BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

advertisement
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasar analisis dan pembahasan atas hasil penelitian, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Hasil statistik deskriptif menunjukkan kondisi kelembagaan kelompok tani
dalam persepsi responden. Kelompok tani aktif mempunyai kondisi lebih baik
pada beberapa aspek dibandingkan kelompok tani pasif, yaitu pada aspek
kepastian aturan hukum, sistem pengelolaan data, dan daya survive.
Sementara itu tidak ada satu aspek pun pada kelompok tani pasif yang
mempunyai kondisi lebih baik dibanding kelompok tani aktif. Hasil uji beda
Mann-Whitney yang ditunjukkan dengan p-value (<0.05), memperlihatkan
bahwa terdapat tiga aspek kelembagaan yang mempunyai perbedaan
signifikan secara statistik, yaitu aspek kepastian aturan hukum, sistem
pengelolaan data, dan daya survive. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
kondisi kelembagaan, menurut persepsi responden, antara kelompok tani aktif
dengan kelompok tani pasif.
2. Uji Kruskal-Wallis untuk melihat perbedaan peran kelompok tani aktif,
kelompok tani pasif, dan penyuluh pertanian dalam meningkatkan pendapatan
petani melalui kolektivikasi modal, kolektivikasi produksi, kolektivikasi
pemasaran, dan efisiensi biaya transaksi memperlihatkan bahwa terdapat dua
aspek yang mempunyai perbedaan signifikan secara statistik, yaitu dalam
kolektivikasi modal dan efisiensi biaya transaksi. Sementara dalam dua aspek
67
68
lainnya yaitu dalam kolektivikasi produksi, dan kolektivikasi pemasaran
produk pertanian, tidak terdapat perbedaan signifikan baik pada kelompok tani
aktif, kelompok tani pasif, maupun penyuluh pertanian.
3. Hasil analisis korelasi variabel-variabel kelembagaan terhadap peran
kelembagaan dalam peningkatan pendapatan petani pada kelompok tani aktif,
diindikasikan terdapat korelasi positif antara aspek sistem pendidikan dan
pelatihan, dan aspek hubungan eksternal dengan peran kelompok dalam
peningkatan pendapatan petani. Korelasi positif ini signifikan pada tingkat
0.05 (2 sisi). Sementara indikator institusional lain memiliki tingkat korelasi
yang rendah dan tidak signifikan terhadap peran kelompok tani aktif dalam
peningkatan pendapatan petani anggotanya. Sedangkan pada kelompok tani
pasif, menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi positif antara seluruh aspek
kelembagaan dengan peran kelompok tani dalam peningkatan pendapatan
petani.
Apabila data pada kedua kelompok (kelompok tani aktif dan
kelompok tani pasif) diolah secara bersama-sama menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara variabel-variabel kelembagaan dengan
peran kelembagaan pertanian dalam peningkatan pendapatan petani.
4.2 Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas, maka saran yang bisa disampaikan penulis
bagi pengambil kebijakan dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo,
dalam upaya meningkatkan pendapatan petani agar:
69
1. Meningkatkan kapasitas dan peran lembaga penyuluhan pertanian, sebagai
salah satu ujung tombak pembangunan pertanian, melalui peningkatan
kapasitas dan kemampuan penyuluh untuk:
a. Mendorong
kelompok tani pasif untuk
kembali menggerakkan
organisasinya dan terus meningkatkan kemampuan dan perannya
sehingga kehadiran kelompok dirasakan manfaatnya bagi petani.
b. Membangun kapasitas kelompok tani sebagai wadah pengembangan
potensi petani, yang memiliki titik strategis dalam menggerakkan sistem
agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada perlu
diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan
peningkatan kapasitas petani melalui konsolidasi petani dalam satu
wadah untuk menyatukan gerak ekonomi dalam setiap rantai pertanian,
dari pra-produksi sampai pemasaran. Konsolidasi tersebut pertama
dilakukan dengan kolektivikasi semua proses dalam rantai pertanian,
meliputi kolektivikasi modal, kolektivikasi produksi, dan kolektivikasi
pemasaran.
2. Menekankan pada program penguatan kelembagaan kelompok tani melalui
penguatan aspek-aspek kelembagaan sebagai berikut:
a. Aspek sistem pendidikan dan pelatihan bagi petani, yang bertujuan untuk
meningkatkan
kapasitas
petani
(peningkatan
pengetahuan
dan
ketrampilan penerapan teknologi baru dalam mengelola usahataninya
meliputi upaya peningkatan kemampuan budidaya, dan kemampuan
70
mengelola usahatani sebagai suatu usaha yang berorientasi pada
peningkatan keuntungan);
b. Aspek hubungan eksternal, sehingga petani mempunyai kemampuan
membangun hubungan kerjasama saling menguntungkan dengan pihak
lain.
Download