BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat dari tahun 2008 sampai dengan 2013, telah diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut : a. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai untuk pelaksanaan tupoksi; b. Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan masih terbatas; c. Manajemen penyelenggaraan pelayanan belum berjalan secara optimal; d. Peraturan perundang-undangan yang tidak konsisten satu sama lain menyebabkan kerancuan dan lemahnya landasan bagi penyelenggaraan pelayanan; e. Standard Operating Procedures(SOP) penyelenggaraan pelayanan yang belum tersedia; f. Faktor otonomi daerah yang menyebabkan adanya perbedaan nomenklatur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang berakibat pada adanya perbedaan tugas dan fungsi; g. Rendahnya pemahaman masyarakat maupun instansi pemerintah terkait lainnya mengenai pentingnya penyelenggaraan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat; h. Globalisasi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola perilaku dan sikap masyarakat perkotaan yang cenderung menghilangkan kepedulian pada proses demokratisasi Pemerintah Jawa Barat Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 27 3.2 Telaahan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Berkaitan Permasalahan Pelayanan Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, dan peluang yang ada di Jawa Barat serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan visi sebagai berikut : “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua” Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut : Maju : Adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil, dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak, dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi, dan sosial. Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan. Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat. Dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, mengantisipasi tantangan ke depan, dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka untuk mencapai Visi“Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”, dirumuskan Misi Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan dalam 5 (lima) rumusan misi sebagai berikut : Misi Pertama : Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Misi Kedua : Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan Misi Ketiga : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Tata Kelola dan Perluasan Partisipasi Publik Misi Keempat : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 28 Misi Kelima : Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Melalui Peningkatan Peran Pemuda, Olah Raga, Seni, Budaya, dan Pariwisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal Kelima misi di atas dimaksudkan untuk menciptakan sosok Jawa Barat yang agamis, berahklak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berspirit juara, kompetitif, berekonomi kompetitif, mendukung pertumbuhan ekonomi tinggi, berkelanjutan pembangunan, dan dapat diandalkan untuk mengawal pembangunan.Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat,sebagai salah satu lembaga teknis Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memiliki keterkaitan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan Misi Ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu :“Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Tata kelola dan Perluasan Partisipasi Publik”. Dari misi ketiga tersebut, pencapaian sasaran yang didukung oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat adalah“Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Layanan Pemerintahan serta Mewujudkan Perluasan Partisipasi Publik”. Untuk mencapai sasaran tersebut, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah menetapkan dua program yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, yaitu ProgramPendidikan Politik Masyarakat dan Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.Untuk menjalankan kedua program tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat telah mengidentifikasi permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 29 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat Terhadap Pencapaian Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi : Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH Terpilih Permasalahan Pelayanan Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Penghambat Pendorong (2) (3) (4) (5) (1) 1 Misi Ketiga : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Melalui Profesionalisme Tata kelola dan Perluasan Partisipasi Publik 1. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai untuk pelaksanaan tupoksi 1. Penempatan pegawai Bakesbangpol belum sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan tupoksi 2. Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan masih terbatas 2. Pendidikan dan pelatihan subtantif Kesbangpol belum optimal Program : 1. Program Pendidikan Politik Masyarakat 2. Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Faktor 3. 4. Manajemen penyelenggaraan pelayanan belum berjalan secara optimal Standard Operational Procedure (SOP) penyelenggaraan pelayanan yang belum memadai 3. Rendahnya pemahaman masyarakat maupun instansi pemerintah terkait lainnya mengenai pentingnya penyelenggaraan pelayanan Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat 1. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2012, tanggal 28 Desember 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Jawa Barat 4. Globalisasi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola perilaku masyarakat yang cenderung menghilangkan kepedulian pada proses demokratisasi 5. Dukungan pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Prov. Jawa Barat belum maksimal 6. Peraturan perundangundangan yang tidak konsisten satu sama lain menyebabkan kerancuan dan lemahnya landasan bagi penyelenggaraan pelayanan 7. Faktor otonomi daerah yang menyebabkan adanya perbedaan nomenklatur Bakesbangpol yang berakibat pada adanya perbedaan tugas dan fungsi 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota Pada bagian ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat maupun pendorong dalam penyelenggaraan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat dilihat dari sasaran jangka menengah perencanaan strategis Kementerian/Lembaga, dalam hal ini Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, serta Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 30 sasaran jangka menengah Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten/Kota di Jawa Barat, dalam hal ini Kabupaten Purwakarta. Dalam Renstra 2010-2014, visi Direktorat Jenderal (Ditjen) Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia adalah “Terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa melalui sistem politik yang demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik merumuskan Misi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik, sebagai berikut : 1. Memelihara dan memantapkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Memantapkan sistem politik dalam negeri yang demokratis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Memantapkan wawasan kebangsaan, ideologi dan kewaspadaan nasional, pembauran bangsa, kesadaran dan kemampuan bela negara, serta wawasan ketahanan ekonomi dalam tatanan politik, sosial, budaya, dan hukum segenap warga negara, dengan didukung berperannya institusiinstitusi sosial dan budaya masyarakat bagi penguatan integrasi sosial. Sebagai penjabaran dari visi dan misi tersebut, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik menetapkan tujuan, yaitu “Memperkokoh kesatuan dan persatuan nasional serta stabilitas politik dalam negeri yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 melalui pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat”. Lebih lanjut, sebagai derivasi dari tujuan tersebut, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik menetapkan empat sasaran strategis yang akan dicapai dalam Renstra 2010-2014, yaitu : 1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres). 2. Meningkatnya komitmen pemangku kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian berbagai persoalan masyarakat. 4. Meningkatnya kesadaran warga negara dalam partisipasi politik. Memperhatikan ringkasan Renstra 2010-2014 Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik tersebut, khususnya pada bagian sasaran strategis, tampak adanya Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 31 keselarasan dengan program Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, yaitu ProgramPendidikan Politik Masyarakat dan Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Terkait dengan sasaran strategis Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik tersebut, permasalahan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Baratpada dasarnya sama dengan permasalahan pelayanan yang berkaitan dengan Program Kepala Daerah yang telah disampaikan sebelumnya. Pada Tabel 3.2 berikut ditunjukkan permasalahan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat berkaitan dengan Renstra K/L, dalam hal ini Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan BakesbangpolProvinsi Jawa Barat Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penangannya Sasaran Jangka Menengah K/L 1 Permasalahan Pelayanan BakesbangpolProv. Jawa Barat 2 Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 3 4 1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres). 1. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai untuk pelaksanaan tupoksi 1. Penempatan pegawai Bakesbangpol belum sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan tupoksi 2. Meningkatnya komitmen pemangku kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. 2. Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan masih terbatas 2. Pendidikan dan pelatihan subtantif Kesbangpol belum optimal 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian berbagai persoalan masyarakat. 3. Manajemen penyelenggaraan pelayanan belum berjalan secara optimal 4. Standard Operational Procedure (SOP) penyelenggaraan pelayanan belum memadai 4. Meningkatnya kesadaran warga negara dalam partisipasi politik. 3. Globalisasi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola perilaku masyarakat yang cenderung menghilangkan kepedulian pada proses demokratisasi 4. Dukungan pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Prov. Jawa Barat belum maksimal 1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 2. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2012, tanggal 28 Desember 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Jawa Barat 5. Peraturan perundangundangan yang tidak konsisten satu sama lain menyebabkan kerancuan dan lemahnya landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 32 Dalam Renstra 2013-2018, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta menetapkan visi, yaitu “Mewujudkan Kesatuan Bangsa Yang Kokoh Dalam Kehidupan Masyarakat Kabupaten Purwakarta Yang Demokratis, Aman dan Nyaman untuk Meningkatkan Perlindungan Masyarakat”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta merumuskan Misi, sebagai berikut : 1. Mendorong partisipasi masyarakat dan kualitas sumber daya aparatur dalam rangka penyelenggaraan bina ideologi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan dan pembauran kebangsaan. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pendidikan politik masyarakat dalam Pemilihan Umum ( PEMILU ). 3. Meningkatkan kewaspadaaan dini masyarakat. 4. Meningkatkan perlindungan masyarakat dari kejadian bencana yang diakibatkan oleh manusia dan alam Sebagai penjabaran dari visi dan misi tersebut, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta menetapkan tujuan, yaitu : 1. Mendorong partisipasi masyarakat dan kualitas sumber daya aparatur dalam rangka penyelenggaraan bina ideologi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan dan pembauran kebangsaan. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pendidikan politik masyarakat dalam Pemilihan Umum ( PEMILU ). 3. Meningkatkan kewaspadaaan dini masyarakat. 4. Meningkatkan perlindungan masyarakat dari kejadian bencana yang diakibatkan oleh manusia dan alam. Lebih lanjut, sebagai derivasi dari tujuan tersebut, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 Masyarakat Kabupaten Purwakarta 33 menetapkan lima sasaran strategis yang akan dicapai dalam Renstra 20132018, yaitu : 1. Tersedianya Masyarakat dan sumber daya aparatur penyelenggara bina ideologi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan dan pembauran kebangsaan yang profesional 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam PEMILU 3. Meningkatnya pengetahuan dan pendidikan politik masyarakat 4. Meningkatnya rasa aman dan nyaman 5. Meningkatnya perlindungan masyarakat dari kejadian bencana Memperhatikan ringkasan Renstra 2013-2018Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta tersebut, khususnya pada bagian sasaran strategis, tampak adanya keselarasan dengan program Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, yaitu ProgramPendidikan Politik Masyarakat dan Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Terkait dengan sasaran strategis Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta tersebut, permasalahan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat pada dasarnya sama dengan permasalahan pelayanan yang berkaitan dengan Program Kepala Daerah yang telah disampaikan sebelumnya. Pada Tabel 3.3 berikut ditunjukkan permasalahan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat berkaitan dengan Renstra Kabupaten/Kota, dalam hal ini Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Purwakarta. Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 34 Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan BakesbangpolProvinsi Jawa Barat Berdasarkan Sasaran Renstra Kab/Kota beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penangannya Sasaran Jangka Menengah Kab/Kota 1 1. Tersedianya Masyarakat dan sumber daya aparatur penyelenggara bina ideologi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama, kemasyarakatan dan pembauran kebangsaan yang profesional. 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam PEMILU 3. Meningkatnya pengetahuan dan pendidikan politik masyarakat Permasalahan Pelayanan BakesbangpolProv. Jawa Barat 2 Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 3 4 1. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai untuk pelaksanaan tupoksi 1. Penempatan pegawai Bakesbangpol belum sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan tupoksi 2. Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan masih terbatas 2. Pendidikan dan pelatihan subtantif Kesbangpol belum optimal 3. Manajemen penyelenggaraan pelayanan belum berjalan secara optimal 4. Standard Operational Procedure (SOP) penyelenggaraan pelayanan belum memadai 4. Meningkatnya rasa aman dan nyaman 5. Meningkatnya perlindungan masyarakat dari kejadian bencana 3. Globalisasi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola perilaku masyarakat yang cenderung menghilangkan kepedulian pada proses demokratisasi 4. Dukungan pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Prov. Jawa Barat belum maksimal 1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 2. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2012, tanggal 28 Desember 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Jawa Barat 5. Peraturan perundangundangan yang tidak konsisten satu sama lain menyebabkan kerancuan dan lemahnya landasan bagi penyelenggaraan pelayanan 3.4 Isu-isu Strategis Kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan syarat utama bagi kelangsungan pemerintahan dan pembangunan nasional.Oleh karena itu upaya dan langkah untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa perlu senantiasa dilakukan secara dinamis berdasarkan perkembangan situasi yang dihadapi. Secara obyektif bangsa Indonesia dibangun diatas kemajemukan sehingga berpotensi terhadap kerawanan sosial, politik, dan kewilayahan yang dapat mengarah timbulnya konflik sosial yang berdimensi horizontal maupun vertikal.Selain kemajemukan masyarakat Indonesia yang rawan konflik, masih terdapat beberapa permasalahan lainnya yang satu sama lain saling mengait seperti implementasi otonomi daerah yang belum tuntas, kebijakan publik yang belum memuaskan masyarakat, kesenjangan sosial Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 35 ekonomi, serta rendahnya penegakan hukum dan kesadaran hukum yang merupakan hambatan yang signifikan bagi terwujudnya pemerintahan yang baik dan berpotensi terhadap disintegrasi bangsa. Disamping fenomena faktual tersebut di atas, kondisi kehidupan masyarakat masih dihadapkan pada kurangnya kesadaran demokrasi dan berpolitikserta kelestarian lingkungan sehingga berpengaruh terhadap semakin merosotnya indeks pembangunan manusia yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor ancaman dalam perwujudan ketahanan bangsa dan kehidupan masyarakat.Memperhatikan situasi yang berkembang dewasa ini di Jawa Barat, dapat dikemukakan beberapa masalah yang terkait dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, yaitu : 1) Pendidikan politik masyarakat masih rendah Pendidikan politik masyarakat yang masih rendah dapat dilihat dari rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu dan pemilukada serta masih maraknya konflik-konflik yang muncul dalam proses penyelenggaraan pemilu dan pemilukada. 2) Krisis kepercayaan terhadap Pemerintah Permasalahan krisis kepercayaan terhadap pemerintah mengakibatkan berkurangnya kewibawaan pemerintah daerah dan rendahnya respon masyarakat dalam menangkal berbagai friksi sosial politik yang bernuansa kepentingan kelompok maupun golongan. Krisis kepercayaan terhadap Pemerintah dapat dilihat dari tingkat penegakan hukum (law enforcement) yang masih rendah dan peningkatan resistensi masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah, antara lain dalam bentuk unjuk rasa dan demonstrasi. 3) Harmonisasi kehidupan bermasyarakat cenderung menurun Menurunnya harmonisasi kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari kecenderungan semakin maraknya konflik dan kekerasan komunal (conflict and communal violence) di tengah masyarakat, seperti tawuran antar warga dan pertentangan antar komunitas/kelompok masyarakat. Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 36 4) Potensi gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat Perkembangan dinamika kehidupan masyarakat serta arus globalisasi khususnya di bidang teknologi, informasi, budaya, dan ekonomi memunculkan ekses-ekses negatif dengan munculnya modus-modus kejahatan baru dengan memanfaatkan teknologi canggih dan maraknya kasus-kasus kerusuhan dan berbagai kejahatan yang bersifat konvensional dan transnasional. 3.5 Analisis Lingkungan Strategis Analisis lingkungan strategis penting dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui seberapa besar kekuatan (sebagai faktor positif) yang dimiliki Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat untuk menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat. Selain daripada itu, dapat diketahui pula faktor negatif/kelemahan yang dapat menghambat penyelenggaraan pelayanan tersebut.Analisis lingkungan strategis meliputi analisis lingkungan internal yang mencakup kelemahan (weaknesses/W) dan kekuatan (strenghts/S) serta analisis lingkungan eksternal yang mencakup peluang (opportunities/O) dan ancaman (threats/T), atau yang umum dikenal dengan SWOT Analysis. Dengan SWOT Analysistersebut,Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat dapat menentukan strategi untuk mencapai tujuan dan sarasaran yang telah ditetapkan. Beikut ini akan disampaikan SWOT Analysis Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat. 3.5.1 Analisis Lingkungan Internal 1) STRENGTH (S)/KEKUATAN a) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Baratmemiliki visi dan misi yang jelas; b) Kewenangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barattelah diatur dengan jelas melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2011; Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 37 c) Tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barattelah diatur dengan jelas melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2012; d) Jumlah sumber daya manusia Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat telah memadai; 2) WEAKNESSES (W)/KELEMAHAN a) Kualifikasi sumber daya manusia belum sesuai dengan prinsip ‘the right man in the right place’ sehingga belum memadai untuk pelaksanaan tupoksi; b) Belum adanya Standard Operating Procedures (SOP) sehingga menyulitkan dalam penentuan indikator sasaran baik outputmaupun outcome program dan kegiatan; c) Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan belum memadai; d) Dukungan dana untuk penyelenggaraan pelayanan sesuai tupoksi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Provinsi Jawa Barat belum optimal e) Keberadaan ormas belum terdatakan baik secara faktual maupun secara aktual. 3.5.2 Analisis Lingkungan Eksternal 1) OPPORTUNITIES (O)/PELUANG a) Berkembangnya reformasi politik yang berpengaruh terhadap perkembangan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat; b) Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih memudahkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; c) Kultur masyarakat Jawa Barat yang religius dan bersifat gotong royong; d) Keberagaman suku dan budaya di Provinsi Jawa Barat; Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 38 e) Penduduk Jawa Barat yang berjumlah lebih dari 49.153.773 jiwa; f) Dukungan instansi terkait lain yang mempermudah penyelenggaraan pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat dalam rangka pencapaian visi dan misi Badan; g) Perkembangan peraturan perundang-undangan yang lebih mengarah kepada pelayanan masyarakat; h) Adanya penyesuaian kelembagaan Pusat sehingga mendorong pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang lebih terarah dan terfokus. 2) THREATS (T)/ANCAMAN a) Pengaruh negatif globalisasi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pola perilaku dan sikap masyarakat yang cenderung menghilangkan kepedulian pada proses demokratisasi di Jawa Barat; b) Ideologi bangsa yang tidak mengakar ke dalam hati dan kehidupan masyarakat yang diiringi dengan fenomena munculnya ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila; c) Menurunnya rasa kebangsaan dan raca cinta tanah air di masyarakat; d) Tingginya sikap primordialisme di kalangan masyarakat; e) Adanya kepengurusan ganda dalam satu organisasi kemasyarakatan; f) Faktor geografis dan demografis yang menyulitkan dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat; Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 39 g) Faktor otonomi daerah yang menyebabkan adanya perbedaan nomenklatur dengan Badan/Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik sehingga menghambat dalam pelaksanaan koordinasi; h) Adanya beberapa ketidakjelasan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat dan Daerah sehingga melemahkan posisi dan menimbulkan kerancuan tugas pokok dan fungsi Badan. 3.5.3 Strategi Berdasarkan Analisis Lingkungan Strategis Berdasarkan SWOT Analysis terhadap lingkungan internal dan eksternal di atas, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat menetapkan strategi pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran, sebagai berikut : b. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus mempergunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada; c. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman; d. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang yang ada; serta e. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat harus mewaspadai dan mencegah segala ancaman yang ada agar tidak menghambat penyelenggaraan pelayanan bagi pencapaian visi dan misi. 3.6 Faktor Kunci Keberhasilan Berdasarkan kondisi, potensi, peluang, dan tantangan serta pengalaman selama ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat telah mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan atau Critical Succes Faktor (CSF) bagi pencapaian Visi dan Misi, yaitu : Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 40 1) Adanya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat Jawa Barat untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2) Adanya upaya pencegahan terhadap pengaruh negatif globalisasi dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. 3) Adanya pemberdayaan kemampuan politik masyarakat yang demokratis. 4) Adanya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan Kamtibmas. Perencanaan Strategis Badan Kesbangpol Prov. Jabar 2013-2018 41