1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Millennium Devolopment Goals (MDGs) merupakan salah satu indikator
yang mengukur kondisi pembangunan manusia dalam suatu negara. Kesehatan ibu
dan anak merupakan dua dari enam sasaran pencapaian tujuan MDGs. Indonesia
mempunyai target, menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Akan tetapi kematian ibu dan anak tetap menjadi masalah kesehatan utama di
Indonesia. Berdasarkan hasil Survey Demografi & Kesehatan Indonesia (SDKI)
dalam 20 tahun terakhir jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran mengalami
penurunan yang tidak signifikan dari 390 kematian ibu di tahun 1991, menjadi
228 di tahun 2007 dan 220 di tahun 2010, rata-rata penurunan hanya 0,1%. Pada
tahun 2012 angka kematian ibu meningkat sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup (Bappenas, 2011; Depkes, 2014).
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan propinsi yang memiliki
angka kematian ibu dan anak tinggi dibandingkan propinsi lainnya di Indonesia.
Pada tahun 2007, angka kematian ibu mencapai 271 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor utama yang menyebabkan kematian ibu dan bayi di Propinsi NTT adalah
tingginya penanganan kelahiran oleh keluarga (77,7%). Penyebab lainnya adalah
persalinan yang dilakukan di rumah lebih banyak dibandingkan di fasilitas
kesehatan (43,4%). Hal ini menyebabkan pendarahan pada ibu dan kematian bayi
1
2
baru lahir (DinKes Pemprop. NTT, 2014). Pada tahun 2009, pemerintah NTT
mengeluarkan kebijakan Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (Revo-KIA) yang
mewajibkan semua proses persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan yang
memadai dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkualitas. Indikator
keberhasilan akhir dari program Revo-KIA adalah penurunan kematian ibu dan
anak sesuai dengan target nasional atau minimal mendekati target nasional
(Pemprop. NTT, 2014)
Meskipun demikian, bukan berarti program Revo-KIA ini berjalan
dengan lancar. Hal itu dibuktikan dengan penurunan angka kematian ibu dan anak
di Propinsi NTT belum mencapai target Rencana Strategi Nasional (Restra)
tahun 2014. Angka kematian bayi di Propinsi NTT tahun 2012 adalah 45 per
1.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi nasional tahun 2012 adalah
32 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Propinsi NTT tahun 2010
mencapai 536 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu
nasional di tahun 2010 adalah 259 per 100.000 (Pemprop. NTT, 2014).
Hasil evaluasi terhadap program Revo KIA, menunjukkan bahwa
hambatan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan ibu dan anak masih tetap terjadi
karena pola perawatan kehamilan dan kelahiran merupakan bagian dari
kebudayaan masyarakat (Raflizar et al., 2012). Budaya lokal di Propinsi NTT
terkait kepercayaan kehamilan/persalinan, pengambilan keputusan oleh keluarga
besar, status dan posisi perempuan yang tidak setara, prioritas anggaran keluarga
untuk kesehatan/pendidikan yang masih rendah berdampak negatif terhadap aspek
kesehatan ibu dan anak (Triratnawati, 2013)
3
Beberapa penelitian telah menggambarkan bahwa adat dan kebiasaan
mempunyai pengaruh yang negatife dan positif
terhadap perilaku kesehatan
maternal. Beberapa praktik budaya menyebabkan terjadinya perdarahan pada ibu
nifas, infeksi pada ibu dan bayi, serta infeksi saluran pernapasan atas pada bayi
(Fahik, 2004; Buka, 2005; Uduk, 2006; Raven et al., 2006; Njakarta, 2009;
Sumarni, 2013). Praktik budaya juga menyebabkan hambatan dalam pemenuhan
gizi pada masa nifas akibat adanya pantangan-pantangan terhadap makanan yang
harus dilakukan ibu saat menjalani suatu tradisi (Baumali, 2009; Liu, 2006). Akan
tetapi terdapat beberapa praktik budaya yang memberikan dampak positif
terhadap kesehatan ibu dan bayi. Beberapa budaya yang menganjurkan ibu untuk
meningkatkan asupan makanan tinggi protein selama masa nifas serta mewajibkan
ibu melakukan vulva hygiene dan perineal hygiene secara rutin selama masa
nifas (Raven et al, 2006)
Desa Wajomara yang merupakan lokasi penelitian, berada di wilayah
kerja Puskesmas Jawakisa, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo,
Propinsi NTT. Masyarakat Desa Wajomara memiliki tradisi dalam perawatan
nifas dan bayi baru lahir yang dikenal dengan budaya ka’o ma’u. Berdasarkan
hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, budaya ka’o ma’u
merupakan budaya pengasingan ibu selama 11 hari tanpa keluar rumah.
Perawatan yang dijalani ibu nifas dalam budaya ka’o ma’u meliputi perawatan
perineum menggunakan ramuan khusus serta perawatan
tali pusat bayi
menggunakan ramuan khusus. Ibu diharuskan untuk melakukan pantangan segala
jenis makanan makan kecuali jagung dan kacang, serta ibu diwajibkan mandi
4
menggunakan ramuan daun-daun tertentu. Praktik budaya pengasingan terhadap
ibu pasca persalinan telah dilakukan oleh beberapa budaya di Indonesia.
Masyarakat
Etnik
Ngalung,
Propinsi
Papua
mempunyai
tradisi
untuk
mengasingkan wanita selama proses persalinan dan masa nifas di sebuah tempat
khusus yang disebut sukam selama 7 hari serta perawatan menggunakan ramuan
dan
menjalani
pantangan-pantangan.
Tujuan
pengasingan
adalah
untuk
menghindari pengaruh iblis akibat bau tubuh ibu dan bayi setelah persalinan
(Kurniawan, 2012). Tradisi mengasingkan ibu juga dijalankan oleh Suku Timor,
propinsi NTT yang disebut budaya se’i. Setelah proses persalinan ibu nifas di
Suku Timor wajib menjalankan pengasingan selama 40 hari di sebuah rumah
bulat disertai pemanggangan, pemberian kompres hangat (tatobi), serta pantangan
terhadap beberapa makanan (Baumali, 2009). Tradisi pengasingan juga dijalankan
oleh ibu nifas di Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT. Tradisi pengasingan
yang disebut budaya padarang merupakan pengasingan terhadap ibu pasca
persalinan selama 30 hari disertai pemanggangan atau menghangatkan ibu di
dekat api, serta perawatan bayi dan ibu menggunakan ramuan tertentu (Njakatara,
2009; Sumarni, 2013).
Perbedaan praktik budaya pengasingan yang dijalani oleh masyarakat
Desa Wajomara dengan beberapa praktik budaya yang dilakukan di beberapa
tempat tersebut adalah terletak pada lama pengasingan serta aktifitas yang
dilakukan ibu selama proses pengasingan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti, proses pengasingan terhadap ibu pasca persalinan
merupakan tradisi dilaksanakan oleh masyarakat
di beberapa daerah di
5
Kabupaten Nagekeo. Wajomara merupakan salah satu
desa di Kabupaten
Nagekeo yang masih melestarikan budaya ka’o ma’u.
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Komplikasi pada masa puerperium merupakan penyebab kedua
kematian Ibu di Indonesia yaitu sebesar 31%. Komplikasi masa puerperium
meliputi infeksi dan perdarahan pada masa nifas. Pemerintah berupaya
menurunkan komplikasi nifas, melalui peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
pada masa nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan,
pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29
sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan (Depkes, 2013).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas kesehatan di puskesmas
Jawakisa, didapatkan data bahwa dampak yang dirasakan akibat adanya
pengasingan
dalam budaya ka’o ma’u adalah
ibu nifas tidak melakukan
kunjungan nifas (Kf-3) dan kunjungan neonatus pertama (KN1). Cakupan
kunjungan nifas dan kunjungan neonatus pertama di Puskesmas Jawakisa hanya
mencapai 45%. Hal ini sesuai dengan data SDKI 2014, yang menunjukkan
bahwa cakupan perlayanan nifas tahun 2012 di Propinsi NTT baru mencapai
66%. Selain itu NTT merupakan salah satu propinsi dengan cakupan kunjungan
neonatus pertama, terendah yaitu 75,51% dan masih jauh dari target restra 2013
yaitu 89% (Depkes, 2013). Puskesmas Jawakisa merupakan puskesmas yang
memiliki angka kesakitan bayi tertinggi di Kabupaten Nagekeo (35%), dengan
6
jenis penyakit terbanyak adalah ISPA (50%) dan masih ditemukan kejadian
tetanus neonatorum (5%). Sedangkan angka kesakitan ibu di Puskesmas Jawakisa
yaitu 20%, dengan keluhan terbanyak adalah Mastitis (Dinkes Kab. Nagekeo,
2014) Berdasarkan hasil wawancara terhadap terhadap staf dinas kesehatan
Kabupaten Nagekeo, menyatakan bahwa belum ada kajian ilimiah mengenai
praktik budaya ka’o ma’u yang dijalani oleh masyarakat Wajomara.
Kepercayaan dan praktik budaya mempengaruhi perilaku keluarga dalam
melakukan perawatan kesehatan ibu dan anak, selain itu perbedaan budaya
mempengaruhi proses interaksi ibu dan tenaga kesehatan. Pengetahuan tentang
kebudayaan dapat membantu perawat dalam melakukan pengkajian yang akurat
serta menentapkan diagnosa dan intervensi yang tepat. Pemahaman perawat
mengenai nilai, kepercayaan, dan budaya ibu akan membantu perawat
menyediakan perawatan yang sensitif budaya dengan tetap mempertahankan
prinsip asuhan keperawatan dalam konteks situasi transkultural (Perry et al.,
2014)
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian mengenai perawatan ibu nifas
dan bayi baru lahir dalam budaya ka’o ma’u mengenai di masyarakat Desa
Wajomara menjadi penting sehingga dapat dijadikan landasan dalam pemberian
asuhan keperawatan dalam konteks dan situasi transkultural.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengalaman perawatan ibu nifas dan
bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara, Kecamatan
Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Propinsi NTT?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman ibu
dalam melakukan perawatan masa nifas dan bayi baru lahir berdasarkan budaya
ka’o ma’u di Desa Wajomara, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo,
Propinsi NTT.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1) Mendeskripsikan pengalaman ibu di Desa Wajomara dalam melakukan
perawatan pada masa nifas berdasarkan budaya ka’o ma’u
meliputi
pemenuhan kebutuhan nutrisi, aktivitas dan istirahat, aktivitas seksual, mandi,
perawatan perineum, perawatan payudara, dukungan sosial
2) Mendeskripsikan pengalaman ibu di Desa Wajomara dalam melakukan
perawatan pada bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u
pemberian ASI esklusif, perawatan tali pusat, dan mandi
meliputi
8
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi bagian pelayanan kesehatan ibu dan anak dinas kesehatan Kabupaten
Nagekeo
Hasil penelitian dapat dijadikan suatu evidence based yang menjadi landasan
dalam pengambilan kebijakan terkait program kesehatan ibu dan anak di
Kabupaten Nagekeo.
2.Bagi bidan dan perawat puskesmas
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk memodifikasi
pemberian
pelayanan
kesehatan
kesehatan
ibu
dan
anak
dengan
mempertimbangkan aspek budaya dan tradisi masyarakat setempat.
3.Bagi masyarakat setempat
Hasil penelitian dapat dijadikan informasi sehingga dapat
meningkatkan
pemahaman masyarakat terkait praktik budaya dan kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan ibu dan Anak.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir
dalam budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara wilaya kerja Puskesmas Jawakisa,
Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nageko, Propinsi NTT belum pernah
diteliti sebelumnya. Akan tetapi ada beberapa penelitian sejenis yang telah
dilakukan. Perbedaan dan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian
tersebut ditampilkan di tabel 1.
9
Tabel 1. Pengaruh Budaya Terhadap Perawatan Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Peneliti
Judul
Tujuan
Metodelogi
Hasil
Persamaan
Perbedaan
Fahik, V
Faktor
budaya
hatuka ha’i
dalam
perawatan
masa nifas
pada
masyarakat
suku Tetun
di
Kecamatan
Tasifeto
Penelitian ini
bertujuan
untuk
menggambarka
n perawatan
ibu nifas dalam
budaya hatuka
ha’i pada
masyarakat
suku Tetun di
kecamatan
Tasifeto
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
alasan ibu memilih
hatuka ha’i dalam
perawatan masa nifas
karena alasan
ekonomi, lebih
nyaman berada di
rumah sendiri,serta
karena tingkat
keberhasilan penolong
persalinan.
Persamaan dengan
penelitian ini
adalah pada
metodelogi
penelitian dan
pada salah tema
penelitian
Perbedaan
dengan
penelitian ini
dengan
penelitian yang
akan dilakukan
adalah: pada
penelitian ini
hanya
menggambarka
n perawatan
pada ibu nifas
saja, selain itu
perbedaannya
terletak pada
karakteristik
budaya.
Studi
Mengambarka
Metodelogi
yang
digunakan
adalah
kualitatif
dengan
pendekatan
fenomenolo
gi. Teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling,
metode
pengumpula
n data
menggunak
an
wawancara
mendalam
Metodelogi
Hasil penelitian
Persamaan dengan
Perbedaan
(2004)
Uduk, E
10
(2006)
kualitatif
tentang
kebudayaa
n hatuka
ha’i pada
perawatan
bayi baru
lahir di
Pedesaan
Kateri,keca
matan
Malaka
Tengah
Betun
Kabupaten
Belu , NTT
n perawatan
bayi baru lahir
dalam
kebudayaan
hatuka ha’i
Liu, N et al
(2006)
Postpartum
pratice of
puerperal
women and
their
influencing
Tujuan dari
penelitian ini
adalah
mengekplorasi
diet
pascapartum
yang
digunakan
adalah
kualitatif
dengan
pendekatan
fenomenolo
gi. Teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling,
metode
pengumpula
n data
menggunak
an
wawancara
mendalam
Metodelogi
penelitian
ini adalah
cross
sectional
retrospektif
menunjukkan bahwa
budaya hatuka ha’i
merupakan budaya
pengasingan selama
40 hari. Pemotongan
dan perawatan tali
pusat tidak sesuai
dengan kesehatan
karena menggunakan
teknik yang tidak
steril. Cara
memandikan bayi
dalam tradisi ini
menyebabkan tubuh
bayi sakit.
penelitian ini
adalah metodelogi
penelitian yang
digunakan, serta
tema dalam
penelitian
penelitian ini
dengan
penelitian yang
akan dilakukan
adalah pada
penelitian ini
hanya
menggambarka
n perawatan
pada bayi baru
lahir, selain itu
perbedaannya
terletak pada
karakteristik
budaya.
Diet pascsapartum dan
perawatan kesehatan
secara tradisional
masih tetap populer di
kalangan wanita di
Hubei. Faktor yang
Persamaan
penelitian ini
dengan penelitian
yang akan
dilakukan adalah
terletak pada salah
Perbedaan
terletak pada
metodelogi
yang
digunakan
serta
11
Raven, JH
et al
(2006)
factors in
three
regions of
Hubei Cina
dan praktik
kesehatan pada
wanita
puerperium
serta
mengidentifika
si faktor yang
mempengaruhi
nya,
Tradisional
belief dan
practices in
the
postpartum
period in
Fujian
Province,
Cina: a
Qualitative
study
Mengeksploras
i tradisi zuo
yuezi pada
postpartum
dilihat dari
status sosial,
kultur, dan
perspektif
pengobatan
barat
Metodelogi
penelitian
ini adalah
studi
kualitatif
berhubungan dengan
praktik perawatan
pascapartum secara
tradisional adalah
kurangnya pendidikan
kesehatan. Perlu
adanya informasi
kesehatan terkait diet
pascapartum dan
perawatan kesehatan
pascapartum
Tradisi zuo yuezi
bertujuan untuk
mengembalikan
kesehatan ibu
pascapartum dan
menjaga kesehatan ibu
di masa depan. Tradisi
zuo yuezi meliputi diet
yaitu meningkatkan
intake makanan serta
menolak
mengkonsumsi
makanan dingin;
pantangan perilaku
meliputi tetap tinggal
di dalam rumah,
satu tujuan
penelitian yaitu
diet pascapartum
dan praktik
kesehatan pada
wanita puerperium
karakteristik
budaya
Persamaan
penelitian ini
dengan penelitian
yang akan
dilakukan adalah
terletak pada salah
satu tujuan
penelitian yaitu
perawatan
pascapartum yang
dipengaruhi oleh
praktik budaya
Perbedaan
terletak pada
karakteristik
budaya
12
menolak pekerjaan
rumah dan membatasi
jumlah pengunjung,
higiene meliputi tidak
mandi dan mengosok
gigi; praktik yang
berkaitan dengan
menyusui meliputi:
pemberian suplemen
menyusui dan
memberikan madu
pada bayi. Responden
melaporkan bahwa
alasan melaksanakan
tradisi ini adalah
sebagai bentuk
penghormatan
terhadap tradisi dan
mengikuti anjuran dari
leluhur. Tradisi zuo
yuezi yang
menguntungkan bagi
kesehatan meliputi
peningkatan asupann
makanan, diet tinggi
protein, tidak
melakukan pekerjaan
13
Njakatara
(2009)
Pengaruh
budaya
padarang
terhadap
kesehatan
ibu
postpartum
dan bayi di
wilayah
kerja
puskesmas
Rambangar
u
kecamatan
Hahar
kabupaten
Sumba
Timur,
Mengetahui
pengaruh
budaya
padarang
terhadap
kesehatan ibu
postpartum dan
bayi
Metodelogi
yang
digunakan
adalah
Kualitatif
dengan
rancangan
survey
etnografi.
Teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling.
Pengumpula
n data
rumah serta
melakukan perawatan
perineum dan vulva
setiap hari. Tradisi zuo
yuezi yang berpotensi
membahayakan
kesehatan yaitu
pemberian madu dan
tidak menyikat gigi
Hasil penelitian
menunjukkanbahwa
budaya padarang
dalam perawatan masa
postpartum
memberikan pengaruh
yang bermanfaat
secara ekonomi dan
sosial kemasyarakatan
dan memberikan efek
yang merugikan
kesehatan ibu dan bayi
karena perilaku dan
lingkungan yang
kurang sehat.
Persamaan dengan
penelitian ini
adalah teknik
pengungumpulan
sampel, serta pada
tema penelitian
Perbedaan
penelitian ini
dengan
penelitian yang
akan dilakukan
terletak pada
tujuan
penelitian yang
melihat
pengaruh
budaya
sedangkan
penelitian yang
akan dilakukan
menggambarka
n perawatan ,
selain itu
perbedaannya
14
NTT
Baumali, A
(2009)
Pemenuhan
zat gizi ibu
nifas dalam
budaya se’i
pada
masyarakat
suku Timor
dan Dawan
di
kecamatan
Molo
selatan
menggunak
an
wawancara
mendalam
dan
observasi
Tujuan
penelitian ini
adalah untuk
memperoleh
gambaran
pemenuhan zat
gizi nifas
dalam
pelaksanaan
budaya se’i
pada suku
Dawan dan
Timor.
Metodelogi
penelitian
yang
digunakan
adalah
kualitatif
dengan
pendekatan
fenomenalo
gi. Teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling.
Pengumulan
data
menggunak
an
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
asupan gizi ibu ifas
dalam budaya se’i
tidak mencukupi
kebutuhan ibu nifas
sehingga perlu
dilakukan upaya
meningkatkan jumlah
gizi dengan
mengkonsumsi
makanan lain yang
menggandung zat gizi.
Persamaan dengan
penelitian ini
adalah salah satu
tujuan penelitian
yaitu pemenuhan
kebutuhan nutrisi
serta teknik
pengumpulan
sampel.
terletak pada
karakteristik
budaya, serta
pendekatan
metode
penelitian yaitu
etnografi.
Perbedaan
dengan
penelitian ini
adalah tujuan
penelitian ini
hanya
membahas
mengenai
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi,
sedangkan
pada penelitian
yang akan
dilakukan
tujuannya tidak
hanya berfokus
pada nutrisi
melainkan
perawatan ibu
15
Choudhury,
et al (2011)
Maternal
Care
Practices
Among the
Ultra Poor
Households
in Rural
Bangladesh
:a
Qualitative
Explorator
y Study
Tujuan
penelitian ini
adalah
mengeksploras
i praktik
perawatan ibu
pada wanita di
pedalaman
Bangladesh
Buar, M
&Jauro, YS
(2013)
Home
births and
postnatal
practice in
Madagali
NorthEastern
Tujuan
penelitian ini
adalah untuk
menentukan
porposi dan
alasan
persalinan di
wawancara
mendalam,
observasi,
dan food
recall 24
jam.
Metodelogi
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
kualitatif
eksplorasi
Metodelogi
penelitian
yang
digunakan
adalah
deskripsi
cross
Hasil penelitian
menunjukkan
kepercayaan dan
norma budaya
mempunyai pengaruh
yang kuat praktik
perawatan ibu.
Beberapa praktik
seperti kepercayaan
akan pantangan
beberapa aktivitas dan
makanan dapat
membahayakan
kesehatan ibu.
Tingginya angka
persalinan di rumah
dan perawatan oleh
tenaga yang tidak
terlatih. Perawatan
perineum sesuai
dengan anjuran tenaga
Persamaan dengan
penelitian ini
terletak pada salah
satu tema
penelitian
Persaman
penelitian ini
dengan penelitian
yang akan
dilakukan terletak
pada salah satu
tujuan penelitian
lebih luas,
selain
perbedaannya
terletak pada
karakteristik
budaya.
Perbedaan
terletak pada
metodelogi,
serta
karakterisitik
budaya.
Perbedaan
terletak pada
metodelogi
yang
digunakan
serta
karakteristik
16
Nigeria
DW,
Sumarni, et
al (2013)
Perawatan
Nifas
Budaya
Padarang
dan
Revolusi
KIA di
Kabupaten
Sumba
Timur,
Propinsi
Nusa
Tenggara
Timur
rumah, serta
evaluasi
praktik budaya
selama nifas di
Madagali
North-Eastern
Nigeria
Tujuan
penelitian ini
adalah untk
mengetahui
proses
perawatan ibu
nifas serta
pengaruhnya
terhadap
gangguan
kesehatan ibu
dan bayi yang
menjalani
perawatan ibu
nifas dalam
budaya
padarang
sectional
studi
kesehatan.
yaitu praktik
perawatan nifas
budaya
Metodelogi
penelitian
adalah
dengan
penelitian
kualitatif
dan
kuantitatif
(cross
sectional)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
budaya padarang
dibedakan atas 3 yaitu
perawatan masa nifas
budaya padarang 3
bulan, budaya
padarang 30-40 hari,
dan budaya padarang
modifikasi. Gangguan
kesehatan yang
muncul adalah infeksi
perineum, anemia,
postpartum blues,
ISPA, infeksi tali
pusat, diare dan
lingkungan yang tidak
sehat
Persamaan dengan
penelitian ini
adalah salah satu
tujuan penelitian
yaitu perawatan
masa nifas dan
salah satu
metodelogi
penelitian
Perbedaannya
terletak pada
karakteristik
budaya.
Download