BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepuasan Kata kepuasan dalam bahasa inggris yaitu satisfaction, berasal dari bahasa latin, satis yaitu cukup baik atau memadai dan facio yaitu melakukan atau membuat. Kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.Kepuasan mengandung persepsi umum yang berkembang pada seorang konsumen tentang produk atau jasa setelah pembeliannya. Menurut Kotler & Keller (2007) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang difikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.Memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan. Memuaskan perusahaan.Selain kebutuhan faktor penting konsumen bagi adalah kelangsungan keinginan hidup setiap perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan.Menurut Sunarto (2004), kepuasan pelanggan bergantung pada Universitas Sumatera Utara perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Pelanggan yang merasa puas akan kembali membeli dan mereka akan memberi tahu kepada yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut. Harapan pelanggan dengan kinerja perusahaan.Kepuasaan pelanggan berkaitan erat dengan kualitas. Menurut Kotler & Keller (2007), dalam mengidentifikasikan seorang pelanggan merasakan kepuasaan adalah : a. Umumnya lebih lama setia. b. Membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan meningkatkan produksi yang ada. c. Membicarakan hal – hal yang menyenangkan tentang perusahaan dan produk – produknya. d. Tidak banyak memberikan perhatian banyak terhadap produk pesaing dan tidak terlalu peka terhadap harga. e. Menawarkan ide produk atau layanan kepada perusahaan. f. Transaksinya bersifat rutin. Menurut Kotler & Keller (2007), yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah : a. Penyerahan produk Perusahaan harus mengakui bahwa para pelanggan itu berbeda – beda dalam mendefenisikan penyerahan barang. Itu bisa berarti penyerahan lebih awal, tepat waktu, penyelesaian pesanan dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara b. Mutu produk dan jasa Kepuasan juga akan bergantung pada mutu produk dan jasa. Mutu didefenisikan sebagai kesesuaian dengan penggunaan, kesesuaian dengan persyaratan, bebas dari penyimpangan dan sebagainya. c. Penetapan harga Produk yang memiliki kualitas yang sama akan tetapi memberikan harga yang lebih rendah akan memberikan nilai lebih. Kesesuaian harga dengan kualitas juga menjadi pertimbangan kepuasan konsumen. d. Perlakukan langsung perusahaan terhadap konsumen Perlakuan langsung perusahaan terhadap konsumen sering juga disebut pelayanan. Menurut Irawan (2003), kepuasan pelanggan merupakan salah satu alat ukur untuk melihat daya saing suatu perusahaan. Berdasarkan beberapa artikel ilmiah tentang kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan : a. Kualitas produk Konsumen atau pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Beberapa dimensi yang berpengaruh dalam membentuk kualitas produk adalah performance features, reliability, conformanceto spesification, durability, serviceability, estetika dan perceived quality. b. Kualitas pelayanan Universitas Sumatera Utara Pelanggan akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan sudah banyak dikenal yang meliputi reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan tangible. c. Faktor emosional Konsumen merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia apabila menggunakan produk dengan merek tertentu. Kepuasaan ini bukan semata-mata karena kualitas produk tersebut, tetapi social value yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek produk tertentu. d. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama, tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan. Di sini jelas bahwa faktor harga juga merupakan faktor yang penting bagi pelanggan untuk mengevaluasi tingkat kepuasannya. e. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan suatu biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. Kotler (2007), mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Sistem Keluhan dan Saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. 2. Ghost Shopping Mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan atau pesaing.Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahana produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk – produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan pelanggan. 3. Lost Customer Analysis Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. 4. Survei Kepuasan Pelanggan Banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan penelitian survei, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan manaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Kepercayaan Menurut Darsono (2008) mendefenisikan kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness) individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence) kepada pihak lain. Ketika satu pihak mempunyai keyakinan (confidence) bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reabilitas dan integritas, maka dapat dikatakan ada kepercayaan (trust). Menurut Ferrinadewi (2004) kepercayaan atau trust didefinisikan sebagai persepsiakan keterhandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. (Mowen & Minor, 2002)kepercayaan adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap.Atribut adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki oleh objek.Manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada objek. Menurut Women & Minor (2002), seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan, yaitu : a. Kepercayaan Atribut-Objek (object-attribute beliefts) Universitas Sumatera Utara Yaitu pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang disebut kepercayaan atribut-objek. Kepercayaan atribut-objek menghubung atribut dengan objek,seperti seseorang, barang, atau jasa. b. Kepercayaan manfaat-attribute (attribute-benifit beliefts) Yaitu seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenel. c. Kepercayaan manfaat-objek (object-benifit beliefts) Yaitu jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan objek dan manfaatnya. Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumententang seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu. Menurut (Bachman & Zaheer, 2006)Kepercayaan dibangun antara pihakpihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses transkasi.ada dua dimensi kepercayaan konsumen, yaitu: 1. Trusting Belief Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko maya) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. Ada tiga elemen yang membangun trusting belief, yaitubenevolence, integrity, competence. a. Benevolence Universitas Sumatera Utara Benevolence (niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada penjual untuk berperilaku baik kepada konsumen.Benevolence merupakan kesediaan penjual untuk melayani kepentingan konsumen. b. Integrity Integrity (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada konsumen. c. Competence Competence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut.Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen.Inti dari kompetensi adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Trusting Intention Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. Ada dua elemen yang membangun trusting intention yaitu willingness to depend dan subjective probability of depending. a. Willingness to Depend Universitas Sumatera Utara Willingness to depend adalah kesediaan konsumen untuk bergantung kepada penjual berupa penerimaan resiko atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi. b. Subjective Probability of Depending Subjective probability of depending adalah kesediaan konsumen secara subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari penjual. 2.1.3 Loyalitas Nasabah Loyalitas nasabah merupakan perilaku yang terkait dengan merek sebuah produk, termasuk kemungkinan memperbarui kontrak di masa yang akan datang, berapa kemungkinan nasabah mengubah dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan keinginan nasabah untuk meningkatkan citra positif suatu produk. Jika produk tidak mampu memuaskan nasabah, nasabah akan bereaksi dengan cara exit (nasabah menyatakan berhenti membeli merek atau produk) dan voice (nasabah menyatakan ketidakpuasan secara langsung pada perusahaan). Menurut Subagyo (2010) menyatakan bahwa loyalitas nasabah merupakan pembelian ulang sebuah merek secara konsisten oleh nasabah.Istilah loyalitas sering diperdengarkan oleh pakar marketing maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi sulit ketika dianalisis maknanya. Universitas Sumatera Utara Menurut Hasan (2008) banyak literature mengemukakan defenisi loyalitas sebagai berikut : a. Sebagai konsep generik, loyalitas merek menunjukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. b. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas merek (brand loyalty). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang. c. Pembelian ulang merupakan hasil dominan perusahaan. Berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia, yang terus menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk nasabah membeli kembali merek yang sama. Umar (2003) mengemukakan bahwa loyalitas nasabah sebagai komitmen nasabah terhadap suatu merek dan pemasok, berdasarkan sikap yang positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Manfaat loyalitas nasabah bagi perusahaan antara lain : a. Mengurangi biaya pemasaran Nasabah setia dapat mengurangi biaya pemasaran.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa biaya untuk mendapatkan nasabah baru enam kali lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan nasabah yang ada. Biaya iklan dan bentuk-bentuk promosi lain dikeluarkan dalam jumlah besar, Universitas Sumatera Utara belum tentu dapat menarik nasabah baru, karena tidak mudah membentuk sikap positif terhadap merek. b. Trade leverage Loyalitas terhadap merek menyediakan trade leverage bagi perusahaan. Sebuah produk dengan merek yang memiliki nasabah serta akan menarik para distributor untuk memberikan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan merek lain di toko yang sama. Merek yang memiliki citra kualitas tinggi, akan memaksa konsumen membeli secara berulang-ulang merek yang sama bahkan mengajak konsumen lain untuk membeli merek tersebut c. Menarik nasabah baru Nasabah yang puas dengan merek yang dibelinya dapat mempengaruhi konsumen lain. Nasabah yang tidak puas akan menyampaikan ketidakpuasannya kepada delapan hingga sepuluh orang. Sebaliknya, bila puas akan menceritakan bahkan merekomendasikan kepada orang lain untuk memilih produk yang telah memberikan kepuasan. d. Merespon ancaman pesaing Loyalitas terhadap merek memungkinkan perusahaan memiliki waktu untuk merespon tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pesaing.Jika pesaing mengembangkan produk yang lebih superior, perusahaan memiliki kesempatan untuk membuat produk yang lebih baik dalam jangka waktu tertentu, karena bagi pesaing relatif sulit untuk mempengaruhi nasabahnasabah yang setia.Mereka butuh waktu yang relatif lama.Karena pentingnya loyalitas nasabah, maka loyalitas nasabah terhadap merek dianggap sebagai Universitas Sumatera Utara aset perusahaan dan berdampak besar terhadap pangsa pasar serta profitabilitas perusahaan. e. Nilai kumulatif bisnis berkelanjutan Upaya mempertahankan (retensi) nasabah dan loyal pada produk perusahaan sepanjang customer lifetime value, dengan cara menyediakan produk yang konstan dibutuhkan secara teratur dengan harga per unit yang lebih rendah. f. Word of mouth communication Nasabah yang memiliki loyalitas terhadap produk akan bersedia bercerita halhal baik (positive word of mouth) tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain, teman dan keluarga yang jauh persuasif daripada iklan. Ada beberapa langkah menurut Griffin (2005) untuk mendorong pelanggan berulang kedalam zona loyalitas yang lebih mendalam, yaitu : 1. Lindungi pelanggan terbaik dari serangan pesaing. 2. Menjadikan pelanggan terbaik sebagai prioritas terbesar. 3. Memanfaatkan mata rantai pasokan perusahaan untuk menghasilkan nilai pelanggan yang lebih baik. 4. Susunlah program frequent buyer yang benar-benar bisa dilaksanakan. 5. Carilah cara untuk menunjukkan “Saya Tahu yang Anda Butuhkan”. 6. Pekerjakan dan latih pegawai dan orang-orang front line untuk menghasilkan loyalitas. 7. Beri motivasi para staf untuk menghasilkan loyalitas. Dimensi loyalitas nasabah menurut Kotler & Keller (2007) adalah : 1. Repeat Purchase adalah kesetian Terhadap Pembelian Produk/Jasa. Universitas Sumatera Utara 2. Retention adalah ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan. 3. Referalls adalah mereferensikan secara total esistensi perusahaan. (Suryani, 2008)menyatakan loyalitas nasabah mempunyai empat unsur karakteristik, yaitu : 1. Dipandang sebagai kejadian non random. Maksudnya adalah apabila nasabah mengetahui manfaat dari merek-merek tertentu dan manfaat ini sesuai dengan kebutuhannya, maka dapat dipastikan ia akan setia terhadap merek tersebut. 2. Loyalitas terhadap merek merupakan respon perilaku yang ditunjukkan sepanjang waktu selama memungkinkan. Respon perilaku ini menggambarkan adanya komitmen atau keterlibatan terhadap merek tertentu sepanjang waktu. Dalam hal ini apabila konsumen memandang merek tersebut memiliki arti penting bagi dirinya, biasanya jenis produk yang berhubungan dengan konsep diri, maka kesetiaan akan menjadi lebih kuat. 3. Loyalitas terhadap merek dikarakteristikkan dengan adanya proses pengambilan keputusan yang melibatkan alternatif-alternatif merek yang tersedia. Konsumen memiliki looked set, yaitu merek-merek tertentu yang turut diperhitungkan berkaitan dengan keputusan pembelian. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan konsumen akan loyal terhadap lebih dari satu merek dalam satu jenis produk. Universitas Sumatera Utara 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Metode Analisis Metode Analisis Deskriptif, Analisis Regresi Linier Berganda dan Analisis Koefisien Determinasi Peneliti Judul Variabel Hasil Alamri, Moh.Zedzaky (2015) Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT Bank Mandiri,Tbk Cabang Gorontalo Variabel dependen: Loyalitas Nasabah Variabel independen: Kepuasan dan Kepercayaan Mulyo Budi Setiawan dan Ukudi (2007) Pengaruh Kualitas Layanan, Kepercayaan dan Komitmen Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada PD. BPR Bank Pasar Kendal) Variabel dependen: Loyalitas Nasabah Variabel independen: Kualitas Layanan, Kepercayaan dan Komitmen Structural Equation Model Hasil uji secara serempak menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Sedangkan uji t menunjukkan hasil yang positif dan signifikan antara variabel Kualitas Layanan, Kepercayaan dan Komitmen terhadap Loyalitas Nasabah. Ni Made Sinta Wedarini (2011) Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Telkom Flexi Variabel dependen: Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Variabel independen: Kualitas Produk Structural Equation Model Yunita (2007) Pengaruh Kepuasan Variabel dependen: Metode Analisis Hasil uji secara serempak menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Sedangkan uji t menunjukkan hasil yang positif dan signifikan antara variabel kualitas terhadap kepuasan pelanggan dan begitu pula kualitas terhadap loyalitas. Hasil uji secara serempak menunjukkan pengaruh Hasil uji secara serempak menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Sedangkan uji t menunjukkan hasil yang positif dan signifikan antara variabel Kepuasan dan Kepercayan terhadap Loyalitas Nasabah. Universitas Sumatera Utara Pelanggan Terhadap Loyalitas Merek Pada Restoran Kentucky Fried Chicken Cabang Medan Mall Medan Loyalitas Merek Variabel independen: Kepuasan Pelanggan Peneliti Judul Variabel Segoro, Waseso (2013) The Influence Of Perceived Service Quality, Mooring Factor, and Relationship Quality On Customer Satisfaction and Loyalty Dependent Variable : Customer Satisfaction and Loyalty Independent Variable : Service Quality, Mooring Factor, and Relationship Quality 2.3 Deskriptif dan Analisis Statistik Metode Analisis Structural Equation Model yang positif dan signifikan. Sedangkan uji t menunjukkan hasil yang positif dan signifikan antara variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas merek. Hasil Service Quality, Mooring Factor and Relationship Quality Influence Customer Satisfaction and Loyalty Kerangka Konseptual Iskandar (2008) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabelvariabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris. Menurut Kotler (2001) bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dengan dibandingkan dengan harapannya. Bila kinerja melebihi harapan mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila kinerja tidak sesuai harapan maka akan kecewa. Universitas Sumatera Utara Dalam konsep relationship marketing, kepercayaan merupakan salah satu dimensi dari relationship marketing untuk menentukan sejauhmana yang dirasakan suatu pihak mengenai integritas dan janji yang ditawarkan pihak lain. Kepercayaan terhadap merek terbentuk dari pengalaman masa lalu dan interaksi sebelumnya.Suatu pengalaman konsumsi dapat didefenisikan sebagai kesadaran dan perasaan yang dialami konsumen selama pemakaian jasa (Sunarto, 2006). Dengan adanya kepuasan dan kepercayaan, maka akan terbentuk kesetiaan konsumen. Karena kesetiaan konsumen menunjukkan seberapa lama pelanggan akan loyal. Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan dan disesuaikan terhadap kebutuhan penelitian, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut : KEPUASAN (X1) LOYALITAS NASABAH (Y) KEPERCAYAAN (X2) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.(Sugiyono, 2012) Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah :“Kepuasan dan Kepercayaan signifikan secara terhadap parsial danbersamaanberpengaruh LoyalitasNasabah PT Bank positif Rakyat dan Indonesia (Persero),Tbk Kantor Cabang Sisingamangaraja Medan”. Universitas Sumatera Utara