DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 ANALISIS PENGARUH CAPITAL EXPENDITURE, SALES GROWTH, PROFITABILITY, SIZE, DAN RATING PREMIUM TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Perbandingan pada Perusahaan Food and Beverage dan Automotive and Allied Product Periode 2006-2011) Fatkhiatur Khusnul, Erman Denny Arfianto 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851 ABSTRACT Capital structure is one that should be considered by investors before making an investment. This is because the capital structure to give a statement and give informative signal about the level of debt to equity ratio. The purpose of this study was to identify the influence of capex, sales growth, profitability, size, and rating premium on Food and Beverages sector DER and Automotive and Allied Products. In addition, these variables are also reviewing the variables are used because there are differences in the results of previous studies. This study uses secondary data with data derived from sources ICMD and JSX and listed on the Indonesia Stock Exchange during the six-year study period from 2006 until 2011. Sampling was purposive sampling method with the provisions of these companies include financial statements during the study period. Data analysis using classical assumptions, multiple linear regression analysis, coefficient of determination, t test and F test with capex, sales growth, profitability, firm size, and premium rating as independent variables. The results showed that the company's Food and Beverages, capex, profitability, size, and premium rating no significant effect on DER, and significant sales growth. As for the company's Automotive and Allied Products, capex, size, and no significant premium rating for sales growth and significant profitability. Key words: capital expenditure, sales growth, profitability, size, premium rating, DER PENDAHULUAN Debt to Equity Ratio yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur dari tahun ke tahun cenderung tidak sama, ada yang mengalami kenaikan secara signifikan, stabil, dan ada yang mengalami penurunan secara signifikan pula. Capital expenditure, naik turunnya tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas yang dihasilkan, besar kecilnya ukuran perusahaan, dan besarnya rating premium yang juga mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahun akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Adanya kenaikan dan penurunan tingkat rata-rata DER pada perusahaan manufaktur di sektor food and beverages dan automotive and allied products yang mengalami kenaikan dan penurunan dan tidak stabil ini menunjukkan adanya struktur modal yang sedang bermasalah atau sedang mengalami fluktuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan di dominasi oleh penggunaan hutang yang lebih besar sehingga perlu diadakan penelitian terhadapnya. Adanya kesenjangan penelitian atau research gap juga ditemukan di antara penelitian-penelitian terdahulu. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktorfaktor yang mempengaruhi struktur modal. Namun hanya variabel capital expenditure, sales growth, profitability, size, dan rating premium sebagai variabel yang mempengaruhi struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini karena terjadi beberapa research gap 1 Fatkhiatur Khusnul, Erman Denny Arfianto DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2 antara peneliti satu dengan yang lainnya yang sudah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Equity Ratio. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Struktur modal (capital structure) merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Brigham dan Houston, 2004). Dalam studistudi empiris leverage didefinisikan sebagai sebuah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat penggunaan hutang dalam membiayai aktiva perusahaan. Teori-teori struktur modal yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1) Pecking Order Theory, 2) Trade off Theory, 3) Agency Theory, dan 4) Free Cash Flow. Pecking order theory dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil. Dengan asumsi bahwa semakin rendah risiko usaha akan berdampak positif pada tingkat hutang perusahaan, maka tradeoff theory berkontribusi terhadap variabel pertumbuhan penjualan (sales growth). Agency theory berpendapat bahwa ukuran perusahan dan rating perusahaan akan berpengaruh terhadap jumlah saham perusahaan yang beredar sehingga akan berpengaruh terhadap DER. Salah satu komponen dalam free cash flow adalah adanya capital expenditure. Dalam teori ini menjelaskan bahwa semakin berkurangnya aliran dana perusahaan akibat dikurangi biaya operasional dan pengeluaran lainnya akan membuat perusahaan mencari alternatif dana lain seperti hutang. Pengaruh Capital Expenditure terhadap DER Jensen (1989) dalam penelitiannya berpendapat bahwa semakin banyak kas yang tersedia maka akan semakin banyak investor yang akan berinvestasi terlepas dari apakah investasi itu baik atau buruk. Jika capital expenditure perusahaan semakin besar maka keperluan modal perusahaan juga akan semakin besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga perusahaan akan mencari dana yang berasal dari luar. Hal ini akan meningkatkan leverage perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi capital expenditure maka akan meningkatkan tingkat hutang perusahaan. Sehingga capital expenditure mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. H1 : capital expenditure berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pengaruh Sales Growth terhadap DER Menurut trade-eff theory semakin tinggi tingkat pertumbuhaan penjualan, maka dana yang dihasilkan perusahaan akan semakin besar dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi risiko juga akan semakin besar sehingga akan meminimalkan risiko usaha. Dan semakin rendah risiko usaha akan berdampak positif pada tingkat hutang perusahaan. Seperti dikatakan Mayangsari (2001) bahwa bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan dan penjualan laba yang tinggi kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah. Berdasarkan pada hasil penelitian Ana S. (2001) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Maka berdasarkan uraian di atas dan dengan hasil penelitian sebelumnya, diduga sales growth mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. H2 : Sales growth berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pengaruh Profitability terhadap DER Ada asumsi yang mengatakan bahwa penggunaan hutang dalam jumlah besar pada perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi tidak akan berpengaruh banyak pada struktur modal. Karena tingkat laba atau tingkat pengembalian yang tinggi akan memberikan kemampuan pada perusahaan untuk membayar bunga tetapnya. Hal ini dibuktikan oleh penelitianpenelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Baskin (1989), Titman dan Wessel (1988), dan Thies dan Klock (1992), mereka membuktikan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3 investasi yang tinggi cenderung mempunyai tingkat hutang yang relatif rendah. Hal ini sejalan dengan pecking order theory yang mengemukakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan sumber pendanaan internalnya sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk berhutang. Berdasarkan uraian di atas dan berdasarkan penelitian sebelumnya, maka diduga profitability mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. H3 : Profitability berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pengaruh Size terhadap DER Secara teoritis, ukuran perusahaan dapat dikatakan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan karena perusahaan-perusahaan besar memiliki kapasitas hutang yang tinggi dan dapat lebih mudah untuk memperoleh hutang. Kapasitas hutang yang tinggi tersebut disebabkan oleh banyaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan seiring dengan bertambahnya ukuran perusahaan. hal ini didukung oleh agency theory yang mengatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan semakin banyak saham yang tersebar dan akan semakin banyak pula biayabiaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen. Hal ini akan mempengaruhi tingkat hutang perusahaan menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya biaya pengawasan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur modal dengan mendasarkan pada teori di atas bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar tingkat leverage nya. H4 : Size berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pengaruh Rating Premium terhadap DER Menurut agency theory, para pemegang saham tidak hanya melihat pada ukuran perusahaan tetapi juga pada tingkat rating yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai rating yang bagus tentunya akan menarik perhatian para pemegang saham. Sehingga, dapat disimpulkan perusahaan yang mempunyai rating yang semakin tinggi akan lebih mudah mendapatkan dana dari para investor. Sebaliknya jika rating perusahaan semakin rendah, maka perusahaan akan kesulitan dalam mendapatkan dana dari investor karena investor menghindari perusahaan dengan rating rendah. Berdasarkan kesimpulan ini, maka dapat diduga rating premium mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal. H5 : Rating Premium berpengaruh positif terhadap struktur modal. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Penelitian melibatkan enam variabel dimana terbagi menjadi 1 variabel dependen dan 5 variabel independen. Disini variabel dependennya adalah struktur modal. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Disini variabel independennya adalah capital expenditure, sales growth, size, profitability, dan rating premium. Struktur modal dalam penelitian ini dihitung menggunakan debt to equity ratio (DER). Capital expenditure atau sering disebut capex dihitung melalui selisih antara total fixed asset tahun ini dengan total fixed asset pada tahun sebelumnya seperti yang dijelaskan oleh Griner dan Gordon (2001), Sartono (2001), dan Hamidi (2003). Tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan dihitung melalui perbandingan perubahan (baik itu peningkatan maupun penurunan) selisih total penjualan bersih (net sales) tahun ini dengan total penjualan bersih tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini, profitability diukur dengan perbandingan antara rasio earning before interest, tax, depreciation, and amortization yaitu pendapatan sebelum bunga, pajak, dan penyusutan dengan total asset (Hidayati, 2001). Ukuran perusahaan menunjukkan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dihitung melalui logaritma natural dari total asset. Rating premium dapat dihitung melalui selisih antara bond yield atau coupon rate dengan risk free rate. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4 Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di bidang food and beverage dan automotive and allied product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode kurun waktu 2006-2011. Dalam penelitian ini sampel diambil dari populasi dengan menggunakan metode purposive sampling didasarkan pada beberapa kriteria. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Selalu terdaftar di list Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu penelitian. Yaitu periode tahun 2006-2011. b. Perusahaan yang bersangkutan tersebut menyediakan data laporan keuangan yang dimaksud sesuai dengan variabel yang digunakan. Setelah peneliti melakukan penelitian sampel dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria-kriteria di atas, jumlah perusahaan yang listed di BEI pada akhir tahun 2011 adalah 35 perusahaan. Selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan akhir tahun sesuai dengan batas laporan dan memenuhi kriteria penelitian berjumlah 33 perusahaan. Metode Analisis Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda atau Multiple Regression. Analisis ini meliputi Uji Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t, serta Chow Test. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Perusahaan Berdasarkan purposive sampling, maka diperoleh 16 sample perusahaan food and beverages dan 17 perusahaan automotive and allied product. Tabel 1 Daftar Sampel Perusahaan Food and Beverages No Nama perusahaan 1 PT. Akasha Wira Internasional Tbk 2 PT. Cahaya Kalbar Tbk 3 PT. Davomas Abadi Tbk 4 PT. Delta Djakarta Tbk 5 PT. Fast Food Indonesia Tbk 6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 7 PT. Mayora Indah Tbk 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 9 PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk 10 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 11 PT. Sekar Laut Tbk 12 PT. Siantar TOP Tbk 13 PT. Sinar mas Agro Resources and Technology Tbk 14 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 15 PT. Tunas Baru Lampung Tbk 16 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk Sumber: ICMD 2006-2011 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5 Tabel 2 Daftar Sampel Perusahaan Automotive and Allied Products No Nama perusahaan 1 PT. Astra Internasional Tbk 2 PT. Astra Otoparts Tbk 3 PT. Gajah Tunggal Tbk 4 PT.Goodyear Indonesia Tbk 5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 6 PT. Indo Kordsa Tbk 7 PT. Indomobil Sukses International Tbk 8 PT. Indospring 9 PT. Intraco Penta Tbk 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 11 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 12 PT. Nipress Tbk 13 PT. Polychem Indonesia Tbk 14 PT. Prima Alloy Steel Tbk 15 PT. Selamat Sempurna Tbk 16 PT. Tunas Ridean Tbk 17 PT. United Tractor Tbk Sumber: Data SPSS, diolah Deskripsi Variabel Tabel deskriptif statistik perusahaan food and beverages dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Statistik Deskriptif Perusahaan Food and Beverages Std. N Minimum Maximum Mean Deviation DER 96 -2.08 8.44 1.4882 1.48539 CP 96 5,22 14,60 106,772 207,329 SG 96 -5,44 1,09 -16,654 116,008 PROF 96 -8,85 ,50 -19,727 186,945 SIZE 96 2,47 2,87 26,379 ,10014 RP 96 -2,66 2,26 ,6198 ,93178 Valid N 96 (listwise) Sumber: Output SPSS, diolah Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3 tersebut nampak bahwa dari 16 perusahaan sampel dengan 96 data pengamatan, rata-rata DER selama periode pengamatan (2006- 2011) sebesar 1,49 dengan standar deviasi (SD) sebesar 1,48. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai SD hampir sama besarnya dengan rata-rata DER. Dapat dilihat pula nilai minimum yang lebih kecil dari rata-ratanya (-2,08) yang berasal dari PT. Akasha Wira Internaional Tbk. (ADES) pada tahun 2006 dan nilai maksimum yang lebih besar daripada nilai rata-ratanya (8,44) yang berasal dari PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa penyebaran data variabel DER mengindikasikan hasil yang cukup baik, hal tersebut dikarenakan standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel tersebut hampir sama nilainya dan sedikit DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6 lebih kecil dari nilai rata-ratanya sehingga menyebabkan hasil penelitian terindikasi normal. Hasil yang sama juga terjadi pada 2 (dua) variabel independen yaitu, capex dengan SD sebesar 2,07 dan rata-rata (mean) sebesar 10,68, dan variabel size dengan SD sebesar 0,10 dan rata-rata (mean) 2,64. Untuk deskriptif statistik perusahaan automotive and allied products dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Statistik Deskriptif Perusahaan Automotive and Allid Products Std. N Mean Deviation Minimum Maximum DER 102 ,3367 ,90746 -1,47 3,30 CP 102 115,461 193,632 5,72 15,88 SG 102 -16,519 PROF 102 -28,459 108,728 -4,31 1,68 165,630 -12,60 -,90 SIZE 102 26,721 ,11852 2,33 2,94 RP 102 24,578 ,20181 1,95 2,83 Sumber: Output SPSS, data diolah Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 tersebut nampak bahwa dari 17 perusahaan sampel dengan 102 data pengamatan, rata-rata DER selama periode pengamatan (2006- 2011) sebesar 0,34 dengan standar deviasi (SD) sebesar 0,91. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai SD labih besar daripada rata-rata DER. Dapat dilihat pula nilai minimum yang lebih kecil dari rata-ratanya (-1,47) yang berasal dari PT. Indo Kordsa Tbk. pada tahun 2009 dan nilai maksimum yang lebih besar daripada nilai rataratanya (3,30) yang berasal dari PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. pada tahun 2007 menunjukkan bahwa penyebaran data variabel DER mengindikasikan hasil yang kurang baik, hal tersebut dikarenakan standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel lebih besar sehingga menjadikan penelitian menjadi bias karena diakibatkan oleh adanya nilai yang ekstrim (tinggi). Hasil yang sama juga terjadi pada 2 (dua) variabel independen yaitu, sales growth dengan SD sebesar 1,09 dan rata-rata (mean) sebesar -1,65, dan variabel profitability dengan SD sebesar 1,66 dan rata-rata (mean) -2,85. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan penilaian kelayakan model regresi, uji koefisien determinasi pada perusahaan manufaktur di sektor food and beverages sebesar 0.16 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel DER dengan kelima variabel independennya adalah sangat terbatas. Namun untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik digunakan Adjusted R-Square, dimana dari tabel di atas nilai Adjusted R-Square sebesar 0.11, hal ini berarti bahwa hanya 11,1% variasi dari DER bisa dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen, sedangkan 88,9% sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Sedangkan untuk perusahaan automotive and allied product sebesar 0.15 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel DER dengan kelima variabel independennya adalah sangat terbatas. Namun untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik digunakan Adjusted R-Square, dimana dari tabel di atas nilai Adjusted R-Square sebesar 0.10, hal ini berarti bahwa hanya 10,4% variasi dari DER bisa dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen, sedangkan 89,6% sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Uji selanjutnya adalah uji F yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7 Tabel 5 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Food and Beverages Sum of Mean Squares df Square F Regression 12.803 5 2.561 3.372 Model 1 Residual Total 68.34 90 81.143 95 Sig. .008a 0.759 Sumber: output SPSS, data diolah Dari hasil uji statistik f di atas, didapat nilai fhitung adalah 3,37, dengan n=96 dan k=5 maka diperoleh Ftabel sebesar 2,31, berarti nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Tingkat signifikansi 0.008 lebih kecil dari 0,05, berarti secara bersama-sama (simultan) capex, sales growth, profitability, size, dan rating premium berpengaruh signifikan terhadap variabel DER. Sedangkan untuk hasil uji f pada perusahaan automotive and allied product dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Automotive and Allied Product Model 1 Regression Sum of Squares 12.365 5 Mean Square 2.473 0.738 df Residual 70.806 96 Total 83.171 101 F 3.353 Sig. .008a Sumber: output SPSS, data diolah Dari hasil uji statistik f di atas, didapat nilai fhitung adalah 3,35, dengan n=102 dan k=5 maka diperoleh Ftabel sebesar 2,30, berarti nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Tingkat signifikansi 0.008 lebih kecil dari 0,05, berarti secara bersama-sama (simultan) capex, sales growth, profitability, size, dan rating premium berpengaruh signifikan terhadap variabel DER. Selanjutnya dilakukan uji regresi berganda dan uji T dengan hasilnya yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7 Analisis Regresi dan Uji T Perusahaan Food and Beverages Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients Std. B Error -0.885 2.18 Standardized Coefficients Beta t -0.406 Sig. 0.686 CP 0.05 0.05 0.106 1 0.32 SG 0.208 0.091 0.246 2.287 0.025 PROF -0.094 0.055 -0.171 -1.714 0.09 SIZE 0.836 0.781 0.107 1.07 0.287 -0.608 0.466 -0.133 -1.306 0.195 RP Sumber: output SPSS, data diolah DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8 Kesimpulan dari tabel di atas adalah: 1. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,320. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,320>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel capex mempunyai thitung yakni 1,00 dengan ttabel = 0,68. Jadi thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel capex mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t positif menunjukkan bahwa capex mempunyai hubungan yang searah dengan DER. 2. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,025. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,025<0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel sales growth mempunyai thitung yakni 2,29 dengan ttabel = 1,98. Jadi thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel sales growth mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t positif menunjukkan bahwa sales growth mempunyai hubungan yang searah dengan DER. 3. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,090. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,090>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel profitability mempunyai thitung yakni -1,71 dengan ttabel = 1,66. Jadi thitung lebih kecil dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel profitability tidak mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t negatif menunjukkan bahwa profitability mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan DER. 4. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,29. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,29>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel size mempunyai thitung yakni 1,07 dengan ttabel = 0,68. Jadi thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel size mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t positif menunjukkan bahwa size mempunyai hubungan yang searah dengan DER. 5. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,195. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,195>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel rating premium mempunyai thitung yakni -1,31 dengan ttabel = 1,29. Jadi thitung lebih kecil dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel rating premium tidak mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t negatif menunjukkan bahwa rating premium tidak mempunyai hubungan yang searah dengan DER. Sedangkan untuk hasil analisis regresi perusahaan automotive and allied products dapat dilihat pada tabel berikut. Model 1 Tabel 8 Analisis Regresi dan Uji T Perusahaan Automotive and Allied Product Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta (Constant) -0.303 2.109 t -0.144 Sig. 0.886 CP 0.057 0.048 0.121 1.172 0.244 SG 0.181 0.087 0.216 2.075 0.041 PROF -0.109 0.053 -0.2 -2.063 0.042 SIZE 0.543 0.748 0.071 0.725 0.47 -0.601 0.447 -0.134 -1.344 0.182 RP Sumber: output SPSS, data diolah Kesimpulan dari tabel di atas adalah: 1. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,244. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,244>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel capex mempunyai thitung yakni 1,17 dengan ttabel = 0,68. Jadi thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel capex mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t positif menunjukkan bahwa capex mempunyai hubungan yang searah dengan DER. 2. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,041. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,041<0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel sales growth DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9 mempunyai thitung yakni 2,08 dengan ttabel = 1,98. Jadi thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel sales growth mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t positif menunjukkan bahwa sales growth mempunyai hubungan yang searah dengan DER. 3. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,042. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,042<0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel profitability mempunyai thitung yakni -2,06 dengan ttabel = 1,98. Jadi thitung lebih kecil dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel profitability tidak mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t negatif menunjukkan bahwa profitability mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan DER. 4. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,47. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,47>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel size mempunyai thitung yakni 0,73 dengan ttabel = 0,68. Jadi thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel size mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t positif menunjukkan bahwa size mempunyai hubungan yang searah dengan DER. 5. Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai sig 0,182. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,182>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel rating premium mempunyai thitung yakni -1,34 dengan ttabel = 1,29. Jadi thitung lebih kecil dari ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel rating premium tidak mempunyai kontribusi terhadap DER. Nilai t negatif menunjukkan bahwa rating premium tidak mempunyai hubungan yang searah dengan DER. Setelah dilakukan analisis regresi, perlu dilakukan pula chow tes untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kebijakan struktur modal perusahaan food and beverages dengan automotive and allied product. Nilai F-hitung yang didapat dalam perhitungan chow test sebesar -29,92, atau lebih kecil daripada F tabel sebesar 2,26 sehingga dengan kata lain tidak terdapat beda antara tingkat struktur modal pada perusahaan food and beverages dan automotive and allied product, sehingga hipotesis 6 ditolak. Hal tersebut dikarenakan kedua perusahaan baik perusahaan food and beverages ataupun automotive and allied product, kinerja perusahaannya sedang mengalami trend yang meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan kedua jenis produk tersebut. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Hasil yang didapatkan dari penelitian untuk perusahaan food and beverages bahwa capex, profitability, size, dan rating premium tidak berpengaruh signifikan terhadap DER sedangkan sales growth berpengaruh signifikan terhadap DER. Secara parsial, capex, size, dan sales growth berpengaruh positif, sedangkan profitability dan rating premium berpengaruh negative. Untuk perusahaan automotive and allied products hasilnya adalah capex, size, dan rating premium tidak berpengaruh signifikan, sedangkan sales growth dan profitability berpengaruh signifikan terhadap DER. Secara parsial capex, sales growth, dan size berpengaruh positif, sedangkan profitability dan rating premium berpengaruh negatif. Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan yang relatif pendek yaitu hanya selama 6 tahun dengan sampel yang terbatas pula (33 sampel). Disamping itu faktor fundamental perusahaan yang digunakan hanya terbatas pada Capex, SG, PROF, SIZE, dan Rating Premium. Disamping itu penulis mengakui banyak keterbatasan yang dimiliki, keterbatasan itu antara lain referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk menunjang proses penulisan skripsi ini sehingga terjadi banyak kekurangan dalam mendukung teori ataupun justifikasi masalah yang diajukan. Penelitian yang akan datang dapat memasukkan variabel-variabel eksternal agar diadapat variabel yang lebih lengkap. Variabel makro ekonomi yang mungkin berpengaruh terhadap DER antara lain: tingkat bunga, kurs rupiah terhadap valuta asing, neraca pembayaran, ekspor-impor dan kondisi ekonomi lainnya; serta variabel non ekonomi seperti kondisi politik negara mungkin signifikan berpengaruh terhadap DER perusahaan di BEI, mengingat sampai dengan saat penelitian berlangsung variabel-variabel makro ekonomi dan non-ekonomi tersebut masih menunjukkan kondisi yang belum stabil. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10 REFERENSI ............., 2005-2006. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta : ECFIN. Adrianto dan B. Wibowo. (2007). ”Pengujian Teori Pecking Order pada PerusahaanPerusahaan Non Keuangan LQ45 Periode 2001-2005”, Manajemen Usahawan Indonesia. XXXVI (12): 43-53. Ariyanto, Taufik. (2002). “Pengaruh Struktur Pemegang Saham terhadap Struktur Modal Perusahaan”. Barclay, Michael J. and Smith. (1995). “The Maturity of Corporate Debt”. The Journal of Finance. Vol. L No. 2. Juni. Brigham, Eugene F. dan Joel Houston. (2004). Fundamental of Financial Management (10th edition). Ohio : South Western Thomson. Brigham, Eugene F. dan Louis C., Gapenski. (1997). Financial Management – Theory and Practice (8th edition). The Dydren Press. Donaldson. (1961). ”Capital Structure Determinants : An Empirical Study of French”. Journal of Economy and Quantity Analysis. Vol. 36. Ghosh, Arvin, Francis Cai and Wenhui Li. (2000). “The Determinants of Capital Structure”. American Business Review. Vol. 18 No.2. Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip. Griner, E.H. dan L.A. Gordon. (1995). “Internal cash flow, insider ownership, and capital expenditures: a test of pecking order and managerial hypotheses”. Journal of Business Finance and Accounting. Vol. 22 No. 2. 179-199. Groth, J.C. dan R.C. Anderson. (1997). ”Capital Structure: Perspective for Managers”. Management Decission. 35. 474-482. Hadianto, Bram. (2008). “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Indonesia Periode 2000-2006. Sebuah Pengujian Hypotesis Pecking Order.” Jurnal Management. Vol. 7 No. 2. Mayangsari, Sekar. (2001). ”AnalisisFaktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan: Pengujian Pecking Order Hypotesis”. Titman, S. and R Wessels. (1988). “The Determinant of Capital Structure Choice”. Journal of Finance. Vol. 43. Weston, J. Fred dan Brigham. (1994). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Alfonsus Sirait. Jakarta : Erlangga. Weston, J. Fred dan Copelend. (1997). Manajemen Keuangan Jilid 2. Alih Bahasa: A Jaka Wisana dan Kibrandoko. Jakarta : Binarupa Aksara. Winahyuningsih, Panca, Sumekar dan Prasetyo. (2011). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Sosial Budaya. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11 Yuhasril. (2006). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Perusahaan Farmasi yang Telah Go Public di BEJ”. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 7 No. 1. 71-84.