STRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI DESA PANGGAK DARAT KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA Naskah Publikasi Oleh NUR HIDAYAH NIM : 100563201187 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014 1 STRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI DESA PANGGAK DARAT KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA Nur Hidayah Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji [email protected] Abstrak Program Pemberdayaan Perempuan di Desa Panggak Darat adalah salah satu program pemberdayaan perempuan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah melalui Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Lingga untuk memberdayakan perempuan agar lebih berdaya, dengan memberikan dana bantuan langsung kepada pemerintah desa yang kemudian diserahkan kepada kelompok pelatihan pemberdayaan perempuan. Dengan adanya program ini diharapkan perempuan dapat lebih mandiri. Program kegiatan yang diselenggarakan adalah pelatihan menganyam dan menjahit. Permasalahan yang diangkat adalah (1) Bagaimana Pemberdayaan Perempuan di Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, (2) Bagaimana strategi yang digunakan dalam pemberdayaan perempuan tersebut, (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan perempuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemberdayaan perempuan di desa Panggak Darat melalui pelatihan menganyam dan menjahit, serta untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subjek penelitian adalah kepala bidang pemberdayaan perempuan, anggota pelatihan, dan masyarakat termasuk kepala desa dan ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa fokus pemberdayaan perempuan adalah Resource-Based View (RBV), yaitu menitik beratkan pada sumber daya manusia dan sumber daya alam di suatu wilayah. Sedangkan strateginya menggunakan strategi yang berbasis aras mezzo, yaitu strategi yang dilakukan atas beberapa kelompok, antara lain kelompok pelatihan menganyam dan menjahit, yang masing-masing kelompok pelatihan terdiri dari 2 kelompok. Pada pelatihan menganyam, setelah beberapa diantara anggota kelompok mengikuti pelatihan pengembangan kreativitas, anggota kelompok membentuk 2 kelompok menganyam dan saling bekerjasama antar kelompok. Sedangkan untuk pelatihan menjahit, dilakukan dengan menghadirkan seorang pelatih untuk mengajarkan tentang cara menjahit yang baik dan benar. Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan adalah anggota pemberdayaan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang kemudian bisa dikembangkan untuk membuka usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kata Kunci: Strategi, Pemberdayaan, Pemberdayaan Perempuan, dan Strategi Pemberdayaan Perempuan. 2 Abstract Program Pemberdayaan Perempuan (Women Empowerment Program) in Panggak Darat Village is one of the women empowerment program organized by the local government through Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Lingga regency to empower women to be more empowered, by providing direct grants to the village which was then submitted to training group women empowerment. With this program are expected to be more independent women. The Program is training activities such as weaving and sewing. The problem raised are (1) How Women Empowerment in Panggak Darat Village of Lingga District, (2) What strategy is used in the empowerment of women, (3) What are the enabling and inhibiting factors in the empowerment of women. This research aims to determine the strategy of empowerment of women in Panggak Darat Village through weaving and sewing training, as well as to determine the significance of this training. This study used a qualitative research approach, the type of research is descriptive. Subjects were head of women empowerment, training members, and the community including the village chief and chairman of the Trustees of Family Welfare. The data collection used were observation, interviews, and documentation. The fact in the location that women empowerment focuses was the Resource-Based View (RBV), which focuses on human resources and natural resources in a region. While the strategy of using cedar mezzo-based strategies, namely strategies undertaken over several groups, such as weaving and sewing training groups, each group consisting of two groups of training. In weaving training, after some of the group members follow the development of creativity training, members of the group formed two groups worked together to weave and between groups. As for sewing training, conducted by presenting a coach to teach you about how to sew a good clothes. The benefits obtained after training is empowering members acquire knowledge and skills that can then be developed to open their own business and can fulfill necesstityt. Keywords: Strategy, Empowerment, Women Empowerment, and Women Empowerment Strategies. 3 I. PENDAHULUAN Adapun masalah yang ditemukan di Pemberdayaan adalah suatu isu yang lapangan adalah: muncul dalam pendekatan pembangunan ketika 1. Masih banyak terdapat perempuan- masyarakat marginal memerlukan perempuan hanya sebagai ibu rumah bantuan proses penguatan ekonomi dan tangga yang berpendidikan rendah dan sosial dalam konteks kesejahteraan hidup tidak memiliki keterampilan. masyarakat. Inti dari pemberdayaan adalah 2. Kurangnya minat yang dimiliki bagaimana masyarakat marginal tertentu sebagian perempuan desa Panggak darat mempunyai posisi tawar sehingga menjadi untuk pelaku pemberdayaan perempuan. proses pembangunan yang partisipatif dan aktif dan bukan hanya 3. mengikuti Keterbatasan tempat dan fasilitas serta sebagai objek pembangunan. Dalam isu alat-alat pemberdayaan mendukung ini tidak terlepas juga kegiatan yang dibutuhkan jalannya dalam kegiatan konteks pemberdayaan perempuan yang pemberdayaan perempuan. menjadi Menanggapi hal tersebut, pemerintah isu tersendiri dalam kajian perempuan dan pembangunan. kabupaten Program pemberdayaan perempuan di 2007 Dalam Organisasi kerangka pemberdayaan upaya dalam mengeluarkan tentang Pembentukan Dan Tata Kerja Struktur Perangkat ini Daerah Kabupaten Lingga, dimana dalam secara kasat mata telah menghasilkan suatu Perda tersebut terdapat BAB XXII mengenai proses peningkatan dalam berbagai hal. Pemberdayaan Seperti peningkatan dalam kondisi, derajat, anak, dan diselenggarakan BP3AKB dengan tujuan kualitas hidup perempuan telah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun Indonesia telah dimulai sejak tahun 1978. perkembangannya Lingga kaum perempuan dan Perempuan, Keluarga diberbagai sektor strategis seperti bidang sebagai berikut: pendidikan, 1. ketenagakerjaan, ekonomi, Perlindungan Berencana yang Untuk mendukung perbaikan kualitas kesehatan dan keikutsertaan dalam program hidup dan peran perempuan dalam Keluarga Berencana (KB). pembangunan Namun kenyataannya ada dibeberapa perlindungan tempat pemberdayaan perempuan ini tidak mencapai disebabkan tujuan yang beberapa contohnya di Kecamatan Lingga diharapkan, faktor. Desa Panggak Kabupaten serta bagi peningkatan perempuan dari setiap tindak kekerasan. itu 2. Sebagai Peningkatan dalam Darat kapasitas mendukung kelembagaan pencapaian perlindungan anak melalui: Lingga, a. Memformulasikan dan meskipun pemberdayaan perempuan disini mengharmonisasikan sudah tergolong berjalan cukup baik, namun macam regulasi yang berkaitan masih ditemukan berbagai masalah. dengan perlindungan anak. 4 berbagai b. Meningkatkan c. d. kapasitas terutama ilmu mengenai pemberdayaan Meningkatkan pengadaan data dan referensi atau literatur untuk penelitian informasi dalam perlindungan anak. sejenis Meningkatkan dan administrasi. Kedua, manfaat penelitian ini kerjasama bagi lokasi adalah agar dapat dijadikan dengan stakeholder terkait dalam bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten memenuhi hak-hak anak. Lingga khususnya desa Panggak Darat untuk Meningkatkan perlindungan bagi bisa memanfaatkan hasil dari pemberdayaan anak-anak perempuan baik dalam jangka pendek dari setiap tindak kekerasan dan diskriminasi. perempean strategi implementasi perlindungan anak. mengkoordinasikan e. dari dalam dan sebagai pengembangan ilmu maupun dalam jangka panjang, dan yang Berdasarkan masalah yang ditemukan di ketiga manfaat bagi peneliti dari penelitian lapangan, maka penelitian ini dirumuskan ini beberapa kemampuan berpikir bagi peneliti dalam hal yang berkaitan dengan adalah agar bisa pemberdayaan perempuan di desa Panggak menganalisa suatu Darat, yaitu: (1) Bagaimana Pemberdayaan menerapkan segala Perempuan diperoleh. di Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga?, II. (2) Strategi apa yang digunakan dalam mengembangkan permasalahan ilmu yang serta telah LANDASAN TEORI A. Pengertian Strategi pemberdayaan perempuan tersebut?, dan (3) Strategi pada mulanya berasal dari Apa saja faktor pendukung dan penghambat istilah peperangan, yaitu sebagai suatu dalam pemberdayaan perempuan di desa siasat Panggak Darat tersebut?. Namun secara etimologi strategi berasal untuk mengalahkan musuh. Adapun penelitian ini memiliki tujuan dari bahasa Yunani yaitu stat-egia yang sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui artinya kepemimpinan atas pasukan, pemberdayaan perempuan di desa Panggak seni memimpin pasukan. Dalam Kamus Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Besar Bahasa Indonesia disebutkan (2) yang bahwa istilah strategi adalah suatu ilmu digunakan dalam pemberdayaan perempuan, yang menggunakan sumber daya untuk dan (3) Untuk mengetahui faktor-faktor melaksanakan kebijakan tertentu. Untuk pendukung mengetahui dan strategi penghambat dalam William dan pemberdayaan perempuan di desa Panggak Buchory Darat tesebut. mengemukakan strategi adalah: Penelitian ini diharapkan dapat dan Lawrence Saladin luas yaitu; pertama, bagi akademik adalah agar menghubungkan bisa strategik ilmu (2010:1) “Sebuah rencana yang disatukan, memberikan manfaat bagi berbagai pihak menambahkan dalam pengetahuan 5 dan terintegrasi, perusahaan yang keunggulan dengan tantangan lingkungan dan yang 1. Sebuah rencana, yaitu suatu dirancang untuk memastikan bahwa arah tindakan yang diinginkan tujuan utama perusahaan dapat secara sadar. dicapai melalui pelaksanaan yang 2. Sebuah cara, yaitu suatu tepat oleh organisasi”. manuver Memperkuat penelitian ini, maka dimaksudkan untuk mengecoh penulis menggunakan teori yang spesifik yang lawan atau kompetitor. mengacu pada teori yang dikemukakan 3. oleh Dess dan Lumpkin dalam Kuncoro Sebuah pola, yaitu suatu rangkaian dalam tindakan. (2006:7), yaitu terdapat elemen utama 4. Sebuah posisi, yaitu suatu cara yang merupakan jantung manajemen menempatkan organisasi dalam strategi, sebuah lingkungan. dalam memerlukan manajemen strategi proses yang 3 berkelanjutan, yaitu; Keputusan, Aksi. dan mengarahkan 5. Analisis, Elemen organisasi Sebuah prespektif, yaitu suatu cara yang terintegrasi dalam ini memandang dunia. dalam Mintzberg melihat hubungan di mencapai tujuan dan sasarannya, serta antara kelima kegunaan yang diajukan melibatkan semua stakeholders dalam dan pengambilan keputusan. menekankan bahwa sangat penting bagi Sementara itu, Thompson dalam dalam pembaca tulisannya selalu untuk menggali berbagai Oliver (2007:2) mendefinisikan strategi perspektif yang berbeda dari sebuah sebagai cara untuk mencapai sebuah organisasi dan hasil akhir. Hasil akhir menyangkut diberikan oleh tujuan dan sasaran organisasi. Ada Selain strategi yang luas untuk keseluruhan Sedarmayanti organisasi dan strategi kompetitif untuk adalah sekumpulan pilihan dasar atau masing-masing aktivitas. Sementara itu, kritis mengenai tujuan dan cara bisnis. strategi fungsional mendorong secara itu aktivitasnya tiap-tiap menurut kegunaan. Child (2004:20), Berdasarkan yang pengertian dalam strategi diatas. langsung strategi kompetitif. Bennett maka dapat disimpulkan bahwa strategi dalam Oliver (2007:2) menggambarkan merupakan strategi dipilih panjang yang terpadu untuk mencapai organisasi untuk diikuti dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang disusun misinya. sedemikian rupa oleh suatu organisasi sebagai arah yang suatu rencana jangka Sedangkan Mintzberg dalam Oliver yang sesuai dengan misi yang hendak (2007:2) menawarkan lima kegunaan dicapainya, dan melihat visi yang jelas dari kata strategi, yaitu: mengenai organisasi atau suatu kegiatan didirikan sekaligus untuk melaksanakan 6 mandat atau yang untuk membuat orang lain melakukan dengan apa yang kita inginkan, terlepas dari faktor keinginan dan minat mereka. Aziz lingkungan organisasi baik internal dalam Kusnadi (2006:1) mengatakan maupun strategi dalam studi tentang perubahan sosial, tersebut harus bersifat efektif dan dalam konsep pemberdayaan (empowernment) pencapaian tujuan organisasi, perlu merupakan strategi pembangunan (development). dibebankan tugas-tugas kepadanya mempertimbangkan pengaruh eksternal, yang dimana dipertimbangkan dan harus dipilih. bagian dari konsep Menurut Djohani dalam Anwas Strategi tidak hanya direalisasikan (2013:48), pemberdayaan adalah suatu oleh pernyataan formal karena strategi proses merupakan suatu deskripsi tindakan dan daya/kekuasaan (power) kepada pihak reaksi yang berorientasi pada masa yang depan yang bertujuan untuk melakukan mengurangi kekuasaan (disempowered) perubahan. kepada pihak yang terlalu berkuasa Disamping itu strategi untuk lemah memberikan (powerless), adalah untuk memperbaiki keefektifan (powerful) yang pada keseimbangan. Sedangkan Rappaport yang dalam Anwas (2013:48) menyebutkan dari pemberdayaan adalah suatu cara dengan organisasi tersebut, strategi sebagai mana rakyat, organisasi, komunitas suatu diarahkan agar mampu menguasai atau memusatkan pengembangan perhatian organisasi mendukung pencapaian tujuan proses sistematis yang direncanakan yang berorientasi pada tindakan mencapai hasil sehinga dan terjadi berkuasa atas kehidupannya. yang Sementara menurut Harijani dalam diinginkan. Strategi merupakan fondasi Winarni tujuan organisasi, dan strategi adalah perempuan rencana menyatu, komprehensif, dan potensi terpadu yang mengaitkan keunggulan kesempatan kepada wanita agar dapat badan strategis dengan kesempatan dan terlibat ancaman yang datang dari luar. memperkuat ekonomi keluarga. Harjadi B. Pemberdayaan Perempuan dalam Winarni (2008:27) mengatakan Secara konseptual pemberdayaan (empowerment), berasal dari kata (2008:27) adalah dan pemberdayaan untuk sekaligus aktif dalam peningkatan pemberdayaan sumberdaya perempuan menggali memberi fungsinya potensi dilakukan ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). dengan peningkatan pendidikan baik Karenanya, ide utama pemberdayaan formal maupun non formal dalam upaya bersentuhan dengan konsep mengenai peningkatan pengetahuan, keterampilan kekuasaan. dan sikapnya dalam proses produksi dikaitkan Kekuasaan dengan seringkali kemampuan kita 7 maupun kewirausahaan serta dengan menghadapi perubahan-perubahan. Sementara itu, pemberdayaan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan perempuan menurut Parawansa (2006:1) pelatihan, dinamika kelompok, adalah: biasanya “Usaha pemampuan memperoleh akses untuk dan digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kontrol kesadaran, pengetahuan, terhadap sumber daya, ekonomi, keterampilan dan sikap-sikap politik, klien sosial, budaya agar agar perempuan dapat mengatur diri, kemampuan meningkatkan rasa percaya diri permasalahan untuk dihadapinya. mampu berperan dan memecahkan yang berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah sehingga Pendekatan ini disebut juga mampu membangun kemampuan sebagai strategi sistem besar dan konsep dirinya”. (large-system-strategy), karna Menurut Suharto dalam Erniyati sasaran perubahan diharapkan (2010:89) pemberdayaan dalam konteks pada system lingkungan yang pekerjaan lebih melalui sosial tiga dapat aras c. memiliki dilakukan atau matra Aras Makro. luas. kebijakan, perencanaan sosial, pemberdayaan (empowerment setting). kampanye, Adapun aras atau matra pembedayaan lobbying, yaitu sebagai berikut: masyarakat, a. Aras Mikro dilakukan sosial, manajemen adalah beberapa strategi di dalam pendekatan terhadap klien secara individu ini. melalui bimbingan, konseling, memandang stress krisis orang yang memiliki kompetisi intervention. Tujuan utamanya untuk memahami situasi-situasi adalah membimbing mereka sendiri, melatih klien memilih serta management, menjalankan atau dalam tugas-tugas sistem klien yang dan besar sebagai untuk menentukan tepat untuk bertindak. Aras Mezzo Berdasarkan hal tersebut, maka Pemberdayaan terhadap Strategi strategi kehidupan. b. aksi pengorganisasian konflik Pemberdayaan Perumusan dilakukan kelompok Pemberdayaan pemberdayaan klien. berarti memberikan kesempatan untuk menunjukkan bahwa dilakukan orang 8 yang diberdayakan dapat memberikan gagasan baik dan faktual dan akurat mengenai fakta-fakta mempunyai keterampilan mewujudkan gagasannya menjadi sesuai ruang lingkup penelitian. realitas. 2. Lokasi Penelitian: pelaksanaan Pemberdayaan yang diadakan oleh penelitian ini berlokasi di Desa Panggak sebuah instansi harus berdasarkan atas Darat Kecamatan Lingga Kabupaten apa permintaan Lingga. Alasan mengambil lokasi ini, (perempuan), karena ingin mengetahui lebih jelas yang menjadi masyarakat pemberdayaan harus merujuk pada mengenai kesesuaian kebutuhan perempuan dan hambatan serta strategi perempuan dan keterampilan yang apa yang digunakan agar pemberdayaan mereka miliki. Suatu pemberdayaan tersebut berkelanjutan. Sedangkan objek akan dari penelitian ini adalah ibu-ibu rumah antara tercapai apabila adanya bagaimana penyediaan suatu tempat atau wadah tangga pelatihan diberdayakan yang mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi, desa pemberdayaan Panggak Darat melalui yang program pemberdayaan perempuan tersebut. dan pemerintah maupun pihak yang 3. Informan atau responden dalam terkait harus mampu merencanakan dan penelitian ini berjumlah 30 orang yang menerapkan merupakan kepala Badan Pemberdayaan dengan program lingkungan yang internal sesuai dan Perempuan, eksternal suatu kelompok masyarakat. yaitu pegawai Pemberdayaan III. METODE PENELITIAN Penentuan informan dalam penelitian Badan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Berencana (BP3AKB), Keluarga anggota menggunakan purposive sampling. Menurut pemberdayaan perempuan, dan tokoh Sugiyono (2011:96), “Purposive sampling masyarakat desa Panggak Darat. adalah teknik penentuan sampel dengan 4. Jenis dan sumber pertimbangan tertentu”. Sampel ini lebih dikumpulkan meliputi: cocok digunakan untuk penelitian kualitatif a. atau yang yang Data primer, yaitu data karakteristik tidak responden (nama responden, jenis melakukan generalisasi. Langkah-langkah kelamin, umur, tingkat pendidikan, penelitian ini adalah sebagai berikut: dan pekerjaan). 1. penelitian-penelitian data Jenis Penelitian: penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, b. yaitu berupaya Data skunder diperoleh dari Kantor Desa Panggak Darat, Kantor menggambarkan suatu fenomena yang Pemberdayaan diteliti secara apa adanya di lapangan. Perlindungan Anak, dan Keluarga Jenis penelitian deskriptif kualitatif, Berencana (BP3AKB) Kabupaten dalam penelitian ini peneliti akan Lingga, BPS Kabupaten Lingga memberikan gambaran sistematis, 9 Perempuan, 5. 2014, dan Pemerintah Kabupaten berbentuk Lingga 2014. jaringan, dan bagan. Peneliti menanyakan secara langsung kepada informan atau c. responden Penarikan matrik, grafik, kesimpulan atau verifikasi. Langkah verifikatif berdasarkan pedoman wawancara yang dilakukan sejak permulaan, telah peneliti buat, dan melakukan pengumpulan data, pembuatan observasi dengan menggunakan data pola-pola, check list, untuk menguatkan hasil dari konfigurasi-konfigurasi wawancara dan observasi, maka peneliti mungkin, dan alur sebab akibat juga menggunakan teknik dokumentasi serta proposisi”. penjelasan yang dalam pengumpulan data penelitian ini. 6. Teknik analisa data dalam penelitian ini IV. mengacu pada teori yang dikemukakan PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden oleh Saebani (2008:95), analisa data Penelitian didefinisikan sebagai berikut: terlebih ini membahas dahulu mengenai “Proses penyusunan data agar dapat karakteristik responden atau informan diinterpretasi. Penyusunan data guna mendapat informasi yang akurat berarti klasifikasi data dengan pola, dalam menganalisis data, yang pada tema, atau kategori tertentu. Analisa akhirnya data secara sistematis dilakukan dipertanggungjawabkan dengan kebenarannya dalam pembahasan dan tiga langkah secara dapat bersamaan, yaitu: menganalisis a. Reduksi data diartikan sebagai Pemberdayaan Perempuan di Desa proses pemilihan, pemusatan Panggak Darat Kecamatan Lingga perhatian pada penyederhanaan Kabupaten Lingga”. Informan atau data, responden pengabstrakan dari dalam “Strategi penelitian ini transformasi data besar yang berjumlah 30 orang, yaitu 1 pegawai muncul BP3AKB Kabupaten Lingga (kepala dari catatan-catatan tertulis dilapangan. b. tentang Penyajian penyajian informasi bagian pemberdayaan perempuan), 9 data, yakni tokoh masyarakat, dan 20 anggota sekumpulan sistematis dari 2 kelompok pemberdayaan yang perempuan. Karakteristik responden memberi kemungkinan adanya ini, yang peneliti jelaskan adalah data penarikan tentang jenis kelamin, umur, tingkat kesimpulan pengambilan Penyajian dan tindakan. tersebut pendidikan, dan pekerjaan. dapat 10 B. Pemberdayaan Perempuan di tidak memungkinkan untuk Desa Panggak Darat Kecamatan menerapkan program pemberdayaan Lingga Kabupaten Lingga perempuan di bidang perikanan. Hal Pemberdayaan desa Panggak perempuan Darat di ini didukung oleh hasil wawancara dilakukan dengan key informan, dimana ia melalui pelatihan menganyam dan menjahit, masing-masing menyatakan bahwa: dari “Program kegiatan yang pelatihan tersebut terdiri dari 4 diadakan di desa Panggak Darat kelompok, yaitu 2 kelompok adalah menganyam dan dua kelompok menganyam dan menjahit saja. jumlah Alasan mengapa hanya program keseluruhannya adalah 40 orang. ini yang dilaksanakan disini, Pelatihan dilakukan karena melihat kondisi dan letak pelatihan wilayah desa Panggak Darat itu menjahit selama yang menganyam sebulan dan hanya menjahit dilakukan selama 2 bulan, sendiri dalam pelatihan menjahit terdapat permukaan seorang memungkinkan pelatih yang bukan pelatihan yang laut, jauh dari jadi tidak jika program merupakan penduduk desa Panggak pemberdayaan Darat. Pelatih ini mendapat upah/gaji berhubungan dengan masalah sebesar Rp 4.000.000,- untuk sebulan perikanan, pelatihan, dan upah berasal dari menutup kemungkinan untuk bantuan dana yang diberikan oleh mengadakan pemerintah kabupaten Lingga. pemberdayaan perempuan yang Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan disini namun tidak program baru yang berhubungan dengan ini daratan seperti perkebunan atau dilakukan dengan melihat potensi dan pertanian letak geografis desa Panggak Darat. untuk Desa Panggak Darat terletak pada Adapun tujuan dari pelatihan ketinggian 6 meter dari permukaan menganyam dan menjahit disini laut (6 m dpl) dan luas wilayahnya adalah untuk membekali kaum adalah 2 37,75km , 2/3 dari luas dan yang lainnya dilaksanakan disini. perempuan dengan keahlian wilayah desa Panggak Darat adalah agar mampu hidup mandiri dan hutan. Desa Panggak Darat jauh dari tidak bergantung dengan orang permukaan laut, sehingga program lain”. (Senin, 19 Mei 2010) pemberdayaan perempuan yang Selain itu, dalam pelaksanaannya diterapkan di desa Panggak Darat pemerintah kabupaten Lingga melalui hanya menganyam dan menjahit, BP3AKB menyerahkan bantuan berupa 11 dana dan peralatan dalam proses menyediakan bahan-bahan dasar pelatihan ke pemerintah desa Panggak pembuatan anyaman, seperti bambu, Darat. Dana yang diberikan untuk rotan, dan resam. Akan tetapi sekarang pelatihan Rp. ini untuk mendapatkan bahan tersebut dengan cukup sulit, karena sebagian hutannya peralatan menganyam seperti mesin telah digunduli oleh pihak-pihak yang pembelah bambu 1 buah, kuali besar 15 tidak buah, kapak 15 buah, parang 15 buah, Batam, edisi: selasa 3 Juni 2014). Oleh pisau 15 buah, dan lem 15 buah. karena itu, untuk mendapatkan bahan Sedangkan dasar menganyam 10.000.000,- sebesar dilengkapi bantuan yang diberikan bertanggungjawab pembuatan (Posmetro anyaman yang kepada pelatihan menjahit sebesar Rp berkualitas, anggota pelatihan harus 80.000.000,- masuk ke hutan lebih jauh lagi. dilengkapi dengan Potongan Kain (Bahan Baju dinas, baju C. Strategi Pemberdayaan Perempuan kurung, batik, dan seragam sekolah) 280 di Desa Panggak Darat Kecamatan buah, gunting 40 buah, dan penggaris Lingga Kabupaten Lingga 40 buah. Strategi Pemberdayaan perempuan di desa mencapai merupakan tujuan alat dan untuk dalam ini menitikberatkan pada potensi sumber perkembangannya konsep ini terus daya manusia (SDM) dan sumber daya berkembang yang pada intinya dapat alam (SDA) yang ada di desa Panggak dikatakan Darat. Berdasarkan hal tersebut, maka panjang dari suatu organisasi, serta pendekatan dalam pendayagunaan dan alokasi sumber desa daya yang penting untuk mencapai yang pemberdayaan Panggak digunakan perempuan Darat Resource-Based adalah View di pendekatan sebagai tujuan tujuan tersebut, sebagaimana (RBV). jangka yang dikemukakan oleh Chandler dalam Pendekatan RBV ini menekankan pada Rangkuti (2006:15), potensi sumber daya manusia dan merupakan alat untuk mencapai tujuan sumber daya alam dari suatu wilayah. perusahaan dalam kaitannya dengan Keberhasilan suatu pelatihan sangat tujuan jangka panjang, program tindak ditentukan oleh sumber daya manusia lanjut serta prioritas alokasi sumber yang ada di dalamnya. Apabila sumber daya. daya manusianya memiliki motivasi tinggi, kreatif, dan yakni strategi Baik buruknya suatu strategi sangat mampu berpengaruh terhadap hasil dari suatu mengembangkan inovasi, hasilnya akan kegiatan, apabila strategi yang semakin baik. digunakan sesuai dengan sumber daya Disamping itu, desa Panggak Darat manusia dan sumber daya alamnya, sendiri memiliki hutan yang luas yang maka strategi tersebut akan membawa 12 suatu kegiatan atau pelatihan mencapai memiliki 1 ketua kelompok dan 9 orang tujuan dan hasil yang diharapkan. anggota. Adapun untuk pemberdayaan melihat strategi perempuan yang Selama pelatihan berlangsung jarang sekali pemantauan dilakukan dilakukan oleh BP3AKB Kabupaten oleh Lingga dalam pelaksanaannya di desa keputusan dilihat dari rapat rutin yang Panggak Darat, maka peneliti telah dilakukan, rapat ini hanya pernah mengadakan dengan dilakukan sebelum pelatihan dimulai. responden yaitu anggota pemberdayaan Tingkat partisipasi atau minat yang pada tanggal 13-16 Mei 2014 sebagai dimiliki informan utama, dan masyarakat pada mengikuti tanggal kurang, wawancara 17-18 informan Mei tambahan, BP3AKB 2014 sebagai serta pegawai (Kepala pihak ibu rumah pelatihan dan organisasi Bagian yang terkait. tangga untuk tersebut juga dalam atau peningkatan, Kegiatan produktivitas pelatihan dimana terjadi anggota Pemberdayaan Perempuan) Kabupaten pemberdayaan telah mampu membuat Lingga sebagai key informan yang dan berkreasi dengan kualitas yang baik dilakukan pada tanggal 19 Mei 2014 dari sebelumnya. Hasil kegiatan yang sekitar pukul 10.15 WIB. Berdasarkan mengacu hasil penelitian yang peneliti lakukan ketersediaan fasilitas atau alat-alat yang secara observasi, wawancara, dan studi mendukung proses pelatihan kurang dokumentasi yang mengacu pada teori memadai, dan dalam mempromosikan yang dikemukakan oleh Dess dan atau mengenalkan hasil dari pelatihan Lumpkin untuk sekarang ini tidak ada dilakukan, tentang dalam Kuncoro strategi dilihat dari serta semua orang, baik pemerintah, analisis, anggota pemberdayaan, dan masyarakat keputusan, dan aksi. Kegiatan analisis berharap agar pelatihan seperti ini bisa dalam penelitian ini ditemukan adanya diadakan secara berkala dengan lebih kerjasama antara baik lagi. Maka peneliti menemukan pemerintah, masyarakat, dan anggota bahwa strategi yang digunakan dalam pemberdayaan pelatihan pemberdayaan perempuan di indikator, yang menunjang terdiri aksi dari beberapa yang (2006:7) pada yaitu dilakukan perempuan proses dalam pelaksanaan desa Panggak Darat pelatihan. Terdapat pembagian jabatan menggunakan atau struktur kerja dalam pelatihan seperti yang dikemukakan oleh Suharto tersebut, dimana pelatihan terdiri dari 4 dalam Erniyati (2010:89). Strategi aras kelompok, mezzo adalah: yaitu 2 kelompok strategi aras adalah mezzo menganyam dan 2 kelompok menjahit “Pemberdayaan dilakukan terhadap yang sekelompok klien. Pemberdayaan masing-masing kelompok 13 digunakan dengan menggunakan anggota bisa saling bekerjasama dan kelompok sebagai media intervensi. berinteraksi antara satu sama lain, ini Pendidikan dan serta juga dikarenakan kurangnya tenaga dinamika kelompok biasanya pelatih, sehingga dengan berkelompok, digunakan sebagai strategi dalam jika seseorang yang telah memahami meningkatkan tata cara menjahit atau menganyam, pelatihan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan orang tersebut mampu mengajarkan sikap-sikap klien agar memiliki kepada anggota kelompok lainnya. kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya. D. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi pemberdayaan perempuan dalam Pemberdayaan Perempuan di yang dilakukan oleh BP3AKB di desa Desa Panggak Darat Kecamatan Panggak Lingga Kabupaten Lingga. Darat meliputi program pelatihan menganyam dan menjahit. Faktor pendukung dan penghambat Apabila dilihat dari aras mezzo dan dalam suatu kegiatan sangat tergantung tujuan dan pada strategi yang diambil, strategi membekali hendaknya beradaptasi atau sesuai baik pelatihan menjahit menganyam ini perempuan untuk agar dengan lingkungan internal maupun tidak eksternal suatu bergantung dengan suami maupun orang pendapat dari lain pelatihan Rangkuti (2009:4), strategi merupakan pemberdayaan ini ditujukan kepada respon secara terus-menerus maupun orang-orang yang lemah (perempuan), adaptif terhadap peluang dan ancaman agar mereka dapat mengembangkan eksternal serta kekuatan dan kelemahan keahliannya dari ilmu yang mereka internal peroleh dari pelatihan pemberdayaan organisasi. mampu dengan hidup keahlian mandiri karena dan dalam tersebut. Strategi pada pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh faktor Argyris yang Adapun dapat faktor penghambat BP3AKB meliputi program menganyam temukan dan masing-masing penyelenggaraan 2 pemberdayaan menjahit program yang memiliki kelompok-kelompok sebagai media kelompok, tersebut intervensi adalah Seperti dkk dalam mempengaruhi pendukung yang dan peneliti dilapangan dalam program perempuan di desa Panggak Darat adalah sebagai berikut: anggota 1) Faktor Pendukung kelompok di dalam mengikuti pelatihan. Selain itu, alasan organisasi. 1. pelatihan ini Tingginya semangat anggota pemberdayaan perempuan di dilakukan secara berkelompok karena masing-masing bidang dalam dengan mengikuti pelatihan. berkelompok diyakini para 14 2. Rasa solidaritas tinggi yang temukan di lapangan sebelumnya, dimiliki masyarakat, dimana yang peneliti uraikan pada latar masyarakat bekerjasama dalam belakang masalah penelitian. penyediaan tempat pelatihan. 3. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang Meskipun dilakukan dengan cara pengumpulan pelatihan yang dilakukan tidak data melalui observasi, wawancara, dan berlangsung lama, akan tetapi studi dokumentasi kepada pemerintah anggota pemberdayaan telah daerah mampu dan BP3AKB, masyarakat, dan anggota membuat dengan baik apa yang pemberdayaan, maka dapat disimpulkan didapat dalam pelatihan. sebagai berikut: memahami Adanya bantuan peralatan dana yang dan 1. diberikan 2) Faktor penghambat 2. 3. 4. 5. Kurangnya minat Kabupaten Lingga melalui Pemberdayaan perempuan di desa Panggak Darat dilakukan melalui pemerintah daerah. 1. KESIMPULAN DAN SARAN anggota pemberdayaan. 4. V. ibu-ibu pelatihan menganyam dan menjahit, masing-masing dari pelatihan tersebut terdiri dari 4 rumah tangga untuk mengikuti kelompok, program menganyam dan dua kelompok pelatihan yang yaitu 2 kelompok diadakan oleh pemerintah. menjahit Kurangnya ketersediaan alat- keseluruhannya adalah 40 orang. alat Pelatihan pendukung pelatihan menjahit dan menganyam. selama Bahan menjahit dasar pembuatan yang jumlah menganyam sebulan diadakan dan selama pelatihan 2 bulan. anyaman sulit ditemukan. Pemberdayaan Tingkat promosi hasil karya menggunakan atau hasil kerajinan tangan Resource-Based View (RBV), yaitu rendah. pendekatan yang menitikberatkan Kurangnya rapat rutin, selama pada potensi sumber daya manusia pelaksanaan pelatihan (SDM) dan sumber daya alam pemberdayaan sangat jarang (SDA), dan manfaat yang dicapai sekali dilakukan oleh Berdasarkan faktor-faktor perempuan pendekatan anggota perempuan ini pemberdayaan melalui pelatihan penghambat tersebut, maka dapat menganyam mereka bisa punya diketahui keahlian penyebab masalah-masalah munculnya yang peneliti menganyam dan memanfaatkan sumber daya alam 15 yang tersedia yang sebelumnya dimulai. Tingkat partisipasi atau tidak pernah digunakan. Sedangkan minat yang dimiliki ibu rumah dalam pelatihan menjahit, mereka tangga untuk mengikuti pelatihan memperoleh pengetahuan dan dapat tersebut juga kurang, dan dalam mengembangkan produktivitas kemampuan mereka dalam membuat pakaian pelatihan untuk dimana menunjang keluarga tingkat perekonomian mereka. Sedangkan partisipasi peningkatan, anggota mampu pemberdayaan membuat dan berkreasi dengan kualitas yang baik perempuan dewasa yang hanya dari sebelumnya. Hasil kegiatan sebagai yang mengacu pada aksi dilihat dari tangga sangat kurang. 2. terjadi atau minat rumah atau telah organisasi ketersediaan fasilitas atau alat-alat Penyimpulan digunakan strategi disini yang dilihat yang mendukung proses pelatihan dari kurang memadai, dan dalam kegiatan yang dilakukan dalamn mempromosikan atau mengenalkan pelatihan hasil dari pelatihan untuk sekarang pemberdayaan perempuan. analisis Dalam kegiatan ini tidak ada dilakukan, serta semua ditemukan adanya orang, baik pemerintah, anggota kerjasama yang dilakukan antara pemberdayaan, pemerintah, berharap agar pelatihan seperti ini masyarakat, dan dan anggota pemberdayaan perempuan bisa dalam dengan lebih baik lagi. Oleh karena menunjang pelaksanaan proses pelatihan. Terdapat itu, diadakan masyarakat strategi secara berkala pemberdayaan pembagian jabatan atau struktur perempuan di desa Panggak Darat kerja dalam pelatihan tersebut, yang dimana pelatihan terdiri dari 4 menggunakan Strategi Aras Mezzo. kelompok, menganyam menjahit kelompok diadakan oleh BP3AKB yaitu 2 kelompok Strategi tersebut dilakukan dengan dan 2 kelompok membuat yang masing-masing memiliki kelompok, dimana kelompok tersebut sebagai ketua media intervensi atau kelompok dan 9 orang anggota. wadah kerjasama untuk Selama berlangsung berinteraksi dan saling melengkapi jarang sekali pemantauan dilakukan kekurangan yang ada dalam dalam oleh pihak yang terkait. Kegiatan pelatihan keputusan dilihat dari rapat rutin perempuan. pelatihan 1 beberapa yang dilakukan, rapat ini hanya 3. pernah dilakukan sebelum pelatihan sebagai saling pemberdayaan Faktor pendukung dalam kegiatan pemberdayaan perempuan adalah 16 adanya semangat yang tinggi yang ibu rumah tangga, dan sebagai dimiliki kelompok wadah mengikuti perempuan mandiri yang bisa anggota pemberdayaan dalam untuk pelatihan, dan rasa solidaritas tinggi membantu yang perekonomian dimiliki masyarakat desa menjadi meningkatkan keluarga, Panggak Darat, kemampuan dan sehingga perempuan dewasa bakat yang dimiliki oleh anggota (ibu rumah tangga) banyak kelompok, serta bantuan dana dan yang peralatan yang mendukung kegiatan tersebut. pelatihan, sedangkan yang menjadi 2. mengikuti pelatihan Strategi yang dijalankan tetap faktor hambatan dalam kegiatan dipertahankan tersebut adalah Kurangnya minat ditingkatkan, perempuan dewasa yang hanya program pelatihan menjahit. sebagai ibu rumah tagga untuk Seharusnya pemerintah selain mengikuti memberikan ilmu pengetahuan, pelatihan, ketersediaan kurangnya alat-alat mendukung proses yang mereka kegiatan dan terutama juga menyediakan pada seharusnya peralatan atau menjahit, dan bahan dasar anyaman perlengkapan yang dibutuhkan yang berkualitas sulit ditemukan, dalam pelatihan, agar pelatihan serta tidak tersedianya tempat atau tersebut bisa berjalan dengan wadah untuk mempromosikan dan lancar dan tidak membebankan memasarkan hasil kerajinan tangan suatu pihak. yang telah dibuat. 3. B. Saran Pelatihan dilakukan menganyam oleh yang perempuan Saran-saran peneliti terhadap dewasa Panggak Darat cukup Program Pemberdayaan Perempuan baik, namun akan lebih baik di lagi apabila hasil karya dari Desa Panggak darat yang diadakan pemerintah daerah adalah masyarakat sebagai berikut: tersebut di pasarkan ke daerah 1. Seharusnya pemerintah lebih lain, mensosialisasi mengenai mengetahui keterampilan atau manfaat dari kegiatan pelatihan keahlian yang dimilki oleh pemberdayaan perempuan ini, masyarakat perempuan desa yang Panggak bertujuan meningkatkan untuk keterampilan (perempuan) agar masyarakat Darat, dan lain ini merupakan cerminan kemajuan dan pengetahuan yang berguna kaum untuk dirinya sendiri sebagai berkarya demi hidup mandiri 17 yang lemah untuk 4. untuk membantu memenuhi bertujuan untuk menumbuhkan kebutuhan keluarganya. perekonomian Seharusnya pemerintah daerah mampu hidup secara mandiri. maupun pemerintah desa harus 6. dan Seharusnya ada rapat rutin atau menyediakan alat pendukung rapat evaluasi tim pengelola seperti mesin jahit dan mesin kegiatan pembelah minimal setiap dua minggu bambu secara yang dilaksanakan permanen, maksudnya mesin sekali, yang disediakan jangan hanya mengevaluasi dengan bayar pelatihan selama satu atau dua perbulan. Dengan dana yang minggu berjalan apakah sesuai sedemikan seharusnya dengan yang direncanakan atau pemerintah mengupayakan sewa atau untuk Darat, desa anggota 7. Panggak khususnya dan kegiatan apa saja yang Mengingat bahan dasar pembuatan anyaman sekarang untuk sulit pemberdayaan ditemukan, seharusnya pemerintah mengadakan suatu perempuan. program Sebelum untuk menjadi kendala di lapangan. mesin tersebut sebagai hak milik dimaksudkan tidak untuk membeli dan menjadikan 5. keluarga mengadakan pelatihan pemberdayaan perempuan baru pelatihan, khususnya program yang pelatihan sumber daya alam yang ada di atas yang berdasarkan kreativitas lebih didukung oleh dan desa Panggak Darat, misalnya tangan, membuat pelatihan di bidang seharusnya pemerintah harus pertanian dengan menyediakan terlebih dulu memikirkan dan bibit merencakan tumbuh keterampilan untuk menyediakan media atau tanaman di yang bisa wilayah desa Panggak Darat. tempat yang bisa dijadikan 8. Pada masa yang akan datang, sebagai tempat pemasaran atau hendaknya pemerintah lebih promosi dari hasil pelatihan berfokus dalam meningkatkan baik di dalam maupun di luar kemampuan dan keterampilan daerah. Sehingga hasil yang individu dibuat kelompok, dan pelatihan secara tersebut diketahui khalayak ramai dan mampu individu bersaing pemerintah produk dengan daerah produklain yang bukan bisa hanya dilakukan dengan menggunakan aras mikro, yaitu 18 pelatihan kepada yang individu difokuskan bisa melalui memanfaatkan alam yang ada. bimbingan secara khusus, agar masing-masing individu lebih 19 potensi DAFTAR PUSTAKA Anwas, Oos M, 2013, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Bandung, Alfabeta. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Administrasi (cetakan ke-19), Bandung, Alfabeta. Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin, 2010, Manajemen Strategik (cetakan ke-1), Bandung, Linda Karya. Winarni, Erniyati, 2010, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara, Skripsi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dokumen: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Senin, 9 Juni 2014, 15:12:36 WIB, Istilah Strategi. Kuncoro, Mudrajad, 2006, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta, Erlangga. Kusnadi, Oliver, Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten LinggaNomor 8 Tahun 2007. 2006, Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (cetakan ke-1), Bandung, Humaniora. Posmetro Batam, edisi: selasa 3 Juni 2014. Sandra, 2007, Strategi Public Relations, Jakarta, Erlangga. Parawansa, Khofifah Indar, 2006, Mengukir Paradigma Menembus Tradisi Pemikiran Tentang Keserasian Jender (cetakan ke-1), Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia. Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Saebani, Johan, 2008, “Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Keaksaraan Fungsional (KF) (Studi Kasus Pada Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Rama Sinta Binaan PKBM Tunas Hidup Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor)”, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Beni Ahmad, 2008, Metode Penelitian (cetakan ke-1), Bandung, Cv Pustaka Setia. Sedarmayanti, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan ManajemenPegawai Negeri Sipil, Bandung, PT Refika Aditama. 20