BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi Peran

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Organisasi
Peran komunikasi sangatlah penting bagi setiap pegawai – pegawai
di suatu perusahaan karena sejatinya kita adalah manusia yang
membutuhkan interaksi. Komunikasi bersifat informasi, edukasi, dan
persuasif. Perumusan hal – hal baru, ide – ide kreatif dan inovatif yang
disusun oleh perusahaan akan dapat dilakukan jika terjalinnya suatu
komunikasi organisasi. Informasi yang diberikan oleh sang komunikator
akan mendapatkan suatu timbal balik yang sangat jelas karena jawaban
dari hal – hal yang diutarakan memberikan suatu persetujuan ataupun tidak
dari sang komunikan. Di sisi lain komunikasi organisasi berpengaruh pada
suatu kritik dan saran dalam sebuah gagasan maupun ketentuan –
ketentuan, baik yang akan direncanakan atau sudah di jalankan.
Komunikasi organisasi merupakan suatu penyampaian informasi dan
penyampaian makna antar sesama pegawai – pegawai perusahaan. Hal ini
dikarenakan di setiap individu – individu di dalam perusahaan memiliki
pendapat yang berbeda – beda.
M.T. Myers & G.E. Myers menjelaskan bahwa komunikasi
memungkinkan sesorang untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan
maupun aktivitas kepada orang – orang lain untuk mencapai tujuan, akan
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
tetapi komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasi atau pesan
dan pentransferan makna saja.8 Dalam menyampaikan informasi tersebut,
perusahaan akan menggunakan dimensi komunikasi internal dikarenakan
perusahaan memiliki sistem komunikasi tersendiri yang mana telah
menjadi salah satu ketetapan aturan – aturan perusahaan.
2.1.1
Komunikasi Internal Organisasi
Untuk kepentingan perusahaan dalam menyampaikan informasi
yang diberikan oleh pegawai atasan kepada pegawai bawahannya serta
informasi yang disampaikan oleh pegawai bawahan kepada atasannya
memerlukan suatu komunikasi khusus di dalam perusahaan untuk
mengedukasi agar tercipta pemahaman yang baik antar sesama pegawai –
pegawai perusahaan. Komunikasi internal merupakan proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan atau
antara sesama bawahan. Proses komunikasi internal ini bisa berujud
komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Pada penetapan
aturan – aturan yang telah perusahaan berlakukan masih akan tetap ada
hambatan – hambatan yang akan di dapati. Jika komunikasi yang
diberlakukan tidak dapat terjalin dengan baik maka akan banyak terjadi
8
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007, Hal.93
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
kesalahpahaman
didalam
perusahaan.
Dalam
komunikasi
internal
organisasi dapat ditunjang oleh 2 komunikasi, yaitu :9
a) Komunikasi Vertikal merupakan Komunikasi vertikal yakni
komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas adalah
komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan
kepada pimpinan secara timbal balik . Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan
memberikan
instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya. Bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,
dan
lain-lain
berkomunikasi
kepada
sesuai
pimpinan.
dengan
Atasan
keinginan
dan
bawahan
mereka,
misalnya
menanyakan pertanyaan yang relevan, mendiskusikan maksud
sesorang secara terbuka dan berkata jujur karena merupakan
perilaku komunikatif yang diharapkan oleh atasan atau bawahan,
dari dirinya sendiri atau dari orang lain.
b) Komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara sesama seperti dari
karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Berbeda
dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi
horizontal
seringkali
berlangsung
tidak
formal.
Mereka
berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja,
melainkan pada saat istirahat atau pada waktu pulang kerja. Dalam
situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
2006, Hal.122
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dan menjalar, dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai halhal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang
merugikan mereka dengan artian membuat mereka tidak nyaman
untuk bekerja .
2.2
Public Relations
Suatu kegiatan perusahaan atau organisasi dapat berjalan baik bila
di dalamnya terdapat Public Relations. Dr. Rex Harlow menyatakan
Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung
pembinaan, pemeliharahan, jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerja sama yang melibatkan manajemen dalam menghadapi permaslahan
atau persoalan, membantu manajemen dalam menanggapi opini publik,
mendukung manajemen dalam mengikuti dalam memanfaatkan perubahan
secara efektif dengan bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.10 Dalam pengertian
diatas perusahaan melakukan suatu cara untuk membuat pegawai –
pegawai perusahaan meningkatkan kinerja karena hal tersebut akan
memberikan kontribusi maupun pengaruh yang baik untuk kelangsungan
perusahaan atau organisasi. Public Relations di dalam suatu perusahaan
10
Rosady Ruslan, op.cit., Hal.16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
akan memberikan dampak yang baik agar produktivitas perusahaan tetap
terjaga dan tujuan yang diusung dapat sesuai dengan rencana dan harapan.
Permasalahan internal merupakan hal dasar di suatu perusahaan yang
harus mampu ditangani oleh Public Relations untuk membawa perusahaan
kepada citra yang positif dengan memberikan rasa yang nyaman di dalam
perusahaan,
mengkomunikasikan
berbagai
hal
kepada
khalayak,
melaksanakan program – program terencana mengenai kepentingan –
kepentingan umum maupun publik.
2.2.1
Definisi Public Relations Pemerintah
Merupakan suatu Lembaga atau Instansi milik pemerintah yang
menyebarluaskan atau mempublikasikan mengenai suatu kegiatan atau
aktivitas
yang
bersangkutan
dengan
hubungan
masyarakat
serta
merupakan suatu alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interkasi
dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional
melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik hingga
menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan.11
Dalam pandangan Fraser P. Seitel Public Relations merupakan
manajemen yang membantu menciptakan dan saling memlihara arus
komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerja sama suatu organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, ikut terlibat dalam menangani masalah –
maslah atau isu – isu menajemen. Public Relations membantu manajemen
11
Ibid, Hal.343
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
dalam menyampaikaninformasi dan tanggap terhadap opini publik. Public
Relations secara efektif membantu manajemen memantau berbagai
perubahan yang bersangkutan dengan perusahaan.12
Public Relations di suatu pemerintahan adalah bagian yang sangat
penting dalam pemerintahan dalam menyelenggarakan good government
dan good governance. sebuah jembatan penghubung antara pemerintah
kepada publik dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan organisasi maupun publik, sehingga tercapai transparasi
penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif.
2.2.2
Tugas, Fungsi, dan Peran Public Relations Pemerintah
Public Relations Lembaga BUMN (Badan Usaha Milik Negara),
baik yang bergerak di bidang produksi strategis maupun jasa pelyanan
umum memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :13
Fungsi pokok Public Relations Pemerintah pada dasaranya antara
lain adalah :
a) Mengamankan kebijakan pemerintah
b) Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau
informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program –
progaram kerja secara nasional kepada masyarakat.
12
Elvinaro Ardianto, Handbook Of Public Relations, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013,
Hal.10
13
Ruslan,Rosady, op.cit., Hal.346
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
c) Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang
proaktif
dalam
menjembatani
kepentingan
instansi
pemerintahdi satu pihak, dan menampung aspirasi, serta
memperhatikan keinginan – keinginan publiknya di lain
pihak.
d) Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan
dinamis demi mengamnkan stabilitas dan keamanan politik
pembangunan nasional, baik itu jangka pendek maupun
jangka panjang.
e) Bagaimana memlihara hubungan baik antara atasan dengan
bawahan serta pegawai – pegawai di bidangnya masing –
masing.
f) Mempertinggi produktivitas sumber daya manusia (SDM)
yang ada di dalam perusahan atau organisasi.
g) Mengadakan komunikasi yang teratur dan tepat untuk
pegawai
atasan
dengan
pegawai
bawahan
yang
dipimpinnya.
h) Memberikan suatu hal yang salah satunya berupa kegiatan
hiburan untuk bersantai bagi para pegawai – pegawai
perusahaan.
Sedangkan tugas Public Relations Pemerintahan yang telah
digariskan oleh SK Menpen No.31/1971 adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
1. Membantu Menteri Penerangan RI dalam menetapkan
kebijaksanaan pembinaan hubungan yang lancar dan
harmonis antara masyarakat dengan pemerintah.
2. Mengadakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan kerja
sama antara Public Relations atau Humas Departemen dan
Lembaga Pemerintahan atau Negara.
3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan – kegiatan
kehumasan
sesuai
dengan
kebijakan
–
kebijakan
pemerintah.
Menurut Dozier and Broom, peranan Public Relations dapat dibagi
menjadi 4 kategori, yaitu :14
1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations
yang tengah dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi
yang bersangkutan.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak menejemen dalam hal untuk mendengar
apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving
Process Fasilitator)
14
Dozier and Broom, Manajemen Public Relations & Media, 1995, Hal.19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Tim atau grup yang dikoordinir praktisi ahli Public
Relations dengan melibatkan berbagai departemen dan
keahlian dalam satu tim atau grup khusus untuk membantu
organisasi,
perusahaan
dan
produk
yang
tengah
menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Memberikan layanan teknis komunikasi yang tergantung
pada sistem komunikasi organisasi. Sistem ini memiliki
masing – masing bagian atau tingkatan , baik arus
komunikasi pimpinan dengan bawahan ataupun komunikasi
dari bawahan dengan atasan pastinya terdapat perbedaan.
2.2.3
Ruang Lingkup Public Relations Pemerintah
Berfungsi tidaknya Public Relations dalam sebuah organisasi dapat
diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukan ciri-cirinya yakni :
a. Public Relations adalah kegiatan komunikasi dalam suatu yang
berlangsung dua arah secara timbal balik.
b. Public Relations merupakan penunjang tercapainya tujuan yang
ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi.
c. Publik yang menjadi sasaran kegiatan Public Relations adalah public
eksternal dan public internal.
d. Operasionalisasi Public Relations adalah membina hubungan yang
harmonis antara organisasi dengan public dan mencegah terjadinya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
rintangan psikologis baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari
pihak public
Ruang lingkup Public Relations Pemerintah memiliki 2 kegiatan
untuk menjalain hubungan masyarakat, perusahaan dan pegawai –
pegawai perusahaannya. 2 kegiatan tersebut adalah :15
1. Hubungan ke dalam (publik internal)
Publik intern sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang
yang bergiat di dalam organisasi (perusahaan, instansi,
lembaga, badan, dan sebagainya) dan yang secara fungsional
mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban
tertentu.
2. Hubungan ke luar (publik ekstern)
Publik ekstern sebagai sasaran kegiatan humas terdiri atas
orang-orang
atau
anggota-anggota
masyarakat
di
luar
organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun
yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi.
2.2.4
Internal Public Relations Pemerintah
Berkomunikasi dengan publik internal sudah tentu menjadi target
Intenal Public Relations di dalam badan atau perusahaan itu sendiri.
Kegiatan – kegiatan Public Relations di dalam perusahaan tersebut
dibutuhkan dan diperlukan untuk menjalin adanya suasana yang harmonis
dan menyenangkan kepada seluruh pegawai – pegawainya, komunikasi
yang terjalin diharapakan untuk menghilangkan rasa kaku dan akrab.
15
Onong Uchjana Effendy, op.cit., Hal.107
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Untuk menciptakan keadaaan yang harmonis di dalam perusahaan,
perusahaan mesti membuat kebijaksanaan dengan mengadakan :16
a) Pengumuman – pengumuman
Papan penerangan bisa diumumkan setiap program kerja
atau kebijaksanaan pimpinan dalam perusahaan itu.
b) Pertemuan – pertemuan berkala
Hendaknya diadakan pertemuan – pertemuan berkala
dimana masing – masing bagian atau bidang dapat
mengeluarkan pendapat dan isi hatinya. Di dalam form
tersebut atasan mengemukakan segala kebijaksanaan yang
di tempuh dalam melaksanakan program kerja perusahaan,
kemudian menjelaskannya.
c) Hiburan dan Darmawisata
Untuk menghilangkan ketegangan serta keseriusan kerja,
diperlukan sekali –kali kebersamaan yang santai. Misalnya
dalam bentuk pergi ke tempat – tempat tertentu atau bisa
juga mengadakan arisan pegawai.
d) Olah Raga
Kekompakan dalam suatu tim kerja perlu di kembangkan,
antara lain dengan penyaluran bakat masing – masing
pegawai ke dalam suatu tim kerja yang bersifat rekreasi
seperti halnya olah raga. Di samping membawa efek
16
Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia, 2004,
Hal.74-78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
keakraban, tim – tim olah raga dapat membawa nama
perusahaan ke tengah – tengah masyarakat yang secara
langsung merupakan alat promosi ataupun iklan dalam
mencari dan memperluas publik bagi perusahaannya.
e) Study Tour dan Pelatihan
Guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya,
para pegawai perusahaan pun perlu diberi pendidikan
tambahan. Bagi para petugas operasional, pendidikan bisa
diberikan dalam bentuk Study Tour atau peninjauan ke
tempat – tempat atau perusahaan lain yang lebih mutunya
daripada perusahaan sendiri.
f) Klinik dan Apotek
Ada baiknya di dalam (kompleks) perusahan itu didirikan
klinik atau tempat berobat. Kalau memungkinkan, dapat
pula dilengkapi dengan apotek dan ambulans.
g) Tempat – Tempat Ibadah
Bagi penanaman moral dan mental yang baik pada para
pegawainya, hendaknya perusahaan menyediakan pula
tempat – tempat ibadah, dimana siraman rohani melalui
agama dapat diselenggarakan secra rutin ataupun insidental.
Baik Masjid, Gereja, ataupun Kuil bisa dipikirkan
pendiriannya sesuai dengan kemampuan dan kemajuan
perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.3
Employee Relations
2.3.1 Pengertian Employee Relations
Employee Relations merupakan salah satu bentuk kegiatan internal
Public Relations atau Humas perusahaan maupun organisasi yang menitik
beratkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan pegawai –
pegawai diperusahaan tersebut. Salah satu kegiatan employee relations
yang perusahaan lakukan adalah dengan mengadakan kegiatan olahraga
rutin karyawan perusahaan. Kegiatan olahraga tersebut dapat memberikan
kebugaran, kesehatan dan hiburan bagi karyawan yang mana pekerjaan –
pekerjaan karyawan yang tergolong padat.
Menurut Cutlip & Center, pengertian Employee Relations yaitu
sekelompok orang yang berkerja (karyawan atau pegawai) di dalam suatu
perusahaan, lembaga, atau organisasi secara fungsional, organisasi
maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.
Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam suatu
perusahaan. Nyatanya karyawan itu sendiri terkait erat dengan status atau
kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan yang lainnya,
mempunyai perbedaan – perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya dapat
dilihat pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji,
usia dan lain- lain sebaginya.akan tetapi pada prinsipnya karyawan
tersebut memiliki keinginan yang sama terhadap kita pimpinan perusahaan
sebagai berikut :

Upah yang diberikan cukup dan layak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25

Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal
kesempatan untuk berkarir dari perusahaan dan meraih prestasi
kerja yang maksimal sesaui dengan kemampuan.

Iklim tempat kerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta
mendapat penghargaan yang baik dari pimpinan.

Keinginan – keinginan atau perasaan yang dapat saluran positif dan
diakui atau dihargai oleh perusahaan atau pimpinan.
Perbedaan status dan kedudukan masing – masing individu dalam
satu perusahaan menimbulkan permasalahan komunikasi internal seperti
perintah yang diberikan oleh pimpinan dan pelaksanaan tugas oleh
bawahan termasuk didalamnya laporan hasil pekerja dan sumbang saran
kepada perusahaan. Permasalahan inilah yang menjadi suatu bidang
komunikasi khusus dalam manajemen humas yaitu sejauh mana
kemampuan humas mengelola hubungan internal dan pengguna teknis dari
media komunikasi atau metode komunikasi.17
Artinya secara fungsional, tugas dan teknis pekerjaan diatur oleh
pihak manajemen perusahaan. Pihak manajemen pula yang menentukan
siapa yang ditunjuk sebagai pimpinan dan ada pihak lain yang bertindak
sebagai bawahan. Kemudian ditetapkan pula persyaratan – persyaratandan
spesifikasi teknis pekerjaan yang ditentukan secara jelas, teratur, tertib,
dan rinci dalam organisasi. Sehingga ketika sedang berfungsi maka
diharapkan tidak akan terjadi kekacauan atau tumpang tindih antara tugas
17
Rosady Ruslan, op.cit., Hal.274
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
pekerjaan yang satu dengan yang lainnya, karena setiap karyawan sudah di
tentukan atau akan mengetahui apa , mengapa, dan bagaimana dalam
menjalankan pekerjaannya sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya
masing – masing.
2.3.2
Tujuan Employee Relations
Tujuan dari kegiatan Employee Relations tidak lain ialah untuk
keberlangsungan produktivitas perusahaan yang berjalan dengan stabil.
Tidak tertatanya komunikasi dalam memyampaikan arahan – arahan dan
kebijakan perusahaan akan memberikan suatu permasalahan seperti
konfilk, tidak adanya tanggung jawab, rasa disiplin yang kurang yang
nantinya akan menimbulkan tatanan untuk target yang diusung tidak
sampai atau tidak berhasil.
Pencapaian produktifitas itu bukan hanya merupakan hasil kerja
keras dari pihak pekerjanya, tetapi juga berkaitan dengan hasil motivasi
dan prestasi para pekerja yang bersedia untuk bekerja dengan penuh
semangat, memiliki kebanggan, berdisiplin tinggi, serta mampu mencapai
standar kerja yang efisien dan efektif dalam hal pengeluaran tenaga, biaya,
waktu dalam berproduksi.
Keberhasilan pelaksanaan program kerja humas dalam membina
bagian employee relations tersebut, akan menghasilkan kualitas teknis
produk barang yang lebih baik atau dapat memberikan kepuasan terhadap
pemakai barang atau bagi pihak pelanggan dan peningkatan citra.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
kemudian komunikasi kedalam dengan melalui program employee
relations tersebut diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu
karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan
perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of
belonging), motivasi, kreatifitas dan ingin mencapai prestasi kerja
semaksimal mungkin. Disamping itu akan mengurangi dampak negatif
terhadap manajemen suatu perusahaan seperti timbulnya rasa jenuh dan
bosan bagi para pekerjanya. Dengan demikian maka pihak manager humas
dapat membantu manajemen perusahaan untuk menghindarkan terjadinya
suatu pemborosan tenaga, waktu dan uang secara sia – sia.
Dalam mengelola employee relations yang merupakan salah satu
sarana manajemen yang bersifar teknis dan praktis. Manager humas di
harapkan berupaya melakukan hubungan komunikasi yang efektif melalui
suri ketauladanan yang dimulai dari pimpinan. Hal tersebut untuk
melaksanakan sebagaimana yang telah digariskan bersama antara pihak
pemilik dan manajemen perusahaan.
Menurut S. Steinberg tujuan
Employee Relations adalah
menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatn
yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan. Pada
dasarnya tujuan setiap perusahaan adalah memperoleh laba yang
maksimal, dan ini hanya dapat dicapai apabila perusahaan cukup berhasil
dalam menjalankan kegiatanya. Tujuan dilaksanakanya adalah untuk
memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dengan cara mengembangkan sikap saling menghargai dan memperoleh
opini publik yang mendukung atau menciptakan kerja sama berdasarkan
hubungan kedalam maupun keluar.18
2.3.3
Employee Relations Sebagai Kegiatan Public Relations
Maksud dan tujuan kegiatan Public Relations internal melalui
program kerja Employee Relations sebagai berikut :19
a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang di
pergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara
manjemen perusahaan dengan para karyawannya.
c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan
tentang kebijaksanaan, peraturan dan karakter ketatakerjaan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan.
d. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk
menyampaikan keinginan – keinginan atau sumbang saran dan informasi
serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan yaitu pimpinan.
Public Relations merupakan acuan informasi dari para pegawai –
pegawai kepada pihak perusahaan atau organisasi. Public Relations juga
mampu bertindak sebaliknya yaitu sebagai mediator dari perusahaan atau
pimpinan perusahaan terhadap para pegawai – pegawai perusahaannya
dikarenakan untuk membina hubungan komunikasi publik internal.
18
19
Kustadi Suhandang, op.cit., Hal.53
Rosady Ruslan, op.cit., Hal.277-278
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2.3.4
Kegiatan Employee Relations Dilakukan Dalam Bentuk Aktivitas dan
Program
Kegiatan Employee Relations dalam suatu organisasi atau
perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktivitas
dan program seperti acara – acara kekeluargaan, study tour, acara ramah
tamah staff perusahaan dan pimpinan, mengaji, lomba hari kemerdekaan
Indonesia serta salah satu diantaranya :

Kegiatan Olahraga Rutin
Program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan
sehari – hari, misalnya dalam rangka event ulang tahun perusahaan,
diadakan kegiatan keagamaan, olahraga, lomba dan hingga berpiknik
bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua karyawannya. Kegiatan
dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keakraban
bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan serta meningkatkan
kinerja karyawan.
Salah satu program yang sedang penulis ingin teliti adalah program
olahraga rutin di dalam suatu perusahaan. Kegiatan ini ditujukan dalam
membentuk komunikasi yang santai dan tenang antara pimpinan dengan
pegawai – pegawainya atau antar sesama pegawai. Dalam kegiatan
olahraga juga dapat memberikan gambaran bagaimana kerjasama dalam
menentukan
keberhasilan
pencapaian
dengan
mengusung
target.
Kehidupan di luar perusahaan atau organisasi akan memberikan rasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
ketenangan tersendiri di dalam diri pegawai – pegawai tersebut. Konfilk
yang sering menghampiri pegawai – pegawai perusahaan akan dapat
dikurangi dengan bersatunya mereka dengan kegiatan olahraga tersebut.
Disisi yang lain kegiatan olahraga akan membuat kejenuhan atau
kepenatan pegawai – pegawai berkurang, karena mereka melakukan
kegiatan perusahaan di luar tempat kerja mereka.
2.4
Kinerja Karyawan
Hasil kerja yang diberikan oleh pegawai – pegawai di perusahaan
maupun organisasi berbentuk kontibusi secara tenaga atau pikiran merupakan
kinerja karyawan. Keteraturan pegawai – pegawai dalam melakukan
pekerjaan membuat target yang diusung oleh perusahaan dapat dengan
mudah dilaksanakan. Kejelasan dalam mengarahkan serta membina setiap
bagian di dalam perusahaan atau organisasi akan menimbulkan efek
produktivitas yang baik.
Menurut
Sedarmayanti
kinerja
merupakan
terjemahan
dari
performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja
tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).20
Untuk meraih kinerja yang baik diperlukan berbagai kemampuan –
kemampuan dasar bagi pegawai – pegawai perusahaan atau oraganisasi.
20
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, 2011, Hal.260
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Pegawai – pegawai yang dibutuhkan harus memiliki beberapa indikator –
indikator. Keterampilan tersebut akan membuat peruasahaan mampu
bersaing dengan target yang telah direncanakan. Indikator – indikator kerja
yaitu kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, tanggung jawab.
Dalam
mengatasi
kekeliruan
perusahaan
pada
permaslahan
produktivitas, sering terjadinya kesalahpahaman antar atasan – atasan
perusahaan untuk menetapkan aturan atau kegiatan – kegiatan yang berguna
untuk kelangsungan perushsaan.Masalah-masalah dalam Penilaian Kinerja
menurut Mondy & Noe yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah:21
1. Kurangnya objektivitas merupakan salah satu kelemahan dari metode
penilain kinerja tradisional adalah kurangnya objektivitas. Dalam metode
rating scale, misalnya, faktor-faktor yang lazim digunakan seperti sikap,
loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit diukur. Penggunaan
faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan (job related factors) dapat
meningkatkan objektivitas.
2. Bias “Hallo error”,Bias “Hallo error” terjadi bila penilai mempersepsikan
satu faktor sebagai kriteria yang paling penting dan memberikan penilaian
umum baik atau buruk berdasarkan faktor tunggal ini.
3. Terlalu “longggar” / terlalu “ketat”, penilai terlalu “longggar” (leniency)
kecenderungan memberi nilai tinggi kepada yang tidak berhak, penilai
memberi
nilai
lebih
tinggi
dari
seharusnya.
Penilai terlalu “ketat” (strictness) terlalu kritis atas kinerja seorang pekerja
21
Mondy, R.Wayne & Robert M.Noe, Human Resources Management, 2005
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
(terlalu “ketat” dalam memberikan nilai). Penilaian yang terlalu ketat
biasanya terjadi bila manajer tidak mempunyai definisi atau batasan yang
akurat tentang berbagai faktor penilaian.
4. Kecenderungan memberikan nilai tengah, kecenderungan memberi nilai
tengah (Central tendency), terjadi bila pekerja di beri nilai rata-rata secara
tidak tepat atau di tengah-tengah skala penilaian, Biasanya, penilai memberi
nilai tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik.
5. Bias perilaku terbaru, bias perilaku terbaru (recent behavior bias) ,
perilaku atau kinerja yang paling akhir akan lebih mudah diingat daripada
perilaku yang telah lama. Penilai cenderung lebih banyak menilai kinerja
yang tampak menjelang atau pada saat proses penilaian dilakukan.
Seharusnya penilaian kinerja mencakup periode waktu tertentu.
6. Bias pribadi (stereotype), Penyedia yang melakukan penilaian bisa saja
memiliki bias yang berkaiatan dengan karakteristik pribadi pekerja seperti
suku, agama, gender atau usia. Meskipun ada peraturan atau undang-undang
yang melindugi pekerja, diskriminasi tetap menjadi masalah dalam penilain
kinerja.
Menurut Bitner dan Zeithhamel, hal yang dapat memicu peningkatan
kualitas tenaga kerja antara lain dengan memberikan kegiatan yang dapat
menunjang peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja.22 Hal ini memberikan
gambaran mengenai bagaimana cara meningkatkan perusahaan dari sisi
kualitas.
22
Bitner & Zeithaml, Service Marketing, 2004, Hal.22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Dalam mengusung target, perusahaan membuat sebuah gambaran
yang harus dan kesanggupan perusahaan capai. Tujuannya adalah untuk
memberikan suatu hasil yang lebih baik dengan memperhitungkan kendala –
kendala dan resiko yang akan terjadi. Kuantitas merupakan suatu ukuran
yang terkait dengan jumlah hasil kerja dan dinyatakan dalam ukuran –
ukuran penilaian yang perusahaan tentukan.23
Tugas yang telah diusung oleh perusahaan mau tidak mau harus
untuk diselsaikan dengan baik sesuai dengan jadwal dan kebutuhan.
Kelambatan serta kelalaian pekerja dalam menyelesaikan tugas akan
membuat daya saing dan produktivitas perusahaan menurun. Pelaksanaan
tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya
dengan akurat atau tidak ada kesalahan24. Setiap orang yang bekerja pada
suatu perusahaan atau organisasi ingin dipercaya memgang jabatan dan
tanggung jawab serta wewenang yang lebig besar daripada sekedar apa yang
telah diperolehnya.
25
Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik,
tetapi juga tanggung jawab berupa kepercayaan yang diberikan orang sebagai
suatu potensi. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai
orang yang mempunyai potensi dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa
percaya diri dan siap memilkul tanggung jawab yang lebih besar.
Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri
pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap
23
Wungu & Brotoharjo, Tingkatan Kinerja Perusahaan Dengan Sistem, Jakarta: Raja Grafindo
Pustaka, 2003, Hal.56
24
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2009, Hal.75
25
Herzberg, Motivation To Work, Hal.193-197
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik
(sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai
harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target
kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan
situasi
kerja.
Penilaian
kinerja
merupakan
faktor
kunci
dalam
mengembangkan potensi pegawai – pegawai perusahaan atau organisasi
secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan atau program yang
lebih baik atas sumber daya manusia yang ada di dalam suatu organisasi.
Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi pertumbuhan organisasi
secara keseluruhan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download