52 Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara di

advertisement
Bab 5
Ringkasan Skripsi
Jepang adalah salah satu negara di kawasan Asia yang memiliki kekayaan teknologi
yang berkembang dengan pesat. Jepang juga memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas dan berbekal ilmu pengetahuan yang tinggi. Meskipun demikian, Jepang tidak
melupakan kekayaan budaya yang mereka miliki. Jepang mampu mempertahankan
budaya yang mereka miliki yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Kecintaan
Jepang terhadap budayanya ini dapat dibuktikan dengan adanya matsuri. Matsuri tersebar
di berbagai daerah di Jepang dan di setiap daerahnya memiliki ciri khas masing-masing
meskipun pada dasarnya memiliki konsep dan tujuan yang tidak jauh berbeda.
Shinto (神道) berasal dari kata Shin (神) yang memiliki arti sama dengan kami atau
dewa dan to atau do (道) yang artinya sama dengan arti kata michi, yang artinya jalan.
Jadi, arti Shinto adalah jalan dewa. Shinto merupakan kepercayaan masyarakat Jepang
yang memiliki ajaran kepercayaan menurut mitos sehingga Shinto tidak memiliki pendiri
dan tidak memiliki kitab-kitab suci seperti agama-agama lain di dunia. Dalam Shinto
dikenal adanya kami yang dipercaya sebagai roh leluhur atau nenek moyang. Orang
Jepang rutin mengadakan persembahan yang bertujuan untuk melakukan penghormatan
kepada roh-roh leluhur dan berharap mendapatkan perlindungan. Permohonan doa yang
dipanjatkan juga bermaksud untuk menghindari malapetaka, kesialan serta untuk
mendapatkan hasil panen yang baik.
Salah satu bentuk penegasan Shinto adalah dilakukannya matsuri. Matsuri
merupakan tradisi Jepang yang berhubungan dengan Shinto. Sebagian besar matsuri
52
diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan panen (beras, gandum,
jagung), kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan
sebagai ucapan terima kasih kepada arwah tokoh yang berjasa. Makna upacara yang
dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam sesuai dengan tujuan
penyelenggaraan matsuri.
Jidai matsuri diselenggarakan setiap tahun di kota Kyoto di Heian Jingu (kuil
Heian) pada tanggal 22 Oktober. Jidai matsuri merupakan salah satu dari tiga matsuri
terbesar di Kyoto, selain Gion matsuri dan Aoi matsuri. Jidai matsuri diselenggarakan
dengan tujuan sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada kaisar Kammu dan kaisar
Komei karena berjasa telah memindahkan ibukota dari Nara ke Kyoto dan membangun
Heian Jingu. Terdapat pengaruh Shinto dalam tujuan dilaksanakannya Jidai matsuri dan
pada arak-arakan Shinko Retsu (prosesi kereta suci) dalam Jidai matsuri. Pengaruh Shinto
dalam tujuan dilaksanakannya Jidai matsuri terdapat pada bentuk ungkapan terima kasih
kepada kaisar Kammu dan kaisar Komei karena berjasa telah memindahkan ibukota dari
Nara ke Kyoto dan membangun Heian Jingu. Shinko Retsu (prosesi kereta suci), yakni
upacara menyambut kedatangan mikoshi Kaisar Kammu dan Kaisar Komei. Kedua
Kaisar tersebut termasuk dalam konsep Shinto karena dianggap sebagai dewa yang
berhubungan dengan sejarah personal. Dalam hal ini berarti mereka berdua dianggap
sebagai dewa karena telah berjasa dalam sejarah.
Terdapat beberapa kelompok kami dalam Shinto, salah satu diantaranya adalah
kami yang berhubungan dengan sejarah personal, yaitu manusia yang pada akhirnya
dianggap sebagai kami atau dewa karena berjasa dalam sejarah. Berdasarkan
penggolongan Shinto, Jidai matsuri termasuk dalam kategori Shinto kuil karena Jidai
53
matsuri ini diadakan di sebuah kuil Shinto yang bernama Heian Jingu di mana usia kuil
tersebut sudah lebih dari 1200 tahun.
Berikut rincian singkat rangkaian ritual perayaan Jidai matsuri yang mengandung
empat unsur penting dalam konsep matsuri yang memiliki pengaruh Shinto di dalamnya,
yaitu :
Terdapatnya monoimi (penyucian), yang terdiri dari misogi atau penyucian dengan
menggunakan air dan penggunaan tali yang berwarna merah sebagai bentuk monoimi
(penyucian). Tali yang berwarna merah terdapat unsur-unsur matsuri yang mengandung
nilai-nilai Shinto yaitu monoimi atau penyucian. Tali yang berwarna merah dapat
digunakan untuk mengusir roh jahat. Karena dalam kepercayaan Shinto warna merah
dianggap dapat mengusir roh jahat dan mengusir roh jahat merupakan salah satu bentuk
dari monoimi (penyucian).
Dalam Jidai matsuri juga terdapat shinsen (persembahan), yang berupa bunga dan
sayur; barang-barang seperti spanduk bergambar burung dan pedang; kegiatan simbolik
seperti musik, yakni alat musik tiup dan taiko (drum), tari-tarian yakni tari-tarian dan
nyanyian tradisional, serta acara Yamaguni Tai (upacara menembak) dan Kyuusen Gumi
(upacara memanah), yang dilaksanakan dalam iring-iringan pada Jidai matsuri.
Terdapatnya norito (pembacaan doa), yakni upacara yang dilakukan di dalam Heian
Jingu (kuil Heian). Dalam Jidai matsuri tujuan diadakan norito adalah untuk
memberikan penghormatan atau meminta ijin kepada kami atau dewa, untuk melakukan
berbagai upacara-upacara suci yang diadakan pada hari itu.
Dalam Jidai matsuri terdapat naorai (jamuan makan bersama), yakni acara yang
dilakukan pada akhir upacara Shinto.
54
Download