Dinamika Sektor Industri Manufaktur Dalam

advertisement
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Umum Dasar Pemikiran Penelitian
Perekonomian suatu wilayah yang relatif maju ditandai oleh semakin besarnya
peran sektor industri manufaktur dan jasa dalam menopang perekonomian wilayah.
Sektor industri manufaktur telah menggantikan peran sektor tradisional (pertanian)
dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan wilayah. Begitupula pada
perekonomian Indonesia yang berkembang cukup pesat sejak memasuki awal periode
pembangunan orde baru, khususnya sektor industri manufaktur sebagai sektor utama
yang lambat laun menggantikan peran sektor pertanian. Pada awal tahun 1980-an
Indonesia adalah salah satu negara industri penting di antara negara-negara sedang
berkembang. Proses industrialisasi di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang
cukup berarti dengan kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB yang terus
meningkat dari di bawah 10 persen pada awal tahun 1970-an sampai mencapai di atas
18 persen pada tahun 1989. Perkembangan industri manufaktur yang pesat di Indonesia
ternyata bias ke pulau Jawa. Pada tahun 1999, pulau Jawa menyumbang 81.07 persen
terhadap total penyerapan tenaga kerja dan 81.08 persen terhadap total nilai tambah
industri besar dan sedang di Indonesia. Sumbangan sektor manufaktur terhadap PDRB
di pulau Jawa sendiri cukup bervariasi antar propinsi, dan provinsi Jawa Timur masih
menjadi provinsi yang paling berkembang industrinya di Indonesia sampai tahun 1984,
dengan sektor manufaktur menyumbang hampir 15 persen PDRB. Perkembangan
selanjutnya, pada tahun 1999 sumbangan Jawa Timur mengalami peningkatan dengan
menyumbangkan 27,37 persen terhadap PDRB, walaupun peningkatannya masih di
bawah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Perekonomian di Jawa Timur sendiri secara umum didominasi oleh empat sektor
dominan utama, yakni sektor industri manufaktur, sektor perdagangan-hotel-restoran,
sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa, yang sudah menguasai pangsa 77 persen dari total
PDRB Jawa Timur. Dibandingkan sebelum krisis (1993-1996) dan sesudah krisis
(1997-2001), keempat sektor dominan itu tidak mengalami perubahan yang berarti.
Sektor industri manufaktur pengolahan tetap menjadi leading sector ekonomi Jawa
23
Timur dengan pangsa rata-rata sekitar 28 persen, disusul sektor perdagangan-hotelrestoran (21 persen), sektor pertanian (17 persen), dan sektor jasa-jasa (11 persen).
Pertumbuhan sektoral ekonomi Jawa Timur terdapat perubahan sumber
pertumbuhan antara sebelum dan setelah krisis. Sebelum krisis sumber pertumbuhan
dikuasai oleh sektor industri manufaktur, perdagangan, bangunan, angkutan, dan
keuangan, yang kelimanya memberikan sumbangan pertumbuhan hingga 90 persen.
Setelah krisis, khususnya sejak tahun 2000, sumber pertumbuhan sektoral ekonomi
Jawa Timur bergeser ke sektor perdagangan, industri, angkutan, jasa, dan listrik-gas-air,
kelima sektor tersebut sudah memberikan sumbangan pertumbuhan sekitar 89 persen.
Sektor industri manufaktur terhadap pertumbuhan perekonomian di Jawa Timur
telah terbukti memiliki kontribusi yang tidak bisa diremehkan. Sektor industri
manufaktur adalah sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
perekonomian, serta terhadap penyerapan tenaga kerja, selain itu sektor ini mampu
mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan baik langsung maupun
tidak langsung. Hal ini dikarenakan pertumbuhan industri manufaktur mampu
mendorong investasi di sektor-sektor lain, sehingga antara sektor industri manufaktur
dengan sektor-sektor lainnya memiliki keterkaitan (lingkages), baik sektor industri
manufaktur manufaktur mampu menjadi pendorong bagi sektor lainnya (forward
lingkages) maupun sebagai penyerap/pemakai output dari sektor-sektor lainnya
(backward lingkages). Sektor industri manufaktur pada akhirnya diharapkan mampu
meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan pendapatan per
kapita masyarakat dan mampu memberikan peluang kesempatan kerja yang lebih luas
bagi masyarakat, ditambah dengan adanya pentumbuhan sektor-sektor lainnya
dikarenakan keterkaitan antar sektor yang terjadi. Telah dijelaskan sebelumnya sektor
industri manufaktur meskipun memiliki peranan yang cukup besar seiring proses
pembangunan peranannya dalam perekonomian mengalami penurunan maka perlu
dikaji apakah sektor industri manufaktur masih mampu menjadi sektor kunci dalam
perekonomian wilayah Jawa Timur atau terjadi penurunan peranan dan ada gejala
deindustrialisasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji bagaimanakah peranan
sektor industri manufaktur dalam perekonomian di Jawa Timur dan keterkaitan antar
sektornya, dan terhadap penyerapan tenaga kerjanya, serta struktur ekonomi.
24
3.2. Kerangka Operasional Penelitian
Berdasarkan uraian sebelumnya, fokus penelitian ini adalah pada perekonomian
Jawa Timur khususnya pada sektor industri manufaktur. Peneliti akan mengkaji
bagaimanakah keterkaitan sektor industri manufaktur dengan sektor-sektor lainnya
dalam perekonomian Jawa Timur dengan menggunakan Analisis Input-Output tahun
2004, Tabel Input-Output tahun 2004 tersebut merupakan hasil updating Tabel InputOutput tahun 2000. Updating Tabel I-O tersebut menggunakan tehnik RAS.
Tujuan pertama yaitu peranan sektor industri manufaktur dalam perekonomian
di Jawa Timur akan dijawab dengan analisis I-O tahun 2000 dan 2004, dan analisis
deskriptif mengenai tenaga kerja. Analisis-analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dari tabel dasar I-O (output, nilai tambah, dan permintaan akhir), serta analisis
deskriptif tenaga kerja, analisis keterkaitan kebelakang/kedepan baik secara langsung
maupun tidak langsung, Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan, serta analisis
pengganda (pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja).
Tujuan kedua yaitu untuk mengetahui apakah terjadi deindustrialisasi di Jawa
Timur dan pada subsektor industri manufaktur mana deindustrialisasi paling kuat
terindikasi, digunakan lima kriteria yaitu :
1. Menurunnya PDRB sektor industri manufaktur dengan membandingkan PDRB
tahun 2000-2005.
2. Menurunnya nilai output sektor industri manufaktur, dengan membandingkan nilai
output tahun 2000 dan 2004.
3. Menurunnya nilai ekspor sektor industri manufaktur dengan membandingkan nilai
ekspor tahun 2000 dan 2004.
4. Menurunnya pekerja di sektor industri manufaktur dengan membandingkan jumlah
tenaga kerja tahun 2000 dan 2004.
5. Menurunnya sektor industri manufaktur dibandingkan dengan sektor lain dengan
membandingkan nilai DIBL, DIFL tahun 2000 dan 2004.
Download