URGENSI PERENCANAAN STRATEJIK BAGI PENINGKATAN KINERJA LEMBAGA DIKLAT Oleh : Mahmun Syarif Nasution Abstrak Pentingnya perencanan stratejik sudah diakui banyak ahli manajemen. Namun dalam penerapannya terkesan hanya sebatas memenuhi tugas administrasi. Bagi lembaga diklat perencanaan stratejik dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam proses perencanaan tahunan sehingga kinerja lembaga diklat dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap. Renstra yang disusun berorientasi atas empat perspektif, yaitu; perspeftif pelanggan, internal proses, keuangan, dan pertubuhan dan pembelajaran. Dengan melakukan pemetaan atas keempat perspektif diharapkan lembaga diklat mengarahkan kemampuan sumberdaya kepada pencapaian hasil. Kajian berikut ini akan menelusuri bagaimana manfaat yang diperoleh lembaga diklat dengan menerapkan perencanaan stratejik. Kata kunci : Renstra, peningkatan kinerja, lembaga diklat. Pendahuluan Perencanaan stratejik (Renstra) adalah suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu satu sampai dengan lima tahun. Sebagai perencanaan yang berorientasi hasil Renstra lebih focus menetapkan sasaran-sasaran tertentu untuk lima tahun kedepan dengan memanfaatkan informasi mengenai keadaan dan kemampuan organisasi saat ini. Disisi lain, setiap instansi pemerintah berkewajiban menyusun Renstra sebagai bagian dari upaya perbaikan perencanaan. Renstra disusun dengan mempedomani Renstra organisasi di atasnya dan selanjutnya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dalam praktek penyusunan Rensra di lingkungan lembaga diklat, Renstra terkadang hanya dijadikan sebatas dokumen untuk pelaporan saja. Renstra belum digunakan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan tahunan. RKT yang disusun belum berorientasi kinerja dan dibuat setelah proses penganggaran sudah final. Padahal sesuai Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara perencanaan kinerja menggunakan performance budget ataupun penganggaran berbasis kinerja (ABK). Dalam ABK penyusunan anggaran dilakukan dengan pendekatan anggaran kinerja. Penganggaran dilakukan dengan menjelaskan keterkaitan antara dana yang diberikan dengan outcome (hasil/dampak) dan/atau output (keluaran) yang didapatkan. ABK dapat disusun dengan merujuk kepada Renstra lembaga diklat karena dalam dokumen Renstra terdapat catatan tentang kinerja ataupun sasaran yang akan dicapai. Disisi lain tuntutan reformasi birokrasi mendorong birokrasi pemerintah bertindak professional dalam tugas pelayanan masyarakat. Lembaga diklat pemerintah diharapkan mampu menghasilkan alumni diklat yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang baik sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Diperlukan langkah strategi yang tepat untuk mampu menjadikan lembaga diklat sebagai “bengkel kinerja” PNS. Tantangan lembaga diklat dalam tugas pembinaan ini jelas sangat besar mengingat mentalitas PNS yang ada saat ini terkesan kurang disiplin, rendah produktivitas, cenderung korupsi dan lain sebagainya. Tantangan tersebut di tambah lagi dengan pengaruh tehnologi informasi disegala lini kehidupan manusia. Diperlukan analisis lingkungan stratejik internal dan eksternal dalam Renstra sehingga dapat menghasilkan strategi mencapai tujuan dan sasaran yang tepat dan pemilihan prioritas kegiatan yang relevan. Renstra yang disusun diharapkan memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi serta tujuan dan sasaran organisasi. Tulisan berikut ini mencoba untuk mendiskusikan bagaimana urgensi perencanaan stratetik bagi peningkatan kinerja lembaga diklat. Pengertian Renstra Perencanaan stratejik merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan ansitipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sitematis. Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) yang merupakan instrumen pertanggungjawaban kinerja, perencanaan stratejik merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan stratejik instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumberdaya manusia dan sumberdaya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan stratejik nasional dan global serta tetap berada dalam sitem manajemen nasional. Rencana stratejik menggambarkan bagaimana setiap isu stratejik akan dipecahkan. Suatu strateji mencakup sejumlah langkah atau taktik yang dirancang untuk mencapai setiap strateji yang dicanangkan termasuk pemberian tanggungjawab, jadwal dan sumber-sumber daya. Strateji merupakan komitmen organisasi secara keseluruhan terhadap kelompok nilai-nilai, filosofi-filosofi operasional dan prioritas-prioritas. Dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan perencanaan stratejik merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Stratejik mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Perencanaan Stratejik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses ataupun siklus system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) yang terdiri dari komponen-komponen yang merupakan satu kesatuan, yakni perencanaan stratejik (Renstra), perencanaan kinerja tahunan (Renja), pengukuran dan evaluasi kinerja serta pelaporan kinerja. Adapun siklus SAKIP dapat digambarkan sebagai berikut; Perencanaan Stratejik Perencanaan Stratejik Perencanaan Stratejik Akuntabilitas Kinerja Perencanaan Stratejik Gambar : Siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Komponen Rencana Stratejik Dokumen Rencana Stratejik setidaknya memuat/ berisi visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) sebagai berikut; 1. Visi. Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif dan inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah 2. Misi. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh angota organisasi dan fihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. 3. Tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangkan waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu analisis stratejik. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaratn, kebijakan dan program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. 4. Sasaran. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indicator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Setiap indicator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya masing-masing) 5. Strategi. Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan program-program. 6. Kebijakan. Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapan oleh yang berwewenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/ kegiatanguna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi instansi pemerintah. 7. Program. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasilyang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu. Penyusunan Renstra Kediklatan Renstra kediklatan memuat visi, misi, tujuan, sasaran stratejik dan cara mencapai tujuan dan sasaran Renstra disusun setelah melakukan analisis faktor kunci keberhasilan (FKK). FKK dapat dilakukan dengan analisis stratejik atas factor internal dan eksternal organisasi dengan memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi. Dalam penyusunan Renstra sasaran organisasi sebagai suatu pernyataan hasil dan target yang ingin dicapai pada umumnya berbeda dengan lembaga lainnya. Penyusunan Renstra lembaga diklat sebagai organisasi public dikaitkan dengan spesifikasi lembaga diklat. Lembaga diklat menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap PNS untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. Berdasarkan tugas dan fungsi ini maka pelayanan peserta (pelanggan) menjadi focus utama diklat. Berbeda dengan organisasi bisnis dimana focus utamanya adalah tujuan financial ataupun laba. Adapun focus hasil dalam Renstra kediklatan diuraikan sebagai berikut; a. Perspektif Pelanggan. Dalam perspektif ini ditekankan bagaimana lembaga diklat mampu memberikan pelayanan prima kepada peserta diklat sehingga kompetensi dan profesionalitas peserta dapat ditingkatkan. Perspektif ini berfokus pada upaya menyajikan pelayanan diklat yang bermanfaat bagi peserta diklat secara langsung dan membawa manfaat bagi satuan kerja asal peserta diklat. b. Perspektif Internal Proses Pengukuran pada perspektif ini mengacu pada proses kerja yang dilakukan dalam lembaga diklat.. Apakah lembaga diklat telah melakukan proses pembelajaran yang mampu memotivasi kretivitas peserta. Apakah tenaga pengajar yang menyampaikan materi pembelajaran kompeten dan sesuai bidangnya. Apakah kurikulum diklat relevan dengan kebutuhan peserta. Apakah alokasi waktu pembelajaran disampaikan secara konsisten. Perspektif internal proses merupakan inti dari pencapaia kinerja manajemen sektor publik. c. Persfektif Keuangan Keberhasilan lembaga diklat diukur berdasarkan pemanfaatan anggaran. Apakah lembaga diklat memiliki akuntabilitas keuangan yang memadai dalam mengelola kegiatan diklat.. Berapa persenkah daya serap anggaran yang tercapai. Apakah efisiensi anggaran dapat tercapai ? d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini memiliki penekanan yang sama dengan balanced scorecard sector bisnis, yaitu; mampukah lembaga diklat menjadi learning organization, dimana orang-orangnya secara terus menerus memperluas kapasitas mereka untuk mewujudkan tujuan organisasi?. Manfaat Renstra bagi Kediklatan Perencanaan stratejik sangat bermanfaat dan diperlukan bagi peningkatan kinerja lembaga diklat untuk beberapa alasan : 1. Untuk merencanakan perubahan mendasar dalam lingkungan diklat yang semakin kompleks. Berbagai perkembangan yang sangat cepat dalam era informasi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan inovasi pembelajaran seperti; kurikulum, methodology dan pemanfaatan media yang beragam serta pemanfaatan tehnologi informasi dalam diklat. Perkembangan ini ditandai dengan serta semakin meningkatnya tuntutan peserta akan materi pembelajaran yang lebih segar dan menyenangkan. Hal inilah yang mendorong lembaga diklat untuk melakukan perubahan mendasar. Dengan dicanangkannya perencanaan stratejik, organisasi dapat menyiapkan perubahan secara proaktif yang bukan hanya sekedar bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. 2. Untuk pengelolaan keberhasilan. Perencanaan stratejik akan menuntun diagnosa lembaga diklat terhadap pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif. Dalam renstra dibahas indicator-indikator yang menjadi acuan atas keberhasilan dan target yang ingin dicapai. Dengan perencanaan stratejik, organisasi dapat membangun stratejinya sebagai bagian penting dari perencanaan yang berorientasi hasil. Kapabilitas dan sumber daya difokuskan secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. 3. Berorientasi masa depan. Perencanaan stratejik memungkinkan lembaga diklat untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan dimasa mendatang. Perencanaan stratejik memerlukan pengumpulan informasi secara menyeluruh untuk kemudian menyiapkan analisis atas berbagai alternatif dan implikasi yang dapat diarahkan pada masa mendatang. 4. Adaptif. Fleksibilitas merupakan suatu kriteria yang sangat penting dalam perencanaan stratejik walaupun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan jangka panjang. Penyesuaian terhadap perkembangan yang muncul dapat dilakukan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Capaian terhadap indikator kinerja dan mengukur kemajuan capaian hasil tetap menjadi fokus utama dalam perencanaan stratejik. 5. Pelayanan prima. Dalam era globalisasi ini, pelayanan kepada masyarakat merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Disamping, dalam era keterbukaan pengguna diklat menuntut penyelenggaraan diklat untuk memberikan pelayanan prima sekaligus mendapatkan materi pembelajaran yang bermanfaat bagi tugas jabatannya. Kepuasan pelanggan merupakan faktor penentu keberhasilan bagi setiap organisasi. Oleh karena itu pemahaman terhadap siapa pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan sangat diperlukan. Untuk itu pola-pola pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. 6. Meningkatkan komunikasi. Implementasi perencanaan stratejik akan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi perbedaan kepentingan dan nilai, mendorong proses pengambilan keputusan yang teratur serta keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dalam implementasi perencanaan stratejik, organisasi dapat meningkatkan komunikasi baik vertikal maupun horizontal antar unit kerja. Kesimpulan Renstra merupakan rencana induk yang menjadi rujukan dalam proses perencanaan dan penganggaran. Renstra yang disusun berisi tentang visi, misi tujuan dan sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran. Renstra kediklatan menjelaskan keberadaan lembaga diklat pada saat ini sekaligus menjelaskan arah kemana akan dibawa sehingga tetap eksis dan berkontribusi bagi masyarakat secara keseluruhan. Renstra menjelaskan apa dan siapa, dimana posisi kita sekarang dan apa tujuan kita pada masa yang akan datang serta bagaimana cara kita mencapai tujuan itu Bagi lembaga diklat, Renstra sangat bermanfaat untuk mengelola perubahan perencanaan yang berorientasi pencapaian hasil. Perubahan yang mendasar yang terjadi di lingkungan stratejik kediklatan menuntut lembaga diklat untuk mengelola diklat dengan manajemen kinerja dengan melakukan perencanan yang berorientasi hasil. Renstra dapat menjadi acuan bersama dalam perencanaan masing-masing unit untuk mencapai target yang disepakati. Komitmen akan pencapaian hasil mendorong lembaga diklat untuk memperbaiki kinerja dari tahun ke tahun. Daftar Pustaka Ahmad Nurmandi, Manajemen Pelayanan Publik,Sinergi Visi Utama, Yogyakarta, 2010 Lijan Poltak Sinambela, dkk.Reformasi Pelayanan Publik, Bumi Aksara, Jakarta, 2010 Ismail Muhammad, Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LAN, 2004 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Jabatan Pegawai Negeri Sipi Soni Yuwono., dkk., Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. PT. Gramedia Pustaka Utama , Jakarta, 2003