I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu spesies asli Indonesia dan menjadi komoditas andalan budidaya perikanan air tawar (Budiman, 2004). Potensi udang galah sebagai komoditas ekspor sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Udang galah telah menjadi komoditas perikanan yang banyak diminati konsumen lokal maupun mancanegara. Minat masyarakat untuk membudidayakan udang galah di Indonesia cukup tinggi ditandai dengan perkembangan kawasan budidaya di beberapa daerah seperti Ciamis, Yogyakarta, dan Bali. Produksi udang galah di Yogyakarta mencapai 248,91 ton pada tahun 2014 (Bappeda DIY, 2015). Budidaya udang galah tidak hanya dilakukan pada kolam tetapi juga bisa dilakukan bersama padi. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai menggalakkan program UGADI (Udang Galah Bersama Padi) yang merupakan pengembangan dari Minapadi. Salah satu UGADI yang digalakkan oleh pemerintah adalah UGADI yang ada di Kabupaten Sleman, DIY. Udang galah yang dibudidayakan dalam sistem UGADI tersebut adalah jenis uadang galah G1 Macro II. Budidaya udang galah dengan mengoptimalkan fungsi lahan sawah irigasi ini merupakan salah satu langkah memaksimalkan fungsi lahan. Budidaya udang galah program UGADI sama seperti udang yang dibudidayakan di kolam yang memiliki resiko terinfeksi penyakit. Penyakit yang menyerang pada udang galah sama seperti jenis hewan akuatik lainnya yang dapat berupa penyakit infeksius maupun non infeksius (Irianto, 2005). Penyakit non infeksius dapat berupa malnutrisi, genetik, dan lingkungan sedangkan penyakit infeksius dapat berasal dari bakteri, virus, jamur, dan parasit. Munculnya penyakit merupakan interaksi antara agen penyebab penyakit, inang, dan lingkungan (Kumar et al., 2015). Infeksi ektoparasit pada insang dapat menyebabkan luka baru dan memicu terjadinya infeksi sekunder dari bakteri dan virus. Infeksi penyakit dapat menurunkan produktivitas. Produktivitas yang menurun dapat menyebabkan permasalahan ekonomi dan sosial. Udang yang terinfeksi parasit memungkinkan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh selanjutnya infeksi sekunder patogen lain akan memperparah kondisi udang hingga terjadi kematian. 1 Parasit yang banyak menyerang pada budidaya udang galah adalah Zoothamnium sp., Epistylis sp., dan Vorticella sp. yang tergolong parasit protozoik dan cacing trematoda (New, 2002). Kajian infeksi parasit pada udang galah terutama pada budidaya UGADI tidak banyak diteliti sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kajian infeksi dan identifikasi ektoparasit pada kasus kematian udang galah program UGADI sehingga meminimalkan resiko kematian dan kerugian finansial. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi ektoparasit dan mengetahui tingkat prevalensi serta intensitas serangan ektoparasit pada budidaya udang galah dengan metode UGADI di kecamatan Pakem, kabupaten Sleman. 3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman ilmiah untuk penyusunan program pengendalian ektoparasit yang menyerang budidaya udang galah sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menambah pengetahuan bagi keilmuan Indonesia tentang ektoparasit yang jarang diteliti 4. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus- Desember 2015 di 2 Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) yang melakukan UGADI yaitu Mina Ulam Asri dan Mina Muda Samberembe, Pakem, Sleman serta Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada. 2