krisis baru ). Maka tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil tindakan dimasa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama, atau setselah suatu masa berakhir. Pengukuran ini menjawab pertanyaan “ how did we do ?” a. Pertanyaan spesifik Program Public Relations : 1. Bagaimana sebaiknya memenuhi tujuan Program Public Relations ? 2. Apakah kita menjangkau sasaran yang tepat ? 3. Berapa banyak yang terjangkau ? 4. Apakah kita berhasil meningkatkan kesadaran ? 5. Apakah kita berhasil menanamkan minat masyarakat ? 6. Bagaimana kita mengetahui hal itu ? 7. Bagaimana kita mengukur hasilnya ? 8. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program berjalan lebih baik ? 9. Haruskah kita mengubah program / http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Merupakan perpaduan (sinergis) antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketing strategy implementation) dengan aktivitas program kerja humas (work program of public relations) dalam upaya meluangkan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumennya (customer satisfaction). Pada saat ini program marketing public relations adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar. Taktik dari strategi marketing public relations yaitu sebagai berikut : 1. Melibatkan konsumen dalam pelaksanaan rancangan program kerja. 2. Cepat tanggap terhadap informasi dan pelayanan yang memang dibutuhkan konsumen. 3. Proaktif dalam partisipasi terhadap program yang diselenggarakan oleh pihak lembaga pemerintah, dan berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat luas. Faktor dibutuhkannya strategi marketing public relations : 1. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat. 2. Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi baik melalui media elektronik maupun cetak. 3. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek (tidak loyal) karena banyak pilihan produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 4. Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya. Secara umum ada 3 (tiga) strategi yang dimiliki oleh Marketing Public Relations untuk melaksanakan program pencapaian tujuan, yaitu : 1. Public Relations merupakan power (kekuatan) sebagai penyandang push (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Dalam push strategi terdapat perluasan pengaruh (improvement) dan perluasan pemasaran (product marketing oriented). Program Marketing Public Relations yang dilakukan merupakan upaya untuk merangsang (push) pembelian sekaligus dapat memberikan nilainilai (added value) atau kepuasan bagi pelanggan (stisfied costumer) yang telah menggunakan jasa/produknya. Kegiatan Marketing Public Relations yang dapat digunakan adalah pameran, media cetak, dan publisitas. 2. Public Relations merupakan potensi untuk menyandang suatu strategi pull (menarik). Berdasarkan pada strategi ini Public Relations menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah yang didasari oleh informasi dan pesan-pesan yang dapat dipercaya, sehingga diharapkan dapat menciptakan suatu kesan positif terhadap suatu organisasi. Seperti yang telah diketahui bahwa salah satu peran Public relations adalah sebagai fasilitator komunikasi dimana praktisi Public Relations bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi antara http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 perusahaan dengan publiknya. Kegiatan Marketing public relations yang dapat digunakan adalah Special Event, media tours, advertorial dan konferesi pers. 3. Public relations merupakan pass strategy sebagai upaya untuk mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan. Dalam pass strategy ini Marketing Public Relations merupakan upaya untuk menciptakan citra publik yang ditimbulkan melalui berbagai kegiatan (breaktrough the gate-keepers) dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (community relations) atau tanggung jawab sosial (social responsibility) serta kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial dan lingkungan hidup.9 2.5. Teori 5C (Communication, Collaboration, Community, Creativity dan Convergence) Yang disebut teknologi media sosial atau sering disebut sebagai Web 2.0, meliputi berbagai teknologi komunikasi yang berhubungan dengan web seperti blog, wiki, jaringan sosial online, dunia maya dan bentuk media sosial lainnya. Banyak orang yang telah mengatakan bahwa karakter unik dari teknologi sosial media, menyebabkan fitur yang ada tampak berbeda, namun pada dasarnya menggunakan teknologi yang sama. Karakteristik media sosial ini dapat diringkas dengan 5C (Friedman dan Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Hal 247 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Friedman 2008): Communication, Collaboration, Community, Creativity dan Convergence (komunikasi, kolaborasi, komunitas, kreativitas, dan konvergensi).10 a. Komunikasi (communication): Pada umumnya, teknologi media sosial berhubungan dengan komunikasi antara dan di antara manusia. Komunikasi ini mungkin luas atau multi-arah, kolaboratif, jaringan, atau viral. Blog dapat dilihat sebagai alternatif untuk penerbitan, tetapi blog juga dapat menjadi alternatif untuk halaman web pribadi bagi blogger. Blogger tidak hanya terlibat dalam postingan satu arah. Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter memungkinkan komunikasi antar kelompok besar dan kecil. Kecepatan komunikasi di platform Web 2.0 dibuktikan melalui kecepatan video yang viral. b. Kolaborasi (Collaboration): Teknologi media baru memungkinkan berkolaborasi melalui Internet. Blog pada umumnya memiliki keterikatan yang terbatas, meskipun blog memungkinkan untuk dibagi di antara kumpulan blogger dan terkadang sebuah blog dapat digunakan untuk kerja kelompok. Wiki adalah alat kolaborasi saat ini. Secara luas, wiki untuk personal dapat dipakai untuk bekerjasama dengan kelompok atau perusahaan besar. Beberapa penulis telah meringkas bagaimana wiki digunakan (Tapscott dan Williams 2006; Sunstein 2006), baik di tempat kerja maupun di segi kehidupan lain. Media sosial Linda Weiser Friedman. 2014. Using Media Technologies to Enchance OnlineLearning. https://scholar.google.com/citations?user=LUgrnWMAAAAJ, diakses Senin, 20 Mei 2016, 10:23 WIB 27 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 juga mendorong kolaborasi melalui komunikasi virtual yang bisa di bilang seperti kehidupan kedua. c. Komunitas (Community) Sosial media seperti Facebook, Twitter, Secondlife, Webkinz, Del.icio.us, dan bentuk media sosial lainnya berfungsi untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih kecil. Kelompok yang terdiri dari berbagai macam background mampu untuk berinteraksi setiap saat, tetap berinteraksi, dan memenuhi berbagai target, lewat teknologi-teknologi ini. Teknologi media sosial memacu masyarakat menjadi lebih demokratis dan inklusif. Johson (2007) mengatakan teknologi saat ini sungguh besar dampaknya dalam menciptakan suatu tempat komunikasi yang baru. Sekarang ini banyak dari basis teknologi web tidak mempunyai peangkat sosial media contohnya eBay, YouTube, dan HowStuffWorks. Teknologi yang ada bisa dipakai sebagai dasar dalam membangun atau membuat kelompok belajar (Andrus 20015) d. Kreativitas (Creativity) Apakah digitalisasi sederhana mengubah media lama ke media baru? Apakah media digital berbeda dengan media non-digital (analog)? Untuk satu hal, digitalisasi membuat pengeditan menjadi sangat mudah. Oleh karena itu, ini juga membantu mempromosikan kreativitas, semenjak kita tidak dibebani oleh keterbatasan atas apa yang kita kerjakan. Dengan digitalisasi dan perangkat lunak yang tepat, kemampuan editing hanya dibatasi oleh kapasitas kita dalam berpikir. Saat ini, konsumen dari media http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 digital tidak hanya membaca, mendengar, melihat, dan memutarkannya. Mereka juga mengedit, dan memodifikasi. Teknologi sosial media memungkinkan pengguna menghasilkan konten, dan pengguna yang aktif adalah orang yang membuat, mengedit, memposting dan berkontribusi pada konten. e. Konvergensi (Convergence) Beberapa dekade yang lalu, telah menjadi saksi bahwa konvergensi teknologi lebih fantastik dibandingkan fiksi. Hal ini terutama disebabkan oleh digitalisasi yang luas dan juga internet, dimana hal tersebut dapat dilihat sebagai digitalisasi dan telepon. Beberapa hasil dalam trend ini adalah: perusahaan yang memproduksi printer sekarang berbisnis kamera; panggilan telepon jarak jauh kini menggunakan koneksi internet broadband; foto dapat dikirim melalui email dengan menggunakan telepon seluler; beberapa perusahaan bersaing dalam pembuatan video berbayar; produsen komputer sekarang berada di bisnis musik; dan masih banyak lagi. Adaptasi adalah kunci untuk kelangsungan hidup di era Internet. Ada berbagai bentuk konvergensi dalam fenomena media sosial. Konvergensi dari teknologi, baik perangkat keras dan perangkat lunak, contohnya, teknologi komputer dan hiburan memproduksi teknologi seperti Tivo dan Industri hiburan. Kita telah melihat sebuah konvegensi media disebabkan oleh teknologi, misalnya sebuah surat kabar harus memiliki kehadiran berita online dan mungkin sebuah blog berita. Konvergensi konsumsi, terlihat pada konsumen terutama mahasiswa yang mungkin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 menggunakan beberapa media secara bersamaan, misalnya komputer, internet, musik, koran, telepon, kamera, dan lain-lain, dan konsumen yang memproduksi digital mashup menggunakan beberapa bentuk media. Hynes (2003) mengatakan: apakah konvergensi teknologi dapat mengendalikan customer atau sebaliknya? Akhirnya, salah satu keunggulan dari media sosial adalah konvergensi peran. Sekarang ini batas antara pengguna, pendistribusi, pembeli dan sebagainya hampir tidak ada, karena satu orang bisa menjalani berbagai macam peran. 2.5. Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan faktor terpenting dalam berbagai kegiatan bisnis. Kepuasan pelanggan adalah tanggapan konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan yang sebelumnya dengan kinerja produk yang dirasakan. Dengan terpuaskannya keinginan dan kebutuhan para pelanggan, maka hal tersebut memiliki dampak yang positif bagi perusahaan. Apabila konsumen merasa puas akan suatu produk tentunya konsumen tersebut akan selalu menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut secara terus menerus. Dengan begitu produk dari perusahaan tersebut dinyatakan laku di pasaran, sehingga perusahaan akan dapat memperoleh laba dan akhirnya perusahaan akan tetap survive atau dapat bertahan bahkan kemungkinan akan berkembang. Menurut Willie mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan sebagai “Suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 jasa”. Sebagai tanggapan dari pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Jadi kepuasan pelanggan pada dasarnya mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh pelanggan. Kepuasan pelanggan ini sangat penting diperhatikan oleh perusahaan sebab berkaitan langsung dengan keberhasilan pemasaran dan penjualan produk perusahaan. Hal ini seiring dengan pernyataan Susanto bahwa pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing, ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan kerugian. Dengan demikian kunci keberhasilan perusahaan sebenarnya sangat tergantung kepada suksesnya perusahaan dalam memuaskan kebutuhan pelanggannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/