BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Marketing Pemasaran umumnya dilihat sebagai tugas menciptakan, mempromosikan serta menyerahkan barang atau jasa ke konsumen atau ke perusahaan lain. Paradigma semacam itu merupakan cara pandang yang kurang tepat, karena lingkup pemasaran yang sesungguhnya lebih luas dan kompleks. Marketing adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap kembali nilai dari pelanggan ( Kotler& Armstrong ; 2010 ). Marketing, melebihi fungsi bisnis apapun, berurusan dengan pelanggan, menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern dalam praktik. Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama marketing adalah menarik pelanggan baru dengan menjajikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Banyak orang mengira pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah puncak gunung es pemasaran. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama “katakan dan jual” tetapi dalam 8 pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan dengan baik,mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk – produk ini akan terjual dengan mudah. 8 10 Konsep pemasaran adalah ketika suatu organisasi memusatkan seluruh upayanya untuk memuaskan pelanggannya secara menguntungkan. Konsep pemasaran adalah suatu ide yang sederhana namun sangat penting ( Cannon. Perreanlt. McCarthy ; 2008 ). Konsep pesaran bukanlah ide yang baru konsep ini sudah ada sejak lama, namun beberapa manajer tidak terlalu tertarik dengan kebutuhan pelanggan. Para manajer ini masih memiliki orientasi produk, membuat produk apapun yang mudah untuk di produksi kemudian berusaha menjualnya. Mereka menganggap pelanggan ada untuk membeli output perusahaan tersebut dan bukannya perusahaan ada untuk melayani pelanggan dan luas lagi kebutuhan masyarakat. Seorang manajer yang mengadopsi konsep pemasaran memandang keputusan pelanggan sebagai jalan menuju keuntungan. Dengan memahami secara lebih baik apa yang dibutuhkan untuk memuaskan seorang pelanggan, akan berguna bagi kita untuk mengambil cara pandang pelanggan. 2.1.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler ( 2005, p17) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Pendekatan bauran pemasaran terhadap pemasaran adalah suatu model dari pembuatan dan implementasi dari strategi pemasaran, yang menekankan pada pencampuran faktor-faktor yang ada pada organisasi dan konsumen. Oleh karna itu bauran pemasaran tidak dapat dipisahkan dari strategi pemasaran. Untuk lebih memahami bauran pemasaran berikut ada beberapa deskripsi tentang bauran pemasaran. 11 Menurut Kotler (2008, p18) bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. “ Bauran Pemasaran terdiri dari apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, yang dikenal dengan 4P, yakni : Product, Price, Place, Promotion ”. 1. Produk ( Product ) Menurut Umar (2005, p31) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, untuk dibeli, digunakan untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Yang termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga jasa atau layanan. Produk dapat dibeda-bedakan kedalam beberapa macam. Untuk produk barang misalkan dalam bentuk seperti mutu, ciri, desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuiah produk untuk menjalankan fungsinya. Ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain dapat menyumbang kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. 2. Harga ( Price ) 12 Menurut Umar (2005, p32) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. 3. Distribusi ( Place ) Menurut David (2006, p182) Distribusi mencaput perdagangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi took paritel, teori penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi, penjual partai besar dan peritel. 4. Promosi ( Promotion ) Promosi tidak hanya membahas mengenai produk, harga produk, dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini perlu disusun strategi Bauran Promosi yang terdiri dari periklanan (Advertising), promosi penjualan (Sales Promotion), hubungan masyarakat (Public Relation), dan penjualan perorangan (Personal Selling). (Umar, 2005, p35). Dari definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa bauran pesaran adalah alat pemasaran yang terdiri dari Product, Price, Place, Promotion yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasaran yang dituju. 2.1.3 Definisi Integrated Marketing Communication 13 IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan ( Terence A.Shimp : 2006 ). Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa–masa datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif 2.1.3.1 Ciri – Ciri Integrated Marketing Comunication 1. Mempengaruhi Perilaku Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau memperbaiki perilaku konsumen terhadap merek 2. Berawal dari Pelanggan dan Calon Pelanggan Bahwa prosesnya diawali dari pelanggan, kemudian berbalik kepada komunikator merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasif. 3. Menggunakan Seluruh Bentuk Kontak 14 Bahwa ia merefleksikan kesediaan menggunakan bentuk kontak komunikasi apap pun, asalkan merupakan yang terbaik dalam upaya menjangkau khalayak dan tidak menetapkan suatu media tertentu sebelumnya. 4. Menciptakan Sinergi Semua elemen komunikasi ( iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dll ) harus berbicara dengan satu suara ; koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh ,serta dapat membuat konsumen melakukan aksi. 5. Menjalin Hubungan Kepercayaan bahwa komunikasi pemasaran bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dengan pelanggannya.dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah kunci dari pemasaran modern dan bahwa IMC adalah kunci dari terjalinnya hubungan tersebut. 2.1.3.2 Model Planing Proses Intergrated Marketing Comunication 15 REVIEW PROSES SITUASI ANALYSIS PROSES KOMUNIKASI BUDGET DETERMINATION DIRECT MARKETING PROGRAM IMC PUBLIC RELATION PROMOTION IKLAN SALES STRATEGI OBJEKTIF MEDIA STRATEGI IMC STRATEGI IMC PROGRAM (EVALUASI) 2.1.4 Definisi Periklanan 16 Periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh seseorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk ( ide, barang, jasa ) ataupun organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat ( M.Suyanto:2004 ). Diperusahaan kecil, iklan ditangani oleh orang di departemen pemasaran atau penjualan yang bekerjasama dengan biro iklan, sedangkan diperusahaan besar sudah ada departemen periklanan sendiri. Manajemen periklanan merupakan proses 5 tahap yang dikenal dengan 5 M: penetapan tujuan (Mission), keputusan tentang anggaran (Money), penetapan media (Media), dan evaluasi management kampanye (Measurement). Penetapan Tujuan Penetapan Anggaran Evaluation 2.1.4.1 Tujuan Periklanan 17 Penetapan periklanan harus berdasarkan keputusan–keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran, setelah pasar sasaran, strategi penentuan posisi dan bauran pemasaran jelas, baru ditetapkan tujuan periklanan. Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya, yakni member informasi, persuasi, mengingatkan para pembeli, menambah nilai, dan membantu aktivitas lain perusahaan. 2.1.4.2 Sejarah Periklanan Outdoor Ribuan tahun yang lalu, orang mesir menggunakan sebuah tugu batu yang tinggi untuk memublikasikan hukum dan perjanjian ini merupakan bentuk permulaan periklanan outdoor. Melalui publikasi dalam bentuk tugu, bangsa manusia mempunyai iklan pertama mereka. Ketika Johanes Gutenberg menciptakan pencetak huruf yang dapat bergerak, periklanan melalui surat selebaran atau surat edaran. Pada 1796, Ketika proses litografis ( cetakan dari batu / logam yang ditulisi atau digambari ) telah mencapai kesempurnaannya, poster bergambar yang pertama dibuat. Pada saat itu poster digunakan untuk menyampaikan pesan dalam periode waktu yang tetap dan dipajang didaerah yang memiliki lalu lintas padat. Orang Amerika menggunakan billboard pada awalnya ketika pertunjukkan sirkus datang kekota. New York merupakan kota pertama yang dipasangi poster outdoor besar (lebih dari 50 kaki persegi). 2.1.4.3 Jenis – Jenis Periklanan Outdoor 18 Setelah kedatangan teknologi digital, billboard yang dicat dengan tangan diganti dengan teknologi komputer. Selanjutnya, periklanan outdoor pun berkembang. Selain billboard, bentuknya dapat berupa poster, periklanan transit, mobile panel, premiere panel, display ditempat perbelanjaan, periklanan kios, ditulisan diudara, balon–balon besar, T-shirt yang dipenuhi logo–logo dan sebagiannya. Satu hal yang sama dari iklan– iklan tersebut, yaitu dapat dilihat oleh konsumen diluar rumah mereka. Itulah sebabnya disebut iklan luar rumah ( outdoor / out of home advertising ). Outdoor dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu Billboard, Street Furniture, Transit, dan Alternative Media. • Billboard Billboard merupakan periklanan outdoor yang paling utama. Billboard dirancang dengan tujuan memperkenalkan nama merek. Billboard biasanya terpampang dijalan raya yang lalu lintasnya ramai. Iklan yang menempel pada billboard sekarang ini lebih banyak dibuat menggunakan teknologi digital. Bahan yang digunakan untuk mencetak iklan dengan teknologi digital ini biasanya tahan air dan juga panas yang biasanya disebut vinil. Billboard meliputi bulletin, spectacular display, wall mural, vinyl/wripped poster,30-sheet poster dan 8 sheet poster • Street Furniture Periklanan outdoor lainnya adalah street furniture. Iklan street furniture, kiosk convenience storedi dan shopping mall, stasiun bis,stasiun kereta api maupun dibandara udara. • Transit 19 Periklanan outdoor lainnya adalah transit. Iklan transit dapat berupa iklan di bus, mobil, taksi, kereta api, dan subway, truk, bandara dan dililitkan pada kendaraan. Iklan outdoor procter dan gamble tide menggunakan jenis transit yang ditempelkan pada badan bis. • Alternative media Periklanan outdoor dapat pula berupa alternative media, misalnya tulisan diudara, arena dan stadion, kapal laut, kampus, resort dan leisure interior place – based, exterior gedung bioskop. 2.1.4.4 Content Of Outdoor • Gambar dan Tulisan Kekuatan elemen visual dalam iklan majalah sering telah dibuktikan. Gambar sedeharna untuk proses dan mudah diingat yang dapat mengakibatkan pengakuan lebih cepat rata–rata iklan majalah menerima 1 atau 2 detik perhatian. Elemen visual adalah daya tarik utama 90% dari pembaca majalah pertama melihat elemen grafis dari sekelompok itu, 65% memproses grafis. Majalah menyarankan dominasi visual yang sebanding dalam poster iklan luar ruang. Lebih spesifik, ukuran gambar grafis muncul untuk berkontribusi pada hubungan yang benar dengan merek dan berkorelasi positif dengan pengenalan produk. Pencarian sebelumnya menunjukkan hubungan positif antara persentase poster diberikan kepada unsur – unsur visual dan recall atau pengakuan untuk poster iklan luar ruang juga. Itu masuk akal untuk mengharapkan, oleh karena itu 20 peningkatan elemen visual akan meningkatkan efektifitas poster iklan luar ruang. Tidak dapat menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan gambar dan recall. Sebagai penjelasan yang mungkin mereka menawarkan fakta bahwa persentase elemen visual kurang lebih sama disemua poster. • Visual Elemen Dalam berbagai penelitian baik cetak dengan iklan luar ruang hubungan yang positif telah ditunjukkan antara penggunaan foto dan pengakuan. Orang memiliki kapasitas ditandai untuk mengingat informasi konkrit seperti foto. Apalagi, daya tarik yang realistis ( dan menyenangkan ) citra gambar yang tinggi dan nyata, karena itu bisa diharapkan untuk meningkatkan efektifitas iklan luar ruang. Akan terlihat bahwa foto yang lebih menangkap dari ilustrasi. Namun adanya efek negatif dengan penggunaan foto dalam poster iklan luar ruang. • Amount and Size Of Text Karena sifat sekilas kontak konsumen dengan iklan luar ruang untuk Gibson & sanger ( 2001 ). Banyak penelitian dari kedua cetak dan iklan luar ruang telah menunjukkan jumlah teks berkorelasi negatif dengan perhatian mengingat pengakuan dan daya tarik iklan. Penelitian tentang iklan dimedia cetak menunjukkan teks yang harus mudah dibaca, mengurangi usaha yang diperlukan dari recipient pesan iklan. Bhargawa, donthu, dan caronn tidak menemukkan hubungan antara ukuran teks dan recall dalam penelitian ini. Karena itu bahwa daya tarik iklan luar ruang akan berkurang karena jumlah tek, ukuran teks, dinyatakan dalam ukuran huruf rata–rata harus positif dengan efektifitas dan daya tarik poster iklan luar ruang. 21 • Elemen Angka Sebagai jumlah elemen dalam meningkat poster, iklan billboard menjalankan resiko menajdi lebih terkelompok, membingungkan dan tidak fokus, alternative, sedikit dalam poster umumnya menciptakan lingkungann iklan yang lebih efektif. “ Poster selesai ketika anda tidak dapat menemukan satu elemen untuk menghapus ” (Franzen: 1994). • Humor Humor dapat memiliki pengaruh positif pada efektivitas iklan. Hubungan positf antara humor dan mengingat telah dibuktikan untuk iklan billboard. Tapi humor dapat mengalihkan perhatian dari identifikasi merek. Ada juga resiko bahwa humor akan diingat,tapi bukan merek efek humor yang tidak jelas dan diperdebatkan. • Warna dan layout Warna dapat membangkitkan gambar, gagasan, dan perasaan. Dalam menciptakan iklan, pilihan warna biasanya didasarkan pada intuisi dan bukti. Pendapat berbeda tentang efek warna untuk poster billboard, dalam lingkungan dimana warna merah siap memiliki fungsi sinyal yang jelas dilampu lalu lintas, kita bisa berargumen bahwa warna ini mungkin memiliki pengaruh negative,disisi lain kekuatan berhenti yang mungkin bekerja untuk menarik dan menahan perhatian orang yang lewat. 2.1.5 Menentukkan Kriteria 22 Pada tahap ini adalah menentukan kriteria–kriteria yan dibutuhkan oleh user. Kriteria yang dibuat merupakan rincian dari permasalahannya penentuan lokasi strategis periklanan bidang outdoor berdasarkan faktor–faktor tertentu. Untuk rekomendasi lokasi strategis dengan alternatif Billboard, Street Furniture, Transit, Alternatif media, kriterianya antara lain : 1. Volume Jalan 2. Kepadatan Kendaraan 3. Dekat Pendidikan 4. Dekat Perdagangan 5. Luas Outdoor KETERANGAN: Volume Jalan Volume Jalan adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume Jalan rata-rata adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu, bisa harian yang dikatakan sebagai Volume lalu lintas harian rata-rata/LHR atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Average daily traffic volume (ADT) atau Volume lalu lintas harian ratarata tahunan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Annual Average Daily Traffic Volume (AADT). 23 Kepadatan kendaraan Interaksi antara kendaraan, driver, dan infrastruktur ( termasuk jalan raya, signage, dan perangkat kontrol lalu lintas ), dengan tujuan untuk memahami dan mengembangkan jaringan jalan yang optimal dengan gerakan efisien lalu lintas dan minimal masalah kemacetan lalu lintas. Dekat Pendidikan Dekat pendidikan yang kita ketahui adalah sekolah, kampus, tempat kursus, gelanggang olahraga, perpustakaan dan lain sebagian. 24 Dekat Perdagangan Dekat perdagangan yang kita ketahui adalah Pasar, Pusat perbelanjaan, Toko, Pabrik dan lain sebagiannya. Luas outdoor Besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi ( dwigatra ) suatu bagian permukaan yang dibatasi dengan jelas, biasanya suatu daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup. 2.1.6 Pengertian Keputusan Terdapat beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menurut Ralp C. Davis Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keoutusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pernytaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. 2. Menurut Mary Follet Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama 25 dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi. 3. Menurut James A.F. Stoner Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu : a. Ada pilihan dasar logika atau pertimbangan b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut 4. Menurut Prof Dr.Prajudi Atmosudirjo, SH. Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau probelema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. 26 2.1.6.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menurut George R. Terry Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku ( kelakuan )tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada. 2. Menurut S.P. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. 3. Menurut James A.F. Stoner Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : 27 Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif yang terbaik darj beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti ( digunakan ) sebagai suatu cara pemecahan masalah. 2.1.6.2 Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap ( disebut langkah ) yang lebih khusus / spesifik dan lebih operasional. Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut : 1. Perumusan Masalah Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah ( misalnya isu ) menjadi jelas. 2. Pemecahan Masalah 28 Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk pemecahan masalah 2. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa datang ( state of nature ) 3. Pembuatan alat ( sarana ) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil ( pay off table ) 4. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan 3. Pengambilan Keputusan Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik. Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang proses pengambilan keputusan, yang dapat dijadikan bandingan dengan pendapat diatas, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menurut Simon 29 Simon mengajukan model yang menggambar proses pengambilan keputusan proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu : 1. Intelegence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. 2. Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi. 3. Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara sebagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh Simon dapat digambatkan sebagai berikut : INTELLIGENCE ( Penelusuran Lingkup Masalah ) DESIGN Sistem Informasi Manajemen / 30 Pengolahan data eletronik CHOICE ( Pemilihan Tindakan ) Ilmu Manajemen / Operation Research IMPLEMENTATION ( Pelaksanaan Tindakan ) Gambar 2.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan Meskipun implentasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam hal ini, model simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) DAN Ilmu Manajemen / Operations Research ( IM/OR) terhadap proses pengambilan keputusan. Dari gambar deskripsi diatas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik ( PDE ) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM / OR berperan penting dalam fase Choise. Tidak tampak pendukung yang berarti pada tahap design. 2. Menurut Sir Francis Bacon 31 Menurut Sir Francis Bacon proses pengambilan keputusan terdiri atas 6 tahap yaitu sebagai berikut : 1. Merumuskan atau Mendefinisikan Masalah Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya 2. Pengumpulan Informasi yang Relevan Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah 3. Mencari Alternatif Tindakan Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada 4. Analisis Alternatif Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut criteria tertentu yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif 5. Memilih Alternatif Terbaik Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala proritas tertentu 6. Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil 32 Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan atau umpan balik yang berguna untuk memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula kerena telah terjadi perubahan-perubahan. 2.1.7 Definisi AHP Menurut Saaty (1991,p iv – v ), AHP merupakan suatu model yang cara kerjanya menggunakan pikiran yang teratur atau sekelompook pikiran untuk menghadapi kompleksitas yang ditangkapnya. Ini merupakan pilosophi untuk mengatur kompleksitas tersebut dan membuat pengaturan tersebut untuk membuat suatu keputusan mengenai alternative terbaik untuk dipilih, bagaimana mengalokasikan sumber daya yang langka, menyelesaikan konflik, menyelesaikan perencanaan, dan menganalisis biaya dan manfaat. Kekuatan AHP terletak pada struktur hierarkinya sendiri yang memungkinkan seseorang untuk memasukkan semua faktor yang penting, nata dan mengaturnya dari atas ke bawah mulai dengan yang paling ke tingkat yang berisi alternatif, untuk dipilih mana yang terbaik. Setiap masalah dapat diputuskan sebagai masalah keputusan berbentuk hierarki, kadang–kadang dengan loop ketergantungan untuk menunjukkan bahwa beberapa elemen bergantung pada yang lain dan pada saat yang sama yang lain bergantung padanya. Elemen–elemen pada setiap tingkat digunakan sebagai sifat bersama untuk dibawahnya. membandingkan elemen–elemen yang berada pada setingkat 33 AHP dikembangkan pada musim semi tahun 1970 untuk menghadapi masalah perencanaan militer untuk mengahadapi berbagai kemungkinan ( contingency planning ) Amerika Serikat. AHP kemudian diaplikasikan pada pengembangan rencana transportasi untuk sudan. Segera sesudah itu, aplikasi AHP meluas ke perusahaan dan pemerintahan rencana transportasi untuk Sudan. Segera sesudah itu, aplikasi AHP meluas ke perusahaan dan pemerintahan baik di Amerika Serikat maupun luar negri. Proses ini diikuti dengan negoisasi startegi dan trade offs. Penggunannya sering memberikan pelajaran dan tamabahan pengetahuan untuk mengendalikan suasana secara efektif. 2.1.7.1 Manfaat AHP Menurut Saaty (1991, p 23 – 25 ), AHP merupakan sebuah model luwes untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Pengamatan mendasar ini tentang sifat manusi, pemikiran analitik, dan pengukuran membawa pada pengembangan suatu model yang berguna untuk memecahkan persoalan secara kuantitatif. Proses hierarki analitik ini adalah suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan – gagasan dan mendefinisikan. Persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing – masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. Dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia ketimbang memaksa kita ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani, AHP merupakan proses yang ampuh untuk menanggulangi berbagai persoalan politik dan sosio ekonami yang kompleks. AHP harus memasukkan pertimbangan dan 34 nilai – nilai pribadi secara logis, karena hal tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil keputusan. Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalamn, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki suatu masalah dan pada logika, intuisi dan pengalaman untuk memberi pertimbangan. AHP menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen – elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Prosesnya adalah mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi – interaksi dari suatu sistem sebagai suatu keseluruhan. 2.1.7.2 Pengertian AHP ( Analytical Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hiraki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok–kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan–alasan sebagai berikut : 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengampilan keputusan. 35 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 2.1.7.3 Kelebihan dan Kelemahan AHP Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan–kelebihan analisis ini adalah : • Kesatuan ( Unity ) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. • Kompleksitas ( Compelxity ) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara dedukatif. • Saling ketergantungan ( Inter Dependence ) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level–level yang berbeda dari masing–masing level berisi elemen yang serupa. • Struktur Hirarki ( Hierarchy Structuring ) 36 AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level–level yang berbeda dari masing–masing level berisi elemen yang serupa. • Pengukuran ( Measurement ) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. • Konsistensi ( Consistency ) AHP mempertimbangkan konsitensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. • Sintesis ( Synthesis ) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan menegenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif. • Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relative faktor–faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. • Penilaian dan Konsesnsus ( Judgement and Consensus ) AHP tidak mengharuskan adanya suatu kosensus, tapi menggabungkan hasil penilaian serta perngertian mereka melalui proses pengulangan. Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut : 37 • Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. • Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistic sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. 2.1.7.4 Prinsip Dasar dan Aksioma AHP AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu ; 1. Dekomposisi Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian–bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria, dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencangkup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen, dimana elemen– elemen tersebut bisa dibandingkan, memilki kepentingan yang hamper sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru. 2. Perbandingan penilaian / pertimbangan ( Comperative judgments ). 38 Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandiangan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas. 3. Sintesa Prioritas Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalihkan prioritas local dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas local dari elemen di level terendah dengan kriteriannya. AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu : 1. Aksioma Resiprokal Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, mununjukkan berapa kali lebih banyak property yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA) = 1/ PC (EA,EB). Misalanya jika A 5 kali lebih besar daripada B , maka B = 1/5 A 2. Aksioma Homogenitas 39 Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsitensi tinggi. 3. Aksioma Ketergantungan Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen level dibawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki. 2.1.7.5 Merancang Hierarki Setelah permasalahan sudah didapatkan, kemudian kriteria dan terakhir adalah pilihan, maka barulah dapat dibentuk suatu Hierarki pada penentuan lokasi cabang reklame dengan alternatif jalan raya yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 40 Gambar 2.2 Struktur Hierarki AHP 2.2 Penelitian Terdahulu Judul Penulis Sistem Herri Informasi Trianto,Arna Perijinan dan Fariza Monitoring S.Kom,.M.Kom Papan Reklame Nernasis Web Gis dengan Fuzzy-AHP Sebagai Metode Hasil Sumber Fuzzy-AHP Dekat Pendidikan Google Scholar 41 Metode Pemilihan Papan Reklame Pemilihan Lokasi Reklame dengan Menggunakan AHP-GIS Di Kota Gresik Haris Septian P.M,Arna FAriza S.Kom,.M.Kom AHP-GIS Volume Jalan Google Scolar 42 2.3 Kerangka Pemikiran dengan Analytical Hierarky Process PENEMPATAN OUTDOOR VOLUME JALAN BB BILLBOARD Teknologi digital KEPADATAN KENDARAAN DEKAT PENDIDIKAN STREET FURNITURE Wallmural Standing Mall Bulettin Halte Bus Vinyl/wripped poster 30 – Sheet poster Stasiun Kereta DEKAT PERDAGANGAN TRANSIT LUAS OUTDOOR ALTERNATIF MEDIA Mobil Balon Udara Bus Kampus Taksi Gedung Bioskop Subway Truk Bandara Udara 8 Sheet poster Keterangan : Dari gambar kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa Variabel Penempatan Outdor dengan indikator Volume Jalan, Kepadatan Kendaraan, Dekat Pendidikan, Dekat Perdagangan, dan Luas Outdor mempunyai kaitannya dengan Billboard dengan dimensinya adalah Teknologi Digital, Wallmurah, Bulettin, Vinyl/Wripped Poster 30 – Sheet Poster 8 Sheet Poster mempunyai kaitannya dengan Street Furniture dengan dimensinya adalah Standing Mall, Halte Bus, Stasiun Kereta, dan Bandara Udara mempunyai kaitannya dengan Transit dimensinya adalah Mobil, Bus, Taksi, dan Subway Truk mempunyai kaitannya dengan Alternatif Media dimensinya adalah Balon Udara, Kampus, dan Gedung Bioskop. 43 OBSERVASI PENDAHULUAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE AHP BILLBOARD,STREET FURNITURE,TRANSIT,ALTE RNATIF MEDIA NILAI KLASIFIKASI TERTINGGI DITIAP KLASIFIKASI HASIL dan FORMULASI STRATEGI PEMILIHAN DAN PENEMPATAN ADVERTSISING BIDANG OUTDOOR REKOMENDASI STRATEGI