BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran ( Marketing ) Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2010,p30) lebih dari fungsi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan. Mungkin definisi yang paling sederhana adalah pemasaran mengelola hubungan pelanggan yang saling menguntungkan. Menurut American Marketing Association (2007), “Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large’. Definisi pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun relasi kuat jangka panjang bersama pelanggan. 2.2 Bauran Promosi Buchori (2008,p45) mengemukakan bauran promosi adalah komunikasi yang memberi informasi kepada calon konsumen mengenai suatu produk, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan mendorong mereka untuk membeli. Menurut Stanton dalam Saladin (2006,p172) dikemukakan bahwa bauran promosi ialah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisiti dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. 6 7 Sedangkan Kotler (2008,p264) mengemukakan bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. 2.2.1 Unsur – Unsur Bauran Promosi Bauran Promosi merupakan salah satu aspek dari bauran pemasaran (marketing mix) yang menurut Peter dan Donnelly (2011,p132) empat diantara bauran promosi adalah bentuk komunikasi nonpersonal (iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan langsung), dan personal selling yang merupakan bentuk komunikasi personal. 1) Iklan (Advertising) Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi non personal yang dibayar suatu organisasi. Untuk menginformasikan mengenai produknya, atau kegiatannya yang ditransmisikan melalui media massa kepada target audience. 1) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah kegiatan atau materi yang menawarkan pelanggan, tenaga penjualan, atau reseller sebuah bujukan langsung untuk membeli produk. 2) Penjualan Pribadi (Personal Selling) Personal Selling ialah komunikasi tatap muka dengan pembeli-pembeli yang potensial untuk memberikan informasi kepada mereka dan membujuk mereka untuk membeli produk. 3) Hubungan Masyarakat (Public Relation) Hubungan masyarakat adalah salah satu bentuk komunikasi non personal yang bertujuan untuk mempengaruhi tingkah laku, perasaan dan opini baik 8 dari pelanggan, bukan pelanggan, pemegang saham, pemasok, tenaga kerja. Betntuk populernya yakni publisitas, yang merupakan bentuk dari komunikasi non personal yang tidak di bayar mengenai organisasi dan produknya yang ditransmisikan melewati media massa dalam bentuk berita. 4) Penjualan Langsung (Direct Marketing) Penjualan langsung menggunakan bentuk langsung komunikasi dengan customer.Penjualan langsung didapat dari bentuk direct mail, online marketing, katalog, telemarketing dan respon iklan secara langsung. 2.3 Sales Promotion Sales promotion biasanya digunakan perusahaan produksi barang atau jasa untuk menambah nilai suatu prodak tersebut, yang gunanya untuk merangsang konsumen untuk membeli atau memakai produk atau jasa tersebut. Hal ini didukung oleh Terence A. Shimp (2003,p319) yang mendefinisikan promosi penjualan sebagai aktivitas pemasaran yang bertujuan menstimulasikan aksi pembeli cepat dengan menawarkan keuntungan tambahan kepada pelanggan. Menurut Kotler dan Amstrong (2010,p28-30) Sales Promotion adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan pembelian yang dilakukan konsumen baik dalam jangka pendek maupun keterlibatan guna meningkatkan hubungan jangka panjang konsumen. Kotler (2008,p264) Sales promotion, sebagai unsur utama dalam kampanye pemasaran, adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau 9 pedagang. Alma (2007,p181) Sales promotion adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu prodak atau jasa. Menurut Amstrong dan Kotler (2008,p265) alat-alat Promosi Penjualan meliputi: 1) Customer Promotion Tools Alat promosi konsumen yang diberikan oleh perusahaan berupa pemberian Sample, kupon atau vocher, rabat, paket harga. 2) Trade Promotion Tools Alat promosi perdagangan dapat membujuk resellers untuk membawa merek, mempromosikan merek, dan menyalurkannya kepada konsumen. Contohnya , dengan potongan harga, pemberian produk gratis dalam jumlah tertentu. 3) Business Promotion Tools Alat promosi bisnis ini digunakan untuk menstimulasi peningkatan penjualan, memberikan penghargaan kepada konsumen, serta memotivasi tenaga penjualan. Contohnya, dengan trade show dan sales contest. 2.3.1 Tujuan Sales Promotion Menurut Basu Swastha D. dan Irawan (2001,p353-355) bahwa tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, modifikasi tingkah laku konsumen, dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Menginformasikan, yaitu kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan pasar yang dituju tentang penawaran dari perusahaan. 10 2) Membujuk pelanggan sasaran, yaitu promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi masyarakat namun demikian promosi ini diarahkan untuk mendorong pembelian. 3) Mengingatkan, yaitu promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk dalam masa kedewasaan produk. 4) Modifikasi tingkah laku konsumen, yaitu promosi diarahkan untuk merubah kebiasaan pembelian konsumen. 2.3.2 Manfaat Sales Promotion Adapun manfaat Sales promotion menurut Uyung Sulaksana (2003,p26) adalah sebagai berikut: 1) Komunikasi (Communicative) Promosi penjualan mendapatkan perhatian dan biasanya memberikan informasi yang memperkenalkan satu produk kepada konsumen. 2) Rangsangan (Incentive) Promosi Penjualan memberikan rangsangan bagi pembeli untuk melakukan pembelian dengan segera. 3) Ajakan Undangan (Invitation) Promosi Penjualan mengundang calon konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian. 2.3.3 Jenis Sales Promotion Sales promotion adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan pembelian yang dilakukan konsumen baik dalam jangka pendek 11 maupun jangka panjang, secara garis besar terdapat tiga macam jenis promosi penjualan menurut Kotler dan Amstrong (2010,p503), yaitu : 1) Cunsumer promotions : meningkatkan pembelian pelanggan dalam jangka pendek dan keterlibatan atau untuk meningkatkan hubungan pelanggan jangka panjang. Dapat berupa sample, rabat, hadiah, kontes dan sebagainya. 2) Trade Promotions : Untuk membujuk reseller agar mengangkat merek, memberikan ruang pajang, mempromosikannya dalam iklan dan mendorongnya ke pelanggan. Biasanya dapat berupa pemberian diskon dalam periode waktu tertentu dan barang iklan perusahaan seperti kalender. 3) Business Promotions : Untuk mempimpin bisnis. Merangsang pembelian, memberikan pelanggan hadiah dan memotivasi tenaga penjual. Dapat berupa pemberian konvensi dan pameran dagang, serta kontes penjualan. Selain itu manfaat sales promotion mengalir dari produsen ke konsumen. Sales promotion memungkinkan produsen menguji seberapa tinggi harga yang dapat mereka kenakan, karena mereka akan selalu dapat melakukan diskon. Mereka mempromosikan kesadaran konsumen yang lebih besar atas harga.Mereka membantu produsen mengadaptasikan program dengan segmen konsumen yang berbeda. Konsumen sendiri menikmati beberapa kepuasaan karena menjadi pembelanja yang cerdas ketika mereka mendapatkan keuntungan dari harga spesial. Para pemasar jasa juga memanfaatkan promosi penjualan untuk mencapai tujuan pemasaran. 12 2.4 Pengertian Kualitas Jasa Menurut Kotler dan Keller (2006,p372) menyatakan bahwa jasa adalah sebuah aktivitas yang diasosiasikan dengan elemen intangibility (sesuatu yang abstrak), dimana di dalamnya terjadi interaksi antara pelanggan dengan penyedia pelayanan tetapi tidak berakibat terhadap suatu kepemilikan. Perubahan kondisi dapat saja terjadi dan produksi layanan bisa saja berkaitan dengan sebuah fisik. Menurut Tjiptono dan Chandra (2005,p11), jasa dalah proses serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan sumber daya fisik atau barang dan atau system penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan sering kali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Menurut Freddy Rangkuti (2006,p25) kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena tiap orang akan berbeda dalam mengartikannya, seperti kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan, melakukan segala sesuatu yang membahagiakan. Dalam perspektif TQM (Total Quality Management) kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu tidak hanya aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Freddy Rangkuti (2006,p26) Kualitas jasa juga didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas jasa adalah sebagai berikut: a) Kualitas teknik (outcome), yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu 13 sendiri, dan b) Kualitas pelayanan (proses), yaitu kualitas cara penyampaian jasa tersebut. Karena jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu dapat dievaluasi secara akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas jasa berdasarkan apa yang dirasakannya, yaitu atribut-atribut yang mewakili kualitas proses dan kualitas pelayanan. Oleh sebab itu pada prinsipnya adalah untuk menjaga janji pelanggan agar dapat dilayani dengan mutu pelayanan yang terbaik sehingga pelanggan dapat merasa puas. 2.4.1 Karakteristik Jasa Berdasarkan karakteristiknya, kebanyakan layanan mempunyai tiga karekteristik dasar (Gronroos,2002,p47) yang meliputi : 1) Layanan adalah proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas (bukan benda). 2) Untuk taraf tertentu, layanan diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. 3) Untuk taraf tertentu, pelanggan ikut berpartisipasi dalam proses produksi layanan. Menurut Simamora (2003,p175) Jasa atau layanan memiliki empat karakteristik yaitu : 1) Tak Berwujud (Intangibility) Layanan bersifat intangible artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, dan didengar sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari layanan sebelum ia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli layanan, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa 14 layanan tersebut. Pelayanan tidak lantas memiliki layananan yang dibelinya. 2) Tak Terpisahkan (Inseparability) Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.Sedangkan layanan biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. 3) Keanekaragaman (Variability) Layanan bersifat sangat variatif karena merupakan non-standard zedoutput artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana layananan tersebut dihasilkan. 4) Tak tahan lama (Perishability) Layanan merupakan komoditas yang tidak dapat tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu layanan tidak digunakan akan berlalu begitu saja. 2.4.2 Mengelola Jasa pelayanan Menurut Wood (2009,p22) ada sepuluh contoh melakukan jasa pelayanan dengan baik, diantaranya: 1) Selalu perlakukan pelanggan anda dengan hormat : hormati waktu mereka, privacy mereka, intelegensia mereka (jangan perlakukan pelanggan seperti orang bodoh), hormati keputusan mereka untuk melakukan pembelian dari bisnis anda bukan dari pesaing anda. 2) Jika membuat janji, tepati tanpa Belajarmembuat janji yang realistis. ada tapi dan pengecualian. 15 3) Mengenai keakraban, biarkan pelanggan anda menetapkan batasannya. Selalu hargai dan hormati batasan tersebut. 4) Jika anda bukan komunikator yang baik, pelajarilah keterampilan ini. Mulailah menjadi pendengar yng baik. 5) Semua masalah internal perusahaan harus dijauhkan dari percakapan dengan pelanggan. Mereka tidak ingin tahu dan anda tidak seharusnya menceritakan pada mereka. 6) Berikan pelayanan konsisten dari hari ke hari. 7) Jaga penggantian karyawan pada level minimum dan miliki periode peralihan yang teratur untuk meminimisasi gangguan terhadap pelanggan. 8) Belajarlah cara menjual, penjual yang baik adalah juga layanan pelanggan yang baik. 9) 10) 2.4.3 Selalu ucapkan terimakasih di akhir transaksi. Selalu perlakukan pelanggan seperti pelanggan baru. Dimensi Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan menurut Olsen dan Wyckoff dalam yamit (2010.p22) jasa pelayanan adalah sekelompok manfaat yang berdaya guna baik secara ekplisit maupun implisit atas kemudahan untuk mendapatkan barang maupun jasa pelayana. Kelima dimensi kualitas pelayan adalah sebagai berikut : a) Tangibles (bukti langsung) yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. b) Realibility (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan c) pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan. 16 d) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk membantupara pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. e) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan. f) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Lebih lanjut dikemukakan terdapat beberapa faktor penghambat dalam pelayanan yang diindentifikasikan sebagai berikut: a) Kurangnya otoritas yang diberikan terhadap bawahan; b) Terlalu birokrasi sehingga lambat dalam menghadapi keluhan konsumen; c) Bawahan tidak berani menggambil keputusan sebelum ada izin dari atasan; d) Petugas sering bertindak kaku dan tidak memberikan jalan keluar yang baik; dan e) Petugas sering tidak ada di tempat pada waktu jam kerja sehingga sulit untuk dihubungi. 2.5 Pembelian Ulang Pembelian ulang adalah individu melakukan pembelian produk atau jasa dan menentukan untuk membeli lagi, maka pembelian kedua dan selanjutnya disebut pembelian ulang. Pembelian ulang didefinisikan oleh Dharmmesta & Handoko (2008) adalah pembelian yang pernah di lakukan terhadap produk atau jasa yang sama dana akan membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya. Sedangkan definisi pembelian ulang menurut Sunarto (2003) adalah konsumen hanya membeli produk atau jasa secara berulang tanpa mempunyai perasaan khusus terhadap apa yang dibelinya. 17 Oliver (dalam Usmara, 2000) menganggap intensitas pembelian (purchaseintentions) sebagai suatu fungsi perilaku individual terhadap suatu produk atau jasa, sehingga konsumen membentuk suatu perilaku tentang pemberi jasa berdasarkanpengharapan mereka sebelumnya mengenai performansi perusahaan dan perilaku inimempengaruhi keinginan mereka untuk membeli (purchase intentions). Pengertian pembelian ulang adalah individu melakukan pembelian produk atau jasa dan menentukan untuk membeli lagi, maka pembelian kedua dan selanjutnya disebut pembelian ulang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pembelian ulang adalah suatu wujud perilaku individual pada suatu toko dimana konsumen melakukan pembelian secara berulang sebagai hasil evaluasi konsumen terhadap pengalaman konsumsi sebelumnya. 2.5.1 Aspek-Aspek Kecenderungan Pembelian Ulang Konsep variabel antara kecenderungan sikap terhdapap bukti fisik, proses serta karyawan serta perannya dalam menimbulkan niat beli ulang menurt Zulganef (2002), dan beberapa aspek yang dapat dijadikan indikator kecenderungan pembelian yaitu : 1) Kepuasan Konsumen Kepuasaan konsumen terletak dari produk yang didapat, apakah sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.Disamping itu juga mengukur kepuasaan konsumen dengan pelayanan yang diberikan apakah konsumen merasa puas dan nyaman dengan pelayanan yang kita berikan. 18 2) Kepercayaan Bila konsumen merasa percaya akan produk kita, konsumen akan membeli secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, membuat mereka tidak terpengaruh produk pesaing. Dan konsumen akan mendorong teman-teman mereka untuk membeli atau menggunakan produk / jasa yang ditawarkan kita. 3) Komitmen Konsumen tidak terpengaruh terhadap barang atau jasa dari perusahaan pesaing. Mereka akan berkomitmen untuk menggunakan produk kita. 2.5.2 Faktor Pembelian Ulang Pada saat konsumen memiliki tujuan pembelian ulang terhadap suatu produk dengan brand tertentu, maka pada saat itu pula secara tidak langsung konsumen tersebut juga telah memiliki perilaku loyal serta rasa puasterhadap brand itu,sehingga pada saat konsumen melakukanpembelian ulang terhadap produk dengan brand yang sama. Sebenarnya brand tersebut dari sisi konsumen sudah memiliki nilai beli brand, atau dengan kata lain, ada nilai rasa yang diterimaoleh konsumen. Secara tidak langsung didalam pembelian ulang telah terkandung unsur loyal terhadap suatu brand product, sehingga Mowen dan Minor, 1998 dalam Isnandar, 2002 menggunakan definisi loyalitas merk dalam kondisi dimana konsumen mempunyai perilaku positif terhadap suatu merk, mempunyai komitmen pada merk tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya pada masayang akan datang. 19 Perkiraan yang paling mungkinterjadi terhadap pembelian ulang yaitu ketika terjadi penyesuaian, diantara dua dari kategori-kategori berikut ini: a) Action Pembelian untuk digunakan sendiri atau diberikan sebagai hadiah b) Target Jenis khusus dari suatu produk dan brand c) Context Jenis store yang didasarkan pada suatu harga dan kondisi-kondisi lainnya d) Time Pembelian yang di lakukan biasanya dalam minggu, bulan atau tahun. Dengan kata lain, jika ingin mengetahui kemungkinan pembelian konsumen terhadap suatu produk dengan brand tertentu pada waktuyang akan datang, maka marketers perlu mempertimbangkan hal-hal seperti: tujuan dari pembelian itu sendiri, lokasi pembelian dan waktu pembelian (Kevin L. K, 2003). 2.6 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca, diantaranya : Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ari Pribadi dan Hilda Ayu Aprilia 2012 dengan judul Analisa pengaruh Sales promotion terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (studi kasus: Konsumen dealer kembar motor). Pada penelitian tersebut dijelaskan adakah pengaruh 20 hubungan sales promotion (diskon, undian, dan hadiah) dengan keputusan pembelian sepeda motor honda pada dealer kembar motor. Penelitian yang dilakukan oleh Jefta Ryant Alexander Daris dan Martha Sanjaya 2012 dengan judul Efektifitas Sales Promotion Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Penggambilan Keputusan Pembelian Produk Kopi Merek White Coffee. Pada penelitian ini Apakah hubungan sales promotion OldTown White Coffee dan perilaku konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian produk food and beverage. Jurnal penelitian Effect of Sales Promotion as a Tool on Organizational Performance. Penelitian yang dilakukan Ibojo Bolanle Odunlami dan omos 2011, penelitian tersebut menjelaskan kinerja organisasi dalam perusahaan tersebut belum memanfaatkan teknik promosi penjualan yang maximal dalam meningkatkan kinerja organisasi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Shahriar Ansari 2011 The Effect of Sales promotion on Consumer Interest to Purchase in IKCO Automotive Company. Menjelasakan bahwa promosi penjualan telah menjadi alat penting untuk pemasaran dan telah meningkatkan penjualan selama bertahun-tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Oyeniyi Omotayo 2011, dalam judul Sales Promotion and Consumer Loyality : A study of Nigerian Tecommunication Industry. Menjelaskan pengaruh promosi penjualan terhadap loyalitas pelanggan di industry telekomunikasi, dan mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap loyalitas pelanggan menggunakan sample pelanggan mobile telekomunikasi layanan.