13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Efisiensi Pasar (Efficient Market Theory) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi yang mungkin terjadi dengan cepat serta akurat. Konsep efisiensi pasar menyatakan bahwa pemodal selalu menyertakan faktor informasi yang tersedia kedalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga yang mereka translansikan. Jadi harga yang berlaku dipasar telah mengandung informasi tersebut (Robbert Ang dalam Iguh 2012). Jika pasar efisien, maka suatu pengumuman yang tidak ekonomis maka tidak akan mengakibatkan reaksi pasar atas pengumuman peristiwa tersebut maka apabila pasar bereaksi pada pengumuman yang tidak memiliki nilai ekonomis berarti pasar tersebut belum efisien karena tidak bisa membedakan pengumuman yang bersifat informasi ekonomis dengan informasi yang tidak ekonomis. 2. Teori Sinyal (Signaling Theory) Signaling theory adalah suatu pengumuman dianggap positif jika manajer perusahaan menyampaikan perspektif masa depan perusahaan yang baik ke publik. Adapun alasan yang dapat mendukung sinyal ini diamana perusahaan yang melakukan pengumuman merupakan perusahan yang mempunyai kinerja yang baik. Sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh pasar, apabila 13 perusahaan benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang mendapatkan reaksi positif (Hartono dalam Yusuf dkk., 2009). 3. Event Studies Event study (studi peristiwa) adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengamati pengaruh dari adanya suatu peristiwa terhadap perubahan harga sekuritas (Catranti, 2009). Penelitian dengam metode event study pada umumnya berkenaan dengan seberapa cepat informasi yang masuk ke pasar yang terlihat pada harga saham (Tandelilin, 2010:239). Pembahasan event study tidak lepas dari bentuk efisiensi pasar setengah kuat. Para investor menggunakan tolak ukur return, yaitu perbandingan antara harga saat ini dengan harga sebelumnya. Khusus dalam event studies yang mempelajari peristiwa spesifik, maka tolak ukur return yang digunakan adalah abnormal return. 4. Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam Instrumen-instrumen bentuk keuangan utang yang ataupun modal sendiri. diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Pasar modal dikatakan efisien jika harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relefan. Jika pasar terjadi sangat cepat maka perubahan harga di masa depan dan hasil 13 investasi tidak bisa di tebak dan sangat sulit bagi investor untuk mendapatkan abnormal return (Ziobrowski et al., 2011). Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Dalam kegiatannya ada dua fingsi pasar modal: 1. Fungsi ekonomi Menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari para investor yang menanamkan modalnya kepada emitenatau perusahaan penerbit saham. 2. Fungsi Keungan Dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh peminjam dan penyedia dana dapat menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva rill yang diperlukan untuk investasi b. Instrumen Pasar Modal Menurut Fakhrudin M. Hendy dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) ada beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah : 13 1) Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu saham biasa dan saham preferen. Dimana saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior jika terdapat pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham preferen merupakan saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil yang dikehendaki investor serta memiliki hak yang lebih dahulu memperoleh dividen. 2) Obligasi Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo. Jangka waktu obligasi yang ditetapkan berdasarkan perjanjian, obligasi yang dapat diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, BUMD maupun pihak swasta. 13 3) Derivatif dari efek a) Right Right menunjukkan bukti hak memesan terlebih dahulu yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh emiten, sebelum saham-saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain. b) Waran Warrants adalah sertifikat yang memberikan hak kepada pemilik untuk membeli saham dengan harga tertentu dalah waktu tertentu (Kieso, Weygandt, and Warfield, 2012). c) Dividen Saham Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai maupun dividen saham. Alasan emiten membagikan dividen saham karena emiten ingin menahan labanya untuk digunakan sebagai modal kerja. d) Sertifikat Reksa Dana Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan yang dimaksud sertifikat reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar modal atau pasar uang. Ada dua jenis reksa dana yaitu reksa dana open end (terbuka), sertifikat ini bisa dijual kembali pada manajer investasi, dan reksa dana close end (tertutup), sertifikat ini 13 tidak bisa dijual kembali pada manajer investasi tetapi dijual ke pasar sekunder 5. Right Issue a. Pengertian Right Issue Di Indonesia dikenal pula dengan istilah HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). Right Issue merupakan penerbiitan saham baru yang digunakan perusahaan untuk menambah modal perusahaan yang ditawarkan kepada pemegang saham lama (Existing Shareholders) yang ada hak didalamnya yaitu han memesan terlebih dahulu. Namun ada jenis lain dari right issue yang ditawarkan kepada pihak lain yaitu tanpa atau non HMETD. Dimana yang berhak membeli saham baru hanya ditawarkan kepada satu atau beberapa pihak saja. Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih dahulu yang diberikan kepada pemodal saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana (Tandelilin, 2010:37). Right issue diberikan kepada pemegng saham lama guna untuk menjaga proporsi kepemilikannya dalam suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru Secara teoritis dan empiris pengaruh pengumuman right issue akan menyebabkan harga saham bereaksi secara negatif yang mengakibatkan terjadi systematic risk, dimana keadaan para investor akan memperoleh keuntungan akibat kenaikan harga saham. Ini akan menciptakan hubungan 13 antara return dengan risiko, dan dimana semakin besar return yang diharapkan semakin besar risiko yang akan dihadapi. Alasan perusahaan melakukan right issue paling tidak ada dua, yaitu: 1. Right Issue dapat mengurangi biaya, karena right issue tidak menggunakan jasa penjamin (underwriter). 2. Dengan adanya right issue berakibat jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah frekuensi perdagangan sehingga atau diharapkan akan meningkankan yang berarti meningkatkan likuiditas saham. b. Tujuan Right Issues Tujuan perusahaan melakukan right issue adalah untuk menambah modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut dapat digunakan untuk investasi maupun pembayaran utang perusahaan. Untuk memperoleh tambahan dana sebenarnya perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru untuk ditawarkan kepada publik. Namun apabila cara ini ditempuh umumnya perusahaan harus menggunakan jasa penjamin (yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan terjual semua) atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini ke publik. Karena apabila harga saham baru ditawarkan dengan harga yang sama dengan harga saham lama, maka para investor akan berpikir untuk tidak membeli saham baru di pasar perdana karena mereka dapat membeli saham yang sama dengan harga yang sama di pasar 13 sekunder. Karena itulah umumnya harga saham baru akan lebih murah dari harga saham lama. Kedua pilihan tersebut akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya, pilihan yang pertama mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepada pihak penjamin (underwriter) dan yang kedua berarti distribusi kemakmuran kepada pemegang saham yang baru. Sehingga dengan dilakukannya right issue perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan tidak terjadi distribusi kemakmuran kepada pemegang saham yang baru serta perubahan persentase hak suara dalam perusahaan tidak terjadi. c. Pengaruh Right Issue Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah. Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right issue ini mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila tidak melakukan konversi right-nya. Pemegang saham lama ini akan mengalami apa yang dikenal dengan istilah dilusi (dilution) yaitu penurunan persentase kepemilikan saham. Umumnya harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga dan rasio penerbitan right issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah emisi right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal tersebut wajar terjadi karena harga pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah daripada harga pasar. Jadi, kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam 13 persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar. d. Hal – hal yang berkaitan dengan Right Issue Faktor yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right issue antara lain waktu, harga dan rasio. Bagi investor informasi waktu penerbitan sangat penting untuk mengambil keputusan apakah dia akan melaksanakan haknya membeli right atau tidak membelinya. Beberapa hal yang berkaitan dengan right issue yaitu : 1) Cum date adalah tanggal terakhir seorang investor dapat meregistrasikan sahamnya untuk mendapatkan hak corporate action. Membeli saham pada saat periode cum right maka akan diperoleh saham yang masih memiliki hak atas bukti right yang akan segera didistribusikan. 2) Ex date adalah tanggal dimana investor tidak mempunyai hak lagi akan suatu corporate action. Saham yang diperoleh tidak lagi memiliki hak atas right. 3) DPS date adalah tanggal dimana daftar pemegang saham yang berhak atas suatu corporate action diumumkan. 4) Tanggal pelaksanaan dan akhir right adalah tanggal periode right tersebut dicatatkan di bursa dan kapan berakhirnya. 5) Allotment date adalah tanggal menentukan bagian investor yang mendapatkan right dan jumlah tambahan saham baru akibat right issue. 13 6) Listing date adalah tanggal dimana penambahan saham akibat right tersebut didaftarkan di Bursa Efek. 6. Harga Saham a. Pengertian Saham (Darmadji, Tjiptono, 2009) Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. b. Jenis-jenis saham Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki karakteristik hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa hanya memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya. Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa. 13 c. Karakteristik Saham 1. Saham Preferen Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut: Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk 2. Saham Biasa Saham Biasa memiliki karakteristik sebagai berikut: Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja d. Harga Saham Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham diantaranya tingkat inflasi, nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang domestik dan tingkat bunga yang disebut variabel ekonomi makro. Selain itu kondisi fundamental perusahaan juga berpengaruh terhadap 13 pergerakan harga suatu saham seperti Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah beta saham yaitu ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Sehingga diketahui bahwa saham merupakan investasi yang memiliki resiko dan terdapat beberapa faktor beragam yang mempengaruhi pergerakan harga saham, dimana hal ini terkait dengan tingkat pengembalian investasi saham yang akan diperoleh investor di pasar modal. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Saham a.) Faktor Fundamental Dua dari beberapa variabel yang terkait dalam penilaian harga saham yaitu Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER). 1.Earning Per Share (EPS) Earning Per Share adalah besarnya jumlah keuntungan yang diperoleh dari setiap lembar saham biasa. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus sebagai berikut. EPS= Earning Perusahaan (Laba bersih − Dividen saham preferen ) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 2. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga per lembar saham terhadap earning per lembar saham perusahaan. 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 PER = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 13 b.) Indikator Ekonomi Beberapa variabel yang merupakan indikator ekonomi diantaranya nilai tukar rupiah terhadap dolar, inflasi dan suku bunga. Nilai tukar adalah mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri (Rupiah) maupun mata uang (US $). c.) Risiko sistematis Risiko sistematis merupakan resiko yang tidak dapat didiversivikasikan atau risiko yang tidak dapat dihilangkan. Beta saham adalah ukuran risiko yang menunjukkan hubungan antara tingkat hasil atau keuntungan suatu aset berisiko (saham) terhadap tingkat hasil pasar. (Haruman dkk, 2005). Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan market model menggunakan regresi. 7. Return Saham Pada umumnya pengembalian saham diartikan sebagai suatu hasil pengembalian yang diperoleh dari suatu dana atau modal yang ditanamkan pada suatu investasi baik itu berupa aset rill (real asset) maupun aset keuangan (financial asset). Pengertian pengembalian saham menurut Gitman (2009:228) dijelaskan melalui pernyataan berikut: “The Return is the total gain or loss experienced on an investment over a given period of time. It is commonly measured as cash distributions during the period plus the change in value, expressed as a precentage of the beginning-of-period investment value.” Tingkat pengembalian saham yang dimaksud oleh definisi diatas adalah tingkat pengembalian saham selama periode waktu tertentu. Hal ini 13 umumnya diukur sebagai distribusi kas selama periode ditambah perubahan nilai, dinyatakan sebagai presentasi dari nilai investasi awal periode. Hasil pengembalian (return)ini sendiri terdiri dari dua komponen yaitu capital gain/loss dan yield. Capital gain/loss merupakan selisih harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi daripada harga periode yang lalu (Pt>Pt1) maka akan terjadi capital gain sedangkan jika harga investasi sekarang lebih kecil daripada harga periode yang lalu (Pt<Pt-1) maka akan terjadi capital loss. Yield adalah persentase penerimaan kas periodic terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Yield untuk saham adalah persentase deviden terhadap harga saam periode sebelumnya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan keberanian menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. investor Return biasa diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi (Jogianto,2000:109). Return dapat berupa return aktual ataupun return ekspektasi. Return aktual (actual return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return aktual penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan 13 diperoleh oleh investor di masa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi. 8. Penelitian Terdahulu Fitri Ekayanti, 2012 Pengaruh Right Issue Terhadap Harga Saham Dan Pertumbuhan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Penelitian ini menggunakan 35 sampel perusahaan yang melakukan Right Issue pada tahun 2006-2010. Dengan pengujuan hipotesis menggunakan Uji t Berpasangan (Paired t Test) dengan kesimpulan Kebijakan right issue tidak memengaruhi harga saham. Hal ini diperoleh dari uji beda yang dilakukan dengan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan harga saham yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue dan kebijakan right issue memengaruhi pertumbuhan keuangan. Hal ini diperoleh dari uji beda yang dilakukan dengan menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan keuangan yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Isnandar Teguh Hendra Kusuma, 2011 Analisis dampak pengumuman Right Issue terhadap Return saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan right issue pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Alat pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan Uji t Berpasangan (Paired t Test). Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesa yang diajukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengumuman right issue tidak memberikan pengaruh yang signifikan 13 terhadap return saham yang ditandai dengan tidak adanya perbedaan ratarata return saham di seputar tanggal pengumuman. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan informasi yang cukup bagi investor untuk mengambil keputusan investasi dalam proses beli jual saham dan tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan. Daftar Pustaka (1970-2011) Hartono, 2009 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengumuman right issue terhadap kinerja saham dan perusahaan likuiditas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2000-2007. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang diperoleh sampel sebanyak 55 perusahaan. Dalam menganalisis digunakan paired sample T. Seperti halnya kita menggunakan satu sampel statistik untuk mengetahui kandungan informasi di sekitar pengumuman yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, ada perbedaan return saham berarti. Return saham adalah penurunan setelah pengumuman right issue. Kedua, ada perbedaan abnormal rata-rata kembali. Abnormal return adalah penurunan setelah pengumuman right issue. aktivitas volume perdagangan berarti. Ketiga ada perbedaan Aktivitas volume perdagangan adalah peningkatan setelah pengumuman right issue. Dedi Rusdi dan Angga Avianto (2009) meneliti pengaruh right issue terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham emiten di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2007. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan volume perdagangan saham dan tingkat keuntungan saham 13 dengan menggunakan trading range theory dan sampel 43 perusahaan di Bursa Efek. Manullang (2009) melakukan penelitian pada perusahaan di BEJ selama periode 2000 sampai 2006 mengenai pengaruh volume perdagangan saham, right issue terhadap abnormal return. Ada perbedaan secara 249 statistik yang signifikan antara rata-rata abnormal return saham sebelum maupun setelah pengumuman right issue. Menunjukan respon pasar yang positif yang ditunjukan dengan respon pasar yang signifikan. I Gede Surya Pratama dan Gede Martha Sudhiarta 2013 meneliti tentang Analisis Perbandingan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Right Issue. Hasil pengujian data menggunakan alat analisis parametrik (paired samplle t-tes) mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return signifikan secara statistik sebelum maupun sesudah peristiwa right issue. Hasil ini juga menunjukkan bahwa selama periode estimasi terdapat rata-rata abnormal return yang kurang konsisten, hal ini berarti investor menggolongkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan sebagai bad news. Hasil pengujian juga menjelaskan bahwa terdapat abnormal return positif yang ditunjukan pada Hari -5 dan Hari -1 yang mengindikasikan terdapat kebocoran informasi dan mengakibatkan investor bereaksi lebih awal. 13 Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Peneliti Judul Penelitian Hasil Fitri Ekayanti, 2012 Pengaruh Right Issue Terhadap Harga Saham Dan Pertumbuhan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Isnandar Teguh Analisis dampak pengumuman Right Hendra Kusuma, 2011 Issue terhadap Return saham di Bursa Efek Indonesia Hartono, 2009 Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Kinerja Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia Dedi Rusdi dan Angga pengaruh right issue terhadap Avianto, tingkat keuntungan dan likuiditas 2009 saham emiten di Bursa Efek Jakarta periode2003-2007 Asna Manullang, 2009 pengaruh volume perdagangan saham, right issue terhadap abnormal return I Gede Surya Analisis Perbandingan Abnormal Pratama dan Gede Return Saham Sebelum Dan Martha Sudhiarta Sesudah Pengumuman Right Issue 2013 Pada pengumuman right issue tidak mempengaruhi harga saham tetapi mempengaruhi pertumbuhan perusahaan tidak terlalu terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keuntungan perusahaan. Hasil Penelitian adalah ada pengaruh dalam penerbitan Right Issue terhadap return saham, abnormal return serta volume perdagangan Penelitian tidak ada Pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham Penelitian adanya pengaruh Signifikan terhadap volume perdagangan saham dan return saham. hasil bahwa tidak terdapat pengaruh abnormal return signifikan secara statistik sebelum maupun sesudah peristiwa right issue B. RERANGKA PEMIKIRAN Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan corporate action berupa right issue yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Data sekunder berupa harga penutupan harga penutupan saham masing-masing perusahaan, jumlah saham yang beredar dan tanggal pengumuman right issue masing-masing perusahaan diperoleh dengan www.sahamok.com. mengakses website www.idx.co.id dan 13 Dalam dunia investasi, investor cenderung memilih saham yang memberikan return yang tinggi. Return saham yang berfluktuasi menunjukkan bahwa investor perlu menganalisis kinerja pasar saham sebelum menginvestasikan dananya. Right issue merupakan salah satu aksi korporasi yang diduga memberikan pengaruh pada return saham perusahaan. Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang. 13 PASAR MODAL (BURSA EFEK INDONESIA) RIGHT ISSUE (Y) (INVESTASI/UTANG) HARGA SAHAM (x1) SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN RIGHT RETURN SAHAM (x2) PERBANDINGAN ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran C. HIPOTESIS Berdasarkan landasan teori dan pemamparan hasil penelitian terdahulu maka jawaban sementara dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis yaitu: H1: Terdapat pengaruh right issue terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H2: Terdapat pengaruh right issue terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.