Bab 3 Draft RENSTRA Kesbangpol 2013-2018

advertisement
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK
DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat dari tahun 2008
sampai dengan 2013, telah diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu sebagai
berikut :
a. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai untuk pelaksanaan
tupoksi;
b. Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan masih
terbatas;
c. Manajemen penyelenggaraan pelayanan belum berjalan secara optimal;
d. Peraturan perundang-undangan yang tidak konsisten satu sama lain
menyebabkan kerancuan dan lemahnya landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan;
e. Standard Operating Procedures(SOP) penyelenggaraan pelayanan yang
belum tersedia;
f. Faktor otonomi daerah yang menyebabkan adanya perbedaan nomenklatur
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang berakibat pada adanya perbedaan
tugas dan fungsi;
g. Rendahnya pemahaman masyarakat maupun instansi pemerintah terkait
lainnya mengenai pentingnya penyelenggaraan pelayanan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat;
h. Globalisasi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola perilaku
dan sikap masyarakat perkotaan yang cenderung menghilangkan kepedulian
pada proses demokratisasi Pemerintah Jawa Barat
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
27
3.2 Telaahan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Berkaitan
Permasalahan Pelayanan
Dengan
mempertimbangkan
potensi,
kondisi,
permasalahan,
tantangan, dan peluang yang ada di Jawa Barat serta mempertimbangkan
budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menetapkan visi sebagai berikut :
“Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”
Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
Maju
: Adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya
saing dan mandiri, terampil, dan inovatif dengan tetap dapat
menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional,
bijak, dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap
berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan
berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi, dan sosial.
Sejahtera
: adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara
lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam
menjalani kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.
Dengan
memperhatikan
kondisi
dan
permasalahan
yang
ada,
mengantisipasi tantangan ke depan, dan memperhitungkan peluang yang
dimiliki, maka untuk mencapai Visi“Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk
Semua”, dirumuskan Misi Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan dalam 5 (lima)
rumusan misi sebagai berikut :
Misi Pertama
: Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing.
Misi Kedua
: Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan
Misi Ketiga
: Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme
Tata Kelola dan Perluasan Partisipasi Publik
Misi Keempat : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
28
Misi Kelima
: Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Melalui
Peningkatan Peran Pemuda, Olah Raga, Seni, Budaya, dan
Pariwisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal
Kelima misi di atas dimaksudkan untuk menciptakan sosok Jawa Barat
yang agamis, berahklak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berspirit juara,
kompetitif, berekonomi kompetitif, mendukung pertumbuhan ekonomi tinggi,
berkelanjutan
pembangunan,
dan
dapat
diandalkan
untuk
mengawal
pembangunan.Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat,sebagai
salah satu lembaga teknis Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memiliki keterkaitan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan Misi Ketiga Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, yaitu
:“Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui
Profesionalisme Tata kelola dan Perluasan Partisipasi Publik”.
Dari misi ketiga tersebut, pencapaian sasaran yang didukung oleh
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat adalah“Meningkatnya
Kualitas dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan serta Mewujudkan
Perluasan Partisipasi Publik”. Untuk mencapai sasaran tersebut, Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah menetapkan dua program yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Jawa Barat, yaitu ProgramPendidikan Politik Masyarakat dan
Program
Pemeliharaan
Ketertiban
Umum
dan
Ketentraman
Masyarakat.Untuk menjalankan kedua program tersebut, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat telah mengidentifikasi permasalahan
dalam penyelenggaraan pelayanan, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
29
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat
Terhadap Pencapaian Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua
No
Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH
Terpilih
Permasalahan Pelayanan
Bakesbangpol Provinsi Jawa
Barat
Penghambat
Pendorong
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
1
Misi Ketiga :
Meningkatkan Kinerja
Pemerintahan Melalui
Profesionalisme Tata
kelola dan Perluasan
Partisipasi Publik
1.
Kualitas sumber daya
manusia yang belum
memadai untuk
pelaksanaan tupoksi
1. Penempatan pegawai
Bakesbangpol belum sesuai
kebutuhan dalam
pelaksanaan tupoksi
2.
Sarana dan prasarana
pendukung
penyelenggaraan
pelayanan masih terbatas
2. Pendidikan dan pelatihan
subtantif Kesbangpol belum
optimal
Program :
1. Program Pendidikan
Politik Masyarakat
2. Program
Pemeliharaan
Ketertiban Umum
dan Ketenteraman
Masyarakat
Faktor
3.
4.
Manajemen
penyelenggaraan
pelayanan belum berjalan
secara optimal
Standard Operational
Procedure (SOP)
penyelenggaraan
pelayanan yang belum
memadai
3. Rendahnya pemahaman
masyarakat maupun instansi
pemerintah terkait lainnya
mengenai pentingnya
penyelenggaraan pelayanan
Bakesbangpol Provinsi Jawa
Barat
1. Peraturan
Gubernur Jawa
Barat Nomor 69
tahun 2012,
tanggal 28
Desember 2012
tentang Tugas
Pokok, Fungsi,
Rincian Tugas Unit
dan Tata Kerja
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Prov. Jawa Barat
4. Globalisasi yang secara tidak
langsung telah
mempengaruhi pola perilaku
masyarakat yang cenderung
menghilangkan kepedulian
pada proses demokratisasi
5. Dukungan pendanaan
melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Prov. Jawa
Barat belum maksimal
6. Peraturan perundangundangan yang tidak
konsisten satu sama lain
menyebabkan kerancuan
dan lemahnya landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan
7. Faktor otonomi daerah yang
menyebabkan adanya
perbedaan nomenklatur
Bakesbangpol yang
berakibat pada adanya
perbedaan tugas dan fungsi
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota
Pada bagian ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat maupun
pendorong dalam penyelenggaraan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Provinsi Jawa Barat dilihat dari sasaran jangka menengah perencanaan
strategis Kementerian/Lembaga, dalam hal ini Direktorat Jenderal Kesatuan
Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, serta
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
30
sasaran jangka menengah Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten/Kota di Jawa
Barat, dalam hal ini Kabupaten Purwakarta.
Dalam Renstra 2010-2014, visi Direktorat Jenderal (Ditjen) Kesatuan
Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia adalah
“Terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa melalui sistem politik yang
demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Untuk
mewujudkan visi tersebut, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik merumuskan Misi
Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik, sebagai berikut :
1. Memelihara dan memantapkan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Memantapkan sistem politik dalam negeri yang demokratis dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Memantapkan wawasan kebangsaan, ideologi dan kewaspadaan nasional,
pembauran bangsa, kesadaran dan kemampuan bela negara, serta
wawasan ketahanan ekonomi dalam tatanan politik, sosial, budaya, dan
hukum segenap warga negara, dengan didukung berperannya institusiinstitusi sosial dan budaya masyarakat bagi penguatan integrasi sosial.
Sebagai penjabaran dari visi dan misi tersebut, Ditjen Kesatuan Bangsa
dan Politik menetapkan tujuan, yaitu “Memperkokoh kesatuan dan persatuan
nasional serta stabilitas politik dalam negeri yang dilandasi oleh semangat dan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 melalui pengembangan sistem politik yang
demokratis dan berkedaulatan rakyat”. Lebih lanjut, sebagai derivasi dari
tujuan tersebut, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik menetapkan empat sasaran
strategis yang akan dicapai dalam Renstra 2010-2014, yaitu :
1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres).
2. Meningkatnya komitmen pemangku kepentingan dalam menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa.
3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota
masyarakat dalam penyelesaian berbagai persoalan masyarakat.
4. Meningkatnya kesadaran warga negara dalam partisipasi politik.
Memperhatikan ringkasan Renstra 2010-2014 Ditjen Kesatuan Bangsa
dan Politik tersebut, khususnya pada bagian sasaran strategis, tampak adanya
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
31
keselarasan dengan program Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkaitan
dengan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Jawa Barat, yaitu ProgramPendidikan Politik Masyarakat dan Program
Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
Terkait dengan sasaran strategis Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik
tersebut, permasalahan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Jawa Baratpada dasarnya sama dengan permasalahan pelayanan yang
berkaitan dengan Program Kepala Daerah yang telah disampaikan sebelumnya.
Pada Tabel 3.2 berikut ditunjukkan permasalahan pelayanan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat berkaitan dengan Renstra K/L, dalam hal
ini Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia.
Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan BakesbangpolProvinsi Jawa Barat
Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat
dan Pendorong Keberhasilan Penangannya
Sasaran Jangka
Menengah K/L
1
Permasalahan Pelayanan
BakesbangpolProv. Jawa
Barat
2
Sebagai Faktor
Penghambat
Pendorong
3
4
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan proses
demokrasi
(Pemilu/Pilpres).
1. Kualitas sumber daya
manusia yang belum
memadai untuk
pelaksanaan tupoksi
1. Penempatan pegawai
Bakesbangpol belum
sesuai kebutuhan dalam
pelaksanaan tupoksi
2. Meningkatnya komitmen
pemangku kepentingan
dalam menjaga
persatuan dan kesatuan
bangsa.
2. Sarana dan prasarana
pendukung
penyelenggaraan
pelayanan masih terbatas
2. Pendidikan dan pelatihan
subtantif Kesbangpol
belum optimal
3. Meningkatnya
komunikasi dan dialog
yang konstruktif antar
anggota masyarakat
dalam penyelesaian
berbagai persoalan
masyarakat.
3. Manajemen
penyelenggaraan
pelayanan belum berjalan
secara optimal
4. Standard Operational
Procedure (SOP)
penyelenggaraan
pelayanan belum memadai
4. Meningkatnya kesadaran
warga negara dalam
partisipasi politik.
3. Globalisasi yang secara
tidak langsung telah
mempengaruhi pola
perilaku masyarakat yang
cenderung menghilangkan
kepedulian pada proses
demokratisasi
4. Dukungan pendanaan
melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Prov.
Jawa Barat belum
maksimal
1. Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
2. Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 69
tahun 2012, tanggal 28
Desember 2012 tentang
Tugas Pokok, Fungsi,
Rincian Tugas Unit dan
Tata Kerja Badan
Kesatuan Bangsa dan
Politik Prov. Jawa Barat
5. Peraturan perundangundangan yang tidak
konsisten satu sama lain
menyebabkan kerancuan
dan lemahnya landasan
bagi penyelenggaraan
pelayanan
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
32
Dalam Renstra 2013-2018, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta menetapkan visi, yaitu
“Mewujudkan Kesatuan Bangsa Yang Kokoh Dalam Kehidupan Masyarakat
Kabupaten
Purwakarta
Yang
Demokratis,
Aman
dan
Nyaman
untuk
Meningkatkan Perlindungan Masyarakat”. Untuk mewujudkan visi tersebut,
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Purwakarta merumuskan Misi, sebagai berikut :
1. Mendorong partisipasi masyarakat dan kualitas sumber daya aparatur dalam
rangka
penyelenggaraan
bina
ideologi
dan
wawasan
kebangsaan,
kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan
dan pembauran kebangsaan.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pendidikan politik masyarakat
dalam Pemilihan Umum ( PEMILU ).
3. Meningkatkan kewaspadaaan dini masyarakat.
4. Meningkatkan perlindungan masyarakat dari kejadian bencana yang
diakibatkan oleh manusia dan alam
Sebagai penjabaran dari visi dan misi tersebut, Kantor Kesatuan
Bangsa,
Politik,
dan
Perlindungan
Masyarakat
Kabupaten
Purwakarta
menetapkan tujuan, yaitu :
1. Mendorong partisipasi masyarakat dan kualitas sumber daya aparatur dalam
rangka
penyelenggaraan
bina
ideologi
dan
wawasan
kebangsaan,
kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan
dan pembauran kebangsaan.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pendidikan politik masyarakat
dalam Pemilihan Umum ( PEMILU ).
3. Meningkatkan kewaspadaaan dini masyarakat.
4. Meningkatkan perlindungan masyarakat dari kejadian bencana yang
diakibatkan oleh manusia dan alam.
Lebih lanjut, sebagai derivasi dari tujuan tersebut, Kantor Kesatuan
Bangsa,
Politik,
dan
Perlindungan
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
Masyarakat
Kabupaten
Purwakarta
33
menetapkan lima sasaran strategis yang akan dicapai dalam Renstra 20132018, yaitu :
1. Tersedianya Masyarakat dan sumber daya aparatur penyelenggara bina
ideologi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni,
budaya, agama, kemasyarakatan dan pembauran kebangsaan yang
profesional
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam PEMILU
3. Meningkatnya pengetahuan dan pendidikan politik masyarakat
4. Meningkatnya rasa aman dan nyaman
5. Meningkatnya perlindungan masyarakat dari kejadian bencana
Memperhatikan ringkasan Renstra 2013-2018Kantor Kesatuan Bangsa,
Politik,
dan
Perlindungan
Masyarakat
Kabupaten
Purwakarta
tersebut,
khususnya pada bagian sasaran strategis, tampak adanya keselarasan dengan
program Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, yaitu
ProgramPendidikan Politik Masyarakat dan Program Pemeliharaan Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat.
Terkait dengan sasaran strategis Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta tersebut, permasalahan
pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat pada
dasarnya sama dengan permasalahan pelayanan yang berkaitan dengan
Program Kepala Daerah yang telah disampaikan sebelumnya. Pada Tabel 3.3
berikut ditunjukkan permasalahan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Provinsi Jawa Barat berkaitan dengan Renstra Kabupaten/Kota, dalam
hal ini Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
Kabupaten Purwakarta.
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
34
Tabel 3.3
Permasalahan Pelayanan BakesbangpolProvinsi Jawa Barat
Berdasarkan Sasaran Renstra Kab/Kota beserta Faktor Penghambat
dan Pendorong Keberhasilan Penangannya
Sasaran Jangka
Menengah Kab/Kota
1
1. Tersedianya Masyarakat
dan sumber daya
aparatur penyelenggara
bina ideologi dan
wawasan kebangsaan,
kewaspadaan nasional,
ketahanan seni, budaya,
agama, kemasyarakatan
dan pembauran
kebangsaan yang
profesional.
2. Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
PEMILU
3. Meningkatnya
pengetahuan dan
pendidikan politik
masyarakat
Permasalahan Pelayanan
BakesbangpolProv. Jawa
Barat
2
Sebagai Faktor
Penghambat
Pendorong
3
4
1. Kualitas sumber daya
manusia yang belum
memadai untuk
pelaksanaan tupoksi
1. Penempatan pegawai
Bakesbangpol belum
sesuai kebutuhan dalam
pelaksanaan tupoksi
2. Sarana dan prasarana
pendukung
penyelenggaraan
pelayanan masih terbatas
2. Pendidikan dan pelatihan
subtantif Kesbangpol
belum optimal
3. Manajemen
penyelenggaraan
pelayanan belum berjalan
secara optimal
4. Standard Operational
Procedure (SOP)
penyelenggaraan
pelayanan belum memadai
4. Meningkatnya rasa aman
dan nyaman
5. Meningkatnya
perlindungan masyarakat
dari kejadian bencana
3. Globalisasi yang secara
tidak langsung telah
mempengaruhi pola
perilaku masyarakat yang
cenderung menghilangkan
kepedulian pada proses
demokratisasi
4. Dukungan pendanaan
melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Prov.
Jawa Barat belum
maksimal
1. Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
2. Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 69
tahun 2012, tanggal 28
Desember 2012 tentang
Tugas Pokok, Fungsi,
Rincian Tugas Unit dan
Tata Kerja Badan
Kesatuan Bangsa dan
Politik Prov. Jawa Barat
5. Peraturan perundangundangan yang tidak
konsisten satu sama lain
menyebabkan kerancuan
dan lemahnya landasan
bagi penyelenggaraan
pelayanan
3.4 Isu-isu Strategis
Kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan syarat
utama bagi kelangsungan pemerintahan dan pembangunan nasional.Oleh
karena itu upaya dan langkah untuk memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa perlu senantiasa dilakukan secara dinamis berdasarkan perkembangan
situasi yang dihadapi. Secara obyektif bangsa Indonesia dibangun diatas
kemajemukan sehingga berpotensi terhadap kerawanan sosial, politik, dan
kewilayahan yang dapat mengarah timbulnya konflik sosial yang berdimensi
horizontal maupun vertikal.Selain kemajemukan masyarakat Indonesia yang
rawan konflik, masih terdapat beberapa permasalahan lainnya yang satu sama
lain saling mengait seperti implementasi otonomi daerah yang belum tuntas,
kebijakan publik yang belum memuaskan masyarakat, kesenjangan sosial
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
35
ekonomi, serta rendahnya penegakan hukum dan kesadaran hukum yang
merupakan hambatan yang signifikan bagi terwujudnya pemerintahan yang
baik dan berpotensi terhadap disintegrasi bangsa.
Disamping fenomena faktual tersebut di atas, kondisi kehidupan
masyarakat masih dihadapkan pada kurangnya kesadaran demokrasi dan
berpolitikserta kelestarian lingkungan sehingga berpengaruh terhadap semakin
merosotnya indeks pembangunan manusia yang pada akhirnya menjadi salah
satu faktor ancaman dalam perwujudan ketahanan bangsa dan kehidupan
masyarakat.Memperhatikan situasi yang berkembang dewasa ini di Jawa Barat,
dapat dikemukakan beberapa masalah yang terkait dengan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, yaitu :
1)
Pendidikan politik masyarakat masih rendah
Pendidikan politik masyarakat yang masih rendah dapat dilihat dari
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu dan pemilukada
serta masih
maraknya konflik-konflik
yang muncul
dalam
proses
penyelenggaraan pemilu dan pemilukada.
2)
Krisis kepercayaan terhadap Pemerintah
Permasalahan krisis kepercayaan terhadap pemerintah mengakibatkan
berkurangnya kewibawaan pemerintah daerah dan rendahnya respon
masyarakat dalam menangkal berbagai friksi sosial politik yang bernuansa
kepentingan kelompok maupun golongan.
Krisis kepercayaan terhadap Pemerintah dapat dilihat dari tingkat
penegakan hukum (law enforcement) yang masih rendah dan peningkatan
resistensi masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah, antara lain dalam
bentuk unjuk rasa dan demonstrasi.
3)
Harmonisasi kehidupan bermasyarakat cenderung menurun
Menurunnya harmonisasi kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari
kecenderungan semakin maraknya konflik dan kekerasan komunal
(conflict and communal violence) di tengah masyarakat, seperti tawuran
antar warga dan pertentangan antar komunitas/kelompok masyarakat.
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
36
4)
Potensi gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat
Perkembangan dinamika kehidupan masyarakat serta arus globalisasi
khususnya
di
bidang
teknologi,
informasi,
budaya,
dan
ekonomi
memunculkan ekses-ekses negatif dengan munculnya modus-modus
kejahatan baru dengan memanfaatkan teknologi canggih dan maraknya
kasus-kasus kerusuhan dan berbagai kejahatan yang bersifat konvensional
dan transnasional.
3.5 Analisis Lingkungan Strategis
Analisis lingkungan strategis penting dilakukan sebagai upaya untuk
mengetahui seberapa besar kekuatan (sebagai faktor positif) yang dimiliki
Badan
Kesatuan
Bangsa
dan
Politik
Provinsi
Jawa
Barat
untuk
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat. Selain daripada itu, dapat
diketahui
pula
faktor
negatif/kelemahan
yang
dapat
menghambat
penyelenggaraan pelayanan tersebut.Analisis lingkungan strategis meliputi
analisis lingkungan internal yang mencakup kelemahan (weaknesses/W) dan
kekuatan (strenghts/S) serta analisis lingkungan eksternal yang mencakup
peluang (opportunities/O) dan ancaman (threats/T), atau yang umum dikenal
dengan SWOT Analysis. Dengan SWOT Analysistersebut,Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat dapat menentukan strategi untuk
mencapai tujuan dan sarasaran yang telah ditetapkan. Beikut ini akan
disampaikan SWOT Analysis Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa
Barat.
3.5.1 Analisis Lingkungan Internal
1) STRENGTH (S)/KEKUATAN
a) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Baratmemiliki
visi dan misi yang jelas;
b) Kewenangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa
Barattelah diatur dengan jelas melalui Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2011;
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
37
c) Tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Jawa Barattelah diatur dengan jelas melalui Peraturan
Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2012;
d) Jumlah sumber daya manusia Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Jawa Barat telah memadai;
2) WEAKNESSES (W)/KELEMAHAN
a) Kualifikasi
sumber daya manusia belum sesuai dengan prinsip
‘the right man in the right place’ sehingga belum memadai untuk
pelaksanaan tupoksi;
b) Belum adanya Standard Operating Procedures (SOP) sehingga
menyulitkan
dalam
penentuan
indikator
sasaran
baik
outputmaupun outcome program dan kegiatan;
c) Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan
belum memadai;
d) Dukungan dana untuk penyelenggaraan pelayanan sesuai tupoksi
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Provinsi Jawa
Barat belum optimal
e) Keberadaan ormas belum terdatakan baik secara faktual maupun
secara aktual.
3.5.2 Analisis Lingkungan Eksternal
1) OPPORTUNITIES (O)/PELUANG
a) Berkembangnya reformasi politik yang berpengaruh terhadap
perkembangan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
lembaga swadaya masyarakat;
b) Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih
memudahkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
c) Kultur masyarakat Jawa Barat yang religius dan bersifat gotong
royong;
d) Keberagaman suku dan budaya di Provinsi Jawa Barat;
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
38
e) Penduduk Jawa Barat yang berjumlah lebih dari 49.153.773 jiwa;
f) Dukungan
instansi
terkait
lain
yang
mempermudah
penyelenggaraan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Jawa Barat dalam rangka pencapaian visi dan misi
Badan;
g) Perkembangan
peraturan
perundang-undangan
yang
lebih
mengarah kepada pelayanan masyarakat;
h) Adanya penyesuaian kelembagaan Pusat sehingga mendorong
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang lebih terarah dan
terfokus.
2) THREATS (T)/ANCAMAN
a) Pengaruh negatif globalisasi yang secara tidak langsung telah
mempengaruhi
pola
perilaku
dan
sikap
masyarakat
yang
cenderung menghilangkan kepedulian pada proses demokratisasi
di Jawa Barat;
b) Ideologi bangsa yang tidak mengakar ke dalam hati dan
kehidupan masyarakat yang diiringi dengan fenomena munculnya
ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila;
c) Menurunnya rasa kebangsaan dan raca cinta tanah air di
masyarakat;
d) Tingginya sikap primordialisme di kalangan masyarakat;
e) Adanya
kepengurusan
ganda
dalam
satu
organisasi
kemasyarakatan;
f) Faktor geografis dan demografis yang menyulitkan dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat;
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
39
g) Faktor otonomi daerah yang menyebabkan adanya perbedaan
nomenklatur dengan Badan/Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
sehingga menghambat dalam pelaksanaan koordinasi;
h) Adanya beberapa ketidakjelasan kebijakan yang dibuat oleh
Pemerintah Pusat dan Daerah sehingga melemahkan posisi dan
menimbulkan kerancuan tugas pokok dan fungsi Badan.
3.5.3 Strategi Berdasarkan Analisis Lingkungan Strategis
Berdasarkan SWOT Analysis terhadap lingkungan internal dan
eksternal di atas, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat
menetapkan strategi pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran, sebagai
berikut :
b.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus
mempergunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk dapat
memanfaatkan peluang yang ada;
c.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus dapat
memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman;
d.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus dapat
mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang
yang ada; serta
e.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus
mewaspadai dan mencegah segala ancaman yang ada agar tidak
menghambat penyelenggaraan pelayanan bagi pencapaian visi dan
misi.
3.6 Faktor Kunci Keberhasilan
Berdasarkan
kondisi,
potensi,
peluang,
dan
tantangan
serta
pengalaman selama ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat
telah mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan atau Critical Succes
Faktor (CSF) bagi pencapaian Visi dan Misi, yaitu :
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
40
1)
Adanya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat Jawa Barat untuk
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2)
Adanya upaya pencegahan terhadap pengaruh negatif globalisasi dan
ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
3)
Adanya pemberdayaan kemampuan politik masyarakat yang demokratis.
4)
Adanya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan Kamtibmas.
Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018
41
Download