6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Makro Ekonomi Teori makro ekonomi merupakan teori ekonomi yang menjelaskan perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Teori makro ekonomi terfokus pada pembahasan masalah inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, interaksi dengan perekonomian dunia, siklus ekonomi. Perkembangan ilmu ekonomi dimulai tahun 1723-1790 oleh Adam Smith melalui bukunya An Inquiri into the Nature and Causes of the wealth of Nations (1776) yang menyatakan bahwa “ alam semesta yang berjalan serta teratur, sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment) karena ada kekuatan pengatur yang disebut tangan-tangan tak terlihat (invisible hands)”. Yang dimaksud invible hands dalam buku smith yaitu mekanisme pasar. Namun pada tahun 1922- 1933 terjadi kelesuan perekonomian dunia yang dikenal sebagai Great Depression. Kemudian John Maynard Keynes mengeluarkan buku The General Theory of employment, Interest and Money. Untuk memperbaiki keadaan dalam bukunya tersebut Keynes berpendapat bahwa teori Smith tentang mekanisme pasar memiliki kelemahan karena terlalu idealis dan terlalu menekankan pada penawaran. 7 Keynes juga mengemukakan usulan pemulihan dengan memasukan peranan pemerintah dalam perekonomian untuk menstimulir permintaan. Pemerintah cukup straegis untuk mengatasi masalah makro ekonomi dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan. 2. Teori Investasi Investasi adalah kegiatan yang menanam sejumlah uang ke dalam suatu instrument dalam jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh keuntungan. Investasi menurut Sunariyah (2003) mendefinisikan investasi sebagai suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Menurut Abdul Halim investasi dibedakan menjadi 2 yaitu investasi pada Financial asset dan investasi pada real asset. Investasi dalam bentuk financial asset yaitu investasi berupa instrumen-instrumen keuangan seperti saham, obligasi dll, investasi dalam bentuk real asset yaitu tanah, bangunan dll. 3. Teori Signaling Menurut Peter (2013) teori signaling merupakn teori yang beresensikan bagaimana sinyal-sinyal yang mempengaruhi naik turunnya harga saham pada pasar modal. Secara teori tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap IHSG. Begitu juga dengan Kurs yang tinggi akan berdampak negatif bagi IHSG. 8 B. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat bagi para insvestor untuk mengalokasikan dananya kepada perusahaan. Pasar modal menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa di perjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pengertian umum pasar modal menurut keputusan Menteri Keuangan RI No.154/KMK/90 adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan suratsurat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi-obligasi, jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek (Sunariyah, 2004 :1). Sedangkan pengertian pasar modal dalam undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 adalah sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek 2. Fungsi Pasar Modal Pasar modal menurut sunariyah (2003 : 8) mempunyai 2 fungsi: 9 1. Fungsi Ekonomi Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu investor pihak yang memiliki kelebihan dana dan issuer pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh return (imbalan) sedangkan pihak issuer dalam hal ini perusahaan yang dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasional perusahaan. 2. Fungsi Keuangan Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return (imbalan) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktifitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perrusahaan-perrusahaan. Sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendadpatan perrusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. Secara umum manfaat pasar modal adalah: Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal 10 Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat resiko yang dapat diperhitungkan Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen professional C. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1. Pengertian IHSG Menurut sunariyah (2003 : 147) adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi pengukuran kinerja suatu saham gabungan dibursa efek. Index sebagai harga saham gabungan (IHSG) merupkan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh BEI. IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham di 11 pasar modal. Indeks ini mencakup pergerakan seluruh saham biasa dan saham preferan yang tercatat di BEI. Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan yang tercatat saat itu berjumlah 13 saham. Dasar perhitungan IHSG jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut IHSG = ∑ (harga penutupan di pasar regular x jumlah saham) X 100 Nilai dasar 2. Fungsi IHSG Menurut wira (2011) Indeks harga saham mempunyai tiga manfaat utama : 1. Penanda arah pasar IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama karena menggunakan hampir semua saham BEI dalam perhitungannya. Jika IHSG meningkat artinya harga-harga saham di BEI sedang naik sebaliknya jika cendrung turun artinya harga-harga saham di BEI menurun 12 2. Pengukuran Tingkat Keuntungan Untuk menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar saham misal pada tahun 2008 IHSG 1400 dan di tahun 2013 IHSG 4400. Selama 5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400-1400) / 1400 x 100% = 214% 3. Tolak Ukur Kinerja Portofolio Saham Untuk membandingkan kinerja IHSG, jika IHSG naik sebanyak 214% selama 5 tahun namun kinerja portofolio di bawah angka tersebut maka perlu untuk mengganti strategi. D. Suku bunga 1. Pengertian Suku Bunga Suku bunga menurut sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Menurut Prasetiantono (2000) suku bunga adalah jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya dalam bentuk portofolio 13 perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cendrung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cendrung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selalu tinggi (Prasetiantono 2000 : 99101) 2. Fungsi Suku Bunga Fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004 : 81) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan Suku bunga dapat digunakan untuk sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perrekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan 14 meminjamkan dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. E. Nilai Tukar (Kurs) 1. Pengertian Kurs Kurs adalah jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan satuan mata uang asing. Kurs menurut Sukirno (2004) kurs adalah perrbandingan nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya Rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang lain. Perubahan kurs valuta asing umumnya berupa apresiasi atau depresiasi yaitu naik atau turunnta nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran valuta asing) baik dalam negeri maupun luar negeri dan devaluasi atau revaluasi yaitu naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, yang dianggap sebagai devaluasi adalah penurunan nilai maa uang suatu negara terhadap mata uang asing yang dinyatakan secara resmi 15 oleh pemerintah, dilakukan secara mendadak dan ada perbedaan selish kurs yag besar antara sebelum dan sesudah devaluasi. Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar (Kuncoro 2001 : 41). Di setiap negara terdapat sistem kurs valuta asing yang ditentukan oleh kibajakan yang di pakai oleh pemerintah masing-masing negara. Terdapat tiga sistem kurs valuta asing yang dipakai suatu negara (Beam 2003:390-391) a. Sistem Kurs Bebas Dalam sistem kurs bebas tidak ada campur tangan pemerintah untuk menstabilkan kurs. Nilai tukar ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap valuta asing. b. Sistem Kurs Tetap Dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan turut campur secara aktif dalam pasar valuta asing dengan membeli atau menjual valuta asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah ditentukan. 16 c. Sistem Kurs Terkontrol/Terkendali Yaitu dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan mempunyai kekuasaan eksekutif dalam menentukan alokasi dari penggunaan valuta asing yang tersedia. Menurut (Mankiw, 2006) Nilai tukar terbagi atas nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar nominal (Nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara lain. Sedangkan nilai rill (real exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar barang dan jasa dari satu Negara dengan barang dan jasa dari Negara lain. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Menurut Martin (2013) terdapat 6 faktor yang dapat mempengauhi kurs. Faktor-faktor tersebut yaitu: Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara 17 Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi infasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Sebaliknya jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cendrung memperlemah nilai tukar mata uang negara terebut. Neraca perdagangan Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak kenegara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap partner dagang. Hutang publik (public debt) Neraca anggaran domestic suatu negara digunakan juga untuk mebiayai proyek-proyek pemerintahan. Jika untuk anggaran kepentingan defisit maka pubik dan public debt 18 membengkak. Public debt yang tingggi akan menyebabkan naiknya inflasi dan melemahkan nilai tukar mata uang tersebut. Ratio harga ekspor dan impor Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uang juga meningka. Sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih ceat dari harga ekspor. Kestabilan politik dan ekonomi Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi poilitiknya tidak stabil akan cendrung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang tersebut. F. Penelitian Terdahulu 1. Yohanes Jhony Kurniawan (2013) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Inflansi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap Indeks Harga Saham Gabungan tahun penelitian 2003 – 2012. Metode yang digunakan metode analisis deskriptif kausal. Hasil penelitian SBI, Harga Minyak 19 Dunia dan Indeks Dow Jones berpengaruh secara parsial terhadap IHSG. Sedangkan Inflasi ,Harga Minyak Dunia, Kurs dan Indeks Nikkei 225 tidak berpengaruh secara parsial terhadap IHSG. 2. Dian Putra Perdana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Kurs Rupiah serta Inflasi Terhadap Harga Saham PT. Indosat periode 2006-2008. Metode yang digunakan linier berganda. Hasil penelitian SBI secara parsial berpengaruh terhadap harga saham PT. Indosat, sedangkan Kurs dan inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG. 3. Ria Astuti, Aprianti E.P dan Hari Susanta (2013) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (KURS) Ruiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG periode 2008-2012. metode yang digunakan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regesi linier. Hasil dari penelitian SBI, kurs, Indeks Nikkei 225 dan Dow Jones secara parsial berpengaruh, sedangkan Inflasi tidak berpengaruh. 4. Aditya Novianto (2011) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Nilai Tuar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (Us$/Rp), Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang beredar (M2) Terhadap Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1999.1-2010.6. Hasil penelitian kurs dan jumlah uang beredar 20 berpengaruh signifikan terhadap IHSG sedangkan SBI dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. 5. Musdalifah Azis (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2008. Metode yang digunakan analisis linier berganda. Hasil penelitian Inflasi dan Kurs tidak pengaruh terhadarp IHSG, sedangkan SBI berpengaruh terhadap IHSG. 6. Achmad Ath Thobarry (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh, Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti, Periode Pengamatan 2000-2008. Metode yang dipakai Regesi linier. Hasil penelitian SBI dan GDP tidak pengaruh signifikan terhadap harga saham sektor property, sedangakn nilai tukar dan inflasi berpengaruh terhadap harga saham sektor property. 7. Ardian Agung Witjaksono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225 dan Indeks dow Jones Terhadap IHSG. Periode penelitian 2000-2009 hasil penelitian ada pengaruh signifikan antara SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas, Kurs, Indeks Nikkei 225 dan Dow Jones terhadap IHSG. 21 8. Dedy Pratikno (2009) daalam penelitiannya Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks harga Saham Gabungan, periode penelitian 2004.1 – 2009.2. Metode yang digunakan Ordinary Least Square. Hasil penelitian kurs, Inflasi, SBI dan Indeks Dow Jones berpengaruh terhadap IHSG. G. Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan sarana yang sangat penting untuk para issuer dan juga investor. Dengan adanya pasar modal perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya dan butuh tambahan modal dapat melakukan go public dengan menjual sebagian sahamnya keluar untuk mendapatkan dana tambahan dari masyarakat. Pasar modal juga memberikan keuntungan bagi para investor sebagai alternatif dalam berinvestasi. Harga saham di pasar modal selalu berfluktuatif Banyak faktor yang mempengaruhi harga di pasar modal baik internal maupun eksternal. Pasar modal sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama faktor makro ekonomi. Faktor-faktor makro ekonomi yang bisa mempengaruhi pasar modal adalah SBI, Inflasi, Kurs, jumlah uang beredar, penangguran dll. 22 Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian kali ini membahas analisis penaruh SBI, Kurs dan IHSG untuk itu kerangka penelitiannya sebagai beirikut: SBI IHSG KURS Gambar : Kerangka pemikiran H. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara karena dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, pendapat umum, yang masih harus diuji kebenarannya. Dalam penetilan ini hipotesis yang digunakan sebagai berikut: 1. Diduga ada pengaruh negatif antara kurs terhadap IHSG 2. Diduga ada pengaruh negatif antara SBI kurs terhdap IHSG