PENGARUH EKONOMI MAKRO, PRICE BOOK VALUE, EARNING PER SHARE DAN RETURN ON EQUITY PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM Handoyo & Sarwo Edy Handoyo Abstract. This article tested about the influenced of variable macro economic (Indonesian crude price, foreign exchange IDR/US$ and interest rate of Indonesian Certificate of Bank) and some of the financial ratio ( price book value, earning per share and return on equity ) to the stock price of a coal mine company listed in Indonesian Stock Exchange. This research data since 1st quarter 2002 until 2nd quarter 2008. The statistical method used in this study is multiple regression analysis. The result indicates that Indonesian crude price, price book value, earning per share and return on equity had significant influence on the movement of stock price. Key words: macro economic variables, financial ratios, stock price. PENDAHULUAN Tahun 2007 menempatkan perekonomian Asia sebagai faktor pendorong utama terhadap pertumbuhan perekonomian global. Khususnya bagi negara China dan India yang mengalami peningkatan perekonomian yang cukup tinggi. Amerika yang biasanya dijadikan acuan terhadap pertumbuhan perekonomian global justru mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Terjadinya kredit macet perumahan pada pertengahan tahun 2007 di Amerika Serikat menyebabkan banyak investor di sektor perumahan dan perbankan yang mengalami kerugian. Pasar saham Amerika mengalami penurunan harga yang sangat tajam dan kemudian diikuti pula oleh harga-harga saham di seluruh dunia. Tahun 2008 perekonomian global kembali dihadapi masalah. Ketidakstabilan perekonomian Amerika berdampak pada perekonomian yang ada di seluruh dunia. Hal ini dapat terlihat dari adanya ketidakstabilan harga saham yang terjadi di seluruh dunia. Kenaikan harga minyak mentah membuat terjadinya peralihan kebutuhan terhadap bahan bakar selain minyak. Batubara merupakan sebagai salah satu bahan pengganti minyak. Peningkatan permintaan terhadap batubara membuat harga batubara mengalami peningkatan. Banyak perusahaan batubara yang mengalami peningkatan kinerja dan peningkatan laba perusahaan, sehingga membuat harga-harga saham batubara mengalami peningkatan dan menjadi salah satu penggerak Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Ketidakstabilan harga saham yang terjadi menjadi suatu bahan yang menarik untuk dilakukan penelitian. Analisis terhadap harga saham perlu dilakukan agar seorang investor mendapatkan return yang diharapkan. Adapun yang diperlukan adalah keputusan dan waktu yang tepat dalam membeli suatu saham agar dapat memberikan return yang diharapkan. Faktor ekonomi makro dan rasio keuangan perusahaan banyak digunakan oleh para investor dalam menganalisis harga saham. Faktor ekonomi makro yang stabil membuat pertumbuhan perekonomian negara meningkat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi negara dapat memberikan kepercayaan terhadap investor luar negeri untuk berinvestasi. Hal ini dapat mempengaruhi pasar saham yang merupakan salah satu wadah investasi. Rasio keuangan perusahaan juga dapat dijadikan dasar penilaian (basic valuation) terhadap penilaian harga saham. Hal ini didasarkan pada argumentasi bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan. Tidak hanya nilai intrinsik pada saat itu juga, akan tetapi juga merupakan harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari. Perhitungan rasio-rasio keuangan dilakukan oleh investor saham untuk menganalisis kinerja dan prospek perusahaan. Dari berbagai penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi harga saham didapatkan hasil penelitian yang berbeda-beda, maka dalam penelitian ini dilakukan penelitian kembali untuk menjawab perbedaan antara hasil penelitian yang sudah ada. Variabel makro yang digunakan penelitian yaitu Suku Bunga SBI, Kurs Tukar dan Indonesian Crude Price. Indonesian Crude Price yang digunakan adalah berdasarkan harga minyak yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Minas). Sedangkan untuk ratio keuangan menggunakan Price to Book Value, Earning per Share dan Return on Equity. Semua variabel yang ada digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap harga saham salah satu perusahaan tambang batubara yang terjadi selama periode 2002-2008 Ruang lingkup masalah penelitian ini meliputi : (1) Observasi data dilakukan hanya terhadap suatu perusahaan batubara yang tercatat di BEI. (2) Data yang diambil berupa data kwartalan yang dimulai dari tahun 2002 sampai dengan pertengahan tahun 2008. (3) Variabel ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga SBI, Kurs tukar dan Indonesian Crude Price. (4) Variabel ratio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price to Book Value, Earning per Share dan Return on Equity. LANDASAN TEORI Indonesian Crude Price Pengertian berdasarkan Wikipedia (2003) “The price of petroleum means the spot price of either Light Crude as traded on the New York Mercantile Exchange (NYMEX) as traded on the Intercontinental Exchange (all prices in US$ per barrel)”. Pengertian berdasarkan Wikipedia (2008) “Indonesian Crude price or ICP is price index for crude oil from Indonesia”. The ICP is determined by Pertamina. Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa Indonesian Crude Price merupakan indeks harga minyak mentah di Indonesia. Dimana harganya dikeluarkan oleh Pertamina Indonesia dan dinyatakan dalam US$/barrel. Nilai Tukar (Kurs) Menurut Keown (2002:737) : “Exchange rate is the price of foreign currency stated in terms of the domestic or home currency“. Mishkin (2004:5) mengungkapkan bahwa “Foreign exchange rate is the price of one country’s currency in terms of another’s, is determined”. Sedangkan berdasarkan pendapat Hamdy (2001:15) menyatakan bahwa nilai tukar adalah sebagai suatu perbandingan antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Dari beberapa pendapat penulis tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tukar merupakan suatu nilai atau harga yang digunakan untuk menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Nilai tukar yang akan digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dollar Amerika Serikat atau kurs IDR/US$. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia menurut Dahlan (2004:220) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dan diperjualkan-belikan dengan diskonto. Sertifikat Bank Indonesia menurut definisi Bank Indonesia (2005) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia, sebagai hutang jangka pendek. Price to Book Value Ratio price to book value didefinisikan bahwa “ This ratio measures the value that the financial markets attach to the management and organization of the firm as a growing concern” Weston dan Copeland (1992:197). Menurut Jones (2002:39), price to book value adalah “Sum of common stock outstanding, capital in excess of par value an retained earning dividing by the number of common share outstanding”. Berdasarkan pendapat yang dikeluarkan oleh Bodie, Kane dan Marcus (2005:63), ratio price to book value merupakan “The ratio of price per share divided by book value per share”. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ratio harga saham terhadap nilai buku adalah perbandingan antara harga pasar dengan nilai buku yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terhadap pemegang saham. Earning per Share Berdasarkan pendapat dari Gallagher dan Andrew (2000:78) menyatakan bahwa “Earning per Share is total earning available of common stockholder divided by the number of share of common stock outstanding”. Pendapat lain dinyatakan oleh Besley dan Brigham (2000:17) “Earning per Share is net income divided by the number of shares of common stock outstanding”. Pendapat lain diungkapkan oleh Weston, Fred dan Brigham (2001:23) mengungkapkan bahwa “Earning per Share is net income divided by the number of share of common stock outstanding”. Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Earning per Share adalah merupakan suatu ratio keuangan yang membandingkan antara laba bersih perusahaan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Return on Equity Dari pengertian yang diungkapkan oleh Mishkin (2004:214) “Return on Equity is the net profit after tax per dollars of the equity capital”. Dan oleh Jones (2002:399) menyatakan bahwa “Return on Equity is the accounting rate of return on stockholders equity”. Sedangkan pendapat dari Brealey dan Myers (2003:448) mengungkapkan bahwa “Return on Equity is another measure of profitability focuses on the return on stockholder equity”. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Return on Equity adalah merupakan ratio keuangan yang membandingkan antara laba bersih dengan total equity perusahaan. Saham Saham ( stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut Tjidtono dan Hendy (2006:6). Analisis Fundamental Analisis Fundamental mencoba menghitung nilai nilai instrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan, sehingga disebut dengan analisis perusahaan Jogiyanto (2000:89). Jones (2002:303-306) mendefinisikan analisis fundamental sebagai berikut : “The study of a stock’s value using basic data such as its earnings, sales, risk, and so forth”. Valuta Asing Fungsi pasar Valas menurut Hamdy (2001:17) yaitu : a. Menyelenggarakan transaksi international b. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran international c. Menyediakan fasilitas hedging yaitu tindakan pengusaha valas untuk menghindari resiko kerugian atas fluktuasi kurs valas. Penelitian yang relevan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tsoukalas (2003) dengan penelitian yang berjudul “Macroeconomic factors and stock price in the emerging Cypriot equity market” menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara harga saham dengan faktor makro ekonomi pada bursa saham di Cyprus. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kurihara (2006), menganalisis tentang “The relationship between exchage rate and stock price during the quantitative easing policy in Japan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa suku bunga domestik tidak berpengaruh terhadap harga saham di Jepang. Yang memberikan pengaruh terhadap harga saham di Jepang adalah harga saham di Amerika. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Spartha dan Februwaty (2005) yang berjudul “Pengaruh ROE, EPS, dan OCF terhadap harga saham industri manufacturing di Bursa Efek Jakarta”. Pada penelitian ini mendapatkan hasil hanya Return on Equity yang mempunyai pengaruh yang positif secara signifikan. Sedangkan dua variabel lainnya yaitu Earning per Share dan Operating Cash Flow tidak berpengaruh signifikan. Namun pada uji simultan dimana ketida variabel independent tersebut secara bersama-sama diuji, memberikan hasil bahwa ketiga variabel tersebut secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen return saham pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta pada periode 1999-2002. Hipotesis Sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti, maka dapat dibuat suatu hipotesis sebagai berikut sebagai berikut : H1 = terdapat pengaruh yang signifikan antara Suku Bunga SBI terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia. H2 = terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs Tukar terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia. H3 = terdapat pengaruh yang signifikan antara Indonesian Crude Price terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia. H4 = terdapat pengaruh yang signifikan antara Price to Book Value terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia. H5 = terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning per Share terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia. H6 = terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia. H7 = terdapat paling sedikit satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk yang ada di Bursa Efek Indonesia secara simultan. METODE PENELITIAN Berdasarkan data sampai dengan pertengahan tahun 2008, diketahui bahwa total emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 402 perusahaan. Perusahaan yang akan diteliti yaitu PT BUMI RESOURCES Tbk. Data variabel yang digunakan dalam penelitian didapat dari Bursa Efek Indonesia, www.pertamina.com, www.bi.go.id dan www.finance.yahoo.com. Data variabel penelitian dapat dilihat dari tabel 1 di bawah ini : Tabel 1 Data Variabel Ekonomi Makro dan Rasio Keuangan Tahun SBI Kurs tukar ICP (Rp/US$) (US$/barrel) PBV EPS ROE (Rp) Harga Saham (Rp) 2002 Q1 16.76% 9655 22,62 1.0369 4.06 0.16 35 2002 Q2 15.11% 8730 24,28 1.0032 3.17 0.1335 35 2002 Q3 13.22% 9015 27,13 0.5949 1.89 0.0819 25 2002 Q4 12.93% 8940 31,84 0.5128 4.69 0.169 20 2003 Q1 11.40% 8908 30,16 0.4357 2.23 0.0671 20 2003 Q2 9.53% 8285 26,82 0.668 3.01 0.0967 30 2003 Q3 8.66% 8389 26,44 4.092 3.34 0.1246 155 2003 Q4 8.31% 8465 31,10 4.4773 5.54 0.1832 185 2004 Q1 7.42% 8587 32,28 10.715 4.46 0.0796 600 2004 Q2 7.34% 9415 36,30 8.03 18.46 0.3331 445 2004 Q3 7.39% 9170 43,56 8.1747 38.08 0.4981 625 2004 Q4 7.43% 9290 33,99 16.832 55.63 1.1705 800 2005 Q1 7.44% 9480 53,29 9.0652 23.02 0.2455 850 2005 Q2 8.25% 9713 53,50 7.4453 51.55 0.4624 830 2005 Q3 10.00% 10310 60,36 6.5565 77.78 0.6718 760 2005 Q4 12.75% 9830 53,74 7.24 62.98 0.6609 690 2006 Q1 12.73% 9075 61.19 7.0474 11.53 0.0979 830 2006 Q2 12.50% 9300 67.33 5.8016 4.66 0.303 830 2006 Q3 11.25% 9235 62.53 4.3753 72.77 0.4248 750 2006 Q4 9.75% 9020 61.58 4.841 103.4 0.6176 810 2007 Q1 9.00% 9118 61.92 6.795 37.66 0.2134 1200 2007 Q2 8.50% 9054 68.3 4.2437 335.2 0.8168 1750 2007 Q3 8.25% 9137 76.85 6.0811 398.3 0.8984 2550 2007 Q4 8.00% 9419 93.25 10.558 405.7 0.7032 5750 2008 Q1 7.96% 9217 104.38 12.349 49.59 0.0808 7500 2008 Q2 8.73% 9225 135.51 12.298 144.6 0.2178 8100 Uji Asumsi Klasik Data yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi pengujian asumsi sehingga mendapatkan persamaan yang baik tanpa sesuatu bias. Apabila pengujian asumsi menyimpang dari yang semestinya maka sebaiknya persamaan regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk pengujian. Pengujian asumsi terdiri dari : Multikolinieritas Multikolinieritas terjadi bila antar dua atau lebih dari dua variabel independen memiliki korelasi yang signifikan atau sempurna atau mendekati 1 atau -1. Tujuannya adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya uji multikolinearitas dalam model persamaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF > 5, maka antar variabel independen terdapat multikolinearitas. Sebaliknya, jika VIF < 5, maka antar variabel independen tidak terdapat multikolinearitas. Otokorelasi Otokorelasi terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan. Tujuannya untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari otokorelasi. Untuk mendeteksi adanya otokorelasi, dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Secara umum dapat diambil kesimpulan : 1) Bila angka D-W di bawah -2 berarti ada otokorelasi positif. 2) Bila angka D-W di antara -2 sampai +2 bararti tidak ada otokorelasi. 3) Bila angka D-W di atas +2 berarati ada otokorelasi negatif. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi bila untuk setiap nilai variabel independent terdapat beberapa skor variabel dependen dengan variansi yang berbeda. Tujuannya untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari suatu pengamatan dengan pengamatan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur atau titik-titik tersebut mengumpul si suatu sisi, berarti terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Normalitas Normalitas terjadi bila nilai variabel independent dan variabel dependen berdistribusi normal atau mendekati normal. Tujuannya untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya distribusi datanya normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi adalah normalitas : 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. Analisis Regresi Ganda Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis yang bersifat kuantitatif yaitu dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Metode analisis regresi berganda digunakan karena pada penelitian ini terdapat lebih dari 2 variabel independent. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Setelah segala pengujian asumsi klasik terpenuhi maka langkah berikutnya adalah melakukan uji t untuk menguji koefisien regresi secara parsial dan melakukan uji F untuk menguji koefisien regresi secara parsial serta juga perlu melihat koefisien determinasi ganda untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya. Dalam analisis regresi berganda variabel yang dipakai ada tujuh yaitu satu variabel dependen dan enam variabel independent. Persamaan regresi ganda Priyatno (2008:73) dari penelitian ini yaitu : Y’ = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+e Dimana : a = konstanta atau koefisien intersep b1 = koefisien variabel ganda untuk variabel X1 X1 = suku bunga SBI b2 = koefisien variabel ganda untuk variabel X2 X2 = kurs tukar b3 = koefisien variabel ganda untuk variabel X3 X3 = Indonesian Crude Price b4 = koefisien variabel ganda untuk variabel X4 X4 = Price to Book Value b5 = koefisien variabel ganda untuk variabel X5 X5 = Earning per Share b6 = koefisien variabel ganda untuk variabel X6 X7 = Return on Equity e = epsilon atau error pada garis regresi Setelah mendapatkan nilai koefisien regresi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang dilakukan terdapat 3 tahapan yaitu uji-t, uji-F dan koefisien determinasi ganda. Uji-t dilakukan untuk melihat pengaruh antar masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen atau uji secara parsial. Uji-F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk koefisien determinasi ganda dilakukan dengan untuk melihat seberapa besar data variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independent. HASIL PENELITIAN Uji Asumsi Klasik Dari hasil pengujian SPSS 16.0 for windows terdapat hasil sebagai berikut : Hasil Uji Multikolinieritas Dilihat bahwa nilai dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) semuanya lebih kecil daripada 5. ini berarti menunjukkan bahwa antar variabel independen tidak terdapat Multikolinieritas dalam suatu model regresi. Hasil Uji Otokorelasi Dilihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1.092. Ini berarti nilai DurbinWatson terletak diantara -2 sampai 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut dapat dikatakan baik karena bebas dari masalah otokorelasi. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari gambar grafik Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk suatu pola. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi tersebut dapat dikatakan baik. Hasil Uji Normalitas Dari gambar grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual menunjukkan bahwa titik-titik menyebar tidak jauh dari garis diagonal dan mengikuti garis diagonal tersebut. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Dengan demikian, maka model regresi itu dapat dikatakan baik karena telah memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, otokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas, dapat diketahui bahwa semua uji asumsi klasik telah dipenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut baik dan dapat digunakan untuk analisis data. Pengujian Hipotesis Regresi Ganda Setelah semua uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis regresi ganda. Pengujian ini dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI, kurs tukar, indonesian crude price, price to book value, earning per share dan return on equity. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk. Dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows, maka didapat hasil regresi linier ganda seperti yang tertera pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4 Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) a Standardized Coefficients Std. Error 408.410 4083.632 9837.498 9729.601 -.386 Icp Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF .100 .921 .117 1.011 .325 .439 2.279 .509 -.079 -.758 .458 .541 1.849 51.272 11.153 .637 4.597 .000 .306 3.265 Pbv 216.630 75.206 .413 2.880 .010 .286 3.493 Eps 6.230 2.857 .334 2.181 .042 .250 3.995 Roe -2720.666 1079.679 -.372 -2.520 .021 .270 3.710 Sbi Kurs a. Dependent Variable: price Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 16.0 for windows Dari tabel 4, maka persamaan regresi ganda yang diperoleh sebagai berikut: Harga saham = 408.410 + 9837.498 SBI – 0.386 Kurs + 51.272 ICP + 216.630 PBV + 6.230 EPS – 2720.666 ROE + e Hasil pengujian hipotesis I yang dilakukan secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel suku bunga SBI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.325. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.325 > α (0.05), maka Ho diterima. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk jika variabel independen lainnya dikontrol dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian hipotesis II yang dilakukan secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel kurs tukar memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.458. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.458 > α (0.05), maka Ho diterima. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs tukar terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk jika variabel independen lainnya dikontrol dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian hipotesis III yang dilakukan secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel Indonesian crude price memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.000 < α (0.05), maka Ho ditolak. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara Indonesian crude price terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk jika variabel independen lainnya dikontrol dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian hipotesis IV yang dilakukan secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel price to book value memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.010. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.010 < α (0.05), maka Ho ditolak. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara price to book value terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk jika variabel independen lainnya dikontrol dengan tingkat signifikansi sebesar 5% Hasil pengujian hipotesis V yang dilakukan secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel earning per share memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.042. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.042 < α (0.05), maka Ho ditolak. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk jika variabel independen lainnya dikontrol dengan tingkar signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian hipotesis VI yang dilakukan secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel return on equity memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.021. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.021 < α (0.05), maka Ho ditolak. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara return on equity terhadap harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk jika variabel independen lainnya dikontrol dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian hipotesis VII yang dilakukan secara simultan (uji-F) menunjukkan bahwa tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.000 < α (0.05), maka Ho ditolak. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa secara simultan terdapat paling sedikit ada satu variabel antara suku bunga SBI, kurs tukar, Indonesian crude price, price to book value, earning per share dan return on equity yang mempengaruhi harga saham PT BUMI RESOURCES Tbk. yang ada di Bursa Efek Indonesia sebesar 5%. Koefisien determinasi ganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Dalam penelitian ini digunakan R² untuk menentukan koefisien determinasi, karena satuan nilai dan masingmasing variabel tidak sama. Berikut ini adalah hasil analisis program SPSS yang dapat digunakan untuk melihat besarnya nilai Koefisien determinasi ganda seperti yang ditampilkan pada tabel 5. Tabel 5 Model Summary M R odel R 1 Square .942 a .888 Adjusted R Square .853 b Std. Error of the Estimate 848.48172 59 DurbinWatson 1.092 a. Predictors: (Constant), roe, icp, sbi, kurs, pbv, eps b. Dependent Variable: price Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 16.0 for windows Dilihat dari nilai R² sebesar 0.888 maka dapat disimpulkan bahwa variasi harga saham BUMI RESOURCES Tbk sebesar 0.888 atau 88.8% dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga SBI, kurs tukar, Indonesian crude price, price to book value, earning per share dan return on equity, sedangkan sisanya sebesar 0.112atau 11.2% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Pembahasan Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa semua data telah lolos dari persyaratan asumsi klasik yang meliputi multikolinieritas, otokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas. Hal ini berarti bahwa hasil penelitian yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengujian dalam penelitian ini. Pada uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara parsial suku bunga SBI tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurihara (2006), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa suku bunga domestik tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pada uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa secara parsial kurs tukar tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kurs tukar tidak memberikan kontribusi yang besar dalam pergerakan harga saham. Pada uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa secara parsial Indonesian crude price mempunyai pengaruh terhadap harga saham saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Hal dapat terjadi karena pengaruh dari pergerakaan harga batu bara yang yang merupakan salah satu bahan alternatif pengganti minyak bumi. Gejolak harga minyak bumi yang semakin tinggi mengakibatkan banyak perusahaan mencari sumber alternatif lain. Sehingga batu bara menjadi pilihan utama. Tingginya minat perusahaan membuat harga batu bara menjadi meningkat. Kemudian peningkatan kinerja perusahaan serta laba perusahaan memberikan dampak terhadap harga saham perusahaan menjadi meningkat. Pada uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa secara parsial price to book value mempunyai pengaruh terhadap harga saham saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Price to book value merupakan salah satu indikator keuangan dimana investor dapat apakah harga saham suatu perusahaan berada di atas harga pasar atau di bawah harga pasarnya. Variabel ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi pada saham perusahaan ini. Pada uji hipotesis kelima menunjukkan bahwa secara parsial earning per share mempunyai pengaruh terhadap harga saham saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Spartha dan Februwaty (2005), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa earning per share tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pada uji hipotesis keenam menunjukkan bahwa secara parsial return on equity mempunyai pengaruh terhadap harga saham saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI.. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Spartha dan Februwaty (2005), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa return on equity mempunyai pengaruh signifikan. Pada uji hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa secara simultan terdapat paling sedikit ada satu variabel antara suku bunga SBI, kurs tukar, Indonesian crude price, price to book value, earning per share dan return on equity yang mempengaruhi harga saham saham salah satu perusahaan tambang batubara di BEI. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tsoukalas (2003), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara harga saham dengan faktor ekonomi makro pada bursa saham di Cyprus. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Spartha dan Februwaty (2005) di mana uji simultan penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada industri manufaktur. PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis I dan hipotesis II ditolak dan untuk hipotesis III-VI diterima. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa dari beberapa data variabel yang diteliti menunjukkan bahwa ada beberapa data yang dapat memberikan pengaruh dan ada yang tidak dapat memberikan pengaruh. Hasil penelitian ini memperoleh hasil yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun penyimpangan yang terjadi pada penelitian ini dapat disebabkan oleh kondisi politik dan perekonomian suatu negara. Penelitian ini seharusnya dilakukan dilakukan pada kondisi politik dan perekonomian yang stabil. Analisis dalam penelitian ini masih terbatas pada beberapa variabel saja sehingga untuk penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan dengan menambahkan faktorfaktor lain diluar dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, serta menggunakan teori-teori terbaru yang telah teruji kebenarannya sehingga dapat digunakan untuk lebih memahami bagaimana variabel-variabel tersebut mempengaruhi harga saham saham perusahaan tambang batubara di BEI. DAFTAR PUSTAKA Aritonang R., Lerbin R., (1998). Penelitian Pemasaran. Jakarta : UPT Penerbitan Universitas Tarumanagara Besley, Scott, E.F. Brigham. (2000). Essentials of Managerial Finance. 12th Edition. Orlando : The Dryden Press. Bodie, Zvi et. al. (2005). Investment. 6th Edition. The Mc Graw Hill, Inc. Brealey and Stewart C. Myers. (2003). Fundamentals of Corporate Finance. Seventh Edition. New York : Mc Graw Hill, Inc. Dahlan, Siamat. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ke-4. Jakarta : Lembaga Penerbit. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dwi Priyatno. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom Gallagher, Fimothy J and Andrew, Joseph. P. (2000). Financial Management. New York : Prantice. Gay, Robert. (2008). “Effect of macroeconomic variables on stock market returns for four emerging economies: A vector regression model for Brazil, Russia, India, and China”. http://proquest.umi.com.aupac.lib.athabascau.ca/pqdweb?did=1528416291&sid=20&Fmt =2&clientId=12302&RQT=309&VName=PQD Hamdy Hady. (2001). Ekonomi International. Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indonesia Jogiyanto H. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE Jones, Charles P. (2002). Investment : Analysis and Management. 8th Edition. New York : John Willey and Sons. Kamarudin Ahmad. (1996). Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Keown, Arthur J.et.al. (2002). Financial Management Principles & Applications. International Edition.9th Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc. Kurihara, Yutaka. (2006). “The Relationship between Exchange Rate and Stock Prices during the Quantitative Easing Policy in Japan”. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1182305551&sid=8&Fmt=3&clientId=469 67&RQT=309&VName=PQD Mishkin, Frederic S. (2004). The Economics of Money, Bannking and Financial Markets. 7th Edition.p.cm. The Addison-Wesley Moska Arreola, Daniel. (2004). “Impact of fundamental variables on Mexican stock returns”. http://proquest.umi.com.aupac.lib.athabascau.ca/pqdweb?did=888823201&sid=1 8&Fmt=2&clientId=12302&RQT=309&VName=PQD R. Agus Sartono. (2003). Manajemen Keuangan International. Yogyakarta : BPFE Rose, Peter S. (2003). Money and Capital markets. 8th Edition. The Mc Graw Hill, Inc. Sawidji Widioatmojo. (1996). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal.Pengetahuan Dasar. Jakarta : PT. Jurnalindo Aksara Grafika. Spartha dan Februwaty.(2005). “Pengaruh ROE,EPS, DAN OCF terhadap harga saham industru manufacturing di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi/Th.IX/01/Jan/2005 Suad Husnan. (1998). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Dua. Jakarta : Salemba Empat. Tsoukalas, Dimitrios. (2003). “Macroecomoic factors and stock prices in the emerging Cypriot equity market”. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=343683641&sid=10&Fmt=4&clientId=469 67&RQT=309&VName= PQD Weston, J. Fred and Copeland. (1992). Managerial Finance. Ninth Edition. Orlando Florida : The Dryden Press. , J. Fred and Brigham, Eugene F. (1996). Essential of Managerial Finance. 11th Edition. Texas : The Dryden Press http://en.wikipedia.org/wiki/Price_of_petroleum http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesian_Crude_Price www.bi.go.id www.pertamina.com www.finance.yahoo.com