JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 1, April 2011 : 1 - 11 PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS (Studi Kasus pada PT Timah, Tbk. dan PT Antam, Tbk.) Oleh * Yoyon Supriyadi dan Fani Fazriani * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT This research is concerning company’s working capital measured by financial ratio and working capital turnover that was occuring during the period of five years, that is during 2004 – 2087. The writers did this research to find out more about how the condition of working capital rotation at PT Timah Tbk. And PT Antam Tbk. The instrument used by the writers is ratio of working capital with its indicators: liquidity and profitability. Based on the result of calculation, working capital rotation at the two companies can be found out through the acquisition ratio variable, although the company’s average cost increases year after year. It’s influenced by the acquisition of each post at the ratio. The result shows that the condition of working capital at PT Timah Tbk. as measured by the regression test has effect of 98,6% of the company’s liquidity. The rest, 1,4%, was influenced by other factors. And the condition of working capital at PT Antam Tbk., measured by the regression test, has effect of 96% of the company’s liquidity. The remaining, 4%, was influenced by other factors. It’s not so with the profitability of the two companies. From both, the working capital condition at PT Timah Tbk. measured by regression test has influence 67,1% to the company’s liquidity, as measured by the indicators of the remaining 32,9%. And the working capital condition at PT Antam Tbk. measured by regression test has influence as high as 37,8% of the company’s liquidity, as measured by the indicators of the larger remaining 62’% influenced by other factors. Key words: working capital; liquidity; profitability PENDAHULUAN Dalam daur kehidupan suatu perusahaan, banyak terjadi perubahan-perubahan organisatoris. Dengan bertambah dewasanya perusahaan, perusahaan juga dapat berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah dan bersaing untuk memperoleh manajemen berkemampuan terbaik. Kondisi finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan mencerminkan efisiensi dalam kinerja perusahaan menjadi tuntutan utama untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya. Dengan berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam perusahaan, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, dimana faktor produksi modal mempunyai arti penting. Pengelolaan perusahaan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelian (pembelanjaan), produksi, pemasaran dan pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan 1 SUPRIYADI dan FAZRIANI, Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas dan Profitabilitas yang paling sering menjadi permasalahan adalah masalah pembelanjaan perusahaan yang mana menyangkut masalah keseimbangan keuangan (financial) yang ada dalam perusahaan tersebut, yang berarti manajemen perusahaan hanya dapat menyeimbangkan antara harta (aktiva) dengan hutang (pasiva) perusahaan. Peranan manajemen perusahaan sangatlah penting, karena dalam setiap perusahaan membutuhkan dana atau modal kerja yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan untuk mengadakan pengembangan usahanya. Dalam arti modal kerja sangat penting bagi perusahaan sebagai motor penggerak dalam sistem keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya modal kerja dalam perusahaan, manajemen keuangan harus dapat merencanakan dengan baik besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena jika terjadi kelebihan atau kekurangan dana hal ini akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Selain itu juga perusahaan harus dapat memilih sumber-sumber dana yang baik dan dapat mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Sumber-sumber dana dapat diperoleh perusahaan melalui modal sendiri, keuntungan yang diperoleh (laba), hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Manajemen perusahaan haruslah perlu untuk mengusahakan dan menjaga keseimbangan dalam mengatur siklus perputaran modal kerja, karena didalam pengelolaan modal kerja itu sendiri ada beberapa kontradiksi yang dialami perusahaan yaitu antara modal kerja yang menitikberatkan pada usaha untuk menjaga likuiditas dan modal kerja yang menitikberatkan pada usaha untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya penjualan, total aktiva maupun modal sendiri sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara kontinu. 2 Jika perusahaan hanya menitikberatkan pada likuiditasnya saja dan untuk rasa aman (safety) dengan hanya menyediakan dana tanpa ditanamkan pada aktiva lain yang dapat memberikan tambahan pendapatan akan menyebabkan rendahnya keuntungan, karena luas operasi perusahaan kecil atau sedikit akan menimbulkan kerugian. Begitu pula sebaliknya, jika perusahaan hanya menitikberatkan pada profitabilitas saja dengan hanya menyediakan sedikit alat-alat likuid maka akan mengurangi kepercayaan kreditur. Disitulah guna manajemen perusahaan, harus dapat menyeimbangkan modal kerja antara likuiditas perusahaan dan profitabilitas perusahaan, agar tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan dan mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dengan menggunakan modal kerja yang dimilikinya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder (Secondary Data) Prosedur data yang penulis kumpulkan guna untuk keperluan penyusunan skripsi ini adalah melalui beberapa jenis prosedur pengumpulan data, prosedur pengumpulan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Study Kepustakaan (Library Research); (2) Internet Browsing Teknik yang digunakan dalam menganalisis pengaruh modal kerja terhadap tingkat pengendalian liluiditas dan profitabilitas dengan menggunakan data yang akan diperoleh di dalam laporan keuangan pada perusahaan yang akan diteliti : (1) Analisis Rasio; (2) Uji Asumsi Klasik dengan (a) Koefisien Korelasi; (b) Koefisien Determinasi ; (3) Analisis Regresi Linear Sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar Pada PT. TIMAH, Tbk dan PT. ANTAM, Tbk Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011 Uji Regresi pada PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0.993 atau sebesar 99.3%. Nilai 0.993 atau 99.3% ini menunjukkan bahwa hubungan antara rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan rasio lancar (Current Ratio) memiliki hubungan korelasi positif yang kuat, hal ini menunjukkan bahwa eratnya hubungan variabel Rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan rasio lancar (Current Ratio). Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat nilai koefesien determinasi (R2), yaitu sebesar 0.986 atau sebesar 98.6%. Nilai 0.986 atau 98.6% artinya adalah 0.986 atau 98.6% keragaman rasio lancar (Current Ratio) dapat dipengaruhi oleh perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over), oleh karena itu 0.986 atau 98.6%perputaran modal kerja mempengaruhi rasio lancar (Current Ratio) sedangkan sisanya yaitu sebesar 0.014 atau sebesar 1.4% dipengaruhi oleh beban usaha seperti beban penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya eksplorasi, pendapatan bunga dan juga beban pajak . Pada tabel 2 dapat menunjukkan nilai Fhitung yaitu sebesar 209.661 dengan memiliki tingkat signifikant sebesar 0,001 atau sebesar 1%. Tingkat signifikant sebesar 0,001 atau sebesar 1% lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 10%, hal ini menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) sebagai variabel bebas (Independent Value) dengan Rasio Lancar (Current Ratio) sebagai variabel terikat (Dependent Value) memiliki pengaruh yang signifikant diantara keduanya, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang dibangun diantara keduanya ini adalah baik. Dari tabel 3, dapat diketahui koefesien regresi pada kasus hubungan antara Perputaran Modal Kerja pada Rasio Lancar pada perusahaan PT. TIMAH, Tbk. Persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y1 = 0.466 +0.382X Keterangan : Y1 = Rasio Lancar (Current Ratio) X = Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) Pada kasus perusahaan PT. TIMAH, Tbk memiliki nilai yang positif yaitu alpha (α) 0.466 dan nilai beta positif (β) 0.382, sehingga persamaan regresi diatas menggambarkan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap rasio lancar perusahaan. Hal ini berarti, jika perputaran modal kerja naik sebesar Rp. 1, maka rasio lancar (Current Ratio) bergerak berbanding lurus mengalami kenaikan sebesar 0.382. Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 3 adalah sebesar 14.480 sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3, maka nilai dari ttabel adalah 2.353. Dari pengujian antara uji thitung dengan ttabel, hal ini dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau 14.480 > 2.353, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Lancar (Current Ratio). Pada tabel 2 dapat diketahui juga hasil uji F yaitu sebesar 209.661 dengan tingkat signifikansi 10%, sedangkan pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3 maka nilai dari Ftabel adalah 10.13. Dari pengujian antara Fhitung dengan Ftabel hal ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki hubungan dengan Rasio Lancar (Current Ratio). Tabel 1. Uji Regresi Perputaran Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar PT. TIMAH, Tbk Model Summary Adjusted Std. Eror of Model R R Square R Square The Estimate .986 .981 .07555 1 .993a a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over 3 SUPRIYADI dan FAZRIANI, Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas dan Profitabilitas Tabel 2 ANOVAb Sum of Squares df Mean Squre 1 1.197 1.197 Regression Residual .017 3 .006 Total 1.214 4 a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over b Dependent Variable: Current Ratio Model 1 F 209.661 Sig. .001a Tabel 3 Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) Working Capital Turn Over a Dependent Variable: Current Ratio Uji Regresi pada PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0.980 atau sebesar 98.0%. Nilai 0.980 atau 98.0% ini menunjukkan bahwa hubungan antara rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan rasio lancar (Current Ratio) memiliki hubungan korelasi positif yang kuat, hal ini menunjukkan bahwa eratnya hubungan variabel Rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan rasio lancar (Current Ratio). Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat nilai koefesien determinasi (R2), yaitu sebesar 0.960 atau sebesar 96.0%. Nilai 0.960 atau 96.0% artinya adalah 0.960 atau 96.0% keragaman rasio lancar (Current Ratio) dapat dipengaruhi oleh perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over), oleh karena itu 0.960 atau 96.0% perputaran modal kerja mempengaruhi rasio lancar (Current Ratio) sedangkan sisanya yaitu sebesar 0.040 atau sebesar 4% dipengaruhi oleh penurunan aktiva tetap, kenaikan biatya tangguhan, kenaikan hutang pajak dan beban bunga. Pada tabel 5 dapat menunjukkan nilai Fhitung yaitu sebesar 71.242 dengan memiliki tingkat signifikan sebesar 0.003 atau sebesar 3%. Tingkat signifikant sebesar 0.003 atau sebesar 3% lebih kecil dari tingkat signifikan yang 4 .466 .382 .129 .026 Standardized Coefficients Beta .993 t 3.625 14.480 Sig. .036 .001 ditentukan yaitu 10%, hal ini menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) sebagai variabel bebas (Independent Value) dengan Rasio Lancar (Current Ratio) sebagai variabel terikat (Dependent Value) memiliki pengaruh yang signifikant diantara keduanya, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang dibangun diantara keduanya ini adalah baik. Dari tabel 6, dapat diketahui koefesien regresi pada kasus hubungan antara Perputaran Modal Kerja pada Rasio Lancar pada perusahaan PT. ANTAM, Tbk. Persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y1 = 0.736 + 0.543X Keterangan : Y1 = Rasio Lancar (Current Ratio) X = Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) Pada kasus perusahaan PT. ANTAM, Tbk memiliki nilai yang positif yaitu alpha (α) 0.736 dan nilai beta positif (β) 0,543 sehingga persamaan regresi diatas menggambarkan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang positif. Jika setiap perubahan perputaran modal kerja naik sebesar Rp. 1, maka rasio lancar (Current Ratio) bergerak berbanding lurus yang berarti bahwa setiap kenaikan Perputaran Modal Kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0.543. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011 Pada tabel 5 dapat diketahui juga hasil uji F yaitu sebesar 71.242 dengan tingkat signifikansi 10%, sedangkan pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3 maka nilai dari Ftabel adalah 10.13. Dari pengujian antara Fhitung dengan Ftabel hal ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki hubungan dengan Rasio Lancar (Current Ratio). Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 6 adalah sebesar 8.441 sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3, maka nilai dari ttabel adalah 2.353. Dari pengujian antara uji thitung dengan ttabel, hal ini dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau 8.441 > 2.353, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Lancar (Current Ratio). Tabel 4. Uji Regresi Perputaran Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar PT. ANTAM, Tbk Model Summary Adjusted Std. Eror of Model R R Square R Square The Estimate .960 .946 .52735 1 .980a a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over Tabel 5 ANOVAb Sum of Squares df Mean Squre 19.812 1 19.812 Regression Residual .834 3 .278 Total 20.646 4 a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over b Dependent Variable: Current Ratio Model 1 F 71.242 Sig. .003a Tabel 6 Model 1 Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) Working Capital Turn Over a Dependent Variable: Current Ratio Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Marjin Laba Operasi Pada PT. TIMAH, Tbk dan PT. ANTAM, Tbk Uji Regresi pada PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0.819 atau sebesar 81.9%. Nilai 0.819 atau 81.9% ini menunjukkan bahwa hubungan antara rasio .736 .543 .470 .064 Standardized Coefficients Beta .980 T 1.565 8.441 Sig. .216 .003 perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin) memiliki hubungan korelasi positif yang kuat, hal ini menunjukkan bahwa eratnya hubungan variabel Rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin). Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat nilai koefesien determinasi (R2), yaitu sebesar 0.671 atau sebesar 67.1%. Nilai 0.671 atau 67.1% 5 SUPRIYADI dan FAZRIANI, Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas dan Profitabilitas artinya adalah 0.671 atau 67.1% keragaman marjin laba operasi (Operating Profit Margin) dapat dipengaruhi oleh perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over), oleh karena itu 0.671 atau 67.1% perputaran modal kerja mempengaruhi marjin laba operasi (Operating Profit Margin) sedangkan sisanya yaitu sebesar 0.329 atau sebesar 32.9% dipengaruhi oleh penurunan laba kotor yang mengakibatkan penurunan laba usaha, kenakan piutang lainlain, kenaikan pajak dan biaya yang masih harus dibayar . Pada tabel 8 dapat menunjukkan nilai Fhitung yaitu sebesar 6.127 dengan memiliki tingkat signifikant sebesar 0.090 atau sebesar 9%. Tingkat signifikan sebesar 0,090 atau sebesar 9% lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 10%, hal ini menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) sebagai variabel bebas (Independent Value) dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin) sebagai variabel terikat (Dependent Value) memiliki pengaruh yang signifikan diantara keduanya, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang dibangun diantara keduanya ini adalah baik. Dari tabel 9, dapat diketahui koefesien regresi pada kasus hubungan antara Perputaran Modal Kerja pada Marjin Laba Operasi pada perusahaan PT. TIMAH, Tbk. Persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y2 = -0.138 + 0.063X Keterangan : Y2 = Marjin Laba Operasi (Operating Profit Margin) X = Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) Tabel 7 Uji Regresi Perputaran Modal kerja Terhadap Marjin Laba Operasi PT. TIMAH, Tbk Model Summary Adjusted Std. Eror of Model R R Square R Square The Estimate .671 .562 .07327 1 .819a a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over Tabel 8 ANOVAb Sum of Squares df Mean Squre .033 1 .033 Regression Residual .016 3 .005 Total .049 4 a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over b Dependent Variable: Operating Profit Margin Model 1 F 6.127 Sig. .090a Tabel 9 Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -.138 Working Capital Turn Over .063 a Dependent Variable: Operating Profit Margin 6 .125 .026 Standardized Coefficients Beta .819 T -1.106 2.475 Sig. .349 .090 Pada kasus perusahaan PT. TIMAH, Tbk memiliki nilai yang negatif yaitu alpha (α) 0.138 sedangkan nilai beta positif (β) 0.063, sehingga persamaan regresi diatas menggambarkan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang positif. Jika setiap perubahan perputaran modal kerja naik sebesar Rp. 1, maka marjin laba operasi (Operating Profit Margin) bergerak berbanding lurus yang berarti bahwa setiap kenaikan Perputaran Modal Kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0.063, namun sebaliknya jika Perputaran Modal Kerja mengalami penurunan, maka marjin laba operasi akan mengalami penurunan sebesar 0.063. Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 9 adalah sebesar 2.475 sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3, maka nilai dari ttabel adalah 2.353. Dari pengujian antara uji thitung dengan ttabel, hal ini dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau 2.475 > 2.353, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marjin laba operasi (Operating Profit Margin). Pada tabel 8 dapat diketahui juga hasil uji F yaitu sebesar 6.127 dengan tingkat signifikansi 10%, sedangkan pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3 maka nilai dari Ftabel adalah 10.13. Dari pengujian antara Fhitung dengan Ftabel hal ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki hubungan dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin). Uji Regresi pada PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0.615 atau sebesar 61.5%. Nilai 0.615 atau 61.5% ini menunjukkan bahwa hubungan antara rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin) memiliki hubungan korelasi positif yang kuat, hal ini menunjukkan bahwa eratnya hubungan variabel Rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over) dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin). Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat nilai koefesien determinasi (R2), yaitu sebesar 0.378 atau sebesar 37.8%. Nilai 0.378 atau 37.8% artinya adalah 0.378 atau 37.8% keragaman marjin laba operasi (Operating Profit Margin) dapat dipengaruhi oleh perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over), oleh karena itu 0.378 atau 37.8% perputaran modal kerja mempengaruhi marjin laba operasi (Operating Profit Margin) sedangkan sisanya yaitu sebesar 0.622 atau sebesar 62.2% dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti : ketidakstabilan kas dan setara kas tiap tahunnya, kenaikan kas yang dibatasi, piutang usaha pihak ketiga yang meningkat, piutang lain-lain yang meningkat tiap tahun, kenaikan pada biaya eksplorasi dan biaya tangguhan, kenaikan pajak tangguhan bersih, jiga adanya hutang usaha pihak ketiga dan hutang pajak yang meningkat, juga pinjaman investasi, beban pokok penjualan yang meningkat, juga adanya beban pajak penghasilan yang menyebabkan variabel lain lebih mempengaruhi dari pada perputaran modal kerja, dimana adanya dana yang lebih besar pada margin laba operasinya. Pada tabel 11 dapat menunjukkan nilai Fhitung yaitu sebesar 1.822 dengan memiliki tingkat signifikant sebesar 0.270 atau sebesar 27%. Tingkat signifikan sebesar 0.270 atau sebesar 270% lebih besar dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 10%, hal ini menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) sebagai variabel bebas (Independent Value) dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin) sebagai variabel terikat (Dependent Value) tidak memiliki pengaruh yang signifikan diantara keduanya, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang dibangun diantara keduanya ini adalah tidak baik. Keadaan tidak signifikan tersebut dapat dipengaruhi dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Seperti halnya penjualan yang menurun cukup besar pada tahun 2007 ke tahun 2008 yang mengakibatkan laba usaha ikut menurun, biaya-biaya yang meningkat menjadi faktor pendukung margin laba operasi menurun, juga beban-beban yang ikut meningkat seperti beban umum dan administrasi, beban pemasaran dan eksplorasi 7 SUPRIYADI dan FAZRIANI, Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas dan Profitabilitas yang menyebabkan margin laba operasi pada perputaran modal kerja tidak signifikan. Dari tabel yang tersedia pada 12 dapat diketahui koefesien regresi pada kasus hubungan antara Perputaran Modal Kerja pada Marjin Laba Operasi pada perusahaan PT. ANTAM, Tbk. Persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y2 = 0.520 – 0.023X Keterangan : Y2 = Marjin Laba Operasi (Operating Profit Margin) X = Perputaran Modal Kerja (Work Capital Turn Over) Pada kasus perusahaan PT. TIMAH, Tbk memiliki nilai yang positif yaitu alpha (α) 0.520 sedangkan nilai beta negatif (β) -0.023, sehingga persamaan regresi diatas menggambarkan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang negatif. Jika setiap perubahan perputaran modal kerja naik sebesar Rp. 1, maka marjin laba operasi (Operating Profit Margin) bergerak berbanding terbalik yang berarti bahwa setiap kenaikan Perputaran Modal Kerja akan mengalami penurunan sebesar 0.023, namun sebaliknya jika Perputaran Modal Kerja mengalami penurunan, maka marjin laba operasi akan mengalami kenaikan sebesar 0.023. Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 12 adalah sebesar -1.350 sedangkan ttabel pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3, maka nilai dari ttabel adalah 2.353. Dari pengujian antara uji thitung dengan ttabel, hal ini dapat disimpulkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau -1.350 < 2.353, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menyatakan bahwa Perputaran Modal Kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marjin laba operasi (Operating Profit Margin). Tabel 10. Uji Regresi Perputaran Modal kerja Terhadap Marjin Laba Operasi PT. ANTAM, Tbk Model Summary Adjusted Std. Eror of Model R R Square R Square The Estimate .378 .171 .13836 1 .615a a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over Tabel 11 ANOVAb Sum of Squares df Mean Squre .035 1 .035 Regression Residual .057 3 .019 Total .092 4 a Predictors: (Constant), Working Capital Turn Over b Dependent Variable: Operating Profit Margin Model 1 F 1.822 Sig. .270a Tabel 12 Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) .520 Working Capital Turn Over -.023 a Dependent Variable: Operating Profit Margin 8 .123 .017 Standardized Coefficients Beta -.615 T 4.214 -1.350 Sig. .024 .270 Pada tabel 11 dapat diketahui juga hasil uji F yaitu sebesar 1.822 dengan tingkat signifikansi 10%, sedangkan pada tingkat signifikansi 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3 maka nilai dari Ftabel adalah 10.13. Dari pengujian antara Fhitung dengan Ftabel hal ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki hubungan dengan marjin laba operasi (Operating Profit Margin). KESIMPULAN Di dalam bab ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan berdasarkan identifikasi masalah yang ada pada bab sebelumnya, yaitu sebagai berikut : 1. Modal Kerja Perusahaan. Perputaran Modal Kerja PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over), dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : perputaran modal kerja PT. TIMAH Tbk, mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dari hasil pengolahan data diatas, maka perputaran modal kerja PT. TIMAH Tbk, mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Modal kerja pada tahun 2004 sebesar 5.15 lalu turun sebesar 1.36 pada tahun 2005 menjadi 3.79 dan turun kembali pada tahun 2006 sebesar 1.05, yang disebabkan oleh kewajiban lancar yang terus meningkat yang kurang diimbangi oleh penjualan, akan tetapi pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 6.33 dan kembali turun pada tahun 2008 sebesar 0.81 menjadi 5.52 yang disebabkan karena meningkatnya hutang jangka pendek dan biaya lain yang masih harus dibayar, yang menyebabkan kewajiban lancar naik dengan penjualan yang hanya sedikit mengimbangi. Perputaran Modal Kerja PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan rasio perputaran modal kerja (Work Capital Turn Over), dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : PT. ANTAM Tbk, mengalami kenaikan terus menerus dari tahun ke tahun. Dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 1.47 menjadi 4.22, dan naik kembali pada tahun 2006 menjadi 4.77 dan terus meningkat pada 2007 sebesar 1.91 menjadi 6.68 itu terjadi karena penjualan yang meningkat terus menerus dan stabil hingga mengimbangi kewajiban lancarnya, sehingga perputaran modal kerja sangat bagus, dan kembali meningkat drastis pada tahun 2008 sebesar 6.53 menjadi 13.21. 2. Tingkat Likuiditas Perusahaan dan Profitabilitas Tingkat Likuiditas PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan rasio lancar (Current Ratio), dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat Likuiditas PT. TIMAH Tbk, lebih banyak mengalami penurunan. Pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami penurunan dari 2.38 menjadi 1.83 yang berarti menurun 0.55 yang disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat dan juga kewajiban lancar yang ikut naik,. Dan pada tahun 2006 turun kembali 0.25, disebabkan oleh kewajiban lancar yang meningkat dikarenakan naiknya pinjaman jangka pendek, hutang pajak dan kewajiban lain-lain, pada tahun 2007 sempat mengalami kenaikan sebesar 1.33 menjadi 2.91 karena menurunnya hutang usaha. Akan tetapi turun kembali pada 2008 sebesar 0.29 menjadi 2.62 karena naiknya biaya masih harus dibayar dan hutang pihak ketiga. Tingkat Likuiditas PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan rasio lancar (Current Ratio), dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat Likuiditas PT. ANTAM Tbk, mengalami kenaikan dalam rasio lancar. Pada tahun 2004 rasio lancar PT. ANTAM Tbk, 2.88 dan sempat mengalami penurunan pada tahun 2005 sebesar 0.2 menjadi 2.81 yang diakibatkan menurunnya aktiva lancar yang disebabkan menurunnya kas dan setara kas dan aktiva lancar lainnya,dan juga penurunan pada kewajiban lancar dikarenakan naiknya hutang pihak ketiga dan beban yang harus dibayar juga pinjaman investasi, akan tetapi kembali naik 9 SUPRIYADI dan FAZRIANI, Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas dan Profitabilitas 0.13 pada tahun 2006 menjadi 2.81 dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar 1.66 menjadi 4.47 dan meningkat terus pada tahun 2008 sebesar 3.55 menjadi 8.02 yang dikarenakan penurunan pada kewajiban lancar dan aktiva lancar mengimbanginya dengan baik. Tingkat Profitabilitas PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan Marjin Laba Operasi (Operating Profit Margin), dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Marjin laba operasi PT. TIMAH Tbk, mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Marjin laba operasi pada tahun 2004 sebesar 5.10 lalu turun sebesar 0.04 pada tahun 2005 menjadi 0.06 dikarenakan laba usaha yang menurun, dan sempat naik pada tahun 2006 sebesar 0.03 menjadi 0.09, dan meningkat drastis menjadi 0.32 pada tahun 2007 dikarenakan penjualan yang meningkat drastis dan laba yang ikut meningkat, lalu kembali turun pada tahun 2008 sebesar 0.09 menjadi 0.23, walaupun penjualan naik akan tetapi laba usaha menurun yang dikarenakan beban usaha yang meningkat, Ini menunjukkan penggunaan aktiva perusahaan kurang efektif dan efisien. Tingkat Profitabilitas PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan hasil perhitungan Marjin Laba Operasi (Operating Profit Margin), dimana hasil perhitungan diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Tingkat Profitabilitas PT. ANTAM Tbk, mengalami naik turun. Pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami penurunan dari 0.38 menjadi 0.35 yang berarti menurun 0.03 yang dikarenakan laba usaha meningkat, dan pada tahun 2006 kembali meningkat 0.08 menjadi 0.43, dan terus naik sebesar 0.14 menjadi 0.57 pada tahun 2007, akan tetapi turun pada 2008 sebesar 0.42 menjadi 0.15 karena laba usaha yang menurun akibat dari beban usaha yang meningkat, hal ini menunjukkan kurangnya efisiensi pengelolaan keuangan, sehingga mengakibatkan laba perusahaan mengalami penurunan. 3. 10 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh modal kerja terhadap rasio lancar PT. TIMAH Tbk, memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 0.993 terhadap rasio lancar, dan memiliki keeratan hubungan sebesar 98.6% oleh variable modal kerja, sedangkan 1.4% modal kerja dipengaruhi variable lain, yaitu aktiva tetap, persediaan, dan lain-lain. Pada tabel Anova diketahui bahwa hasil signifikan sebesar 0.001 atau 1% lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu sebesar 10%, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar, yang berarti jika modal kerja naik Rp 1 maka rasio lancar akan naik sebesar 0.382. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Marjin Laba Operasi PT. TIMAH, Tbk Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh modal kerja terhadap marjin laba operasi PT. TIMAH Tbk, memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 0.819 terhadap marjin laba operasi, dan memiliki keeratan hubungan sebesar 67.1% oleh variable modal kerja, sedangkan 32.9% modal kerja dipengaruhi variable lain. Pada tabel Anova diketahui bahwa hasil signifikan sebesar 0.090 atau 9% lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu sebesar 10%, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marjin laba operasi. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rasio Lancar PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh modal kerja terhadap rasio lancar PT. ANTAM Tbk, memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 0.980 terhadap rasio lancar, dan memiliki keeratan hubungan sebesar 96% oleh variable modal kerja, sedangkan 4% modal kerja dipengaruhi variable lain, yaitu aktiva tetap, persediaan, dan lain-lain. Pada tabel Anova diketahui bahwa hasil signifikan sebesar 0.003 atau 3% lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu sebesar 10%, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja memiliki pengaruhyang signifikan terhadap rasio lancar, yang berarti jika modal kerja naik Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011 Rp 1 maka rasio lancar akan naik sebesar 0.543. hal ini menunjukkan bahwa rasio lancar perusahaan adalah dinamis, dalam arti mengikuti jumlah modal kerja yang dibutuhkan. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Marjin Laba Operasi PT. ANTAM, Tbk Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh modal kerja terhadap marjin laba operasi PT. ANTAM Tbk, memiliki hubungan positif yang kuat sebesar 0.615 terhadap marjin laba operasi, dan memiliki keeratan hubungan sebesar 37.8% oleh variable modal kerja, sedangkan 62.2% modal kerja dipengaruhi variable lain. Pada tabel Anova diketahui bahwa hasil signifikan sebesar 0.270 atau 27% lebih besar dari tingkat signifikan yaitu sebesar 10%, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marjin laba operasi. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Dewi. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta Bodie, ZVI dan Robert G. Merton. 2000. Finance. Prentice – Hall, Inc., New Jersey Budi Rahardjo. 2005, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Brigham Eugene F. And Michael C Enhardt. 2002. Financial Management Theory and Practice. 10th Edition. Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Martono dan D. Agus Harjito. 2003. Manajemen Keuangan. Ekonosia: Yogyakarta. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi, Unit Penerbit dan Percetakan AMP – YKPN. M. Manulang, Drs. 2001. Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia. Jakarta Raharjo, Budi. 2002. Laporan Keuangan Perusahaan, Gajahmada Universitas. Yogyakarta Simangunsong. 2004 Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan, FEUI, Jakarta. Suad Husnan. 2000. Manajemen Keuangan. UPPAMP YKPN. Yogyakarta. Sundjaja, Ridwan S. 2003. Manajemen Keuangan I. PT. Prenhallindo, Jakarta Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Financial Management) : Konseptual, Problem dan Studi Kasus, Ghalia Indonesia : Bogor Tribuwono, Iwan dan Hendry. 2002. Akuntansi Ekuitas. Yunus, Harnanto Hadori. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Univeritas Gajahmada. Yogyakarta Warren. Carl S, Reeve James. M, and Fess Philip E. 2005. Accounting. Thomson: Ohio. 11