IDENTIFIKASI DAN INOKULASI Eimeria labbeana SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BOBOT BADAN DAN PATOLOGI USUS PIYIK*) I GUSTI MADE KRISNA ERAWAN1), GATUT ASHADI , UMI CAHYANINGSIH2), HERNOMOADI HOEMINTO3) 2) 1) Laboratorium Penyakit Dalam Veteiner, FKH Unud 2) Laboratorium Protozoologi, FKH IPB 3) Laboratorium Patologi, FKH IPB RINGKASAN Empat spesies Eimeria yang mengakibatkan koksidiosis pada burung merpati adalah E. columbae, E. columbarum, E. tropicalis, dan E. labbeana. Di antara spesiesspesies tersebut, E. labbeana paling sering menginfeksi burung merpati. E. labbeana mempunyai patogenitas ringan sampai sangat pathogen, tergantung pada galur parasit dan umur burung pada saat terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi E. labbeana serta untuk mengetahui pengaruh E. labbeana yang diinokulasikan secara oral dalam berbagai dosis dan umur piyik terhadap bobot badan dan patologi usus piyik. Ookista diisolasi dari tinja burung merpati yang diperoleh dari Sukabumi. Untuk mendapatkan satu jenis ookista E. labbeana dilakukan isolasi sel tunggal. Ookista hasil isolasi sel tungal diperbanyak pada 30 ekor piyik berumur dua minggu. Hasil perbanyakan digunakan sebagai bahan inokulasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Petak utama adalah umur piyik pada saat diinokulasi (dua dan tiga minggu). Anak petaknya adalah dosis ookista yang diinokulasikan (0, 104, 105, dan 106 ookista/ekor). Setiap kombinasi perlakuan diterapkan pada 10 ekor piyik, lima ekor dibunuh pada hari kelima untuk melihat gambaran patologi usus, lima ekor digunakan untuk mengetahui bobot badan pada umur empat minggu. Hasil yang didapat: 1. Ookista E. labbeana isolat Sukabumi mempunyai ukuran penjang berkisar antara 18.26-23.24 µm, rata-rata 22.33 µm dan lebar berkisar antara 14.94-21.58 µm, rata-rata 18.99 µm. Morpologinya agak bundar sampai bundar, dindingnya terdiri atas dua lapis, mempunyai granula kutub tetapi tidak mempunyai mikropil dan residu (badan sisa ookista). Sporokistanya berbentuk lonjong mengandung badan stida. Sporulasi mulai terlihat 24 jam setelah ookista berada di luar tubuh bersama tinja. Periode prepatennya adalah 108 jam. Pertumbuhan parasit intaseluler di dalam tubuh burung merpati terdapat pada sel-sel epitel vili duodenum, yeyunum, ileum, dan kolon. 2. Tanda klinik koksidiosis akibat inokulasi E. labbeana isolat Sukabumi adalah lemah, bulu kusam, kulit agak kering, banyak minum, nafsu makan menurun, diare berwarna kehijauan bahkan ada yang berwarna coklat muda dan berlendir, dan tembolok dipenuhi oleh pakan yang mengeras. 3. Berdasarkan patologi anatomi, yaitu menggelembungnya usus terutama pada bagian duodenum dan yeyunum disertai dengan adanya banyak cairan mucus pada lumennya, kerusakan usus yang disebabkan oleh E. labbeana isolat Sukabumi digolongkan sebagai enteritis kataralis. Ciri histopatologi akibat inokulasi E. labbeana adalah edema subepitel, nekrosis ujung vili, epitel penutup vili dipenuhi oleh parasit, vili tampak lebih bergelombang, lamina propria menebal, hiperemi, disertai infiltrasi leukosit. Kerusakan terparah terjadi pada duodenum. 4. Umur piyik pada saat diinokulasi ookista E. labbeana (dua dan tiga minggu) tidak berpengaruh nyata terhadap kerusakan vili, kepadatan parasit, bobot badan pada umur empat minggu, dan produksi ookista. 5. Dosis ookista E. labbeana yang diinokulasikan berpengaruh nyata terhadap kerusakan vili, kepadatan parasit, bobot badan pada umur empat minggu, dan produksi ookista. Dosis 106 ookista/ekor mengakibatkan kerusakan vili, kepadatan parasit, dan produksi ookista paling tinggi, sedangkan bobot badan paling rendah. *) Tesis Magister Sains di Program Studi Sains Veteriner, IPB.