Neuropathic Bladder Disorders Oleh : Jasreena Kaur Sandal (11.2013.165) Pembimbing: dr.N Abraham SpBU Kepaniteraan Klinik Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Periode 25 Agustus 2014 – 1 November 2014 1 Daftar Kandungan Pendahuluan …………………………………………………………………… 3 Anatomi dan Fisiologi………………………………………………………….. 4-6 Inervasi dan neurofisiologi……………………………………………………… 7-10 Klasifikasi Neuropathic bladder……………………………………………….. 11-14 Diagnosis Neuropathic Bladder………………………………………………….15-18 Diagnosis Banding……………………………………………………………….. 19 Penatalaksanaan Neuropathic Bladder……………………………………………19-22 Komplikasi Neuropathic Bladder………………………………………………… 22 Prognosis…………………………………………………………………………. 22 2 Pendahuluan Kandung kemih merupakan organ otot polos visceral satu-satunya yang berada di bawah refleks volunter korteks serebral. Fungsi kandung kemih normal memerlukan interaksi terkoordinasi dari komponen sensorik dan motorik dari kedua sistem saraf somatik dan otonom. Karena banyak tingkatan dari sistem saraf yang terlibat dalam regulasi pengisian dan pengosongan, gangguan neurologis sering menyebabkan gangguan fungsi kandung kemih. Contohnya adalah multiple sclerosis, trauma tulang belakang (spinal chord injury), penyakit serebrovaskular, penyakit Parkinson, diabetes mellitus, meningomyelocele, dan amyotrophic lateral sclerosis. Cedera akar saraf sacral atau pleksus panggul dari operasi tulang belakang, herniasi dari intervertebralis disk, atau operasi panggul (histerektomi, reseksi abdominoperineal) juga dapat menyebabkan neuropati kandung kemih. Disfungsi kandung kemih yang signifikan dapat terjadi sebagai akibatnya kebiasaan buang air yang tidak teratur di masa kanak-kanak atau karena perubahan degenaratif otot kandung kemih dan ujung saraf yang disebabkan oleh gangguan penuaan, peradangan, atau gangguan ansietas. Semua kondisi di atas dapat mengganggu koordinasi refleks efisien antara sfingter dan kandung kemih, dan dengan waktu, menimbulkan keluhan disfungsi. 3 Anatomi dan Fisiologi Vesika Urinaria Dinding kandung kemih (vesika urinaria) terdiri dari otot polos sinsitium yang berjalan di berbagai arah .Otot ini paling jelas pada meatus interna vesika urinaria,yaitu lapisan sirkuler di tengah,dan dua lapisan longitudinal sebagai lapisan dalam dan luar. Pada wanita,lapisan luar ini melapisi seluruh panjang urethra,dan pada laki-laki lapisan otot longitudinal ini hanya melapisi sehingga apex prostat. Lapisan longitudinalluar kemudian menjadi sirkuler dan berorientasi spiral sekitar muara uretra dan dengan demikian berfungsi sebagai bagian dari sfingter otot polos. Lapisan sirkuler tengah pula berakhir di meatus interna vesika urinaria dan lebih berkembang di anteriornya. Lapisan longitudinal dalam tetap berorientasi longitudinal sehingga ke hujung distal urethra ,pada wanita dan apex prostat pada laki-laki.Lapisan otot ini menyatu membentuk leher vesica urinaria yang tebal,dan berfungsi sebagai sfingter interna vesica urinaria. Kandung yang normal mampu distensi secara bertahap sehingga mencapai kapasitas 400-500 mL tanpa peningkatan tekanan intravesika yang bermakna.Ketika sensasi kandung yang penuh ditransmisikan ke saraf sakral, refleks motoric menyebabkan kontraksi detrusor yang kuat dan berkelanjutan yang mengakibatkan miksi pada jika kontrol volunter yang kurang(seperti pada bayi). Dengan berlangsungya proses myelinisasi pada system saraf,terjadi kemampuan untuk menahan reflek motorik sacral yang disebutkan.Dengan ini anak kecil dapat menahan keinginan miksi secara volunter. Fungsi dari kandung kemih meliputi (1) Kapasitas normal 400-500 mL, (2) sensasi penuh (3) kemampuan untuk mengakomodasi berbagai volume tanpa 4 perubahan tekanan intraluminal (4) kemampuan untuk memulai dan mempertahankan kontraksi sampai kandung kemih kosong, dan (5) inisiasi volunteer atau penghambatan berkemih walaupun adanya reflek involunter organ Gambar 1.Anatomi Vesika Urinaria 5 Sfingter Pada kedua wanita dan pria,sfingter terdiri dari (1) sfinger otot polos involunter internus di leher vesica urinaria (2) sfingter otot lurik volunteer eksterna dari prostate hingga ke urethra pars membranosa (laki-laki) dan midurethra (wanita) Sfingter leher kandung kemih terdiri dari kondensasi otot polos detrusor.Pada fase pengisian ,leher vesica urinaria berada dalam keadaan tertutup untuk menimbulkan kontinensia.Sfingter terbuka saat kontraksi spontan dan kontraksi yang disebabkan stimulasi saraf pelvis. Sfingter eksternus terdiri dari otot lurik ‘slow twitch’ ,dan sifat volunternya mempertahankan tonus dan merupakan mekanisme kontinensia primer.Otot intrinsik ‘slow-twitch’ pula mempertahankan tonus istirahat (relaks) dan dapat ditingkatkan secara volunteer dengan kotraksi otot lurik dasar panggul ,yang terdiri dari kedua ‘slow twitch dan fast twitch’ Urethrovesical Junction Fungsi urethrovesical junction adalah untuk mencegah alir balik urin dari kandung kemih ke traktus urinarius bagian atas.Otot longitudinal ureter membentuk trigone yang bila merenggang mengoklusi muara urethra.Bila terjadi kontraksi otot detrusor yang normal,urethra yang tertarik akan mencegah refluks.Kombinasi kontraksi otot destrusor dan perenggangan trigonal dan urin residual dapat mengobstruksi alir balik urin dari ureter ke kandung kemih. 6 Inervasi dan neurofisiologi Persarafan Traktus urinarius bagian bawah dipersarafi saraf afferent dan efferent kedua system saraf autonomic dan somatic.Inervasi saraf parasimpatis berasal dari segmen sacral 2-4.Saraf simpatis berasal dari T10-12.Saraf somatik motoric berasal dari S2-3 dan berjalan ke otot lurik sfingter uretra melalui nervus pudendal. Terdapat kedua saraf afferent somatic dan visceral yang berjalan dari kandung kemih dan urethra.Saraf afferent somatic dibawa oleh nervus pudendal ,manakala saraf afferent visceral diprojeksi melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Jalur afferent yang normal dimediasi fiber Aδ,yang mengirim informasi Gambar 2.Innervasi Kandung Kemih 7 Refleks Miksi Jalur reflek yang utuh melalui korda spinalis dan pons diperlukan untuk miksi normal.Saraf afferent dari kandung kemih ,adalah sangat esensial buat aktivasi pusat sacral yang seterusnya menyebabkan terjadinya kontraksi ,pembukaan muara kandung kemih,dan relaksasi sfingter.Stimulasi elektrik dan kimia dari pontine medial menyebabkan kontraksi otot destrusor dan relaksasi sfingter external. Fungsi penyimpanan Sfingter external mempunyai fungsi utama dalam penampungan urin. Saraf afferent dari panggul dan nervus pudendal , mengaktivasi kan pleksus sacral dan lateral pontine .Dengan itu,akan terjadi kontraksi sfingter dan supresi impuls parasimpatis pada destrusor.Sebagai tambahan,saraf simpatis teraktivasi dan meningkatkan resistansi uretra dan meningkatkan penampungan kandung kemih. Kontrol Cerebral (suprapontine) Meskipun miksi dan penampungan urin adalah fungsi primer dari system saraf autonom ,namun fungsi ini adalah control volunter dari pusat suprapontine cerebral.Jadi,otot di tempat lain (e.g ekstremitas bawah dan atas,bulbokavernosus) juga dapat berintegrasi untuk membantu fungsi miksi dan penampungan urin. 8 Gambar 3.Jalur Afferen dan Efferen dan System Saraf Pusat dalam miksi. 9 Gambar 4.Jalur dan Sistem Saraf Pusat dalam fungsi penampungan urin. 10 Klasifikasi Neuropathic bladder Klasifikasi yang umumnya digunakan adalah berdasarkan defisit neurologi.Dengan itu,digunakan klasifikasi motoric,spastik,reflektik,pada disinhibisi pada disfungsi yang disebabkan trauma di atas dari pusat miksi spinal chord. Klasifikasi flaccid,atonik,areflexic dan sensorik digunakan untuk mendeskripsi kehilangan fungsi kandungkemih yang terjadi karena trauma pada saraf panggul atau pusat miksi spinal. Klasifikasi neurophatic bladder oleh ‘International Continence Society” seperti di jadwal International Continence Society Detrusor :Normal (N) ,Hyperreflexsic Detrusor: Normal (N), hyperreflexic (+), hyporeflexic (–) Striated sphincter: Normal (N), hyperactive (+),incompetent(–) Sensation: Normal (N), hypersensitive (+), hyposensitive (–) Bors and Comarr Sensory neuron lesion Motor neuron lesion (balanced or unbalanced) Sensory motor neuron lesion Upper motor neuron lesion Lower motor neuron lesion Mixed upper and lower motor neuron lesion Nesbit, Lapides, and Baum Sensory neuron lesion Motor neuron lesion Unihibited bladder Reflex bladder Autonomous bladder 11 Krane Detrusor hyperreflexia Coordinated sphincters Striated muscle dyssynergia Smooth muscle dyssynergia Detrusor areflexia Coordinated sphincters Nonrelaxing striated sphincter Denervated striated sphincter Nonrelaxing smooth sphincter Wain, Benson, and Raezer Failure to empty Failure to store Jadwal 1.Klasifikasi Neuropathic Bladder Neuropathic Bladder karena lesi di atas dari Pusat Miksi Sakral Kebanyakan lesi di atas dari tulang belakang mengakibatkan spastisitas pada kandung kemih.Derajat spastisitas berbeda pada kandung kemih dan urethra,pada lesi ke lesi,dan beda pada tiap pasien.Lesi yang sering ditemukan di tingkat batang otak yang memberi efek pada miksi adalah demensia,cedera vascular,multiple sclerosis,tumor,dan peradangan atau infeksi seperti encephalitis dan meningitis.Lesi ini dapat menimbulkan perubahan fungsi yang berupa frekuensi,dorongan,urin residual,retensi urin,infeksi saluran berkemih berulang dan inkontinensia.Jika lesi berada di atas pusat miksi pontine,kelemahan pada sfingter otot lurik destrusor selalunya tidak terjadi.Namun,ini bisa menimbulkan keluhan ngompol ,karena tidak dapat merasakan keinginan miksi atau terjadinya relaksasi pada sfingter tersebut dan tidak dapat menghambat miksi spontan. 12 Cedera pada tulang belakang disebabkan oleh beberapa kondisi seperti trauma,herniated intervertable disc (HNP) ,lesi vascular,multiple sclerosis,tumor,syringomyelia atau myelitis, dan ada yang bersifat iatrogenic. Spastisitas kandung kemih dan disenergia dapat memyebabkan terjadinya hipertofi destrusor,tekanan miksi yang tinggi,refluks ureteral, dan obstruksi ureter.Seterusnya bila cukup lama,dapat menurunkan fungsi ginjal. Secara umum,neuropathic bladder yang spastik menimbulkan gejala (1) penurunan kapasitas, (2) kontraksi detrusor involunter, (3) tekanan berkemih intravesica tinggi, (4) ditandai hipertrofi dinding kandung kemih, (5) spastisitas dari otot lurik panggul, dan (6) dysreflexia otonom di lesi saraf servikal . Neuropathic Bladder disebabkan lesi di atau di bawah pusat miksi sacral Cedera pada nukleus motorik destrusor Penyebab utama kelemahan kandng kemih adalah lesi pada pusat miksi sacral yaitu di S2S4.Hernia discus vertebralis juga sering menyebabkan terjadinya kelemahan kandung kemih namun seringkali memberi efek pada kauda ekuina dan akar saraf sacral.Lesi pada bagian ini serikngkali inkomplit dan selalunya mengakibatkan keadaan di mana kelemahan kandung kemih dengan kelemahan kontraksi otot .Penebalan mukosa kandung kemih kadang kadang terjadi,namun inkontinensia urin jarang pada lesi ini karena tekanan dalam kandung kemih yang kurang.Keluhan mengedan sering disertai. Cedera pada saraf afferent Pada kondisi ini,mekanismenys bukanlah cedera pada nucleus motoric destrusor tetapi hilangnya input sensorik pada nukleus motorik destrusor atau perubahan sifat motoric yang disebabkan putusnya neurotransmisi di tanduk dorsal sum sum tulang belakang (dorsal horns).Keluhannya sama.Terjadi kehilangan rasa penuh di kandung kemih yang menyebabkan 13 renggangan berlebihan pada destrusor.Atoni destrusor mengakibatkan kontraktilitas lemah dan inefisien.Kapasitas kandung kemih meningkat dan terdapat urin residual signifikan. Secara umumnya,kelemahan kandung kemih ditandai dengan (1) Kapasitas meningkat (2) berkurangnya kontraksi volunteer otot destrusor (3) tekanan intravesical rendah (4) hipertofi ringan dinding kandung kemih (5) pengurangan tonus sfingter ekternus Cedera selektif pada sfingter external Penyebab tersering adalah fraktur pelvis yang merobek saraf yang mempersarafi sfingter ekternus.Keluhan yang bisa timbul adalah inkontinensia.Operasi radikal di daerah perineum jarang mengakibatkan kerusakan motoric pada urethra,tetapi kadang kadang menyebabkan gangguan sensorik sfingter eksternus. 14 Diagnosis Neuropathic Bladder Diagnosis Neuropathic Bladder harus dimulai dengan anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neurologis dan seterusnya radiologi bila diperlukan.Pemeriksaan radiologis yang boleh dilakukan adalah cystourethrography miksi,urografi ekresi,CT Scan ,MRI,dan pemeriksaaan urologi (sistoskopi,ultrasonography),pemeriksaan urodinamik (sistometri,urethral pressure recordings,uroflometry) dan pemeriksaan neurologis (electromyeography,evoke potential) Spastic Neuropathic Bladder Etiologi Spastic Neuropathic Bladder disebabkan oleh kerusakan saraf parsial atau ekstensif di atas conus medullaris (T12) .Kandung kemih berfungsi di tahap reflek segmen tanpa regulasi dari pusat otak. Gejala Klinis Derajat keparahan gejala tergantung pada di mana lesi dan sampai mana lesinya ,juga pada lama cedera.Gejala yang sering adalah miksi involunter,dengan frekuensi sering ,spontan,dan didahului spasme di ekstremitas bawah.Pengurangan rasa penuh,kadang disertai sensasi lemah di bagian bawah abdomen. Tanda Pemeriksaan neurologis lengkap sangat penting untuk menentukan derajat dan batas cedera.Volume kandung kemih pada lesi yang jelas adalah biasanya kurang dari 300 ml ,dan tidak dapat ditentukan dengan perkusi abdominal.Ultrasonography dapat membantu buat menetapkan kapasitas kandung kemih. Pada lesi thoracic dan servikal,distensi kandung kemih (pemasangan kateter) dapat menyebabkan terjadinya hipertensi,bradikardia ,myalgia,piloereksi dan peningkatan keringat. Fenomena ini 15 dinamakan disrefleksia autonomic.Hal ini diakibatkan,stimulasi saraf autunomik afferent panggul dan saraf somatic afferent. Pemeriksaan Penunjang Sering disertai infeksi saluran kencing beberapa kali pada pasien di bawah penyembuhan spinal shock.Urin yang stasis,immobilisasi yang lama dan infeksi saluran kemih yang lama dapat menjadi predisposisi pembentukan batu .Kadang disertai penurunan fungsi ginjal,bila tidak ditangani dengan cepat.Hematuri dan Uremia juga dapat ditemukan, Pada pemeriksaan radiologis,gambaran yang biasa ditemukan gambaran penebalan dinding kandung kemih dengan pengurangan kapasitas.Gambaran yang ditemukan adalah dilatasi leher kandung kemih .Gambaran pada ginjal yang menunjukkan kesan bekas pyelonephritis ,hidronephrosis dan gambaran batu dapat juga ditemukkan.Pada pemeriksaan rontgen miksi (voiding ) dapat ditemukan penyempitan dan segmen striktur di urethra. Pemeriksaan sistoskopi dan panendoskopi dapat membantu menilai integrity urethra dan mengidentifikasi daerah striktur. Mildly Spastic Neuromuscular Dysfunction Lesi inkomplit pada korteks serebral ,traktus piramidalis,atau medulla spinalis dapat melemahkan tetapi tidak menghapuskan tahanan korteks.Pasien dapat mempunyai keluhan peningkatan frekuensi,nokturia,inkontinensia urin.Penyebab yang tersering adalah tumor otak,Parkinson’s disease,multiple sclerosis,demensia,trauma kepala,diskus prolaps,atau cedera parsial tulang belakang. Gejala Gejala klinis utama yang ditemukan adalah peningkatan frekuensi,nokturia,dan urgensi miksi yang meningkat.Selain itu,terdapat gejala,sulit memulakan miksi,miksi berganda,dan urin residual.Inkontinensia bisa bervariasi dari penetesan urin pre atau pasca miksi sampai dari miksi involunter komplit di mana pasien tidak mampu mengawal kencing sekali dimulai. 16 Tanda Gangguan disfungsi miksi tidak selalu sejajar dengan deficit neurologis.Disabilitas fisik yang sedikit dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih dan sebaliknya.Namun adalah selalu penting untuk memeriksa fungsi ekstremitas bawah dan refleks perineal untuk melihat hiperrefleksia. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan rontgen,gambaran minimal pada kedua ekstremitas atas dan bawah.Gambaran yang bermakna adalah volume kandung kemih yang berkurang dan penebalan dinding kandung kemih. Pada pemeriksaan sistografi dan urethroscopi ,tidak terdapat perubahan signifikan.Kelainan yang mungkin ditemukan adalah iritabilitas destrusor dan sfingter ringan dan kapasitas kandung kemih yang berkurang. Flaccid (atonic) Bladder Cedera langsung pada inervasi saraf perifer kandung kemih atau korda sacral S2 -4 menyebabkan kandung kemih yang paralisis atonik .Secara karakteristik,flaccid bladder mempunyai kapasitas besar,tekanan intravesikal yang rendah,tidak adanya kontraksi involunter kandung kemih.Penebalan dinding kandung kemih dapat dilihat karena otot polos yang aktif secara intrinsik.Penyebab tersering untuk keadaan ini adalah Trauma,tumor,dan kelainan kongenitl (spina bifida,meningomycocele) Gejala Klinis Pasien dapat merasakan paralisis pada kandung kemih dan hilang sensasi di otot dan dermatom di bawah batas cedera.Gejala utama adalah inkontinensia berlebihan.Pada pasien pria,dapat disertai gangguan ereksi. Tanda Klinis Perubahan neurologis umumnya pada neuron motorik bawah.Refleks ektremitas hipoaktif atau menghilang.Hilang atau berkurangnya sensasi.Adalah penting untuk memeriksa sensitas pada 17 penis(S2) dan perianal region (S2-3) untuk membedakan cedera parsial atau cedera campuran. Tonus anal (S2) harus dibandingkan dengan tonus levator ani (S3-4) ,sensasi pada bagian luar atas kaki (S2),tapak kaki (S2-3) dan jempol kaki (S3) untuk membuktikan cedera sacral campuran. Gambar 5.Distribusi dermatome perianal. Pemeriksaan Penunjang Pada pasien atoni atau flaccid bladder selalunya dipasang kateter,dan akibat pemasangan kateter dapat menimbulkan infeksi .Ini akan menunjukkan leukositosis pada pemeriksaan darah lengkap.Jarang terjadi penurunan fungsi ginjal,karena tekanan intravesika rendah.Namun gagal ginjal kronik sekunder kepada pyelonephritis,hydronephrosis atau pembentukan calculus dapat terjadi. Foto polos abdomen bisa menunjukkan fraktur lumbal atau ekstensif spina bifida(penyebab).Pada pemeriksaan sistogram dapat dilihat kelainan morfologik pada destrusor,tampak besar dan berotot polos dan dapat dilihat refluk vesikoureteral. 18 Diagnosis Banding Diagnosis Neuropathic bladder harus ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap.Gangguan neurologis dapat dibuktikan dengan reflek sacral abnormal dan pengurangan sensasi di perineal.Diagnosis banding yang dapat diambil adalah sistisis,urethritis kronik,iritasi vesika sekunder pada gangguan psikis,sistisis interstitial,cystocele,dan obstruksi orificium interna. Penatalaksanaan Neuropathic Bladder Penatalaksanaan untuk semua jenis neuroplatik bladder adalah untuk mengembalikan aktifiytas bertekanan rendah di dalam kandung kemih. Dengan itu fungsi ginjal dapat dipertahankan, kontinensia urin dapat dikembalikan dan infeksi dapat dikawal. 1. Trauma Spinal Pada trauma spinal yang berat, kandung kemih menjadi atomic. Pada cedera spinal suprasegmental, kandung kemih dapat mengembalikan kemampuan kontrasidiktas secara bertahap dalam beberapa bulan. Pada pasien dengan trauma kordasakral, apabila cukup kompleks dapat menyebabkan kandung kemih yang atomic secara permanen. Pada trauma spinal kandung kemih harus segera dikosongkan dan dipertahankan. Distensi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada otot polos destrusol dan membatasi penyembuhan fungsi kandung kemih. Katerisasi intermiten dengan teknik asepsis merupakan tindakan yang paling baik. Ini mengurangkan infeksi trakstus urinarius dan komplikasi kateter seperti stripto, abses, erosi dan batu. Bila penggunaan folley kateter diperlukan, beberapa syarat harus dipenuhi; kateter tidak boleh lebih besar dari 16 F dan harus terbuat dari silicon dan fiksasi harus dilakukan di abdomen. 19 Beberapa urolog lebih memilih utnuk melakukan tidakan sistostomi supraphobik, untuk menghindari komplikasi kateter. Untuk mengawal infeksi, irigasi kandung kemih dengan cairan antibiotic, penggunaan antibiotic sistemik, atau pengguanaan antibiotic local pada miatus uretra tidak begitu signifikan. Namun intake cairan sebanyak 2-3 liter harus dipertahankan untuk mengurangkan stasis urin dan mengurangkan konsentrasi kalsium di dalam urin. Mobilasasi penting untuk drainase ginjal dan uretra. 2. Tipe spesifik neuroplatik bladder Spastik neuroplatik bladder Pada pasien dengan kapasitas kandung kemih yang cukup, rehabilitasi kandung kemih harus dilakukan. Pasien haruslah dapat menahan kencing untuk 2-3 jam dan tidak ada fase inkontinensia. Miksi harus diinisiasi menggunakan ‘trigger techniques”-mengetuk bagian suprapubik, menarik rambut pubis, meremas penis, atau menggaruk kulit abdomen bagian bawah, genitalia atau paha Pada pasien dengan pengurangan kapasitas kandung kemih kurang dari 100 ml, miksi involunter dapat terjadi setiap 15 menit. Regimen penatalaksanaan yang boleh dilakukan adalah; -pemasangan kateter permanen dengan atau tanpa anti kolinergik -pemasangan kondom kateter pada paseien laki-laki apabla volume urin sedikit dan tekanan intravesika lebih 40 cm pada evaluasi urodinamik -sfingterektomi pada laki-laki -konversi spastik bladder ke flaccid bladder dengan cara rizotomi sacral -neurostimulasi saraf saklar untuk evakuasi kandung kemih -diversi urinarial untuk penurunan fungsi stracktus urinarus bagian atas yang progresif dan irreversible 20 -pada pasien wanita dengan splastik bladder tidak boleh dilakukan spinteroktomi. Apabila terapi farmakologi tidak berkesan, konversi ke flaccid bladder harus dilakukan. Pengunaan obat parasimpatolitik dapat mengurangkan inkontenensia yang tidak disebabkan oleh relaksasi sfingter disinhibisi atau perubahan pada otot kandung kemih .Obat yang boleh digunakan adalah oxybutin chloride,5 mg,2-3 kali sehari.Ditropan XL,satu kali sehari,dichlomine hydrochloride ,80 mg dibagi 4 dosis per hari,methanteline bromide 15 mg,30 mnit sebelum makan,dan 30 mg sebelum tidur.Namun efek samping obat obatan ini cukup banyak sehingga pasien sering kali tidak dapat mentoleransir pengunaanya. Di beberapa rumah sakit,pengunaan injeksi botulinum –A toxin sebanyak 85-300 unit pada 30-40 tempat di otot detrusor telah dikaji.Respon awal cukup meyakinkan,dengan meningkatnya kapasitas kandung kemih yang signifikan. Neuroprostetik juga merupakan alternative yang makin banyak digunakan.Pasien dievaluasi untuk pengunaan bladder pacemaker dengan monitoring urodinamik kandung kemih dan respon sfingter terhadap stimulasi saraf sacral.Blok selektif kemudian di lakukan pada saraf pudendal kiri dan kanan.Apabila miksi positif,pasien dianggap sesuai buat protetik kandung kemih. Flaccid Neuropathic Bladder Bila lesi neurologic merusak pusat miksi di otak,miksi volunteer tidak dapat dicapai tanpa diberi tekanan eksternal di suprapubik yang juga dikenal sebagai crede maneuver. Evakuasi kandung kemih dapat docapai dengan penegangan menggunakan otot abdominal dan diafragmatik untuk meningkatkan tekanan intra abdominal. Pada cedera parsial neuron motoric bawah, miksi harus dilatih tiap 2 jam untuk mencegah terjadinya pengompolan (bladder training and care), ini dapat melindungi kandung kemih dari distensi berlebihan, disebakan oleh urin residual. 21 Pada pasiesn dengan kapasitas kandung kemih yang cukup dapat dipasang kateter intermittent dengan drainase dilakukan tiap 3-6 jam. Teknik ini mengurangi urin residual, mencegah infeksi, mencegah inkontinensia dan melindungi traktus urinarius atas dari kerusakan. Pada flaccid bladder yang penyebabnya adalah obstruksi orificium internal dan ritensi urin residual akibat hipertrofi leher kandung kemih atau pembesaran prostat dapat dilakukan riseksi trans uretral. Inkontinensia urin komplit yang disebabkan oleh ketidakmampuan sfingter dapat ditatalaksana dengan pemasangan implant artificial sfingter. Rekonstruksi leher kandung kemih dapat dipertimbangkan sebagai usaha meningkatkan resistensi orifisium internal. Inkontinesia pada pasien dengan flaccid bladder dapat diterapi dengan obat golongan parasimfatomimetik dan neuro stimulasi Komplikasi Neuroplatik Bladder Komplikasi utama pada neuroplatik bladder adalah infeksi saluran kemih, hidronefrosis sekunder dari refluks uretral dan pembentukan batu, disfungsi seksual, disrefleksia otonomik. Faktor primer yang menyebabkan komplikasi ini adalah adanya urin residual, tekanan intravesika tingggi yang menetap dan imobilisasi. Prognosis Prognosis buruk pada pasien neuroplatik bladder dengan gagal ginjal progresif. Kemajuan di dalam tata laksana neuroplatik bladder dengan observasi pasien berkala telah meningkatkan hasil daya hidup jangka panjang. 22 23