bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Komunikasi
Menurut Rosady Ruslan, kata Komunikasi berasal dari bahasa latin:
“communication”
yang berarti “pemberitahuan” atau “ pertukaran pikiran”. 5
Secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur – unsur
kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara
komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Artinya, bahwa dalam komunikan harus terjadi kesamaan arti dan makna
dalam menyampaikan pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator
dan komunikan. Dengan kata lain, komunikasi dalam penyampaian pesan terlebih
dahulu harus mempunyai makna dan dapat dimengerti oleh penerima pesan,
sehingga proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
Astried S. Susanto berpendapat bahwa komunikasi merupakan landasan
dalam hidup kita, dalam proses sosial, ini berarti bahwa tanpa ada komunikasi
manusia sukar diterima oleh masyarakat, karena itu komunikasi penting, sebab
manusia adalah mahluk sosial yang memerlukan masyarakat 6 .
5
Ruslan Rosady,Manajemen Hubungan Masyarakat dan Manajemen komunikasi konsep dan
aplikasi, PT.Raja grafindo persada,Jakarta,2004.hal 69.
6
Astrid S.Susanto,Filsafat komunikasi,Bina cipta ,bandung 1976,hal 80
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Komunikasi sering dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi
beberapa perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti
persepsi, pemahaman dan motivasi. Seseorang dapat merubah sikap, pendapat
dan perilaku orang lain apabila komunikasi atau pesan yang disampaikannya
komunikatif.
Agar suatu komunikasi menjadi lebih efektif maka proses penyandian
oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasandian oleh
komunikan. Memang dalam bidang pengalaman sangat mempengaruhi dalam
melakukan komunikasi. Namun bukan berarti komunikasi akan gagal apabila
tidak ada kesamaan antara komunikator dan komunikan.
Seorang komunikator berusaha untuk memposisikan dirinya seolah – olah
memiliki kedudukan yang sama dengan komunikan, walaupun memiliki
perbedaan dalam kedudukan, jenis pekerjaan, suku, agama, tingkat pendidikan,
bangsa dan sebagainya.
Komunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama –
sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Dan komunikasi tidak
menjadi efektif bila proses dari tahapan yang berlangsung tidak berjalan denggan
baik. Menurut supratiknya,” komunikasi yang efektif adalah taraf seberapa jauh
akibat – akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan 7
Dalam proses suatu komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan
suatu makna tujuannya yaitu agar terjadi suatu pertukaran pengertian antara
komunikator dan komunikan, maka dari itu agar komunikasi dapat berjalan
7
A.supratiknya, komunikasi antar pribadi tinjauan psikologi,kanisius,Yogyakarta,hal 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
dengan baik perlu adanya kesamaan antara orang yang mengirim pesan dan orang
yang menerima pesan agar perbedaan tidak akan terjadi walaupun keduanya
memiliki kedudukan yang sama. Untuk menjalankan komunikasi tersebut dapat
dijelaskan dalam proses komunikasi
Di dalam definisi komunikasi tersebut terdapat proses komunikasi yaitu :
1. Sumber
2. Komunikator
3. Pesan
4. Komunikan
5. Effect (hasil)
Untuk lebih jelasnya unsur – unsur dalam komunikasi tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
1) Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pasan dan
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri, sumber dapa berupa
orang, lembaga, buku, dan dokumen ataupun sejenisnya.
2) Komunikator dalam komunikasi adalah bahwa setiap orang ataupun kelompok
dapat menyampaikan pesan – pesan komunikasi itu sebagai suatu proses,
dimana komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan
dapat menjadi komunikor.
3) Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah dalam usaha
untuk mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Pesan dapat secara panjang lebar mengupas dari berbagai segi, namun inti
dari pesan komunikasi akan selalu mengarah ke tujuan akhir komunikasi
4) Channel adalah saluran penyampaian pesan, bisa juga disebut dengan media.
Media komunikasi dapat di kategorikan dalam dua bagian :
1. Media Umum
2. Media Massa
5) Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku
orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap kita
dan tingkah laku orang lain itu sesuai. Maka itu berarti komunikasi berhasil 8 .
Dari beberapa proses komunikasi diatas dapat kita lihat bahwa jalannya
komunikasi agar mempunyai tujuan yang sama dalam pencapaian suatu makna,
artinya komunikasi tersebut tidaklah hanya jalan begitu saja melainkan untuk
berjalan secara baik dan efektif haruslah sesuai dengan proses komunikasi yang
ada.
Sepanjang waktu dalam melakukan komunikasi, proses itu bukan saja
terjadi di kala kita menghendakinya, bahkan ada orang ynag menyatakan di waktu
kita sendiri pun kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Pada hakikatnya
komunikasi adalah suatu proses sosial,yaitu sesuatu yang berlangsung atau
berjalan antar manusia (Anwar Arifin :1984).
Sebagai proses sosial, maka dalam komunikasi selain terjadi hubungan
antar manusia, juga terjadi interaksi atau saling mempengaruhi, karena itu semau
yang terlibat dalam proses komunikasi mau tidak mau harus mengalami
8
Rosady Ruslan.Praktik Dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis Dan Pemulihan
Citra.Jakarta.Ghalia Indonesia,hal 23.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
perubahan. 9 Menurut Onong uchjana effendi bahwa : Teknik dan proses dalam
komunikasi adalah suatu cara untuk menyampaikan pesan dua arah timbal balik
yang dilakukan oleh komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada
komunikan.
Pesan yang disampaikan komunikator adalah suatu pernyataan sebagai
paduan antara buah pikiran dan perasaan yang berupa ide,informasi,keyakinan,
anjuran, keluhan, publikasi, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan itu bisa
menghasilkan suatu reaksi berupa tindakan, sikap dan perilaku tertentu setelah
menerima pesan 10 . Sedangkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut
Onong uchyana effendi, dapat digolongkan ke dalam tiga kategori :
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi tersebut penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha
penyampaian informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan makna
atau pengertian, sehiungga dengan demikian ini dapat tercapai keinginan
bersama.
2. Komunikasi kelompok
Prinsipnya dalam melakukan suatu tindakan komunikasi yang ditekankan
adalah faktor dari kelompok, sehingga komunikasi pun menjadi lebih luas.
Dalam usaha penyampaiaan komunikasi informasi, komunikasi dalam
kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
9
H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Study, hal. 89.
Rosady Ruslan. Praktik dan solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan
Citra,Jakarta, Ghalia Indonesia,1994.hal 23.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa disini dapat dilakukan dengan melalui alat, yaitu dengan
media massa seperti cetak maupun elektronik.
Berdasarkan pada sifat komunikasi yang dikategorikan maka Korelasi
antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan
komunikasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media
apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan sebagainya sehingga menjadi sebuah makna yang dapat
menjalankan suatu komunikasi.
Komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan
sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide yang baru. 11 Adapun
fungsi komunikasi menurut Mudjito dalam bukunya Teknik Komunikasi
menyatakan sebagai berikut :
1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan
organisasi itu dapat diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam
suatu organisasi.
11
Aw. Widjaja, Op.cit, hal. 9.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
3. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh
anggota organisasi 12
Komunikasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang akan
dicapai pada dalam suatu organisasi tersebut, dengan tujuan untuk mempengaruhi
dan mengubah perilaku seseorang dalam organisasi tersebut melalui informasi –
informasi yang didapat dalam organisasi itu sendiri.
Tujuan dari komunikasi yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita
harus menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik – sebiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengerti dann mengikuti apa yang kita
maksudkan.
2. Dapat memahami orang lain.sebagai komunikator harus mengerti
benar aspirasi orang lain tentang apa yang diinginkan.
3. Gagasan dapat diterima orang lain, kita harus berusaha agar gagasan
kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan
memaksakan kehendak.
4. Menggerakan
orang
lain
untuk
melakukan
sesuatu
kegiatan,
maksudnya adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong orang
tersebut. 13
Seorang komunikator dapat menjadi komunikan ketika dia memperoleh
feedback atau umpan balik setetah dia menyampaikan pesan kepada komunikan.
12
13
H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Study, hal. 66
Ibid, hal. 20.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Demikian juga sebaliknya, komunikan dapat menjadi komunikator ketika
memberikan tanggapan (feedback) atas pesan yang diterimanya.
Pesan yang disampaikan maupun feedback yang diberikan, dapat diterima
melalui saluran komunikasi. Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui oleh isi
pesan komunikator kepada komunikan atau jalan yang dilalui feedback
komunikan kepada komunikator. Saluran komunikasi dapat menggunakan media
atau tidak menggunakan media.
Dalam sebuah organisasi komunikasi interpersonal terjadi komunikasi
vertikal antara atasan dan bawahan, sehingga terdapat ketidak cocokan dalam
berkomunikasi antara pimpinan perusahaan dan para karyawan,karena pada hal
nya tidak adanya saling komunikasi.
2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan
sebagai petunjuk dan
penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu 14 . Komuikasi organisasi dapat terjadi kapan pun setidak
– tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi
menafsirkan suatu pertunjukan, karena komunikasi diantara anggota – anggota
suatu organisasi.
Analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan
atas banyak
transaksi yang terjadi secara stimulan, sistem tersebut menyangkut pertunjukan
14
Dedy Mulyana. Komunikasi Organisasi,PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2000, hal. 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
dan penafsiran pesan diantara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang
sama memiliki jenis – jenis yang berlainan yang menghubungkan mereka. 15
Sifat penting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran,
dan penanganan kegiatan anggota organisasi, komunikasi berlangsung dalam
organisasi dan apa maknanya bergantung pada konsepsi seseorang mengenai
organisasi.
Komunikasi organisasi dianggap suatu struktur atau wadah yang telah ada
sebelumnya, maka komunikasi dapat dianggap sebagai “ suatu subtansi yang
nyata yang mengalir ke atas, ke bawah, dan ke samping dalam suatu wadah” 16 .
Dalam pandangan itu, komunikasi berfungsi mencapai tujuan dari sistem
organisasi. Fungsi – fungsi komunikasi lebih khusus meliputi pesan – pesan
mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integrasi dan inovasi 17 .
Komunikasi mendukung struktur organisasi dan adaptasinya dengan
lingkungan, bila organisasi merupakan pemproses informasi besar maka maksud
proses komunikasi adalah untuk memperoleh informasi yang tepat bagi orang
yang tepat pada saat yang tepat. Berdasarkan perspektif ini, komunikasi organisasi
dapat dilihat sebagai “proses mengumpulan, memproses, menyimpan, dan
menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi” 18 .
15
Ibid, hal. 32.
Putnam, Linda, ”The Interpretive Perspective:An Alternative to Functionalism” dalam
Communication and Organizitions : An Alternative Approach, Linda L , Putnam dan Michael
Pacanowsky,ed. Beverly Hills,Calif: Sage 1983. hal 39
17
Farace, Richard V, Peter R. Moge, dan Hamish M.Russell, Communication and
Organizitions.Reading, Mass:Addison-Wesley.1977. hal 56-57
18
Ibid, hal 4.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Artinya komunikasi organisasi adalah suatu penyampaian pesan yang
dilakukan secara langsung untuk melakukan proses komunikasi, tujuannya adalah
untuk memberikan kesamaan makna di anatar komunikator dan komunikan.
2.3
Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi,
mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi antarpribadi
adalah ”
Komunikasi antar seorang komunikator dengan komunikan, jenis komunikasi ini
dianggap paling efektif untuk merubah sikap pendapat dan perilaku manusia,
berhubung prosesnya yang dialogis” 19 .
Menurut Wiryanto dalam bukunya Pengantar komunikasi yang mengutip
pendapat Trenholm dan Jensen, mendefinisikan Komunikasi Antarpribadi sebagai
”Komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka” 20 . Nama lain
dari komunikasi ini adalah diadik.
Komunikasi diadik biasanya bersifat spontan dan informal. Partisipasi
satu dengan yang lain saling menerima umpan balik secara maksimal. Partisipan
berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima.
Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan, dalam suatu
percakapan yang menampilkan arus balik langsung. Jadi, komunikator
mengetahui tanggapan komunikasi pada saat itu juga, komunikator mengetahui
dengan pasti apakah pesan – pesan yang dikirim itu diterima atau ditolak,
berdamapak positif atau negatif.
19
20
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 1997, hal.12
Wiryanto,Pengantar Ilmu komunikasi,PT. Grasindo,Jakarta,2004,hal.33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Menurut Wilyanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi yang
mengutip pendapat Everett M. Rogers, mengartikan bahwa komunikasi
antarpribadi merupakan komunikai dari mulut ke mulut yang terjadi dalam
interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Ciri – ciri komunikasi antarpribadi
menurut Rogers sebagaimana dikutip oleh Wiryanto dalam bukunya Pengantar
Ilmu Komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
2. Arus pesan cendrung dua arah.
3. Konteks komunikasinya dua arah.
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan
tinggi.
5. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.
6. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat. 21
Proses penyampaian pesan dalam komunikasi antarpribadi dilakukan
untuk memberikan pengertian atau mempengaruhi sikap dan tindakan orang lain
dengan melibatkan dua orang ataupun sekelompok kecil yang saling mempunyai
kesamaan dalam kepentingan berkomunikasi, sehingga dapat tercapai suatu
komunikasi yang efektif antara komuikator dan komunikan.
Di dalam hubungan itu, dapat dilihat keefektifan komunikasi antarpribadi
untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang hendak disampaikan kepada
komunikan, menciptakan pesan yang diinginkan atau mempengaruhi orang lain
sesuai yang diharapkan.
21
Wiryanto, Ibid, hal.35-36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Dalam mengkomunikasikan pesan itu sendiri agar efektif menurut
supraktiknya dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis,
ternyata harus ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang
pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima.
2. Sebagai pengirim kredibilitas di mata penerima.
3. Kita harus mengusahakan agar pesan – pesan yang kita kirimkan
mudah dipahami. 22
Dalam komunikasi antarpribadi dan komunikan memiliki fungsinya
masing – masing. Komunikator dan Komunikan dapat saling bergantian fungsi
pada suatu ketika komunikan menjadi komunikator, pada saat lain komunikator
menjadi komunikan. Dalam situasi seperti ini, maka komunikator utama adalah
orang yang memulai komunikasi dialah yang mempunyai tujuan tertentu dalam
komunikasi itu.
Frame of refernce (Tingkat pengetahuan) dan field of experience (tingkat
pengalaman) dalam komunikasi antarpribadi juga pemegang peranan penting,
karena komunikasi tidak dapat berlanjut bila seseorang yang diajak berbicara
tidak memiliki tingkat pengetahuan yang sama, latar belakang yang sama, serta
rendahnya daya tangkap seseorang.
Proses komunikasi antarpribadi berawal dari adanya ide yang hendak
dikomunikasikan, ide tersebut mungkin tidak sedikit, tetapi banyak macamnya.
Sebelum dikomunikasikan ide tersebut terlebih dahulu dipilih dan disaring,
22
Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, Kanisius,Yogyakarta.1995.Hal.35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
selanjutnya ide tersebut di encoding ke dalam lambang – lambang, yakni bahasa
lisan yang dikirim dan disebarkan melalui mulut.
Sesudah pesan atau lambang – lambang dikirim kepada komunikan, maka
komunikan men decoding- nya. Selanjutnya bila pesan telah diterima komunikan,
maka komunikan akan memberikan tanggapan atau feedback atas pesan yang
diterimanya. Dengan begitu, maka komunikasi antarpribadi yang berlangsung
dapat berjalan efektif dan memberikan nilai kepuasan tersendiri bagi
komunikannya. Menurut Widjaja dalam bukunya Ilmu Komunikasi Pengantar
Studi, tujuan dari komunikasi antarpribadi yang penting untuk dipelajari ada enam
hal yaitu:
1) Mengetahui dunia luar
Komunikasi antarpribadi juga memungkinkan kita untuk memahami
lingkungan kita dengan baik yaitu tentang objek, peristiwa – peristiwa, dan
orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi
antarpribadi.
2) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Sehingga dalam kehidupan sehari – hari, orang lain menciptakan dan
memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Tentunya kita tidak ingin
hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat. Tetapi, kita ingin merasakan
dicintai dan disukai, kita tidak ingin membenci dan dibenci orang lain.
Karenanya, banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang
lain. Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan
serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
3) Mengenal diri sendiri dan orang lain
Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi
antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan bagi kita
untuk membicarakan diri kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita sendiri
pada orang lain, kita akan mendapat perpektif baru tentang diri kita sendiri dan
memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada
kenyataannya, persepsi – persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil
dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui
komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar
tentang bagaimana dan sejauhmana kita juga harus membuka diri pada orang
lain. Dalam arti bahwa kita tidak harus dengan serta merta menceritakan latar
belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu, melalui komunikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
antarpribadi kita juga mengetahui sikap, nilai, dan perilaku orang lain. Kita
dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.
4) Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan
perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba
mencari suatu barang, mendengarkan musik, membaca buku, berpikir dalam
cara tertentu, percaya sesuatu benar atau salah. Singkatnya kita banyak
mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain untuk komunikasi
antarpribadi.
5) Membantu orang lain
Kita sering memberikan berbagai nasihat dan saran pada teman – teman kita
yang sedang menghadapi suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikan
persoalan tersebut. Contoh – contoh ini memperlihatkan bahwa tujuan dari
proses komunikasi antarpribadi adalah membantu orang lain.
6) Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk mempeoleh kesenangan. Bercerita
dengan teman tentang kegiatan di akhir pekan, membicarakan kejadian –
kejadian, dan pembicaraan lai yang hampir sama merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk memperoleh hiburan 23 .
Dari hasil tujuan komunikasi antarpribadi yang telah dijelaskan di atas,
jika diterapkan dalam dunia pekerjaan komunikasi antarpribadi terjadi dalam
situasi formal maupun informal.
Komunikasi antarpribadi formal biasanya
dilakukan di saat kita berada dalam suatu ruang lingkup pekerjaan antara
karyawan dengan karyawan, dan antara karyawan dengan atasan serta
memberikan suatu tanggapan tentang pekerjaan.
Dengan adanya jalinan yang baik ini antara karyawan dan atasan ini
tentunya komunikasi antarpribadi ini tidak lagi menjadi kendala, bahkan jalinan
komunikasi antarpribadi ini dapat memberikan motivasi bagi para karyawannya,
seperti membentuk perilaku karyawan – karyawannya menjadi sangat efektif.
Komunikasi antarpribadi yang efektif dilihat dari sudut pandang
humanistik. Menurut Joseph A Devito, dilihat dari sudut pandang humanistik
menekankan pada:
23
H.A.W.Widjaja.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.PT. Rineka Cipta,Jakarta.2000.hal 122
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
1. Keterbukaan
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua, mengacu pada kesediaan
komunikator untuk berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang
(lawan bicaranya). Ketiga, adanya rasa tanggung jawab terhadap
perkembangan pemikiran dan perasaan dari pihak – pihak yang terlibat.
2. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mencoba merasakan apa yang
sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnnya tanpa mengevaluasi,
menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Pengertian yang empatik ini akan
membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. Orang yang
empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang.
3. Dukungan (Supportveness)
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsun g
dalam suasana yang tidak mendukung, kita memperlihatkan sikap mendukung
dengan bersikap (1) deskriptif bukan evaluatif, (2) spontan bukan strategik, (3)
provisional, bukan sangat yakin. Dukungan adakalanya terucapkan secara
verbal dan adakalanya tidak terucapkan (non-verbal). Dukungan yang tidak
terucapkan merupakan aspek positif dari komunikasi. Gerakan – gerakan
seperti anggukan kepala, kedipan mata, senyuman, atau tepukan tangan
merupakan
dukungan positif yang tidak terucapkan, komunikasi yang terbuka dan
empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
4. Kepositifan (positivenes)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan
sedikitnya dua cara :
a. Menyatakan sikap positif, seperti pertama komunikasi antarpribadi terbina
jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Orrang yang
merasa positif terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan
ini kepada orang lain, yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan
perasaan negatif yang sama. Sebaliknya, orang yang merasa positif
terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang
selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini.
b. Dorongan yang istilah ini berasal dari kosakata umum, yang dipandang
sangat penting dalam analisis trasaksional dan dalam interaksi
antaramanusia secara umum. Perilaku mendorong menghargai keberadaan
dan pentingnya orang lain, perilaku ini bertentangan dengan ketidak
acuhan.
5. Kesetaraan (equality)
Dalam setiap situasi barangkali terjadi ketidaksetaraan, tidak pernah ada dua
orang yang benar – benar setara dalam segala hal. Suatu komunikasi
antarpribadi akan menjadi lebih efektif apabila suasananya setara, artinya
harus ada pengakuan secara diam – diam bahwa kedua belah pihak memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan tidak mengharuskan
kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain, kesetaraan berarti kita menerima pihak lain atau meminta
kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Dengan kata lain kita dapat diartikan sebagai kesamaan derajat posisi dalam
berkomunikasi diantara pihak – pihak yang terlibat, khususnya pada bentuk
kesamaan – kesamaan dalam hal perilaku kepribadian dan tujuan. 24
Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka bentuk komunikasi antar
pribadi cocok digunakan, karena mensyaratkan adanya komunikasi yang
dilakukan secara langsung antara komunikator dan komunikan yang terlibat dalam
proses komunikasi.
Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran makna antara orang – orang yang saling berkomunikasi,
pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang
berlangsung secara terus – menerus.
Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan
menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sedangkan makna yaitu
suatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut adalah kesamaan pemahaman
diantara orang – orang yang berkomunikasi terhadap pesan – pesan yang
digunakan dalam proses komunikasi 25 .
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa komunikasi antar pibadi
merupakan komunikasi seorang komunikator dengan seorang komunikan, jenis
komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku manusia karena bersifat sialogis. Sifat dialogis itu ditunjukan melalui
komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung.
24
Joseph A.Devito (Alih bahasa: Agus Maulana) Komunikasi Antarmanusia, Profesional Books.
Jakarta,1997.hal. 259-263
25
Aa Bambang A.S (jakarta:universitas Mercu Buana,2005.hal 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga,
komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan yang dikirim dapat diterima
atau ditolak, atau apakah akan berdampak positif atau negatif. Jika tidak diterima
maka komunikator akan memberi kesempatan seluas – luasnya kepada komunikan
untuk berdialog dan bertanya.
Untuk lebih memperkuat pernyataan di atas, bisa kita lihat sejumlah
karakteristik yang menentukan kegiatan dapat disebut sebagai komunikasi antar
pribadi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Komunikasi antar pribadi dimulai dengan diri pribadi (self)
Berbagai persepsi komunikasi yang mengangkat pengamatan dan pemahaman
berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan
bagaimana pengalaman kita.
Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional
Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak – pihak yang berkomunkasi
secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
Komunikasi antarpribadi mencakup aspek – aspek pesan dan hal antar pribadi
artinya komunikasi antar pribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang
dipertukarkan tetapi juga melibatkan siapa patner komunikasi kita dan
bagaimana hubungan kita dengan patner tersebut.
Komunikasi antar pribadi mengisyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak
– pihak yang berkomunikasi.
Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak – pihak yang saling tergantung
satu dengan yang lainnya dalam proses komunikasi.
Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun di ulang
Jika kita salah mengucapkan sdesuatu kepada patner komunikasi kita,
mungkin kita dapat meminta maaf dan diberi maaf, tetapi komunikasi itu tidak
berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Dengan demikian pula kita
tidak dapat mengulang suatu pertanyaan dengan harapan untuk mendapatkan
hasil yang sama,
karena dalam proses komunikasi antar manusia hal ini akan sangat tergantung
dari respon patner komunikasi kita 26
Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan 27 . Begitu pula dalam sebuah
26
Ibid,,24.
Jalaluddin Rakhmat,psikologi komunikasi edisi revisi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2004,hal
118
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
organisasi, komunikasi yang terjadi mengalir dari orang ke orang secara langsung
atau dalam suasana kelompok. Arus semacam inilah yang disebut sebagai
komunikasi antarpribadi dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai
dengan percakapan sepintas lalu.
Menurut Rogers dan Depari (1998) ada beberapa ciri komunikasi yang
menggunakan saluran antar pribadi adalah:
1. Arus pesan yang cendrung dua arah
2. Konteks komunikasinya tatap muka
3. Tingkat umpan balik yang tinggi
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi
5. Kecepatan jangkauan terhadap audien yang besar relatif lambat.
6. Efek yang mungkin terjadi ialah perrtukaran sikap 28
Berdasarkan komunikasi ciri komunikasi antarpribadi yang dikemukakan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dijalankan dalam bentuk
komunikasi antarpribadi ini lebih ditekankan pada pendekatan perilaku yang
banyak menimbang dan menekankan pada aspek dan segi psikologi manusia.
Secara psikologi dengan adanya hubungan baik dengan yang lainnya akan
membantu mereka untuk menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan
harmonis.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi khususnya
komunikasi antarpribadi dapat dipergunakan sebagai alat untuk mempengaruhi
dan mengubah sikap orang lain, juga sebagai proses pemberian informasi dari
antar karyawan sehingga akan mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam
hubungan usaha kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
28
Wiryanto,Pengantar ilmu komunikasi,PT.Grasindo,Jakarta,2004.Hal 35-36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Sifat – sifat dan ciri – ciri yang dijelaskan diatas harus saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi agar tercipta komunikasi antarpribadi, dan ciri – ciri
tersebut diatas penulis dapat mengatakan bahwa ciri – ciri tersebut ada dalam
permasalahan penelitian ini yaitu dimana proses komunikasi antarpribadi
pimpinan dan bawahan dilakukan karena ada faktor pendorong yakni kebutuhan
untuk beriteraksi sosial, membina hubungan baik, menciptakan suasana kerja yang
kondusif, yang dilandasi rasa saling menghargai, menghormati, menguntungkan
dan menyenangkan sehingga berakibat timbulnya peubahan peilaku atau sikap
yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.
2.4 Peningkatan Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya 29 . Tim dalam
perusahaan adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi
yang hendak dicapai bagi perusahaan itu sendiri, untuk meningkatkan kinerja tim
harus dibentuk terlebih dahulu dalam jangka waktu yang tidak singkat, banyak
yang harus dilalui untuk mendapatkan itu semua melainkan diupayakan dalam
waktu yang cukup panjang. Oleh karenanya untuk membangun suatu kinerja tim
yang dapat meningkatkan semangat para karyawan harus dibangun lewat suatu
perencanaan dan manajemen komunikasi yang baik, untuk itu dibutuhkan suatu
organisasi yang dapat merealisasikan.
29
Prabu Mangkunegara Anwar, A.A, Manajemen SDM dan Perusahaan, Remaja Rosdakarya
Bandung, 2001, hal. 67.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Kinerja tim yang baik bersifat abstrak dan tidak dapat bisa diukur begitu
saja secara matematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil kinerja yang
baik atau buruknya berupa tanggapan karyawan terhadap perusahaan. Menurut
David C. McClelland (1987) berpendapat bahwa ”ada hubungan yang positif
antara motif berprestasi dan pencapaian kinerja”.
Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri karyawan untuk
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu
mencapai kinerja dengan predikat terpuji. Penilaian tentang kinerja individu
karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan reposisi karyawan,
artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi kinerja dan dapat bermanfaat untuk membuat program
pengembangan sumber daya manusia secara optinum. Yang pada gilirannya
kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu perusahaan.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakti bersama. 30
Sedangkan menurut Wahjosumidjo kinerja adalah suatu hasil dari interaksi
yang terjadi antara suatu persepsi dan motivasi seeorang yang dapat dilihat dari
perilaku seseorang 31 . sedangkan kinerja menurut A Dale Timple adalah kulminasi
tiga elemen yang saling berkaitan dengan keterampilan, upaya dan sifat keadaan
eksternal 32 .
30
Syafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia, Mei 2009.
Wajhosumidjo, kiat kepemimpinan dalam teori praktek,PT.Harapan Masa,Jakarta,1994,hal 117.
32
A Dale timple. Seri ilmu dan seri Manajemen bisnis kinerja (the Art and Science of management
performance),trans: Sofyan Cikmat,PT.Elex Media komputindo Jakarta,1992,hal 329.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Tingkat keterampilan merupakan suatu yang akan dibawa oleh seseorang
ketempat dimana orang tersebut melakukan kegiatan pekerjaan dengan
menggunakan pengetahuannya dan kemampuannya, sedangkan tingkat upaya
dapat digambarkan sebagai dukungan yang diperlihatkan kepada karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Dukungan dapat berupa pemberian sebuah penghargaan (baik yang
bersifat materi maupun non materi), Tingkat upaya juga berhubungan dengan
sejauhmana seseorang menjalani pekerjaannya itu. Hal tersebut dapat terlihat dari
sikap kerja, tingkat disiplin kerja, dan volume kerja.
Menurut Gondokusumo disiplin adalah suatu aturan yang mengatur
dengan keyakinan dan ketekunan untuk mentaati segala peraturan yang berlaku
untuk mencegah terjadinya suatu penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan
tersebut 33 . sedangkan keadaan eksternal merupakan elemen penentu kinerja
dimana keadaan eksternal akan dapat mendukung produktivitas karyawan.
Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui
pekerjaannya. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada
kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh
kepusaan kerja, kepuasaan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap
pekerjaannya.
Teori hubungan manusia menitik beratkan pada pentingnya individu dan
hubungan sosial dalam kehidupan organisasi, teori ini menyarankan strategi
33
Gondokusumo, Komunikasi Penugasan, Haji Masagung,Jakarta,1992,hal 140
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
peningkatan peyempurnaan organisasi dengan cara meningkatkan kepuasaan
anggota organisasi tersebut yang dapat membantu setiap individu untuk
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan meningkatkan kepuasaan
kerja karyawan akan mempertinggi dorongan semangat kerja sehingga akan dapat
meningkatkan produksi organisasi 34 .
Sedangkan untuk mengetahui hubungan manusia dengan organisasi, maka
didalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Y.Mc.Gregor, teori ini
dianggap menpunyai tingkat potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Pengembangan ini sangat tergantung pada kemampuan seorang atasan untuk
memberi dukungan kerja,menurut teori Y, manusia itu pada intinya bukan
pemalas, melainkan mereka ingin bekerja, ingin mendapat tanggung jawab yang
lebih besar, asalkan dap diberi kesempatan untuk berinisiatif 35 .
Ciri yang melekat pada teori Y adalah :
1. Teori ini bersifat optimis, fokus kepemimpinan bedasarkan pada
kerjasama dan partisipasi para karyawan.
2. pemimpin perusahaan menjalankan teori ini cendrunng bersifat
terbuka dan selalu melibatkan bawahan dalam pengambilan
keputusan, sehingga para karyawan akan lebih bergairah untuk
memberikan kontribusinya yang lebih baik lagi pada perusahaan.
Berdasarkan dari pengertian diatas, bahwa teori Y mengenai manusia yang
matang, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan berpartisipasi dalam
organisasinya bila diberikan kesempatan dengan baik. Oleh sebab itu
perlu
adanya peningkatan kinerja agar mereka dapat bekerja secara produktif agar
mendapatkan kepuasan batin.
34
35
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi, Bumi aksara, Jakarta 2002,hal 39.
Gouzali saydam,manajemen sumber daya manusia jilid 2,PT.Gunung Agung ,Jakarta hal 228
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Menurut Onong U. Effendy dalam bukunya yang berjudl Ilmu Komunikasi
: Teori dan praktek, menyatakan bahwa dalam komunikasi antarpribadi situasi
tatap muka dan tanggapan komunikan akan segera diketahui 36 .
Sifat komunikasi antarpribadi yang efektif adalah suatu analisa khusus
(pace dan Boreen, 1973) tentang komunikasi antarpribadi menyatakan bahwa
komu ikasi antarpribadi akan berhasi apabila dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan
bermusuhan atau berlawanan.
2. Ikut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam
muslihat yang dapat menggangu komuikasi.
3. Membantu orang lain untuk mengembangkan gaya hubu ngana
personal dan antar personal yang baik.
4. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa
menimbulkan sikap bertahan.
5. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan
kebingungan pada orang lain.
6. Menetapkan identitas diri dalam hubungan orang lain tanpa
membesar-besarkan ketidak seepakatan. 37
KC. Ingram dalam bukunya De Mensen Voor Winner yang dikutip oleh
Oemi Abdurrachman mengemukakan bahwa ’ sukses dan kebahagiaan kita
tergantung dari sikap dan tindakan – tindakan orang lain. Sikap orang lain ini
tergantung lagi dari kelakuan kita 38 .
Ingram pada hal ini menekankan bahwa sukses seseorang didalam
berkomunikasi tergantung dari sikapnya sendiri dan sikap terhadap orang yang
akan dihadapinya, Ingram juga menyatakan bahwa kita dapat menentukan sikap
kita di dalam pergaulan dengan bersikap ramah dan jujur.
36
Onong U. Effendy, Human Relations dan Public Relation dalam Manajemen, CV.Mandar
Maju,Bandung.1993.hal 8.
37
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Trans Deddy Mulyana, komunikasi Organisasi.PT. Remaja
Rosdakarya,Bandung,2001,hal 202.
38
Oemi Abdurahman, dasar-dasar Public Relations, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung, 80.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Dengan keramahan dan kejujuran itulah akan timbul suasana yang akrab,
harmonis, dan terbuka. Arti terbuka disini adalah kebebasan seseorang di dalam
menyampaikan gagasannya.
2.5 Tim
Tim adalah kelompok kerja lengkap atau suatu satuan kerja, yang para
anggotanya paling sedikit memiliki satu tujuan bersama dan satu pencapaian
tujuan
itu
memerlukan
perilaku
kerja
sama
dari
semua
anggoatanya
(Burke,1982,hal.268). 39
Pembentukan tim merupakan prakasa yang dilakukan dalam suatu satuan
kerja untuk menyempurnakan operasinya (Dyer,1977,hal 41) empat tujuan tim
yang dikemukkan oleh Beckhard (1972) sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Menentukan tujuan dan prioritas tim.
Mengalokasikan pekerjaan di antara anggota tim
Menyempurnakan cara kerja tim
Menyempurnakan prosedur dan proses – proses tim
Sedangkan menurut yohannes yahya dalam bukunya pengantar
manajemen, Tim adalah sebuah kumpulan pegawai ( manajerial atau
nonmanajerial) yang secara bersama – sama menggunakan norma – norma
tertentu dan berusaha keras untuk memuaskan kebutuhan mereka melalui
pencapaian sasaran kelompok.
Dalam suatu tim pun terdapat klarifikasi tim yaitu :
1. Kelompok formal
Departemen unit dan sebagainya yang dibentuk oleh manajemen untuk
melaksanakan pekerjaan organisasi, dimana pembentukannya ditentukan
oleh kebutuhan dan proses organisasi.
2. Kelompok internal
Pengelompokan orang secara wajar pada situasi kerja dalam menanggapi
kebutuhan sosial. 40
39
40
Dedy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 334.
Yohanes Yahya, pengantar manajemen,(edisi pertama),Graha Ilmu,Yogyakarta,2006,hal 121
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Berdasarkan dari pengelompokan klarifikasin tim yang telah diuraikan
maka semua itu berkenaan dengan jalannya suatu organisasi perusahaan dan
menjadi sebuah kebutuhan pokok dalam suatu proses penyampaian pesan,
tujuannya adalah untuk mencapai kesamaan makna dan peningkatan kinerja.
2.6
Public Relations
Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dengan melalui kegiatan tersebut diharapkan
akan muncul perubahan yang berdampak. Public Relations adalah fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik anara
organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
organisasi tersebut 41 .
Sehingga dengan definisi dapat diketahui bahwa public relations bukan
hanya melakukan fungsi teknisi komunikasi melainkan juga fungsi manajemen
yang juga memberikan kontribusi yang sangat besar unuk organisasi. Definisi
Public Relations menempatkan PR sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa
manajemen di semua organisasi harus memperhatikan PR. Definisi ini
mengindentifikasi pembentukan hubungan yang baik yang saling menguntungkan
antara organisasi dan public sebagai basis normal dan etis dari profesi PR. Pada
saat yang sama, definisi ini mengemukakan kriteria untuk menentukan apa itu PR
dan apa yang bukan PR. 42
41
Cutlip, Scoot M .Center, Allen H, dan Broom, Glen.2000.Effective Public Relations. Upper
Saddle River, Ney Jersey: Prentice hall Intrenational Inc.hal 6
42
Ibid hal 6.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2.6.1
Peranan dan Fungsi PR
Public Relations memainkan peranan yang sangat penting berkaitan
dengan nama baik (reputasi) perusahaan dalam membina hubungan jangka
panjang yang harmonis atas dasar saling pengertian dan saling memahami
denagan public.Menurut Edward L Bernay bahwa terdapat tiga fungsi utama
PR yaitu :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat
2. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuaan masyarakat atau
sebaliknya
3. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung 43
Jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang Public Relation pun
berbeda-beda disetiap perusahaan maupun organisasi, dan banyak faktor yang
akan mempengaruhinya. Namun kegiatan PR yang harus dilakukan dalam
membangun reputasi adalah sebagai berikut 44 :
1. Mengatur suatu acara wawancara pers dengan pihak manajemen.
2. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama bagi kalangan
media masa.
3. Mengorganisasikan konfrensi pers, acara kunjungan kalangan media
massa ke perusahaan.
43
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi
Edisi Revisi. Jakarta Raja Grafindo Persada,2004.Hal 18
44
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
4. Menyusun siaran berita (new realese),foto, dabn berbagai artikel untuk
dikonsumsi kalangan media massa.
Keberhasilan perusahaan dalam membangun niat dan nama baik serta
membina hubungan jangka panjang yang harmonis tersebut ditentukan dari
kemampuan perusahaan untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan segala
pesan dan informasi perusahaan secara benar, dan jujur kepada public. Pandangan
dari public terhadap perusahaan itulah yang pada akhirnya juga akan ikut
menentukan seberapa baik reputasi perusahaan dimata public.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download