BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan) Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein, Icek dan Ajzen (1980) Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007). Ajzen (1991) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal; Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap. 10 suatu perilaku bersama norma- norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat berperilaku tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan dimodifikasi oleh Ajzen (2005) dan dinamai Teori Perilaku Terencana (theory of planned behavior). Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs). Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau perilaku menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya. 11 2.2 Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan memiliki tujuan yang sama (Hall, 2009). Sistem juga dapat diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, berkerjasama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses tranformasi yang teratur (O’Briem, 2005). Informasi menurut Riasetiawan (2006) adalah hasil pengolahan data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan kriteria relevan, akurat, tepat waktu, ringkas, jelas, dapat dikuantifikasi dan konsisten. John Burch dan Gary Grudnitski yang dikutif oleh Jogiyanto (2005) menyatakan kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu: a. Accurate (akurat) Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. b. Relevant (cocok atau sesuai) Informasi yang relevan harus memiliki manfaat bagi penggunanya c. Timely (tepat pada waktu) Informasi yang datang pada penerimanya tidak boleh terlambat, karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. 12 Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusn-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan, terutama yang mempunyai sifat keuangan (Baridwan, 2002). Sistem informasi adalah suatu sistem dimana suatu organisasi mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi suatu organisasi dan menyediakan kepada pihak luar tertentu laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005) Dari pengertian-pengertian diatas telah dijabarkan diatas dapat diambil pengertian Sistem Informasi Akuntansi seperti yang dikemukakan para ahli. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut Salehi et al. (2010) didefinisikan sebagai seluruh komponen terkait yang diletakkan bersama-sama untuk mengumpulkan informasi, data mentah atau data biasa dan mengubahnya menjadi data keuangan untuk tujuan pelaporan kepada pengambil keputusan. Nicolaou (2000) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang memproses informasi keuangan dan mendukung keputusan tugas dalam konteks koordinasi dan mengendalikan kegiatan organisasi. Menurut Dehlghanzade et al. menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah elemen dari organisasi yang menyediakan informasi akuntansi adalah elemen dari organisasi yang menyediakan informasi peringatan dan informasi untuk pengambilan keputusan untuk para pengguna melalui pengolahan peristiwa keuangan. 13 Dapat disimpulkan dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas bahwa sistem informasi adalah suatu kumpulan atau seperangkat prosedur-prosedur, manusia ,serta aplikasi aplikasi yang saling beruhubungan satu sama lain untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan yang berguna bagi pihak manajemen untuk digunakan dalam pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat di dalam suatu perusahaan/organisasi. 2.2.2. Komponen Sistem Informasi Akuntansi Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa bagian yang saling beritegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Axhan Susanti (2008) komponen sistem informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan dan keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran yang mencangkup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer. b. Perangkat Lunal (Software) Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. c. Prosedur (procedure) Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkit keluaran yang dikehendaki. 14 d. Manusia (human) Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. e. Basis data (database) Sekumpulan tabel, hubungan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 2.2.3. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Novita(2011) Sistem Informasi dikatakan memadai jika didalamnya terkandung karakter seperti : a. Usefullness (berguna) Sistem yang dapat menghasilkan suatu informasi yang berguna,yang berarti informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu sehingga berguna bagi pengambilan keputusan. b. Economy (ekonomi) Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis, yang artinya sistem harus mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk pengadaan sistem tersebut. 15 c. Reliability (handal) Produk dari suatu sistem harus bisa diandalkan dan informasi yang dihasilkan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi, sehingga keputusan yang dihasilkan benar-benar keputusan yang tepat dan sesuai dengan apa yang dihasilkan sistem. d. Customers servise (pelayanan konsumen) Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada pelanggan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan laba. e. Capacity (kapasitas) Kapasitas suatu sistem harus memadai agar mampu menghadapi operasi pada kapasitas penuh (full capacity) seperti halnya pada saat operasi berjalan normal. f. Simplicy (sederhana) Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan operasinya dapat dipahami, serta semua prosedurnya dapat diikuti dengan mudah dan tidak akan membingungkan pemiliknya. g. Fleksibility (luwes) Sistem harus bersifat luwes dalam menampung dan menghadapi semua perubahan yang terjadi didalam maupun diluar organisasi sehingga dapat menghasilkan informasi perencanaan dan pengendalian. 2.2.4.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Dalam menjalankan fungsinya sistem informasi akuntansi harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikanpedoman kepada manajemen dalam menunjang 16 perencanaan dan pengendalian perusahaan/organisasi. Menurut Hall (2001) ada tiga tujuan-tujuan utama bagi sistem informasi akuntansi, yaitu. a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, Pengurusan manajemen merujuk pertanggungjawaban manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara baik dan benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya kepada pemakai informasai melalui laporan keuangan yang dibutuhkan. b. Untuk pengambilan keputusan manajemen, Sistem informasi akuntansi ini akan memberikan informasi yang diperlukan kepada para manajer untuk melakukan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan tersebut. c. Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan hari demi hari, Sistem informasi menyediakan informasi bagi personil operasi dalam membantu pengerjaan tugas setiap hari secara efisien dan efektif. 2.2.5. Pengertian Teknologi Informasi Sugiyono (2009) menyatakan teknologi informasi dapat berupa teknologi apapun yang dapat menghasilkan informasi, termasuk teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia dalam menyelesaikan masalahnya. Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik (Lucas, 1999). 17 Menurut Supriyanto (2005), teknologi informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Wiliam dan Sawyer (2005) mendefinisikan teknologi sebagai suatu bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi. Investasi terhadap teknologi informasi dibutuhkan untuk menghasilkan informasi secara tepat, cepat, cermat dan lengkap baik itu informasi internal maupun informasi eksternal dan untuk memperoleh keunggulan bersaing, akan tetapi investasi tersebut membutuhkan dana yang lebih besar serta mempunyai resiko dan ancaman kerugian dari penerapan teknologi informasi itu sendiri (Rahmawati, 2008). Sehingga dapat dikatakan bahwa teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan menyajikan secara elektronik menjadi informasi yang bermanfaat bagi pemakainya. 2.2.6.Pemanfaatan Teknologi Informasi Thompson et al. (1991) mendefinisikan pemanfaatan teknologi sebagai manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya dimana pengukurannya berdasarkan pada intensitas pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Sedangkan Jurnali (2002) berpendapat bahwa pemanfaatan teknologi berhubungan dengan perilaku dalam menggunakan teknologi 18 tersebut untuk melaksanakan tugasnya. Wuryaningrum (2007) menyatakan bahwa teknologi informasi yang diimplementasikan dalam organisasi seharusnya dapat memberikan manfaat pada kinerja individu dan organisasi serta memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Teknologi informasi yang dapat memberi manfaat bagi kinerja individu dan organisasi adalah teknologi informasi yang dapat diterapkan dengan mudah. Pembuatan keputusan yang lebih efektif dan informative, pengembangan sistem perlu memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut (Jackson et al. 1997). 2.3. Integritas (Integrity) Integritas (integrity) menurut Sunarto (2003) integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dalam kerangka kode etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang meliputi salah satunya aturan etika, dijelaskan bahwa integritas adalah bebas dari benturan kepentingan (conflictof interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangan kepada pihak lain. Kepercayaan akan didapat oleh konsumen jika karyawan atau perusahaan tersebut berintegrasi, seperti yang dijelaskan Mulyadi (2007) konsumen akan memilih berhubungan dengan perusahaan yang karyawannya yang menjunjung tinggi 19 integritas, karena hanya orang yang berintegritas yang pantas dijadikan partner dalam bekerja. Oleh karena itu hal yang mendasari kepercayaan konsumen adalah integritas yang diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil, maksudnya seseorang yang telah mengambil keputusan atau melakukan perbuatan dan tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus, atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan maka orang tersebut harus menguji keputusan apakah telah sesuai dengan integritas yang seharusnya dimiliki. Menurut Supardy (2012) terdapat beberapa indikator integritas diantaranya a. Memahami dan mengenali prilaku kode etik meliputi : Mengikuti kode etik profesi dan organisasi Jujur dalam menggunakan dan mengeoloa sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya Meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan itu tidak melanggar kode etik organisasi b. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan keyakinan, meliputi : Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan Berbicara tentang ketidak etisan meskipun hal itu akan menyakiti kolega/teman dekat. Jujur dalam berhubungan dengan masyarakat. 20 c. Bertindak berdasarkan nilai (values) meskipun sulit untuk melakukan itu, seperti : Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan Berterus terang walaupun dapat merusak hubungan dapat merusak hubungan baik d. Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar, umpamanya : Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan Bersedia untuk mundur karena bekerja yang tidak etis atau gagal melakukan amanah Mengkritik orang orang yang mempunyai kekuasaan demi menegakkan nilai (values) Erina, et al. (2012) melihat integritas sebagai kualitas yang mnejadikan timbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusannya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang integritas maka dapat disimpulkan bahwa integritas merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam berprinsip, berkomitmen, konsisten dan siap dengan segala konsekuensi yang harus 21 dihadapi dalam setiap perbuatan dan keputusan berdasarkan nilai nilai dan sistem yang dianut baik itu di lingkungan perusahaan dan dimanapun berada. 2.4 Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja atau performance merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan aktifitas hasil kerja, pencapaian tugas dimana istilah tugas berasal dari pemikiran aktifitas yang dibutuhkan oleh pekerja (Nelson,1997). Gibson (1997) mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisien dan kriteria efektivitas kerja lainnya. Menurut Engko (2006), kinerja individual merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja seseorang dapat dikatakan baik, jika orang tersebut mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan di masa yang akan datang. Kinerja berkaitan erat dengan tujuan, sebagai suatu hasil perilaku kerja seseorang. Penggunaan sistem aplikasi spesifik akan meningkatkan kinerja dan juga menemukan hubungan kuat antara penggunaan komputer dengan tugas secara pasti (Davis,1989). 22 Dalam penelitian Goodhue dan Thompson (1995) pencapaian kinerja individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas induvidu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektifivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam organisasi. Sedangkan Menurut Simamora (2003) (dalam Aditya puja dan Suardhika, 2013) kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Kinerja seorang dapat dikatakan baik, jika orang tersebut memiliki keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan dimasa yang akan datang. Davis (1989) menemukan bahwa pengguna sistem aplikasi spesifik akan meningkatkan kinerja dan juga menemuka hubungan kuat antara pengguna komputer dengan tugas secara pasti. Penilaian kinerja adalah proses penilaian hasil karya individu dalam perusahaan/organisasi melalui instrument penilaian kinerja pada hakekatnya penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap kinerja individu dengan membandingkannya dengan urutan yang ada. Penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk memenuhi kualitas kerja individu dalam usaha menampilkan kinerja individu tersebut dalam organisasi. 23 Menurut Gomes (2003) terdapat 8 (delapan) kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur kinerja yaitu: a. Quantity of work, merupakan jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. b. Quality of work, merupakan kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapan. c. Job knowledge, merupakan luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan. d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan pesoalan-persoalan yang timbul, e. Cooperation, merupakan kesediaan untuk bekerja sama denan orang lain (sesama anggota organisasi). f. Dependability, merupakan kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan. g. Initiative, merupakan semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawabnya. h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integrasi pribadi. 24 2.5 Pembahasan Hasil Penelitian Aditya Puja dan Suardikha (2013), meneliti tentang keahlian pemakai komputer dan kenyamanan fisik memoderasi pengaruh tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi dengan kinerja karyawan.Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja individual.keahlian pemakai komputer dan kenyamanan fisik sebagai variabel moderasi. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang berhubungan serta menggunakan sistem informasi akuntansi di PT. Bank Sinar Harapan Bali Denpasar.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA).Hasil penelitian menunjukkan efektivitas sistem informasi akuntansi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan.Tetapi keahlian pemakai komputer dan kenyamanan fisik tidak mampu memperkuat hubungan antara efektivitas sistem informasi akuntansi dengan kinerja karyawan.Persamaan penelitian ini adalah menggunakan variabel independen yang sama yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi dan variabel dependen yang sama yaitu dan kinerja individual. Sedangkan perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta variabel moderasinya. Novita, Helena (2011), meneliti tentang efektivitas sistem informasi akuntansi dampaknya terhadap kinerja karyawan pada PT. Dwi Daya Sentra Prakasa (persero). Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja individual. Responden 25 dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Dwi Daya Sentra Prakasa (persero) .Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dampak yang signifikan dari efektivitas sistem informasi akuntasi pada PT. Dwi Daya Sentra Prakasa terhadap kinerja karyawan sebesar 58,5 %. Efektivitas sistem informasi akuntansi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan.Persamaan penelitian ini adalah menggunakan variabel independen yang sama yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi dan variabel dependen yang sama yaitu dan kinerja individual. Sedangkan perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta tidak adanya variabel moderasi. Sari dan Maria (2009) meneliti tentang pengaruh Efektivitas penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual pada pasar swalayan di kota denpasar. Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja individual. Responden dalam penelitian ini adalahsupervisor dalam 13 pasar swalayan di kota denpasar. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkanefektivitas dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja individual.Persamaan penelitian ini adalah menggunakan variabel independen yang sama yaitu efektivitas 26 sistem informasi akuntansi dan variabel dependen yang sama yaitu kinerja individual. Sedangkan perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta tidak adanya variabel moderasi. Marlinawati dan Suaryana (2013) meneliti tentang pengaruh penggunaan teknologi informasi, efektivitas sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas sistem informasi akuntansi, dan kesesuaian tugas pada kinerja karyawan LPD.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penggunaan teknologi informasi, efektivitas sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas sistem informasi akuntansi, dan kesesuaian tugas, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja karyawan.Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada 85 LPD kabupaten badung.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda.Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa bahwa penggunaan teknologi informasi, efektivitas sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas sistem informasi akuntansi dan kesesuaian tugas berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Lembaga Perkreditan Desa sekabupaten Badung. Persamaan penelitian ini adalah menggunakan salah satu variabel independen yang sama yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi dan variabel dependen yang sama yaitu kinerja karyawan. Sedangkan perbedaannya lokasi penelitian, waktu penelitian serta tidak adanya variabel moderasi. 27 2.6 Hipotesis 2.6.1 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja karyawan. penerapan sistem informasi akuntasi merupakan kualitas dari kombinasi antara hardware dan software dalam suatu sistem informasi.Hal ini ditunjukan dengan performa dari suatu sistem yang menunjukan seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, dan prosedur dari suatu sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan penggunanya.Widyati (2009) menunjukan pengaruh pemakai berpengaruh positif terhadap kualitas sistem informasi akuntasi. Penerapan sistem informasi yang digunakan secara berulang-ulang dapat mengartikan bahwa pengguna puas menggunakan sistem tersebut.Menurut Mc Gill et al. (2003) menyatakan terdapat hubungan positif antara kualitas sistem informasi akuntansi dengan kepuasan pengguna.Myers et al. (2007) juga menyimpulkan bahwa kualitas layanan seperti halnya kualitas penerapan sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Berdasarkan kajian teoritis, kajian penelitian sebelumnya dan rumusan masalah maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah H1 : penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Karangasem. 28 2.6.2 Pengaruh Integritas Karyawan Terhadan Kinerja Karyawan. Karyawan yang berintegritas akan menciptakan budaya yang berintegritas dalam perusahaan, dan budaya yang berintegritas ini selanjutkan akan menciptakan lingkungan perusahaan yang bernilai, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada situasi jangka panjang yang lebih baik dari kayawan, pelanggan, dan investor yang berakibat keunggulan dalam kinerja perusahaan. Salah satu ciri seseorang berintegritas adalah melalui konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Menurut Abdul Haris (2005) kinerja adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar, sehingga komitmen serta integritas para pemimpin senior merupakan isuvital. Penelitian yang dilakukan oleh Erina et al. (2012) menunjukan bahwa integritas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Ketika kita dapat mempertanggung jawabkan atau mewujudkan apa yang telah diucapkan, apa yang telah kita janjikan menjadi suatu kenyataan dan realitas maka pada saat bersamaan dapat tercipta hubungan yang harmonis dengan pelanggan, rekan kerja, dan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : H2 : integritas karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 29 2.6.3 Pengaruh Integritas Karyawan Memperkuat Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan. Integritas karyawan diduga menguatkan hubungan positif antara penggunaan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawan. Karena karyawan yang berintegritas akan menciptakan budaya yang berintegritas dalam perusahaan, dan budaya yang beritegritas akan menciptakan lingkungan perusahaan yang bernilai,sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada situasi jangka panjang yang lebih baik dari karyawan, pelanggan dan investor yang berakibat keungguan dalam kinerja perusahaan. Begitu juga karyawan yang menggunakan sistem informasi yang memiliki integritas akan meningkatkan kepercayaan bagi pelanggan dan investor jika karyawan atau perusahaan tersebut berintegritas, seperti yang dijelaskan Mulyadi (2007) pelanggan akan memilih berhubungan dengan perusahaan yang karyawannya menjunjung tinggi integritas, hanya orang yang berintegritas yang pantas dijadikan partner dalam bekerja. Oleh karena itu integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik yang diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : H3 : Integritas karyawan dapat memperkuat pengaruh hubungan antara penerapan sistem informasi akuntansi dan kinerja karyawan. 30