BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pasar Baru merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Bandung yang terletak di Pasar Baroeweg atau Sumedangweg (sekarang Jalan Oto Iskandardinata). Pasar Baru merupakan tempat menampung para pedagang dari pasar Tjigoeriang (Ciguriang) di belakang Kepatihan yang dibangun tahun 1812. Para pedagang dari Ciguriang itu menyebar ke daerah Cikapundung (Jalan ABC dan lokasi PLN sekarang), setelah pasar mengalami musibah kebakaran dalam huru-hara Munanda pada tanggal 30 Desember 1842. Pada tahun 1884, terbentuk pasar di daerah Pecinan. Setelah itu, para pedagang banyak yang memanfaatkan lahan kosong di sebelah barat Pecinan, yaitu di persimpangan Jalan Raya Barat (Jalan Sudirman) dan Sumedangweg. Terbentuknya pasar di persimpangan jalan tersebut merupakan titik awal terbentuknya Pasar Baru. Proyek peremajaan Pasar Baru telah memberikan pengaruh yang besar terhadap aktivitas pasar. Renovasi pasar telah berlangsung sebanyak empat kali dengan bentuk bangunan yang mengalami perubahan. Pada tahun 1916, Pasar Baru mengalami renovasi pertama kali dengan model bangunan Art Decoration. Pada tahun 1930, Pasar Baru mengalami renovasi untuk kedua kalinya dan dijadikan pusat perbelanjaan bagi warga Bandung dan sekitarnya dengan gaya Romantik. Bangunan pasar dibangun secara modern dalam bentuk bertingkat pada tahun 1971. Hal itu dilakukan oleh Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II 109 110 Bandung bekerjasama dengan PT. Unicor. Hal tersebut berpengaruh terhadap perdagangan dan pengelolaan Pasar Baru. Renovasi terbesar terjadi pada tahun 2002, sehingga Pasar Baru diresmikan pada tanggal 21 Agustus 2003 oleh Walikota Bandung dengan nama Pasar Baru Trade Center. Fungsi dan peranan Pasar Baru dalam kehidupan sehari-hari sangat terasa bagi masyarakat, baik ditinjau dari fungsinya sebagai sarana sosial yaitu sebagai penyedia barang-barang kebutuhan sehari-hari, maupun ditinjau dari peranannya sebagai sarana ekonomi yaitu tempat berjualan bagi para pedagang. Perdagangan dilakukan secara grosir dan eceran. Meskipun dalam bentuk bangunan modern tetapi masih mempertahankan konsep tawar-menawar. Ada berbagai faktor yang membuat pengunjung tertarik untuk berbelanja di Pasar Baru. Selain harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan tempat lain. Kualitas dari barangbarang yang diperdagangkannya juga tidak kalah bersaing. Terutama untuk jenis produk tekstil dan pakaian jadi, jumlah barangnya sangat beragam. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Sebagian besar pembeli adalah pedagang kecil yang membeli barang secara grosir untuk dijual kembali. Keberadaan Pasar Baru dalam rentang tahun 1971 sampai dengan tahun 2003 telah memberikan kontribusi bagi perubahan sosial ekonomi pedagang. Hal itu dapat terlihat dari tingkat kesejahteraan dan mobilitas sosial. Berdasarkan dari keterangan para narasumber yaitu para pedagang Pasar Baru, pendapatan yang mereka dapatkan telah cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Apabila dihubungkan dengan harga bahan pokok, pendapatan mereka lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sedangkan sisanya dipergunakan untuk 111 membayar biaya kios, gaji pegawai serta untuk meningkatkan usahanya baik dengan menimbun barang, membuka cabang di pasar lain atau menambah kios di Pasar Baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa pedagang Pasar Baru termasuk kategori sejahtera dilihat dari pendapatan dan keuntungan yang mereka peroleh dari berdagang. Faktor ekonomi menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan terutama dalam hal pemenuhan hidup sehari-hari yang dinilai semakin memberatkan. Kehidupan ekonomi seseorang sangat mempengaruhi kehidupan sosialnya. Sangatlah manusiawi jika seseorang menginginkan kehidupan yang lebih baik dan layak dalam aspek sosial, oleh karena itu seseorang akan selalu berusaha untuk meningkatkan taraf hidupnya dalam bidang ekonomi. Pada pedagang Pasar Baru, mobilitas yang terjadi cenderung bersifat vertikal baik gerak naik maupun gerak turun. Keberadaan Pasar Baru juga membawa dampak positif terutama bagi Pemerintah Daerah Kota Bandung. Perkembangannya yang pesat sebagai pusat perdagangan telah memberikan sumbangan yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Sumbangan tersebut berupa retribusi pasar yang dikelola oleh PD. Pasar Bermartabat. Akhirnya, Pasar Baru juga berkembang menjadi salah satu tujuan wisata belanja yang didatangi oleh pengunjung dari seluruh Indonesia bahkan wisatawan mancanegara. 112 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan Pasar Baru. Dalam pengelolaannya yang dibutuhkan adalah partisipasi seluruh lapisan. Mulai dari Pemerintah Kota Bandung yang membawahi PD. Pasar Bermartabat, pengelola Pasar Baru yaitu PT. Atanaka Persada Permai, Koperasi pasar dan himpunan pedagang sebagai tulang punggung perekonomian pasar. Sehingga dalam memandang pasar tidak hanya sebagai tempat bertransaksi ekonomi tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya interaksi sosial. Peremajaan bangunan pasar yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan pihak swasta, tidak hanya berorientasi pada kepentingan salah satu pihak. Akan tetapi harus berpihak pada kepentingan semua lapisan yang terdapat di Pasar Baru. Renovasi pasar juga merupakan langkah untuk meningkatkan perekonomian pedagang kecil. Oleh karena itu, dapat dimaksudkan sebagai upaya pengelolaan pasar secara modern sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sehingga semua pihak termasuk pembeli dapat merasakan manfaat dari keberadaan pasar yang aman dan nyaman. Renovasi pasar tradisional bertingkat harus mempertimbangkan kenyamanan berbelanja dan berdagang serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu, perlu ada inovasi desain pasar yang lebih baik. Penataan tangga penghubung yang pendek, nyaman, dan praktis, tersedianya ventilasi udara yang cukup, tempat sampah dan air bersih yang memadai, serta sistem penataan jenis dagangan menurut tingkatan lantai pasar akan menciptakan 113 kenyamanan dan keamanan berdagang dan berbelanja. Hal ini hanya dapat tercapai bila ada kerja sama erat dan terus-menerus antara Pemerintah Daerah, pengelola, pedagang, dan juga pelanggan. Pasar Baru sebagai contoh peremajaan pasar yang berhasil, tidak terlepas dari berbagai permasalahan dan pro-kontra. Permasalahan yang timbul antar pedagang atau pedagang dengan pengelola hendaknya diselesaikan dan dicari jalan keluar yang memuaskan kedua pihak. Dalam hal pengelolaan pasar, pengelola harus memberikan kemudahan dalam kredit pemilikan kios bagi pedagang lama, sehingga pedagang lama tidak tersingkir dan dapat menempati kiosnya kembali. PD. Pasar Bermartabat sebagai pengelola pasar tradisional dapat melakukan pembinaan terhadap para pedagang. Koperasi pedagang pasar dapat menjadi mitra bagi pihak swasta dalam pengelolaan Pasar Baru.