Teori Tindakan Beralasan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan)
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin
Fishbein, Icek dan Ajzen (1980) Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief),
sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Kehendak merupakan
prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan
seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Namun,
seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali
berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah
fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting.
Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007).
Ajzen (1991) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat
suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya
terbatas hanya pada tiga hal; Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap
umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi
tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif (subjective norms) yaitu
keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga,
sikap terhadap.
10
suatu perilaku bersama norma- norma subjektif membentuk suatu intensi atau
niat berperilaku tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan dimodifikasi oleh
Ajzen (2005) dan dinamai Teori Perilaku Terencana (theory of planned behavior).
Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu keyakinan tentang kemungkinan hasil dan
evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral beliefs), keyakinan tentang norma yang
diharapkan dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta
keyakinan tentang adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku
dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs).
Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari
dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek
personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk
tidak melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat,
praktik atau perilaku menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh
niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri
dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif
dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati
pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang
akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila
ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
11
2.2
Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan
dan memiliki tujuan yang sama (Hall, 2009). Sistem juga dapat diartikan sebagai
sekelompok komponen yang saling berhubungan, berkerjasama, untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
tranformasi yang teratur (O’Briem, 2005).
Informasi menurut Riasetiawan (2006) adalah hasil pengolahan data yang
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan kriteria relevan, akurat,
tepat waktu, ringkas, jelas, dapat dikuantifikasi dan konsisten. John Burch dan Gary
Grudnitski yang dikutif oleh Jogiyanto (2005) menyatakan kualitas dari suatu
informasi tergantung dari tiga hal yaitu:
a. Accurate (akurat)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
b. Relevant (cocok atau sesuai)
Informasi yang relevan harus memiliki manfaat bagi penggunanya
c. Timely (tepat pada waktu)
Informasi yang datang pada penerimanya tidak boleh terlambat, karena informasi
yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.
12
Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusn-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari
suatu keadaan, terutama yang mempunyai sifat keuangan (Baridwan, 2002).
Sistem
informasi
adalah
suatu
sistem
dimana
suatu
organisasi
mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi suatu organisasi dan menyediakan kepada
pihak luar tertentu laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005)
Dari pengertian-pengertian diatas telah dijabarkan diatas dapat diambil
pengertian Sistem Informasi Akuntansi seperti yang dikemukakan para ahli. Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) menurut Salehi et al. (2010) didefinisikan sebagai seluruh
komponen terkait yang diletakkan bersama-sama untuk mengumpulkan informasi,
data mentah atau data biasa dan mengubahnya menjadi data keuangan untuk tujuan
pelaporan kepada pengambil keputusan.
Nicolaou (2000) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai sistem
berbasis komputer yang memproses informasi keuangan dan mendukung keputusan
tugas dalam konteks koordinasi dan mengendalikan kegiatan organisasi. Menurut
Dehlghanzade et al. menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah elemen
dari organisasi yang menyediakan informasi akuntansi adalah elemen dari organisasi
yang menyediakan informasi peringatan dan informasi untuk pengambilan keputusan
untuk para pengguna melalui pengolahan peristiwa keuangan.
13
Dapat disimpulkan dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas bahwa
sistem informasi adalah suatu kumpulan atau seperangkat prosedur-prosedur, manusia
,serta aplikasi aplikasi yang saling beruhubungan satu sama lain untuk menghasilkan
sebuah informasi keuangan yang berguna bagi pihak manajemen untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat di dalam suatu
perusahaan/organisasi.
2.2.2. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa bagian yang
saling beritegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Axhan Susanti (2008)
komponen sistem informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat
pengolah, unit masukan dan keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal
masukan/keluaran yang mencangkup piranti-piranti fisik seperti komputer dan
printer.
b.
Perangkat Lunal (Software)
Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat
memproses data.
c.
Prosedur (procedure)
Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan
pembangkit keluaran yang dikehendaki.
14
d.
Manusia (human)
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,
pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e.
Basis data (database)
Sekumpulan tabel, hubungan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
penyimpanan data.
2.2.3. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi.
Menurut Novita(2011) Sistem Informasi dikatakan memadai jika didalamnya
terkandung karakter seperti :
a.
Usefullness (berguna)
Sistem yang dapat menghasilkan suatu informasi yang berguna,yang berarti
informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu
sehingga berguna bagi pengambilan keputusan.
b.
Economy (ekonomi)
Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis, yang artinya sistem harus
mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran
yang dikeluarkan untuk pengadaan sistem tersebut.
15
c.
Reliability (handal)
Produk dari suatu sistem harus bisa diandalkan dan informasi yang dihasilkan
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi, sehingga keputusan yang dihasilkan
benar-benar keputusan yang tepat dan sesuai dengan apa yang dihasilkan sistem.
d.
Customers servise (pelayanan konsumen)
Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada
pelanggan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan laba.
e.
Capacity (kapasitas)
Kapasitas suatu sistem harus memadai agar mampu menghadapi operasi pada
kapasitas penuh (full capacity) seperti halnya pada saat operasi berjalan normal.
f.
Simplicy (sederhana)
Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan operasinya dapat dipahami,
serta semua prosedurnya dapat diikuti dengan mudah dan tidak akan
membingungkan pemiliknya.
g.
Fleksibility (luwes)
Sistem harus bersifat luwes dalam menampung dan menghadapi semua perubahan
yang terjadi didalam maupun diluar organisasi sehingga dapat menghasilkan
informasi perencanaan dan pengendalian.
2.2.4.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Dalam menjalankan fungsinya sistem informasi akuntansi harus mempunyai
tujuan-tujuan yang dapat memberikanpedoman kepada manajemen dalam menunjang
16
perencanaan dan pengendalian perusahaan/organisasi. Menurut Hall (2001) ada tiga
tujuan-tujuan utama bagi sistem informasi akuntansi, yaitu.
a.
Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, Pengurusan manajemen
merujuk pertanggungjawaban manajemen untuk mengatur sumber daya
perusahaan secara baik dan benar. Sistem informasi menyediakan informasi
tentang kegunaan sumber daya kepada pemakai informasai melalui laporan
keuangan yang dibutuhkan.
b.
Untuk pengambilan keputusan manajemen, Sistem informasi akuntansi ini
akan memberikan informasi yang diperlukan kepada para manajer untuk
melakukan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan tersebut.
c.
Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan hari demi hari, Sistem
informasi menyediakan informasi bagi personil operasi dalam membantu
pengerjaan tugas setiap hari secara efisien dan efektif.
2.2.5. Pengertian Teknologi Informasi
Sugiyono (2009) menyatakan teknologi informasi dapat berupa teknologi apapun
yang dapat menghasilkan informasi, termasuk teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,
material dan proses yang menolong manusia dalam menyelesaikan masalahnya.
Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik (Lucas, 1999).
17
Menurut
Supriyanto
(2005),
teknologi
informasi
adalah
teknologi
yang
memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat.
Wiliam dan Sawyer (2005) mendefinisikan teknologi sebagai suatu bentuk
umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan,
memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi.
Investasi terhadap teknologi informasi dibutuhkan untuk menghasilkan informasi
secara tepat, cepat, cermat dan lengkap baik itu informasi internal maupun informasi
eksternal dan untuk memperoleh keunggulan bersaing, akan tetapi investasi tersebut
membutuhkan dana yang lebih besar serta mempunyai resiko dan ancaman kerugian
dari penerapan teknologi informasi itu sendiri (Rahmawati, 2008). Sehingga dapat
dikatakan bahwa teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang terintegrasi
yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan menyajikan secara elektronik
menjadi informasi yang bermanfaat bagi pemakainya.
2.2.6.Pemanfaatan Teknologi Informasi
Thompson et al. (1991) mendefinisikan pemanfaatan teknologi sebagai manfaat
yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya
dimana pengukurannya berdasarkan pada intensitas pemanfaatan dan jumlah aplikasi
atau perangkat lunak yang digunakan. Sedangkan Jurnali (2002) berpendapat bahwa
pemanfaatan teknologi berhubungan dengan perilaku dalam menggunakan teknologi
18
tersebut untuk melaksanakan tugasnya. Wuryaningrum (2007) menyatakan bahwa
teknologi informasi yang diimplementasikan dalam organisasi seharusnya dapat
memberikan manfaat pada kinerja individu dan organisasi serta memberikan
kenyamanan bagi pemakainya. Teknologi informasi yang dapat memberi manfaat
bagi kinerja individu dan organisasi adalah teknologi informasi yang dapat diterapkan
dengan mudah. Pembuatan keputusan yang lebih efektif dan informative,
pengembangan sistem perlu memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut (Jackson et al.
1997).
2.3.
Integritas (Integrity)
Integritas (integrity) menurut Sunarto (2003) integritas dapat menerima kesalahan
yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima
kecurangan prinsip. Dalam kerangka kode etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang
meliputi salah satunya aturan etika, dijelaskan bahwa integritas adalah bebas dari
benturan kepentingan (conflictof interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah
saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan
(mensubordinasikan) pertimbangan kepada pihak lain.
Kepercayaan akan didapat oleh konsumen jika karyawan atau perusahaan tersebut
berintegrasi, seperti yang dijelaskan Mulyadi (2007) konsumen akan memilih
berhubungan dengan perusahaan yang karyawannya yang menjunjung tinggi
19
integritas, karena hanya orang yang berintegritas yang pantas dijadikan partner dalam
bekerja.
Oleh karena itu hal yang mendasari kepercayaan konsumen adalah integritas yang
diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil, maksudnya seseorang yang telah
mengambil keputusan atau melakukan perbuatan dan tidak terdapat aturan, standar,
panduan khusus, atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan maka orang
tersebut harus menguji keputusan apakah telah sesuai dengan integritas yang
seharusnya dimiliki.
Menurut Supardy (2012) terdapat beberapa indikator integritas diantaranya
a.
Memahami dan mengenali prilaku kode etik meliputi :

Mengikuti kode etik profesi dan organisasi

Jujur dalam menggunakan dan mengeoloa sumber daya di dalam lingkup atau
otoritasnya

Meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan itu tidak
melanggar kode etik organisasi
b.
Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan keyakinan,
meliputi :

Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan

Berbicara tentang ketidak etisan meskipun hal itu akan menyakiti
kolega/teman dekat.

Jujur dalam berhubungan dengan masyarakat.
20
c.
Bertindak berdasarkan nilai (values) meskipun sulit untuk melakukan itu,
seperti :

Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan

Berterus terang walaupun dapat merusak hubungan dapat merusak hubungan
baik
d.
Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun ada resiko atau biaya yang
cukup besar, umpamanya :

Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada
resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan

Bersedia untuk mundur karena bekerja yang tidak etis atau gagal melakukan
amanah

Mengkritik orang orang yang mempunyai kekuasaan demi menegakkan nilai
(values)
Erina, et al. (2012) melihat integritas sebagai kualitas yang mnejadikan
timbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi
dalam menguji semua keputusannya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang integritas maka dapat
disimpulkan bahwa integritas merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam
berprinsip, berkomitmen, konsisten dan siap dengan segala konsekuensi yang harus
21
dihadapi dalam setiap perbuatan dan keputusan berdasarkan nilai nilai dan sistem
yang dianut baik itu di lingkungan perusahaan dan dimanapun berada.
2.4 Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja atau
performance merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan
dengan aktifitas hasil kerja, pencapaian tugas dimana istilah tugas berasal dari
pemikiran aktifitas yang dibutuhkan oleh pekerja (Nelson,1997). Gibson (1997)
mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan
organisasi seperti kualitas, efisien dan kriteria efektivitas kerja lainnya.
Menurut Engko (2006), kinerja individual merupakan tingkat pencapaian atau
hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja individual yang tinggi dapat
meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja seseorang dapat
dikatakan baik, jika orang tersebut mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk
bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan di masa yang akan
datang. Kinerja berkaitan erat dengan tujuan, sebagai suatu hasil perilaku kerja
seseorang. Penggunaan sistem aplikasi spesifik akan meningkatkan kinerja dan juga
menemukan hubungan kuat antara penggunaan komputer dengan tugas secara pasti
(Davis,1989).
22
Dalam penelitian Goodhue dan Thompson (1995) pencapaian kinerja
individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas induvidu
dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Kinerja yang lebih tinggi
mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektifivitas atau kualitas yang
lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu
dalam organisasi. Sedangkan Menurut Simamora (2003) (dalam Aditya puja dan
Suardhika, 2013) kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang
membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik
karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan.
Kinerja seorang dapat dikatakan baik, jika orang tersebut memiliki keahlian yang
tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai
harapan dimasa yang akan datang. Davis (1989) menemukan bahwa pengguna sistem
aplikasi spesifik akan meningkatkan kinerja dan juga menemuka hubungan kuat
antara pengguna komputer dengan tugas secara pasti.
Penilaian kinerja adalah proses penilaian hasil karya individu dalam
perusahaan/organisasi melalui instrument penilaian kinerja pada hakekatnya penilaian
kinerja
merupakan
suatu
evaluasi
terhadap
kinerja
individu
dengan
membandingkannya dengan urutan yang ada. Penilaian kinerja merupakan proses
yang berkelanjutan untuk memenuhi kualitas kerja individu dalam usaha
menampilkan kinerja individu tersebut dalam organisasi.
23
Menurut Gomes (2003) terdapat 8 (delapan) kriteria yang dapat dipergunakan
untuk mengukur kinerja yaitu:
a.
Quantity of work, merupakan jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode waktu yang ditentukan.
b.
Quality of work, merupakan kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapan.
c.
Job knowledge, merupakan luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilan.
d.
Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan pesoalan-persoalan yang timbul,
e.
Cooperation, merupakan kesediaan untuk bekerja sama denan orang lain
(sesama anggota organisasi).
f.
Dependability, merupakan kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran
dan penyelesaian pekerjaan.
g.
Initiative, merupakan semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
h.
Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integrasi pribadi.
24
2.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Aditya Puja dan Suardikha (2013), meneliti tentang keahlian pemakai
komputer dan kenyamanan fisik memoderasi pengaruh tingkat efektivitas sistem
informasi akuntansi dengan kinerja karyawan.Variabel independen dalam penelitian
ini adalah efektivitas sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel dependennya
adalah kinerja individual.keahlian pemakai komputer dan kenyamanan fisik sebagai
variabel moderasi. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang
berhubungan serta menggunakan sistem informasi akuntansi di PT. Bank Sinar
Harapan Bali Denpasar.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA).Hasil penelitian menunjukkan
efektivitas sistem informasi akuntansi secara signifikan memiliki pengaruh yang
positif terhadap kinerja karyawan.Tetapi keahlian pemakai komputer dan
kenyamanan fisik tidak mampu memperkuat hubungan antara efektivitas sistem
informasi akuntansi dengan kinerja karyawan.Persamaan penelitian ini adalah
menggunakan variabel independen yang sama yaitu efektivitas sistem informasi
akuntansi dan variabel dependen yang sama yaitu dan kinerja individual. Sedangkan
perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta variabel moderasinya.
Novita, Helena (2011), meneliti tentang efektivitas sistem informasi akuntansi
dampaknya terhadap kinerja karyawan pada PT. Dwi Daya Sentra Prakasa (persero).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas sistem informasi
akuntansi, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja individual. Responden
25
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Dwi Daya Sentra Prakasa
(persero) .Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product
Moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dampak yang signifikan dari
efektivitas sistem informasi akuntasi pada PT. Dwi Daya Sentra Prakasa terhadap
kinerja karyawan sebesar 58,5 %. Efektivitas sistem informasi akuntansi secara
signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan.Persamaan
penelitian ini adalah menggunakan variabel independen yang sama yaitu efektivitas
sistem informasi akuntansi
dan variabel dependen yang sama yaitu dan kinerja
individual. Sedangkan perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta tidak
adanya variabel moderasi.
Sari dan Maria (2009) meneliti tentang pengaruh Efektivitas penggunaan dan
kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja
individual pada pasar swalayan di kota denpasar. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi dan
kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel
dependennya
adalah
kinerja
individual.
Responden
dalam
penelitian
ini
adalahsupervisor dalam 13 pasar swalayan di kota denpasar. Teknik analisis yang
digunakan
adalah
teknik
analisis
regresi
berganda.Hasil
penelitian
menunjukkanefektivitas dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi secara
signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja individual.Persamaan
penelitian ini adalah menggunakan variabel independen yang sama yaitu efektivitas
26
sistem informasi akuntansi dan variabel dependen yang sama yaitu kinerja individual.
Sedangkan perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta tidak adanya
variabel moderasi.
Marlinawati dan Suaryana (2013) meneliti tentang pengaruh penggunaan
teknologi informasi, efektivitas sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas sistem
informasi akuntansi, dan kesesuaian tugas pada kinerja karyawan LPD.Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah penggunaan teknologi informasi, efektivitas
sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas sistem informasi akuntansi, dan
kesesuaian
tugas,
sedangkan
variabel
dependennya
adalah
kinerja
karyawan.Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang menggunakan
sistem informasi akuntansi pada 85 LPD kabupaten badung.Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda.Hasil dari penelitiannya
menunjukkan bahwa bahwa penggunaan teknologi informasi, efektivitas sistem
informasi akuntansi, kepercayaan atas sistem informasi akuntansi dan kesesuaian
tugas berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Lembaga Perkreditan Desa sekabupaten Badung. Persamaan penelitian ini adalah menggunakan salah satu variabel
independen yang sama yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi dan variabel
dependen yang sama yaitu kinerja karyawan. Sedangkan perbedaannya lokasi
penelitian, waktu penelitian serta tidak adanya variabel moderasi.
27
2.6
Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
karyawan.
penerapan sistem informasi akuntasi merupakan kualitas dari kombinasi antara
hardware dan software dalam suatu sistem informasi.Hal ini ditunjukan dengan
performa dari suatu sistem yang menunjukan seberapa baik kemampuan perangkat
keras, perangkat lunak, kebijakan, dan prosedur dari suatu sistem informasi dapat
menyediakan informasi kebutuhan penggunanya.Widyati (2009) menunjukan
pengaruh pemakai berpengaruh positif terhadap kualitas sistem informasi akuntasi.
Penerapan sistem informasi yang digunakan secara berulang-ulang dapat
mengartikan bahwa pengguna puas menggunakan sistem tersebut.Menurut Mc Gill et
al. (2003) menyatakan terdapat hubungan positif antara kualitas sistem informasi
akuntansi dengan kepuasan pengguna.Myers et al. (2007) juga menyimpulkan bahwa
kualitas layanan seperti halnya kualitas penerapan sistem informasi akuntansi
memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Berdasarkan kajian teoritis, kajian
penelitian sebelumnya dan rumusan masalah maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah
H1 : penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Karangasem.
28
2.6.2
Pengaruh Integritas Karyawan Terhadan Kinerja Karyawan.
Karyawan yang berintegritas akan menciptakan budaya yang berintegritas dalam
perusahaan, dan budaya yang berintegritas ini selanjutkan akan menciptakan
lingkungan perusahaan yang bernilai, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada
situasi jangka panjang yang lebih baik dari kayawan, pelanggan, dan investor yang
berakibat keunggulan dalam kinerja perusahaan.
Salah satu ciri seseorang berintegritas adalah melalui konsistensi antara perkataan
dan perbuatan. Menurut Abdul Haris (2005) kinerja adalah sesuatu yang tidak dapat
ditawar-tawar, sehingga komitmen serta integritas para pemimpin senior merupakan
isuvital.
Penelitian yang dilakukan oleh Erina et al. (2012) menunjukan bahwa integritas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Ketika kita
dapat mempertanggung jawabkan atau mewujudkan apa yang telah diucapkan, apa
yang telah kita janjikan menjadi suatu kenyataan dan realitas maka pada saat
bersamaan dapat tercipta hubungan yang harmonis dengan pelanggan, rekan kerja,
dan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat disimpulkan
adalah sebagai berikut :
H2 : integritas karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
29
2.6.3
Pengaruh Integritas Karyawan Memperkuat Pengaruh Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan.
Integritas karyawan diduga menguatkan hubungan positif antara penggunaan
sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawan. Karena karyawan yang
berintegritas akan menciptakan budaya yang berintegritas dalam perusahaan, dan
budaya
yang
beritegritas
akan
menciptakan
lingkungan
perusahaan
yang
bernilai,sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada situasi jangka panjang yang lebih
baik dari karyawan, pelanggan dan investor yang berakibat keungguan dalam kinerja
perusahaan.
Begitu juga karyawan yang menggunakan sistem informasi yang memiliki
integritas akan meningkatkan kepercayaan bagi pelanggan dan investor
jika
karyawan atau perusahaan tersebut berintegritas, seperti yang dijelaskan Mulyadi
(2007) pelanggan akan memilih berhubungan dengan perusahaan yang karyawannya
menjunjung tinggi integritas, hanya orang yang berintegritas yang pantas dijadikan
partner dalam bekerja. Oleh karena itu integritas merupakan kualitas yang mendasari
kepercayaan publik yang diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H3 :
Integritas karyawan dapat memperkuat pengaruh hubungan antara
penerapan sistem informasi akuntansi dan kinerja karyawan.
30
Download