9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1
Pengertian Manajemen Keuangan
Saat ini manajer keuangan memegang peran yang sangat penting. Seiring
dengan perkembangannya tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat,
membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan
mencari
dana.
Akan
tetapi,
manajer
keuangan
juga
harus
mampu
menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta
pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan
nilai perusahaan.
Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasi perusahaan yang
sangat penting disamping fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasi dan lain sebagainya. Manajemen keuangan
membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik
oleh secara individu, perusahaan maupun pemerintah.
Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan
operasinya. Menurut Sutrisno (2001:3) Manajemen keuangan yaitu :
“Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalikasiakan dana tersebut secara efisien.”
Sama halnya menurut Susan Irawati (2006:1) mengartikan bahwa :
“Manajemen keuangan merupakan seluruh aktivitas dan
kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk
mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta
upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efisien
dalam memaksimalkan nilai perusahaan.”
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana-dana
yang akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan, kemudian menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut kedalam
berbagai bentuk investasi guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
9
10
2.1.2
Fungsi Manajemen Keuangan
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang dikehendaki, perusahaan harus
menjalankan fungsi-fungsi manajemen keuangan dengan baik. Fungsi manajemen
keuangan menurut Sutrisno (2003:5) terdiri dari tiga keputusan utama yang harus
dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1.
Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
2.
Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal.
Pada
keputusan
ini
manajer
keuangan
harus
dituntut
untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatan usahanya.
3.
Kebijakan Dividen
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan
penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham.
2.1.3
Tujuan Manajemen Keuangan
Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar,
manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang
benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan Husnan (2004:6).
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang
saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam
wujud semakin tinggi harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusankeputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Maka tujuan dari
manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola baik itu
11
mendapatkan dana maupun mengalokasiakan dana guna mencapai nilai
perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang saham Sutrisno (2003:5)
2.2
Pasar Modal
2.2.1
Pengertian Pasar Modal
Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan atau financial market
untuk mendukung sumber dana. Pasar keuangan terdiri dari pasar uang (money
market) dan pasar modal (capital market). Money markets atau pasar uang
berkaitan dengan penyediaan dana-dana yang berjangka pendek, sementara pasar
modal atau capital market berkaitan dengan penyedian dana-dana yang berjangka
panjang. Pasar uang lebih banyak dimanfaatkan oleh perbangkan dan sebagian
perusahaan-perusahaan besar, sedangkan pasar modal banyak dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan
untuk
mencari
dana
dalam
jumlah
besar
serta
dimanfaatkan para investor untuk menanamkan dananya.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor
selain alternatif investasi lainnya seperti : menabung di bank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya.
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan intrumen keuangan
jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya. Para pemodal menggunakan
instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya sehingga nantinya
akan memaksimumkan penghasilan dan emiten memperoleh tambahan dana yang
dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas usahanya. Bursa Efek Indonesia
(BEI) merupakan pasar modal utama indonesia.
Pengertian pasar modal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah :
”Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.”
12
Sedangkan bursa efek menurut UU Pasar Modal no.8 pasal 1 butir 4
tentang Bursa Efek adalah :
“Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek, pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka.”
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan :
1.
Pasar modal bisa berupa pasar dalam pengertian abstrak ataupun dalam
pengertian konkret. Dalam pengertian abstrak maka perdagangan surat
berharga tidak harus terjadi pada suatu tempat tertentu. Sedangkan dalam
pengertian konkret maka pasar modal adalah bursa efek.
2.
Komoditi yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga jangka
panjang.
3.
Bursa efek merupakan pasat yang sangat terorganisir karena terdapat
serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di
dalamnya.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa pasar modal merupakan tempat
transaksi jual-beli efek, sedangkan bursa efek adalah lembaga yang
menyelenggarakan atau menyediakan sistem guna terlaksananya trasaksi
yang terjadi di pasar modal.
2.2.2
Jenis Pasar Modal
Pada dasarnya terdapat dua jenis pasar sekuritas yaitu pasar perdana dan
pasar
sekunder.
Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.859/KMK/1987 pengertian pasar primer adalah :
“Pasar primer adalah pasar dimana penawaran efek emiten
kepada pemodal selama masa tertentu sebelum efek ini dicatatkan
di bursa efek.”
Berdasarkan Surat Keputusan Bappepam No.01/RM/1989 pengertian pasar
sekunder adalah :
“Pasar sekunder merupakan pasar dimana penawaran efek
kepada publik dilakukan setelah melalui masa penawaran di pasar
perdana dan telah dicatatkan pada bursa efek.”
13
Pendapat di atas memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan
pasar primer adalah pasar dimana aktifitas penawara dan permintaan atas surat
berharga perusahaan yang menawarkan sahamnya untuk pertama kali kepada
investor baik atas nama perorangan atau lembaga. Penawaran umum saham pada
perdana ini pihak-pihak yang menerbitkan saham atau dinamakan emiten, terlibat
langsung dalam perdagangan saham atau efek yang diterbitkan.
Sedangkan pasar sekunder merupakan tempat diperdagangkannya berbagai
surat berharga yang telah dicatat di bursa efek dan terjadinya jual beli antara para
investor dengan perantara pialang.
2.2.3
Peranan Pasar Modal
Hampir semua didunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan
menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam
memenuhi permintaan dan penawaran modal. Pasar modal dalam suatu negara
bisa berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi Jugiyanto
(2003:11), menyatakan peranan pasar modal sebagai :
a.
Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.
Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui
pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan
di Pasar Modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang
dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang
melalui Pasar Modal tersebut.
b.
Pasar Modal sebagai alternatir investasi.
Pasar Modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan
keuntungan dengan sejumlah resiko tertentu.
c.
Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan
berprospek baik.
Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak
hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja, karena penyebaran
kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan
menjadi lebih trasnparan.
d.
Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.
14
Keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong
perusahaan untuk menerapkan dalam kepemilikan secara lebih profesional,
efisien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi
good corporate governance serta keuntungan yang lebih baik bagi para
investor.
e.
Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan lebih
mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian
nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan
kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi
pemerintah.
2.2.4
Efisiensi Pasar Modal
Informasi merupakan hal yang paling penting menentukan dalam
keputusan investasi, terutama dalam investasi di pasar modal. Karena investor
dapat membuat keputusan yang baik jika menggunakan informasi dengan cepat.
Pasar moda dikatakan efisen bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan
murah oleh para investor, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya
telah tercermin dalam harga saham. Apabila harga-harga selalu mencerminkan
semua informasi yang relevan, maka harga-harga tersebut baru akan berubah
apabila informasi baru muncul. Dimana jika pasar modal efisien, maka semua
harga sekuritas merefleksikan informasi yang tersedia bagi investor.
Kemudian menurut Levy dan Sarnat (1986:346), bahwa ada tiga definisi
dasar dari efisiensi pasar, yang dapat menentukan tingkat efisiensi pasar, yaitu :
1.
Weak-Form Efficiency (Bentuk Efisiensi Lemah)
Harga sekuritas mencerminkan harga masa lalu dan sejarah perdagangan
sekuritas (historical data) sehingga pola gerakan harga masa lalau dapat
digunakan untuk meramalkan gerakan harga-harga sekuritas di masa yang
akan datang.
2.
Semi-Strong Effiviency (Bentuk Efisiensi Setengah Kuat)
Harga sekuritas mencerminkan secara penuh semua informasi yang
tersedia
bagi publik termasuk harga sekuritas masa lalu dan sejarah
15
perdagangan sekuritas (historical data dan informasi lain yang tersedia
bagi publik).
3.
Strong-Form Efficiency (Bentuk Efisiensi Kuat)
Harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang ada, baik yang
tersedia maupun tidak tersedia bagi publik (historical data, data publik dan
informasi privat). Agar pasar berada pada efisirnsi bentuk kuat, hargaharga sekuritas harus sepenuhnya dan segera mencerminkan semua
informasi apakah tersedia secara umum atau tidak.
2.2.5
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Suad Husnan (1998:8), faktor yang mempengaruhi pasar modal
adalah sebagai berikut :
a.
Supply sekuritas
Berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di
pasar modal.
b.
Demmand sekuritas
Ini berarti masyarakat harus mempunyai dana yang cukup besar untuk
dipergunakan untuk membeli sekurita-sekuritas pasar saham yang
ditawarkan.
c.
Kondisi politik dan ekonomi
Politik yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya
mempengaruhi supply dan demmand sekuritas.
d.
Hukum dan peraturan
Hukum yang jelas akan melindungi pemodal dari info yang tidak jelas.
e.
Peran-peran lembaga pendukung pasar modal yang akan membantu
kegiatan pasar modal secara tepat.
Lembaga ini adalah : Kustodian, Biro Administrasi Efek, Wali Amanat, Akuntan,
Notaris, Konsultan hukum, dan penilai.
2.2.6
Instrumen Investasi di Pasar Modal
Instrumen di pasar modal sering disebut dengan efek yaitu semua surat-
surat berharga yang umum diperjual belikan melalui pasar modal. Menurut UU
Pasar Modal No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Efek adalah :
“Setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, setiap right,
16
waran, opsi, atau derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang
ditetapkan sebagai efek.”
Menurut Sutrisno (2003:352), instrumen yang paling sering diperjual
belikan di pasar modal:
1.
Saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan atau penyertaan modal
kepemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau emiten. Pemilik saham
merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Di pasar modal
Indonesia trasaksi saham sangat dominan dibandingkan obligasi. Ada dua
jenis kepemilikan saham yaitu saham atas nama dan sahan atas unjuk.
Saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham yang nama
pemiliknya tertera diatas saham tersebut.
2.
Oblogasi
Obligasi pada dasarnya merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan nominal tertentu yang akan dibayarkan saat jatuh
tempo dan memberikan bunga tertentu. Obligasi dapat diterbitkan oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah pusat atau daerah
(BUMD), dan swasta. Obligasi tersebut memiliki nilai nominal tertentu,
dan nilai nominal ini biasanya tidak sama dengan harga jualnya. Hal ini
disebabkan karena tingkat diskonto
yang diberikan lebih besar
dibandingkan dengan suku bunga obligasi.
3.
Derivikasi dari efek
a.
Right/klaim
b.
Waran
c.
Obligasi konventibel
d.
Saham dividen dan saham bonus
e.
Sertifikat American Depository Reveipts (ADR)/ Continental
Depository Receipts (CDR)
f.
Sertifikat reksa dana
Perusahaan yang beroperasi sebagai perusahaan publik pada dasarnya
harus siap dengan berbagai konsekuensi permasalahannya, yaitu memenuhi
ketentuan yang berlaku dalam perundang-undangan serta aturan pelaksanaan yang
17
mengikutinya. Sebagai perusahaan publik, para pemilik lama ataupun para pendiri
harus menerima keterlibatan pihak-pihak lain dalam perusahaannya.
2.3
Laporan Keuangan
Tujuan utama dari manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai saham
perusahaan, dimana nilai inididasarkan atas aliran laba dan arus kas yang akan
diperoleh perusahaan di masa depan Brigham dan Houston (2001:36). Seorang
investor memerlukan informasi keuangan suatu perusahaan dan lebih lanjut untuk
melanjutkan untuk menentukan saham mana yang akan dibeli, mana yang akan
dijual dan mana yang akan dipertahankan. Penilaian suatu perusahaan dapat
dilakukan melalui analisa laporan keuangan perusahaan baik dari sisi neraca,
laporan laba/rugi, laporan modal, serta laporan-laporan keuangan lainnya.
2.3.1
Pengertian Laporan Keuangan
Pengerian laporan keuangan menurut Myer, Munawari (2002:5) :
“Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk
suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah daftar neraca atau
daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugilaba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu
daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang
ditahan).”
Laporan keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu
perusahaan, karena adanya laporan keuangan dapat menunjukan seberapa sehat
perusahaan serta mengetahui besarnya laba/rugi perusahaan serta informasi
penting lainnya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
hal 2 par. (06-07), menyebutkan bahwa :
“Laporan keuangan ddisusun dan disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah pasar besar
pemakai. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan rugi/laba, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.”
Pada hakekatnya laporan keuangan menyajikan informasi mengenai posisi kinerja
serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang dapat memberikan gambaran
18
mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Laporan keuangan
juga dapat memberikan informasi mengenai keadaan likuiditas, solvabiilitas,
probabilitas atau rentabilitas, fleksibilitas keuangan perusahaan setelah dianalisis
dan diinterpretasikan dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang
memadai.
2.3.2
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut prinsip Akuntansi Indonesia (1984) oleh Harahap (2003:132),
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :
1.
Untuk memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2.
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) seuatu perusahaan yang
timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3.
Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.
Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai
aktivitas pembiayaan dan investasi.
5.
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakaian
laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut
perusahaan.
2.3.3
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan
ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis
lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda terhadap informasi
keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pemakai akan mencari informasi
mana yang paling dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan
keuangan perlu diklasifikasikan dalam berbagai jenis laporan keuangan.
19
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:4), mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta
materi pembahasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.”
Selanjutnya jenis-jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46),
adalah :
“The four key financial statements required by the SEC for
reporting to shareholders are (1) the income statement (2) the balance
sheet, (3) the statement of stockholder’equity, and (4) the statement of
cash flows.”
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada tiga jenis
laporan keuangan yang utama, yaitu Income Statement (laporan laba rugi),
Balance Sheet (neraca), dan Statement of cash flow (laporan arus kas). Sedangkan
laporan lainnya yang juga tercantum dalam kutipan di atas merupakan bagian
integral dari laporan keuangan yang merupakan daftar pendukung (supporting
statement) dari laporan keuangan utama, dan bukan laporan keuangan yang berdiri
sendiri.
Jenis-jenis laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Income Statement (Laporan Rugi Laba)
Income Statement (Laporan Rugi Laba) mencerminkan hasil-hasil yang
dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Dimana tertulis secara lengkap semua pendapatan dan beban yang harus
dibayar.
Laporan rugi laba menurut Sundjaja dan Barlian (2002:69), adalah
sebagai berikut :
“Laporan rugi laba (Income Statement) adalah laporan mengenai
penghasilan (revenue), biaya (expense), laba/rugi yang diperoleh
suatu perusahaan selama periode tertentu.”
Dengan demikian dari kutipan-kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa
laporan laba rugi menggambarkan jumlah pendapatan, biaya, dan laba atau rugi
perusahaan pada suatu periode tertentu.
20
2.
Balance Sheet (Neraca)
Balance Sheet (Neraca) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal
sendiri pada suatu saat tertentu. Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan.
Menurut Brigham dan Ehrhardt (2002:33), mengatakan bahwa :
“the left-hand side of balance sheets shows the firm’s assets, while
the right-hand side shows the liabilities and equity, or the claims
against these assets.”
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan
laporan pada saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutanghutang, dan ekuitas pemilik.
3.
Statement of Cash Flows (Laporan Arus Kas)
Kemudian jenil laporan keuangan utama yang terakhir adalah laporan arus
kas. Statement of Cash Flows (Laporan Arus Kas) adalah daftar yang
merinci sumber-sumber perubahan kas dan ekuivalen kas selama interval
waktu yang sama dengan perhitungan rugi laba.
Menurut Brigham dan Ehrhardt (2002:53), laporan arus kas adalah
sebagai berikut :
“The statement of cash flow, which summarizer the changes in a
company’s cash position. The statement separetes activities into three
categories, operating activities, investing activities, and financing
activities.”
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, pembiayaan dan
investasi selama suatu periode akuntansi. Jika digunakan dalam kaitannya dengan
laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan. Struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang.
2.3.4
Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2004:201), keterbatasan laporan keuangan antara lain :
laporan keuangan dapat bersifat historis, laporan keuangan menggambarkan nilai
21
harga produk dan nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat
ini, proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada
yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun
aset, laporan keuangan yang bersifat konserfatif dalam menghadapi ketidak
pastian, laporan keuangan disusu dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan
pemakaian laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan, akuntansi didominasi informasi kuantitatif.
2.4
Kinerja Keuangan dan Rasio Keuangan
Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggung
jawaban kinerja manajer. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan
penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam
mencapai tujuan organisasi perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah
digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi non akuntansi
untuk menilai.
Sedangkan pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba Sucipto (2003:64). Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara
organisasi perusahaan dengan pertanggung jawaban. Dalam melihat organisasi
perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan
dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengatur besarnya
tanggung jawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada
yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula yang sukar untuk diukur Sucipto
(2003:64).
Peranan penilaian kinerja keuangan menurut Munawir (2002:31)
penelitian kinerja keuangan mempunyai beberapa peranan bagi perusahaan yaitu
meliputi :
a.
Dapat mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan
oleh perusahaan;
b.
Untuk menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian, proses atau
produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang didapat oleh
perusahaan yang bersangkutan;
22
c.
Untuk menilai dan mengukur hasil kerja pada tiap-tiap bagian individu
yang telah diberikan wewenang dan tanggung jawab;
d.
Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur
yang baru untuk mencapai hasil lebih baik.
Pada sisi yang lain para investor (penanam modal jangka panjang) maupun
para kreditur lainnya sangat berkepentingan dengan penilaian kinerja keuangan
dimana mereka akan menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap
prospek keuntungan dimasa yang akan datang dan perkembangan perusahaan,
selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasi dan mengetahui kondisi kerja
atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari penelitian kinerja
keuangan tersebut para investor dan para kreditur lainnya akan menentukan
langkah-langkah yang harus dilakukan atau ditempuh.
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan
yang menjelaskan berbagai hubungan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis
pada kenyataannya bersifat subjektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis
dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan Jugianto (2000:107).
Selanjutnya perkembangan yang terjadi pada pendekatan penyusunan teori
akuntansi telah mendorong dilakukannya studi akuntansi yang menghubungkan
rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu. Harapannya akan dapat
ditemukan berbagai kegunaan objektif dari rasio keuangan. Beberapa yang telah
dilakukan diantaranya adalah yang menguji kegunaan rasio keuangan untuk
memprediksi kondisi keuangan perusahaan khususnya perusahaan yang
mengalami kebangkrutan dan memprediksi perubahan laba perusahaan.
Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan
pengambilan keputusan manajemen adalam tahap interpretasi laporan akuntansi,
yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang merupakan
bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode
tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat
mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa
depan dengan kata lain informasi akuntansi.
23
Dalam penggunaannya terdapat keunggulan dan keterbatasan dari analisa
keuangan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan. Menurut
Harahap (2002:49) ada beberapa keunggulan dari analisa rasio yaitu :
1.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2.
Merupakan pengganti yang lebih seder hana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3.
Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score).
5.
Menstandarisir size perusahaan.
6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”.
7.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
Banyak penulis yang memberi masukan jenis rasio yang bisa digunakan
untuk memahami kondisi perusahaan. Beberapa rasio yang umumnya dikenal
antara lain rasio likuiditas, leverage, profitabilitas, akan tetapi masih banyak lagi
yang dapat dihitung dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian dapat
memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan. Salah satunya adalah
J. Counties sebagai mana yang dikutip dari Harahap (2002: 52) memberikan
kerangka rasio keuangan secara kategoti sebagai berikut :
1.
Probabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
digambarkan oleh Return on Investment (ROI).
2.
Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi
manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi,
dan struktur harta dan modal.
3.
Solvency yaitu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency
ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Masih menurut Harahap (2002:53) adapun jenis rasio keuangan yang
sering kali digunakan adalah :
24
1.
Rasio Likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Rasio Likuiditas terdiri dari :
a. Current Ratio.
b. Cash Ratio.
c. Quick Ratio.
2.
Rasio Solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiaban jangka panjangnya atau kewajibankewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
Rasio Solvabilitas terdiri dari :
a. Debt to Equity Ratio.
b. Debt to Assets Ratio
c. Debt Ratio.
d. Time Interest Earned.
3.
Rasio Rentabilitas/Profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan
sebagainya.
Rasio Rentabilitas/Profitaabilitas terdiri dari :
a. Gross Profit Margin.
b. Net Profit Margin.
c. Return on Investmen.
d. Return on Equity.
e. Rentabilitas Ekonomis.
4.
Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan pejualan,
pembelian atau kegiatan lainnya.
a. Receivable Turnover.
b. Inventory Turnover.
c. Receivable Turnover in Day.
d. Total Assets Turnover.
25
5.
Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan
penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti
semakin baik.
6.
Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di
pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.
a. Rasio harga/laba.
b. Rasio Harga pasar terhadap nilai Buku.
7.
Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukan tingkat produktivitas dari unit
atau kegiatan yang dinilai.
Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisis rasio keuangan dalam
praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan
mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai
indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Bahkan pernah
kecenderungan yang menggunakan rasio keuangan tunggal; seperti Price Earning
Ratio Suryaputri dan Astuti (2003)
Akan
tetapi
tidak
semua
peneliti
beranggapan
sama,
Gilman
sebagaimanadikutip dari Bambang (2002) menolak penggunaan rasio keuangan
sebagai indikator yang sangat penting dengan mengajukan beberapa alasan yaitu :
1.
Perubahan rasio keuangan sebenarnya merupakan angka yang tidak dapat
diinterpretasikan karena pembilang dan penyebutnya bervariasi.
2.
Pengukuran rasio keuangan yang bersifat artifisial.
3.
Rasio keuangan mengalihkan perhatian analisis dari pandangan terhadap
perusahaan secara komprehensif.
4.
Keandalan rasio keuangan sebagai indikator sangat bervariasi diantara
setiap rasio.
2.4.1
Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan akan
memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan, pada saat
tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi
lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan. Ditinjau dari sudut
pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk
mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelola kepada
26
pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang
pemakai, diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional
dalam praktek bisnis yang sehat.
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, diperlukan
beberapa tolak ukur, antara lain adalah rasio yang menghubungkan data-data
keuangan yang satu dengan lainnya. Analisis rasio keuangan merupakan
instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan
indikator keuangan, yang ditunjukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi
keuangan dan prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend
pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang
melekat pada perusahaan yang bersangkutan, makna dan kegunaan rasio keuangan
dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada
untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut
diaplikasikan. Macam-macam rasio keuangan dalam hubungannya dengan
keputusan yang akan di ambil oleh perusahaan.
Menurut Rusdin (2005:139), bahwa :
“Analisis rasio keuangan dibagi menjadi lima bagian yaitu : Rasio
Likuiditas atau Liquidity Ratio, Rasio Aktivitas atau Activity Ratio,
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas atau Rentability/Profitabulity Ratio,
Rasio Solvabilitas atau Solvability Ratio, dan Rasio pasar atau
Marker Ratio.”
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis
rasio yaitu :
1.
Current Ratio (CR)
Sebuah rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek.
Rumus rasio lancar adalah :
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ =
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ 
Rasio ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali kewajiban jangka pendek (cash,
persediaan, piutang). Semakin tinggi rasio lancar, semakin mampu
perusahaan untuk membayar kewajibannya.
27
2.
Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan
(emiten) dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal
sendiri, sehingga ROE ini sering sebagai rentabilitas modal sendiri. ROE
juga merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pemegang
saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani Sugiono
(2009:65). Return on Equity (ROE) ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐸 =
3.
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘’π‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 
Debt to Equity Ratio (DER)
Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah
aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen
penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan.
Penurunan kinerja sering terjadi karena perusahaan memiliki hutang yang
cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Rasio
utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio yang
mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri.
Rasio ini dihitung sebagai berikut Tjiptono Darmadji dan Hendy M.
Dakhrudding (2006:197) :
𝐷𝐸𝑅 =
2.5
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘€π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘†π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–
Saham
Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihak yang
mempunyai kelebihan dana (surplus funds) dengan cara melakukan investasi
dalam surat berharga yang diturunkan oleh perusahaan dan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara menawarkan surat berharga dengan cara listing
terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai perusahaan. Saham
merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang popular. Menerbitkan
saham merupakan salah satu pilihan sebuah perusahaan ketika memutuskan untuk
mendapat pendanaan perusahaan dari pemilik modal dengan konsekuensi
perusahaan harus membayarkan dividen. Menurut Hin (2008:13) :
28
“Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda
kepemilikan seseorang atau badan usaha terhadap suatu
perusahaan.”
Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak (badan usaha) tersebut
memiliki klaim terhadap pendapatan perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat
umum pemegang saham atau disebut RUPS. Bursa Efek Indonesia menggunakan
sistem perdagangan Jakarta Automoted Trading System (JATS) dan dalam waktu
dekat akan diganti oleh sistem baru yang bernama OMX (www.indoskripsi.com).
Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen Hin (2008: 13) :
a) Saham Biasa
Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan, mereka
menanggung resiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan
jelek, mereka tidak menerima dividen. Dan sebaliknya, pada saat kondisi
perusahaan baik mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar bahkan
saham bonus. Pemegang saham biasa ini memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) dan ikut menentukan kebijakan perusahaan. Jika
perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset
perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.
b) Saham Preferen (Prefered Stock)
Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen
dibanding saham biasa. Pemegang saham preferen akan memperoleh hak untuk
memperoleh dividen yang tetap (Fixed rate) setiap tahunnya. Jika perusahaan
pada suatu tahun tidak mampu membagikan dividen, maka hak dividen pemegang
saham preferen akan diakumulasikan. Bila perusahaan jatuh bangkrut dan
dilikuidasi, pemegang sahan preferen akan mendapatkan pembayaran dari sisa
aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa.
2.5.1
Price Earning Ratio
Menurut Jugianto (2003:89) para analisis fundamental menggunakan dua
metode dalam penilaian bunga saham, yaitu pendekatan nilai sekarang (present
value approach) dan pendekatan price earning ratio (P/E ratio approach). Dalam
pendekatan nilai sekarang, nilai instrinsik suatu saham dianggap merupakan total
29
nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang akan diterima selama periode
memegang saham. Sedangkan pendekatan penilaian saham melalui PER
dilakukan dengan menentukan harga dari setiap rupiah pendapatan yang akan
diterima.
Price Earning Ratio (PER) menunjukan rasio dari harga saham terhadap
earning. Raasio ini menunjukan berapa besar investor menilai harga saham
terhadap kelipatan dari earnings.
𝑃𝐸𝑅 =
𝑃0
𝐸0
atau
𝑃𝐸𝑅 =
𝑃0
𝐷1 / 𝐸1
=
𝐸1
π‘˜−𝑔
Keterangan
𝑃0 : Harga saham saat ini
𝐸0 : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini
𝐸1 : Estimasi earning per share (EPS) pada periode yang akan datang
k : Suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang
diinginkan (required rate of return)
g : Pertumbuhan saham
Persamaan ini menunjukan mesarnya multiplier pendapatan dari suatu saham.
Multiplier ini merupakan harga yang akan dibayar investor dari setiap rupiah EPS.
Price earning ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar
suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS). Kegunaan dari PER
adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja suatu perusahaan
terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPSnya Robbert Ang
(1997:18). Makin besar PER suatu saham menyatakan saham tersebut semakin
mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Jika dikatakan suatu saham
mempunyai PER 10x, berarti harga pasar tersebut 10x lipat terhadap EPSnya.
Adapun alasan PER dipaka dalam penilaian harga saham adalah :
1.
Merupakan pendekatan statistik yang intuitif dan menghubungkan harga
yang dibayar pada pendapatan sekarang.
2.
Mudah dihitung sebagai besar saham dan bisa untuk membandingkan antar
saham.
30
3.
Memiliki hubungan ke beberapa karakteristik perusahaan termasuk resiko
dan pertumbuhan.
Analis keuangan sering menggunakan PER untuk memperkirakan nilai
saham biasa suatu perusahaan dengan cara :
1.
Membandingkan PER dari perusahaan-perusahaan dalam industri sejenis
untuk menentukan PER yang sesuai untuk industri tersebut.
2.
Menghituung harga saham yang sesuai untuk perushaaan dalam industri
tersebut dengan mengalikan EPS tiap perusahaan dengan PER rata-rata.
PER menunjukan seberapa besar investor tersedia untuk membayar
persatuan mata uang dari keuntungan yang dilaporkan dan inilah yang menjadi
instrumen yang cukup penting. Apabila pasar modal efisien, PER akan
mencerminkan laba perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi laba
perusahaan yang diharapkan investor. Kondisi ini tentu saja akan membuat
ketertarikan tersendiri bagi investor. PER yang tinggi menunjukan prospek
perusahaan di masa yang akan datang cukup baik, sehingga investor akan bersedia
untuk menanamkan modalnya. Hal ini akan berdampak pada kenaikan harga
saham.
Sebaliknya, PER yang rendah menunjukan prospek perusahaan di masa
yang akan datang kurang baik, sehingga investor tidak akan bersedia untuk
menanamkan modalnya. Sehingga harga saham akan turun. Dengan demikian,
PER memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
Pada prinsipnya PER memberikan indikasi mengenai jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan
perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini menggambarkan kesediaan investor
membayar suatu jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Hasil
PER yang tinggi dianggap bahwa perusahaan tersebut sedang mengalami
pertumbuhan yang pesat.
2.6
Pengaruh Current Ratio Terhadap Price Earning Ratio (PER)
Current Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya (current
31
asset). Menurut ang (1997:24) menyatakan bahwa current ratio dihitung dengan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current liabilities).
Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi
kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan
untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Namun
semakin besar Current Ratio mencerminkan likuiditas perusahaan semakin tinggi,
karena perusahaan mempunyai kemampuan membayar yang besar sehingga
mampu memenuhi semua kewajiban financialnya.
Dengan semakin meningkatnya likuiditas (current ratio) perusahaan,
berpeluang meningkatkan earning atau pendapatan laba perusahaan tersebut,
sehingga nilai PER semakin tinggi.
2.7
Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Price Earning Ratio
(PER)
Menurut Gitman (2009:65), Return on Equity merupakan ukuran return
yang dihasilkan dari investasi saham yang biasa dalam perusahaan. Secara umum
semakin besar return, maka semakin baik kinerja perusahaan dinilai pemegang
saham. ROE tidak memasukkan aktiva yang didanai oleh kreditur dan pemerang
saham preferen, kreditur biasanya memperoleh pengembalian yang tetap atas dana
yang mereka berika. Pemegang saham preferen biasanya memperoleh dividen
yang tetap. Pemegang saham ini memiliki klaim yang tetap terhadap laba
perusahaan yang tersisa (residual) hanya setelah sumber pendanaan lain dilunasi.
Karena itu, ROE sangat penting bagi pemegang saham dan memegang peranan
kunci dalam penilaian ekuitas. Maka jika nilai ROE naik maka PER akan naik
dengan bersamaan.
2.8
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price Earning Ratio
(PER)
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang
dan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Semakin
besar DER menunjukan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang
dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar DER mencerminkansolvabilitas
32
perusahaan semakin rendah sehinhha kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang rendah, hal ini berarti bahwa resiko perusahaan (financial Risk) relatif
tinggi. Dengan adanya hutang perusahaan yang semakin tinggi maka resiko yang
ditanggung perusahaan juga tinggi menyebabkan investasi pada suatu saham akan
kurang menarik terutama bagi investor, akibatnya harga saham akan turun
sehingga PER akan turun pula.
2.9
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
Metode Analisis
Hasil Penelitian
Data
1.
Farida Wahyu Lusiana
(2011)
Regresi
Berganda
2.
Nugroho Ariyadi (2004)
Regresi
Berganda
3.
Fery (2005) dan Meygawan
Uji
berganda
(2012)
Linier menyimpulkan
bahwa
variabel
Current
Ratio
mempunyai
pengaruh
yang
positif
terhadap
PER.
Linier variabel-variabel
ROE, DER, CR,
PBVR
dan
Divident Payout
Ratio
secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
PER
tetapi
secara
parsial
hanya
variabel ROE dan
divident
Payout
Ratio saja yang
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
PER
saham-saham
Regresi menyatakan
bahwa
ROE
terdapat pengaruh
yang negatif dan
signifikan
33
4.
Putri Yumettasari, Endang
Tri Widiastuti dan Wisnu
Mawardi (2008)
5.
Harry (2001) dan Nurul
Regresi
linier
berganda dengan
metode
ordinary
least square
Regresi Berganda
(2010)
6.
Nurul (2010) dan
Regresi berganda
Supriyanto (2009)
2.10
terhadap PER
menyimpulkan
bahwa
Current
Ratio mempunyai
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap PER
Profit Margin on
Sales,
Basic
Earning Power,
Retur on Total
Assets, Return on
Commont Equity
dan Total Assets
Turn Over dimana
secara bersamasama berpengaruh
signifikan
terhadap PER
menyatakan
bakwa
ROE
terdapat pengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap PER.
Kerangka Pemikiran
Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan perusahaan
bertujuan meringkaskan kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka
waktu tertentu. Ada tiga jenis laporan keuangan yang paling sering dilaporkan
biasanya meliputi neraca keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Menuru M. Hanafi (2012:27) dalam bukunya manajemen Keuangan
menyebutkan ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu:
1. Neraca keuangan perusahaan mencoba meringkaskan kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan pada waktu tertentu. Dengan demikian neraca
keuangan merupakan snapshot gambaran kekayaan perusahaan pada saat
tertentu. Karena fokus pada titik tertentu, neraca keuangan biasanya
dinyatakan neraca per tanggal tertentu.
34
2. Laporan Laba Rugi meringkaskan aktivitas perusahaan selama periode
tertentu. Karena itu laporan keuangan perusahaan ditulis ‘laporan laba-rugi
tahun yang berakhir 31 desember 19XX’, yang berarti laporan laba-rugi
menyajikan ringkasan aktivitas selama satu tahun.
3. Laporan Aliran kas meringkaskan aliran kas masuk dan keluar perusahaan
untuk jangka waktu tertentu. Item-item dalam laporan aliran kas
dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar, yaitu: (1) aliran kas dari
kegiatan operasional, (2) aliran kas dari kegiatan investasi, (3) aliran kas
dari kegiatan pendanaan.
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
analisis rasio keuangan. Rasio ini merupakan metode analisis laporan keuangan
dengan cara membandingkan data keuangan yang satu dengan yang lainnya untuk
mengetahui perubahan, perkembangan, bahkan penurunan kinerja keuangan
perusahaan. Analisis rasio keuangan adalah salah satu cara untuk mengetahui
kinerja perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu, sebelum kita
menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami halhal yang berkaitan dengan laporan keuangan (Kasmir 2010:66).
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi keuangan atau
kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan
perhatian oleh penganalisis (Kasmir 2010:110) adalah:
a. rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila
perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang
(membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
b. Rasio Solvabilitas (Leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya,
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahan dibandingkan
dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
35
c. Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan.
Adapun rasio likuiditas yang sering digunakan adalah Current Ratio. Current
Ratio merupakan rasio yang dihitung
dengan membagi asset lancar dengan
kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar
ditutupi oleh asset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu
dekat (Brigham dan Houston 2010:134).
Selain rasio likuiditas, terdapat rasio pengukur hutang (leverage ratio). Salah
satu rasio yang termasuk rasio leverage adalah Debt to Equity Ratio. Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur jumlah utang atau dana dari luar
perusahaan terhadap modal sendiri (Raharjaputra 2009:201). Motif perusahaan
menggunakan hutang sebagai sumber dana tambahan, tentu tidak lepas dari tujuan
perusahaan. Pada umumnya, sering diungkapkan bahwa salah satu tujuan
perusahaan adalah memaksimalkan laba. Untuk memperoleh laba itu diperlukan
kerja keras perusahaan dalam mengoptimalkan asset. Melalui efektifitas aktiva
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan labanya.
Menurut (Fahmi 2011:135), menyebutkan bahwa rasio profitabilitas adalah:
“Rasio yang mengukur efektivitas manajamen secara keseluruhan yang
ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi.”
Profitabilitas erat kaitannya dengan laba, yang juga dapat dijadikan alat untuk
menarik minat investor untuk berinvestasi.
Dengan analisis rasio keuangan tersebut, maka diperoleh gambaran kinerja
keuangan perusahaan yang juga dapat menjadi acuan penilaian investor yang
tercermin dari peningkatan Price Earning Ratio. Peningkatan Price Earning Ratio
yang semakin meningkat sangat diinginkan oleh setiap perusahaan atau individu
tiap tahunnya. Keuntungan dapat direalisasikan pada seberapa menguntungkan
perusahaan pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan melihat laporan
keuangan perusahaan yang mengindikasikan seberapa bagus manajemen
36
perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu,
sebelum melakukan investasi seorang investor perlu menganalisis perusahaan
tersebut. Dengan analisis laporan keuangan pada dasarnya dilakukan untuk
melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui tingkat
keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk mengetahui perusahaan
tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak (Andrianto Purnomo
Wijaya 2011).
Pengaruh Current Ratio terhadap Price Earning Ratio, Current Ratio yang
tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam
arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibankewajiban financial jangka pendeknya. Namun semakin besar Current Ratio
mencerminkan likuiditas perusahaan semakin tinggi, karena perusahaan
mempunyai kemampuan membayar yang besar sehingga mampu memenuhi
semua kewajiban financialnya.
Dengan semakin meningkatnya likuiditas (current ratio) perusahaan,
berpeluang meningkatkan earning atau pendapatan laba perusahaan tersebut,
sehingga nilai PER semakin tinggi.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Price Earning Ratio, Debt to Equity
Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang dan total ekuitas
perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Semakin besar DER
menunjukan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang
dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar DER mencerminkansolvabilitas
perusahaan semakin rendah sehinhha kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang rendah, hal ini berarti bahwa resiko perusahaan (financial Risk) relatif
tinggi. Dengan adanya hutang perusahaan yang semakin tinggi maka resiko yang
ditanggung perusahaan juga tinggi menyebabkan investasi pada suatu saham akan
kurang menarik terutama bagi investor, akibatnya harga saham akan turun
sehingga PER akan turun pula.
Pengaruh Return on Equity terhadap Price Earning Ratio, Return on Equity
merupakan ukuran return yang dihasilkan dari investasi saham yang biasa dalam
perusahaan. Secara umum semakin besar return, maka semakin baik kinerja
perusahaan dinilai pemegang saham. ROE tidak memasukkan aktiva yang didanai
37
oleh kreditur dan pemerang saham preferen, kreditur biasanya memperoleh
pengembalian yang tetap atas dana yang mereka berika. Pemegang saham
preferen biasanya memperoleh dividen yang tetap. Pemegang saham ini memiliki
klaim yang tetap terhadap laba perusahaan yang tersisa (residual) hanya setelah
sumber pendanaan lain dilunasi. Karena itu, ROE sangat penting bagi pemegang
saham dan memegang peranan kunci dalam penilaian ekuitas. Maka jika nilai
ROE naik maka PER akan naik dengan bersamaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran yang terbentuk
adalah seperti gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Current Ratio
(𝑋1 )
Debt to Equity Ratio (DER)
(𝑋2 )
Price Earning Ratio (PER)
(Y)
Return on Equity (ROE)
(𝑋3 )
2.11
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return
on Equity terhadap Price Earning Ratio secara simultan.
H2 : Terdapat Pengaruh Current Ratio terhadap Price Earning Ratio.
38
H3 : Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Price Earning
Ratio.
H4 : Terdapat Pengaruh Return on Equity terhadap Price Earning Ratio.
Download