BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa, masingmasing mempunyai bentuk kebudayaan yang berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan norma-norma dan kaidah-kaidah masyarakat setempat. Begitu juga halnya dengan senjata yang digunakan akan memberi pencirian khusus dengan berbagai variasi dan bentuk serta istilah yang digunakan. Masyarakat suku Dayak dikenal dengan senjata pertahanan dirinya yang disebut Tangkitn. Tangkitn ada di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Hal ini biasanya disesuaikan dengan pandangan hidup mereka tentang keberadaan bentuk senjata tersebut. Menurut sebagian ahli antropologi, bahwa jenis senjata tikam seperti Tangkitn dan sejenisnya adalah benda-benda budaya yang khusus terdapat di wilayah Asia Tenggara dengan berbagai variasi dan bentuk, nama-nama yang berbeda-beda (Abdul Kahar, dkk, 1997:1). Sebagaimana umumnya setiap benda budaya, fungsinya akan ikut berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan perubahan masyarakatnya. Demikian pula fungsi senjata terutama Tangkin, akan ikut perubahan sejajar dengan perubahan dan perkembangan masyarakat dari masa ke masa. Seperti halnya semula Tangkin dianggap sebagai benda-benda keramat, berkembang menjadi benda pusaka yang dipuja warisan nenek moyang pelambangan dari suatu ikatan kekeluargaan seterusnya menjadi barang mewah dan akhirnya menjadi hasil karya seni. 1 Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Kalimantan Barat sebagaimana kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh di daerah lain di Indonesia merupakan bentuk suatu corak khas dari daerah yang bersangkutan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kebudayaan manusia pada era global ini dapatlah berkembang dengan sangat cepat dengan berbagai media yang sangat beragam. Arah perubahan suatu kebudayaan memiliki dua peluang besar yaitu suatu kebudayaan akan semakin berkembang atau bahkan akan menunjukkan tanda-tanda kepunahan. Dalam suatu perkembangan kebudayan maka akan terjadi juga perubahan-perubahan dari kebudayaan aslinya. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa pergeseran makna, perubahan fungsi, dan lain sebagainya. Dan inilah yang terjadi pada sebuah sejata tradisional yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang berupa senjata pertahanan diri “Tangkitn”. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu dari 4 (empat) daerah provinsi wilayah Indonesia yang ada di Kalimantan. Terbagi dalam 12 Kabupaten yaitu, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kubu Raya, Sekadau, Bengkayang, Melawi, Kayang Utara, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Ketapang. Penduduk aslinya yaitu suku Dayak. Suku Dayak di Kalimantan Barat tersebar di semua Kabupaten di Provinsi tersebut. Sub sukunya beragam. Keragamanan tersebut tampak pada berbagai aspek, antara lain yang cukup menonjol adalah bahasa, adat-istiadat dan budaya. Hal ini diduga berkenaan dengan sejarah asal usul dan persebarannya, serta cara subsuku tersebut 2 menghadapi kehidupannya yang sangat terkait denga kondisi alam, sosial, dan politik pada masanya. Menurut hasil penelitian ini, subsuku Dayak yang ada di Kalimantan Barat ada 151 subsuku, dan memiliki jumlah bahasa Dayak yang ada adalah sebanyak 168 bahasa. (Sujarni Alloy, dkk, 2008:9) Masyarakat Dayak sangat erat dengan lingkungan yang sering dipengaruhi oleh alam pikiran religio magis/sakral artinya percaya kepada kekuatan gaib(magis) sebagai suatu kekuatan yang menguasai alam semesta dan seisinya dalam keadaan kesinambungan (Irene dkk dalam Florus dkk, 1994:40-41). Mereka menganggap pengetahuan atau tanda-tanda atau simbolsimbol tertentu dalam kehidupan adalah hal yang wajar. Bagi orang Dayak berkomunikasi dengan gaib maupun alam nyata merupakan sesuatu hal yang biasa karena mereka memelihara pengetahuan dan kepercayaan pada tandatanda alam. Sebagian orang Dayak percaya bahwa ada tanda-tanda dan simbol-simbol yang dapat menimbulkan keajaiban dalam suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan gambaran latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah “Apakah terjadi pergeseran makna Tangkitn dalam kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn?” C. Tujuan penelitian Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah di kembangkan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan: 1. Makna Tangkin di masyarakat dayak Kanayatn. 3 2. Mengetahui apakah terjadi pergeseran makna Tangkitn di masyarakat Dayak Kanayatn. 3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran makna Tangkitn di masyarakat dayak Kanayatn. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan hukum adat dan antropologi budaya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini setidaknya membantu pemerintah dalam inventarisasi kebudayaan Kalimantan kepada masyarakat tentang keberadaan Tangkitn. 4