8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Komunikasi Menurut Rosady Ruslan, kata Komunikasi berasal dari bahasa latin: “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “ pertukaran pikiran”. 5 Secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur – unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Artinya, bahwa dalam komunikan harus terjadi kesamaan arti dan makna dalam menyampaikan pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator dan komunikan. Dengan kata lain, komunikasi dalam penyampaian pesan terlebih dahulu harus mempunyai makna dan dapat dimengerti oleh penerima pesan, sehingga proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Astried S. Susanto berpendapat bahwa komunikasi merupakan landasan dalam hidup kita, dalam proses sosial, ini berarti bahwa tanpa ada komunikasi manusia sukar diterima oleh masyarakat, karena itu komunikasi penting, sebab manusia adalah mahluk sosial yang memerlukan masyarakat 6 . 5 Ruslan Rosady,Manajemen Hubungan Masyarakat dan Manajemen komunikasi konsep dan aplikasi, PT.Raja grafindo persada,Jakarta,2004.hal 69. 6 Astrid S.Susanto,Filsafat komunikasi,Bina cipta ,bandung 1976,hal 80 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Komunikasi sering dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi beberapa perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti persepsi, pemahaman dan motivasi. Seseorang dapat merubah sikap, pendapat dan perilaku orang lain apabila komunikasi atau pesan yang disampaikannya komunikatif. Agar suatu komunikasi menjadi lebih efektif maka proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasandian oleh komunikan. Memang dalam bidang pengalaman sangat mempengaruhi dalam melakukan komunikasi. Namun bukan berarti komunikasi akan gagal apabila tidak ada kesamaan antara komunikator dan komunikan. Seorang komunikator berusaha untuk memposisikan dirinya seolah – olah memiliki kedudukan yang sama dengan komunikan, walaupun memiliki perbedaan dalam kedudukan, jenis pekerjaan, suku, agama, tingkat pendidikan, bangsa dan sebagainya. Komunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama – sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Dan komunikasi tidak menjadi efektif bila proses dari tahapan yang berlangsung tidak berjalan denggan baik. Menurut supratiknya,” komunikasi yang efektif adalah taraf seberapa jauh akibat – akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan 7 Dalam proses suatu komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan suatu makna tujuannya yaitu agar terjadi suatu pertukaran pengertian antara komunikator dan komunikan, maka dari itu agar komunikasi dapat berjalan 7 A.supratiknya, komunikasi antar pribadi tinjauan psikologi,kanisius,Yogyakarta,hal 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 dengan baik perlu adanya kesamaan antara orang yang mengirim pesan dan orang yang menerima pesan agar perbedaan tidak akan terjadi walaupun keduanya memiliki kedudukan yang sama. Untuk menjalankan komunikasi tersebut dapat dijelaskan dalam proses komunikasi Di dalam definisi komunikasi tersebut terdapat proses komunikasi yaitu : 1. Sumber 2. Komunikator 3. Pesan 4. Komunikan 5. Effect (hasil) Untuk lebih jelasnya unsur – unsur dalam komunikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1) Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pasan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri, sumber dapa berupa orang, lembaga, buku, dan dokumen ataupun sejenisnya. 2) Komunikator dalam komunikasi adalah bahwa setiap orang ataupun kelompok dapat menyampaikan pesan – pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimana komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikor. 3) Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah dalam usaha untuk mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Pesan dapat secara panjang lebar mengupas dari berbagai segi, namun inti dari pesan komunikasi akan selalu mengarah ke tujuan akhir komunikasi 4) Channel adalah saluran penyampaian pesan, bisa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat di kategorikan dalam dua bagian : 1. Media Umum 2. Media Massa 5) Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap kita dan tingkah laku orang lain itu sesuai. Maka itu berarti komunikasi berhasil 8 . Dari beberapa proses komunikasi diatas dapat kita lihat bahwa jalannya komunikasi agar mempunyai tujuan yang sama dalam pencapaian suatu makna, artinya komunikasi tersebut tidaklah hanya jalan begitu saja melainkan untuk berjalan secara baik dan efektif haruslah sesuai dengan proses komunikasi yang ada. Sepanjang waktu dalam melakukan komunikasi, proses itu bukan saja terjadi di kala kita menghendakinya, bahkan ada orang ynag menyatakan di waktu kita sendiri pun kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Pada hakikatnya komunikasi adalah suatu proses sosial,yaitu sesuatu yang berlangsung atau berjalan antar manusia (Anwar Arifin :1984). Sebagai proses sosial, maka dalam komunikasi selain terjadi hubungan antar manusia, juga terjadi interaksi atau saling mempengaruhi, karena itu semau yang terlibat dalam proses komunikasi mau tidak mau harus mengalami 8 Rosady Ruslan.Praktik Dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis Dan Pemulihan Citra.Jakarta.Ghalia Indonesia,hal 23. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 perubahan. 9 Menurut Onong uchjana effendi bahwa : Teknik dan proses dalam komunikasi adalah suatu cara untuk menyampaikan pesan dua arah timbal balik yang dilakukan oleh komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah suatu pernyataan sebagai paduan antara buah pikiran dan perasaan yang berupa ide,informasi,keyakinan, anjuran, keluhan, publikasi, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan itu bisa menghasilkan suatu reaksi berupa tindakan, sikap dan perilaku tertentu setelah menerima pesan 10 . Sedangkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong uchyana effendi, dapat digolongkan ke dalam tiga kategori : 1. Komunikasi antar pribadi Komunikasi tersebut penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha penyampaian informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan makna atau pengertian, sehiungga dengan demikian ini dapat tercapai keinginan bersama. 2. Komunikasi kelompok Prinsipnya dalam melakukan suatu tindakan komunikasi yang ditekankan adalah faktor dari kelompok, sehingga komunikasi pun menjadi lebih luas. Dalam usaha penyampaiaan komunikasi informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi. 9 H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Study, hal. 89. Rosady Ruslan. Praktik dan solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra,Jakarta, Ghalia Indonesia,1994.hal 23. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 3. Komunikasi massa Komunikasi massa disini dapat dilakukan dengan melalui alat, yaitu dengan media massa seperti cetak maupun elektronik. Berdasarkan pada sifat komunikasi yang dikategorikan maka Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan komunikasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya sehingga menjadi sebuah makna yang dapat menjalankan suatu komunikasi. Komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide yang baru. 11 Adapun fungsi komunikasi menurut Mudjito dalam bukunya Teknik Komunikasi menyatakan sebagai berikut : 1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam suatu organisasi. 11 Aw. Widjaja, Op.cit, hal. 9. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 3. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota organisasi 12 Komunikasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang akan dicapai pada dalam suatu organisasi tersebut, dengan tujuan untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku seseorang dalam organisasi tersebut melalui informasi – informasi yang didapat dalam organisasi itu sendiri. Tujuan dari komunikasi yaitu sebagai berikut : 1. Apa yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik – sebiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dann mengikuti apa yang kita maksudkan. 2. Dapat memahami orang lain.sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi orang lain tentang apa yang diinginkan. 3. Gagasan dapat diterima orang lain, kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak. 4. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu kegiatan, maksudnya adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong orang tersebut. 13 Seorang komunikator dapat menjadi komunikan ketika dia memperoleh feedback atau umpan balik setetah dia menyampaikan pesan kepada komunikan. 12 13 H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Study, hal. 66 Ibid, hal. 20. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Demikian juga sebaliknya, komunikan dapat menjadi komunikator ketika memberikan tanggapan (feedback) atas pesan yang diterimanya. Pesan yang disampaikan maupun feedback yang diberikan, dapat diterima melalui saluran komunikasi. Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui oleh isi pesan komunikator kepada komunikan atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator. Saluran komunikasi dapat menggunakan media atau tidak menggunakan media. Dalam sebuah organisasi komunikasi interpersonal terjadi komunikasi vertikal antara atasan dan bawahan, sehingga terdapat ketidak cocokan dalam berkomunikasi antara pimpinan perusahaan dan para karyawan,karena pada hal nya tidak adanya saling komunikasi. 2.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu 14 . Komuikasi organisasi dapat terjadi kapan pun setidak – tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan, karena komunikasi diantara anggota – anggota suatu organisasi. Analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara stimulan, sistem tersebut menyangkut pertunjukan 14 Dedy Mulyana. Komunikasi Organisasi,PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2000, hal. 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 dan penafsiran pesan diantara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang sama memiliki jenis – jenis yang berlainan yang menghubungkan mereka. 15 Sifat penting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan kegiatan anggota organisasi, komunikasi berlangsung dalam organisasi dan apa maknanya bergantung pada konsepsi seseorang mengenai organisasi. Komunikasi organisasi dianggap suatu struktur atau wadah yang telah ada sebelumnya, maka komunikasi dapat dianggap sebagai “ suatu subtansi yang nyata yang mengalir ke atas, ke bawah, dan ke samping dalam suatu wadah” 16 . Dalam pandangan itu, komunikasi berfungsi mencapai tujuan dari sistem organisasi. Fungsi – fungsi komunikasi lebih khusus meliputi pesan – pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integrasi dan inovasi 17 . Komunikasi mendukung struktur organisasi dan adaptasinya dengan lingkungan, bila organisasi merupakan pemproses informasi besar maka maksud proses komunikasi adalah untuk memperoleh informasi yang tepat bagi orang yang tepat pada saat yang tepat. Berdasarkan perspektif ini, komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi” 18 . 15 Ibid, hal. 32. Putnam, Linda, ”The Interpretive Perspective:An Alternative to Functionalism” dalam Communication and Organizitions : An Alternative Approach, Linda L , Putnam dan Michael Pacanowsky,ed. Beverly Hills,Calif: Sage 1983. hal 39 17 Farace, Richard V, Peter R. Moge, dan Hamish M.Russell, Communication and Organizitions.Reading, Mass:Addison-Wesley.1977. hal 56-57 18 Ibid, hal 4. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Artinya komunikasi organisasi adalah suatu penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung untuk melakukan proses komunikasi, tujuannya adalah untuk memberikan kesamaan makna di anatar komunikator dan komunikan. 2.3 Komunikasi Antar Pribadi Menurut Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi, mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi antarpribadi adalah ” Komunikasi antar seorang komunikator dengan komunikan, jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk merubah sikap pendapat dan perilaku manusia, berhubung prosesnya yang dialogis” 19 . Menurut Wiryanto dalam bukunya Pengantar komunikasi yang mengutip pendapat Trenholm dan Jensen, mendefinisikan Komunikasi Antarpribadi sebagai ”Komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka” 20 . Nama lain dari komunikasi ini adalah diadik. Komunikasi diadik biasanya bersifat spontan dan informal. Partisipasi satu dengan yang lain saling menerima umpan balik secara maksimal. Partisipan berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan, dalam suatu percakapan yang menampilkan arus balik langsung. Jadi, komunikator mengetahui tanggapan komunikasi pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan – pesan yang dikirim itu diterima atau ditolak, berdamapak positif atau negatif. 19 20 Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 1997, hal.12 Wiryanto,Pengantar Ilmu komunikasi,PT. Grasindo,Jakarta,2004,hal.33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Menurut Wilyanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi yang mengutip pendapat Everett M. Rogers, mengartikan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikai dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Ciri – ciri komunikasi antarpribadi menurut Rogers sebagaimana dikutip oleh Wiryanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi 2. Arus pesan cendrung dua arah. 3. Konteks komunikasinya dua arah. 4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi. 5. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. 6. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat. 21 Proses penyampaian pesan dalam komunikasi antarpribadi dilakukan untuk memberikan pengertian atau mempengaruhi sikap dan tindakan orang lain dengan melibatkan dua orang ataupun sekelompok kecil yang saling mempunyai kesamaan dalam kepentingan berkomunikasi, sehingga dapat tercapai suatu komunikasi yang efektif antara komuikator dan komunikan. Di dalam hubungan itu, dapat dilihat keefektifan komunikasi antarpribadi untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang hendak disampaikan kepada komunikan, menciptakan pesan yang diinginkan atau mempengaruhi orang lain sesuai yang diharapkan. 21 Wiryanto, Ibid, hal.35-36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Dalam mengkomunikasikan pesan itu sendiri agar efektif menurut supraktiknya dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, ternyata harus ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: 1. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. 2. Sebagai pengirim kredibilitas di mata penerima. 3. Kita harus mengusahakan agar pesan – pesan yang kita kirimkan mudah dipahami. 22 Dalam komunikasi antarpribadi dan komunikan memiliki fungsinya masing – masing. Komunikator dan Komunikan dapat saling bergantian fungsi pada suatu ketika komunikan menjadi komunikator, pada saat lain komunikator menjadi komunikan. Dalam situasi seperti ini, maka komunikator utama adalah orang yang memulai komunikasi dialah yang mempunyai tujuan tertentu dalam komunikasi itu. Frame of refernce (Tingkat pengetahuan) dan field of experience (tingkat pengalaman) dalam komunikasi antarpribadi juga pemegang peranan penting, karena komunikasi tidak dapat berlanjut bila seseorang yang diajak berbicara tidak memiliki tingkat pengetahuan yang sama, latar belakang yang sama, serta rendahnya daya tangkap seseorang. Proses komunikasi antarpribadi berawal dari adanya ide yang hendak dikomunikasikan, ide tersebut mungkin tidak sedikit, tetapi banyak macamnya. Sebelum dikomunikasikan ide tersebut terlebih dahulu dipilih dan disaring, 22 Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, Kanisius,Yogyakarta.1995.Hal.35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 selanjutnya ide tersebut di encoding ke dalam lambang – lambang, yakni bahasa lisan yang dikirim dan disebarkan melalui mulut. Sesudah pesan atau lambang – lambang dikirim kepada komunikan, maka komunikan men decoding- nya. Selanjutnya bila pesan telah diterima komunikan, maka komunikan akan memberikan tanggapan atau feedback atas pesan yang diterimanya. Dengan begitu, maka komunikasi antarpribadi yang berlangsung dapat berjalan efektif dan memberikan nilai kepuasan tersendiri bagi komunikannya. Menurut Widjaja dalam bukunya Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, tujuan dari komunikasi antarpribadi yang penting untuk dipelajari ada enam hal yaitu: 1) Mengetahui dunia luar Komunikasi antarpribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita dengan baik yaitu tentang objek, peristiwa – peristiwa, dan orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antarpribadi. 2) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari – hari, orang lain menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Tentunya kita tidak ingin hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat. Tetapi, kita ingin merasakan dicintai dan disukai, kita tidak ingin membenci dan dibenci orang lain. Karenanya, banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri. 3) Mengenal diri sendiri dan orang lain Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk membicarakan diri kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapat perpektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi – persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauhmana kita juga harus membuka diri pada orang lain. Dalam arti bahwa kita tidak harus dengan serta merta menceritakan latar belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu, melalui komunikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 antarpribadi kita juga mengetahui sikap, nilai, dan perilaku orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain. 4) Mengubah sikap dan perilaku Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba mencari suatu barang, mendengarkan musik, membaca buku, berpikir dalam cara tertentu, percaya sesuatu benar atau salah. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain untuk komunikasi antarpribadi. 5) Membantu orang lain Kita sering memberikan berbagai nasihat dan saran pada teman – teman kita yang sedang menghadapi suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Contoh – contoh ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses komunikasi antarpribadi adalah membantu orang lain. 6) Bermain dan mencari hiburan Bermain mencakup semua kegiatan untuk mempeoleh kesenangan. Bercerita dengan teman tentang kegiatan di akhir pekan, membicarakan kejadian – kejadian, dan pembicaraan lai yang hampir sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan 23 . Dari hasil tujuan komunikasi antarpribadi yang telah dijelaskan di atas, jika diterapkan dalam dunia pekerjaan komunikasi antarpribadi terjadi dalam situasi formal maupun informal. Komunikasi antarpribadi formal biasanya dilakukan di saat kita berada dalam suatu ruang lingkup pekerjaan antara karyawan dengan karyawan, dan antara karyawan dengan atasan serta memberikan suatu tanggapan tentang pekerjaan. Dengan adanya jalinan yang baik ini antara karyawan dan atasan ini tentunya komunikasi antarpribadi ini tidak lagi menjadi kendala, bahkan jalinan komunikasi antarpribadi ini dapat memberikan motivasi bagi para karyawannya, seperti membentuk perilaku karyawan – karyawannya menjadi sangat efektif. Komunikasi antarpribadi yang efektif dilihat dari sudut pandang humanistik. Menurut Joseph A Devito, dilihat dari sudut pandang humanistik menekankan pada: 23 H.A.W.Widjaja.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.PT. Rineka Cipta,Jakarta.2000.hal 122 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 1. Keterbukaan Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang (lawan bicaranya). Ketiga, adanya rasa tanggung jawab terhadap perkembangan pemikiran dan perasaan dari pihak – pihak yang terlibat. 2. Empati (empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk mencoba merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnnya tanpa mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. 3. Dukungan (Supportveness) Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsun g dalam suasana yang tidak mendukung, kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif bukan evaluatif, (2) spontan bukan strategik, (3) provisional, bukan sangat yakin. Dukungan adakalanya terucapkan secara verbal dan adakalanya tidak terucapkan (non-verbal). Dukungan yang tidak terucapkan merupakan aspek positif dari komunikasi. Gerakan – gerakan seperti anggukan kepala, kedipan mata, senyuman, atau tepukan tangan merupakan dukungan positif yang tidak terucapkan, komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. 4. Kepositifan (positivenes) Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara : a. Menyatakan sikap positif, seperti pertama komunikasi antarpribadi terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Orrang yang merasa positif terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan negatif yang sama. Sebaliknya, orang yang merasa positif terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini. b. Dorongan yang istilah ini berasal dari kosakata umum, yang dipandang sangat penting dalam analisis trasaksional dan dalam interaksi antaramanusia secara umum. Perilaku mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain, perilaku ini bertentangan dengan ketidak acuhan. 5. Kesetaraan (equality) Dalam setiap situasi barangkali terjadi ketidaksetaraan, tidak pernah ada dua orang yang benar – benar setara dalam segala hal. Suatu komunikasi antarpribadi akan menjadi lebih efektif apabila suasananya setara, artinya harus ada pengakuan secara diam – diam bahwa kedua belah pihak memiliki http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain, kesetaraan berarti kita menerima pihak lain atau meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain. Dengan kata lain kita dapat diartikan sebagai kesamaan derajat posisi dalam berkomunikasi diantara pihak – pihak yang terlibat, khususnya pada bentuk kesamaan – kesamaan dalam hal perilaku kepribadian dan tujuan. 24 Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka bentuk komunikasi antar pribadi cocok digunakan, karena mensyaratkan adanya komunikasi yang dilakukan secara langsung antara komunikator dan komunikan yang terlibat dalam proses komunikasi. Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang – orang yang saling berkomunikasi, pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung secara terus – menerus. Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sedangkan makna yaitu suatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut adalah kesamaan pemahaman diantara orang – orang yang berkomunikasi terhadap pesan – pesan yang digunakan dalam proses komunikasi 25 . Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa komunikasi antar pibadi merupakan komunikasi seorang komunikator dengan seorang komunikan, jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia karena bersifat sialogis. Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. 24 Joseph A.Devito (Alih bahasa: Agus Maulana) Komunikasi Antarmanusia, Profesional Books. Jakarta,1997.hal. 259-263 25 Aa Bambang A.S (jakarta:universitas Mercu Buana,2005.hal 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan yang dikirim dapat diterima atau ditolak, atau apakah akan berdampak positif atau negatif. Jika tidak diterima maka komunikator akan memberi kesempatan seluas – luasnya kepada komunikan untuk berdialog dan bertanya. Untuk lebih memperkuat pernyataan di atas, bisa kita lihat sejumlah karakteristik yang menentukan kegiatan dapat disebut sebagai komunikasi antar pribadi: a. b. c. d. e. f. Komunikasi antar pribadi dimulai dengan diri pribadi (self) Berbagai persepsi komunikasi yang mengangkat pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak – pihak yang berkomunkasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek – aspek pesan dan hal antar pribadi artinya komunikasi antar pribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan tetapi juga melibatkan siapa patner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan patner tersebut. Komunikasi antar pribadi mengisyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak – pihak yang berkomunikasi. Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak – pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam proses komunikasi. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun di ulang Jika kita salah mengucapkan sdesuatu kepada patner komunikasi kita, mungkin kita dapat meminta maaf dan diberi maaf, tetapi komunikasi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Dengan demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pertanyaan dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia hal ini akan sangat tergantung dari respon patner komunikasi kita 26 Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan 27 . Begitu pula dalam sebuah 26 Ibid,,24. Jalaluddin Rakhmat,psikologi komunikasi edisi revisi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2004,hal 118 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 organisasi, komunikasi yang terjadi mengalir dari orang ke orang secara langsung atau dalam suasana kelompok. Arus semacam inilah yang disebut sebagai komunikasi antarpribadi dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai dengan percakapan sepintas lalu. Menurut Rogers dan Depari (1998) ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah: 1. Arus pesan yang cendrung dua arah 2. Konteks komunikasinya tatap muka 3. Tingkat umpan balik yang tinggi 4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi 5. Kecepatan jangkauan terhadap audien yang besar relatif lambat. 6. Efek yang mungkin terjadi ialah perrtukaran sikap 28 Berdasarkan komunikasi ciri komunikasi antarpribadi yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dijalankan dalam bentuk komunikasi antarpribadi ini lebih ditekankan pada pendekatan perilaku yang banyak menimbang dan menekankan pada aspek dan segi psikologi manusia. Secara psikologi dengan adanya hubungan baik dengan yang lainnya akan membantu mereka untuk menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi dapat dipergunakan sebagai alat untuk mempengaruhi dan mengubah sikap orang lain, juga sebagai proses pemberian informasi dari antar karyawan sehingga akan mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam hubungan usaha kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. 28 Wiryanto,Pengantar ilmu komunikasi,PT.Grasindo,Jakarta,2004.Hal 35-36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Sifat – sifat dan ciri – ciri yang dijelaskan diatas harus saling berinteraksi dan saling mempengaruhi agar tercipta komunikasi antarpribadi, dan ciri – ciri tersebut diatas penulis dapat mengatakan bahwa ciri – ciri tersebut ada dalam permasalahan penelitian ini yaitu dimana proses komunikasi antarpribadi pimpinan dan bawahan dilakukan karena ada faktor pendorong yakni kebutuhan untuk beriteraksi sosial, membina hubungan baik, menciptakan suasana kerja yang kondusif, yang dilandasi rasa saling menghargai, menghormati, menguntungkan dan menyenangkan sehingga berakibat timbulnya peubahan peilaku atau sikap yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. 2.4 Peningkatan Kinerja Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya 29 . Tim dalam perusahaan adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi perusahaan itu sendiri, untuk meningkatkan kinerja tim harus dibentuk terlebih dahulu dalam jangka waktu yang tidak singkat, banyak yang harus dilalui untuk mendapatkan itu semua melainkan diupayakan dalam waktu yang cukup panjang. Oleh karenanya untuk membangun suatu kinerja tim yang dapat meningkatkan semangat para karyawan harus dibangun lewat suatu perencanaan dan manajemen komunikasi yang baik, untuk itu dibutuhkan suatu organisasi yang dapat merealisasikan. 29 Prabu Mangkunegara Anwar, A.A, Manajemen SDM dan Perusahaan, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001, hal. 67. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Kinerja tim yang baik bersifat abstrak dan tidak dapat bisa diukur begitu saja secara matematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil kinerja yang baik atau buruknya berupa tanggapan karyawan terhadap perusahaan. Menurut David C. McClelland (1987) berpendapat bahwa ”ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dan pencapaian kinerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri karyawan untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai kinerja dengan predikat terpuji. Penilaian tentang kinerja individu karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan reposisi karyawan, artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja dan dapat bermanfaat untuk membuat program pengembangan sumber daya manusia secara optinum. Yang pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu perusahaan. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakti bersama. 30 Sedangkan menurut Wahjosumidjo kinerja adalah suatu hasil dari interaksi yang terjadi antara suatu persepsi dan motivasi seeorang yang dapat dilihat dari perilaku seseorang 31 . sedangkan kinerja menurut A Dale Timple adalah kulminasi tiga elemen yang saling berkaitan dengan keterampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal 32 . 30 Syafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia, Mei 2009. Wajhosumidjo, kiat kepemimpinan dalam teori praktek,PT.Harapan Masa,Jakarta,1994,hal 117. 32 A Dale timple. Seri ilmu dan seri Manajemen bisnis kinerja (the Art and Science of management performance),trans: Sofyan Cikmat,PT.Elex Media komputindo Jakarta,1992,hal 329. 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Tingkat keterampilan merupakan suatu yang akan dibawa oleh seseorang ketempat dimana orang tersebut melakukan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan pengetahuannya dan kemampuannya, sedangkan tingkat upaya dapat digambarkan sebagai dukungan yang diperlihatkan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dukungan dapat berupa pemberian sebuah penghargaan (baik yang bersifat materi maupun non materi), Tingkat upaya juga berhubungan dengan sejauhmana seseorang menjalani pekerjaannya itu. Hal tersebut dapat terlihat dari sikap kerja, tingkat disiplin kerja, dan volume kerja. Menurut Gondokusumo disiplin adalah suatu aturan yang mengatur dengan keyakinan dan ketekunan untuk mentaati segala peraturan yang berlaku untuk mencegah terjadinya suatu penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan tersebut 33 . sedangkan keadaan eksternal merupakan elemen penentu kinerja dimana keadaan eksternal akan dapat mendukung produktivitas karyawan. Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepusaan kerja, kepuasaan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Teori hubungan manusia menitik beratkan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi, teori ini menyarankan strategi 33 Gondokusumo, Komunikasi Penugasan, Haji Masagung,Jakarta,1992,hal 140 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 peningkatan peyempurnaan organisasi dengan cara meningkatkan kepuasaan anggota organisasi tersebut yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan meningkatkan kepuasaan kerja karyawan akan mempertinggi dorongan semangat kerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi 34 . Sedangkan untuk mengetahui hubungan manusia dengan organisasi, maka didalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Y.Mc.Gregor, teori ini dianggap menpunyai tingkat potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Pengembangan ini sangat tergantung pada kemampuan seorang atasan untuk memberi dukungan kerja,menurut teori Y, manusia itu pada intinya bukan pemalas, melainkan mereka ingin bekerja, ingin mendapat tanggung jawab yang lebih besar, asalkan dap diberi kesempatan untuk berinisiatif 35 . Ciri yang melekat pada teori Y adalah : 1. Teori ini bersifat optimis, fokus kepemimpinan bedasarkan pada kerjasama dan partisipasi para karyawan. 2. pemimpin perusahaan menjalankan teori ini cendrunng bersifat terbuka dan selalu melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, sehingga para karyawan akan lebih bergairah untuk memberikan kontribusinya yang lebih baik lagi pada perusahaan. Berdasarkan dari pengertian diatas, bahwa teori Y mengenai manusia yang matang, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan berpartisipasi dalam organisasinya bila diberikan kesempatan dengan baik. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan kinerja agar mereka dapat bekerja secara produktif agar mendapatkan kepuasan batin. 34 35 Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi, Bumi aksara, Jakarta 2002,hal 39. Gouzali saydam,manajemen sumber daya manusia jilid 2,PT.Gunung Agung ,Jakarta hal 228 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Menurut Onong U. Effendy dalam bukunya yang berjudl Ilmu Komunikasi : Teori dan praktek, menyatakan bahwa dalam komunikasi antarpribadi situasi tatap muka dan tanggapan komunikan akan segera diketahui 36 . Sifat komunikasi antarpribadi yang efektif adalah suatu analisa khusus (pace dan Boreen, 1973) tentang komunikasi antarpribadi menyatakan bahwa komu ikasi antarpribadi akan berhasi apabila dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan atau berlawanan. 2. Ikut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam muslihat yang dapat menggangu komuikasi. 3. Membantu orang lain untuk mengembangkan gaya hubu ngana personal dan antar personal yang baik. 4. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan. 5. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan kebingungan pada orang lain. 6. Menetapkan identitas diri dalam hubungan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidak seepakatan. 37 KC. Ingram dalam bukunya De Mensen Voor Winner yang dikutip oleh Oemi Abdurrachman mengemukakan bahwa ’ sukses dan kebahagiaan kita tergantung dari sikap dan tindakan – tindakan orang lain. Sikap orang lain ini tergantung lagi dari kelakuan kita 38 . Ingram pada hal ini menekankan bahwa sukses seseorang didalam berkomunikasi tergantung dari sikapnya sendiri dan sikap terhadap orang yang akan dihadapinya, Ingram juga menyatakan bahwa kita dapat menentukan sikap kita di dalam pergaulan dengan bersikap ramah dan jujur. 36 Onong U. Effendy, Human Relations dan Public Relation dalam Manajemen, CV.Mandar Maju,Bandung.1993.hal 8. 37 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Trans Deddy Mulyana, komunikasi Organisasi.PT. Remaja Rosdakarya,Bandung,2001,hal 202. 38 Oemi Abdurahman, dasar-dasar Public Relations, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung, 80. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Dengan keramahan dan kejujuran itulah akan timbul suasana yang akrab, harmonis, dan terbuka. Arti terbuka disini adalah kebebasan seseorang di dalam menyampaikan gagasannya. 2.5 Tim Tim adalah kelompok kerja lengkap atau suatu satuan kerja, yang para anggotanya paling sedikit memiliki satu tujuan bersama dan satu pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerja sama dari semua anggoatanya (Burke,1982,hal.268). 39 Pembentukan tim merupakan prakasa yang dilakukan dalam suatu satuan kerja untuk menyempurnakan operasinya (Dyer,1977,hal 41) empat tujuan tim yang dikemukkan oleh Beckhard (1972) sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Menentukan tujuan dan prioritas tim. Mengalokasikan pekerjaan di antara anggota tim Menyempurnakan cara kerja tim Menyempurnakan prosedur dan proses – proses tim Sedangkan menurut yohannes yahya dalam bukunya pengantar manajemen, Tim adalah sebuah kumpulan pegawai ( manajerial atau nonmanajerial) yang secara bersama – sama menggunakan norma – norma tertentu dan berusaha keras untuk memuaskan kebutuhan mereka melalui pencapaian sasaran kelompok. Dalam suatu tim pun terdapat klarifikasi tim yaitu : 1. Kelompok formal Departemen unit dan sebagainya yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan pekerjaan organisasi, dimana pembentukannya ditentukan oleh kebutuhan dan proses organisasi. 2. Kelompok internal Pengelompokan orang secara wajar pada situasi kerja dalam menanggapi kebutuhan sosial. 40 39 40 Dedy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 334. Yohanes Yahya, pengantar manajemen,(edisi pertama),Graha Ilmu,Yogyakarta,2006,hal 121 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Berdasarkan dari pengelompokan klarifikasin tim yang telah diuraikan maka semua itu berkenaan dengan jalannya suatu organisasi perusahaan dan menjadi sebuah kebutuhan pokok dalam suatu proses penyampaian pesan, tujuannya adalah untuk mencapai kesamaan makna dan peningkatan kinerja. 2.6 Public Relations Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dengan melalui kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak. Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik anara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut 41 . Sehingga dengan definisi dapat diketahui bahwa public relations bukan hanya melakukan fungsi teknisi komunikasi melainkan juga fungsi manajemen yang juga memberikan kontribusi yang sangat besar unuk organisasi. Definisi Public Relations menempatkan PR sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa manajemen di semua organisasi harus memperhatikan PR. Definisi ini mengindentifikasi pembentukan hubungan yang baik yang saling menguntungkan antara organisasi dan public sebagai basis normal dan etis dari profesi PR. Pada saat yang sama, definisi ini mengemukakan kriteria untuk menentukan apa itu PR dan apa yang bukan PR. 42 41 Cutlip, Scoot M .Center, Allen H, dan Broom, Glen.2000.Effective Public Relations. Upper Saddle River, Ney Jersey: Prentice hall Intrenational Inc.hal 6 42 Ibid hal 6. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 2.6.1 Peranan dan Fungsi PR Public Relations memainkan peranan yang sangat penting berkaitan dengan nama baik (reputasi) perusahaan dalam membina hubungan jangka panjang yang harmonis atas dasar saling pengertian dan saling memahami denagan public.Menurut Edward L Bernay bahwa terdapat tiga fungsi utama PR yaitu : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat 2. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuaan masyarakat atau sebaliknya 3. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung 43 Jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang Public Relation pun berbeda-beda disetiap perusahaan maupun organisasi, dan banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Namun kegiatan PR yang harus dilakukan dalam membangun reputasi adalah sebagai berikut 44 : 1. Mengatur suatu acara wawancara pers dengan pihak manajemen. 2. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama bagi kalangan media masa. 3. Mengorganisasikan konfrensi pers, acara kunjungan kalangan media massa ke perusahaan. 43 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta Raja Grafindo Persada,2004.Hal 18 44 Ibid http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 4. Menyusun siaran berita (new realese),foto, dabn berbagai artikel untuk dikonsumsi kalangan media massa. Keberhasilan perusahaan dalam membangun niat dan nama baik serta membina hubungan jangka panjang yang harmonis tersebut ditentukan dari kemampuan perusahaan untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan segala pesan dan informasi perusahaan secara benar, dan jujur kepada public. Pandangan dari public terhadap perusahaan itulah yang pada akhirnya juga akan ikut menentukan seberapa baik reputasi perusahaan dimata public. http://digilib.mercubuana.ac.id/