. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen dan Pemasaran Keberhasilan fungsi pemasaran tergantung keahlian dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk/jasa yang tepat, menetapkan harga, melaksanakan distribusi dan promosi. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2010): Pemasaran secara sederhana adalah yang mengatur relasi menguntungkan dengan konsumen. Tujuan dari pemasaran adalah menciptakan nilai untuk konsumen dan untuk menangkap nilai dari konsumen atau mendapat timbal balik dari konsumen. Tidak hanya organisasi profit yang memerlukan pemasaran tetapi organisasinon-profit juga memerlukan pemasaran guna meningkatkan pemasukan dan upaya yang akan dicapai. Terdapat dua pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2010) dari sudut pandang sosial dan manajer pemasaran : 1) Sudut pandang sosial Pemasaran adalah proses untuk bersosialisasi yang dimana individuindividu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, permintaan, dan kebebasan dalam menukar nilai produk dan jasa dengan yang lain. 2) Sudut pandang manajer pemasaran Seni untuk menjual produk dimana pemasaran mengetahui dan mengerti konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan yang diciptakan 8 9 tepat untuk konsumen dan terjual dengan sendirinya. Titik tolak pemasaran keinginan. Setelah kebutuhan kemudian dilakukan keinginan melalui terletak dan pada keinginan kebutuhan diketahui kegiatan untuk memenuhi proses pertukaran. baru kebutuhan Dengan dan dan terpenuhinya kebutuhan dan keinginan pembeli, maka tujuan dari pemasaran bisa tercapai dan juga mereka yang kebutuhannya terpenuhi kan merasa puas. Menurut Drs. Alex “Semua kegiatan barang/jasa dari S. Nitisemito (1992:p13), pemasaran adalah : yang bertujuan produsen untuk memperlancar ke konsumen secara paling arus efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.” Manajemen Pemasaran Richard J. Semenik (1991:p20) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: “Marketing (Management) is the analysis planning, implementation and control of maintain mutually beneficial exchanges the purpuse of achieving organizational objectives”. Maksudnya adalah: Manajemen (Pemasaran) adalah analisa, perencanaan, pelaksanaan dan kontrol dari program-program untuk menciptakan, menghasilkan dan menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan sasaran pembeli untuk mencapai tujuan organisasi. 10 Beberapa konsep yang terkandung didalam pemasaran yaitu : a. Konsep Produksi Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan, oleh karena itu manajer harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. b. Konsep Produk. Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol, oleh karena itu perhatiannya secara terus menerus perusahaan harus mencurahkan didalam perbaikan produk. c. Konsep Penjualan Konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk terkecuali perusahaan menjalankan penjualan yang gigih. d. Konsep Pemasaran Bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yaitu terdiri dari penentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari apa yang telah dilakukan oleh pesaing. 2.2. Pengertian dan Peranan Bauran Pemasaran Salah satu kegiatan pemasaran yang banyak dilakukan oleh perusahaan adalah melalui penetapan bauran pemasaran (marketing mix) secara efisien dan efektif. Definisi Bauran Pemasaran menurut 11 Adrian Palmer (1991:p98): “Marketing available to the mix is the set of tools marketing manager to shape the nature of the service offered to consumers”. Maksudnya adalah: Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang berguna bagi manajer untuk membentuk konsep jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Sedangkan definisi Bauran Pemasaran menurut E. Jerome Mc. Carthy dan William D. Perreault, JR (1995:p54): “Marketing mix is the controllable variables the target group.” Maksudnya company puts together adalah: “Bauran to satisfy pemasaran this adalah variabel-variabel yang terkendali yang dijalankan perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran.” Elemen-elemen yang terkandung dalam bauran pemasaran atau dikenal dengan istilah “4P” yaitu: (1) Product (produk), (2) Price (harga), (3) Place (distribusi), dan (4) Promotion (promosi). Ad.1. Product (produk) Produk dalam pengertian umum adalah sebagai berikut: “Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi/memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak Keputusan-keputusan tentang produk berwujud.” mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, merk, kemasan dan kualitas. Ad.2. Price (harga) Harga menurut William O. Bearden (1992:347) adalah: “Price is the amount of money a buyer pays to seller in exchanges for products 12 and services.” Maksudnya adalah: Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli ke penjual sebagai penukar dari produk atau jasa yang dipertukarkan. Ad.3. Place (penempatan/distribusi) Douglass J. Dalrymple mengemukakan pengertian dan Leonard J. Parsons (1994:p387) tentang saluran distribusi: “Distribution Channels are group of related organizations that help make goods and services available for use by customers.” Maksudnya: Saluran distribusi adalah kumpulan dari organisasi yang saling berhubungan yang membantu bagi tersedianya barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Place yang dibuat dalam kegiatan distribusi adalah kegiatan penempatan atau penyampaian produk ke tangan konsumen. Dalam hal ini yang melaksanakan kegiatan tersebut adalah penyalur Ad.4. Promotion (promosi) William J. Stanton (1991:p410) dalam “Promotion is the serves to inform and persuade, and remind the market of product selling, benefits, or bauran of influencing the recipient’s behavior.” Maksudnya: Promosi adalah pemasaran perusahaan menginformasikan dan mendorong, dan produk mengemukakan: element in a organization’s marketing mix that or the organization selling it, in hope dalam bukunya atau penjualan organisasi, yang dilakukan mengingatkan pasar dengan harapan mempengaruhi penerimaan penjualan, keuntungan, atau sikap. elemen untuk dari dapat 13 Kombinasi dari keempat variabel dalam bauran pemasaran ini digunakan untuk mencapai target penjualan produk juga menetapkan suatu strategi dalam usaha untuk mendapatkan posisi yang kuat dipasar serta dapat memperluas daerah pemasaran dari produk pada pangsa pasar yang ada. 2.3. Kualitas Produk Untuk membahas tiap unsur bauran pemasaran secara lebih rinci, maka harus diketahui arti dari produk yang merupakan unsur paling penting dalam bauran pemasaran. Menurut Philip Kotller (2006,p7), Product is anything that can be offered to a market for attention, acquisiton, use or consumption that might satisfy a want or need.Artinya bahwa produk merupakan sesuatu yang bisa di tawarkan ke pasar untuk di perhatikan.dimiliki , digunakan, atau di konsumsi yang bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan. Menurut Conner (2004: p201), bahwa untuk mendapatkan kualitas produk yang baik diperlukan pengembangan produk, sehingga kualitas produk dapat dipertahankan. Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tidak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap setia pada produknya dan tidak berpaling ke produk lain. Salah satu kiat yang diyakini oleh pemasar untuk meraih hal itu tidak lain dengan menciptakan sistem pelayanan pelanggan yang selalu mengarah kepada kepuasan pelanggan (customer satisfaction).Kepuasan pelanggan ditentukan oleh 14 persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. bagi perusahaan. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Konsumen akan memilih produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. 2.3.1. Dimensi kualitas Produk Garvin (2007:p184) telah mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas produk yang bisa dimainkan oleh pemasar: Performance, feature,reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics, danperceived quality merupakan ke delapan dimensi tersebut: 1) Dimensi performence atau kinerja produk Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.Ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli.Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk. 2) Dimensi reliability atau keterandalan produk Dimensi kedua adalah keterandalan, yaitu peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya. 3) Dimensi feature atau fitur produk Dimensi feature merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau 15 option bagi konsumen.Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan.Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki. 4) Dimensi durebility atau daya tahan Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipresepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti. 5) Dimensi conformance atau kesesuaian Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk.Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya. 6) Dimensi service ability atau kemampuan diperbaiki Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki : mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit diperbaiki. 7) Dimensi aesthetic atau keindahan tampilan Produk Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka.Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain 16 produk atau kemasannya.Beberapa merek memperbaharui eksteriornya supaya lebih cantik dimata konsumen. 8) Dimensi perceived quality atau kualitas yang dirasakan Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan.Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan.Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak terkenal. Itulah sebabnya produk selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi. Tentu saja ini tidak dapat dibangun dengan waktu cepat karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya . 2.3.2. Klasifikasi Produk Klasifikasi produk dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1) Barang berwujud habis dipakai : barang yang biasanya habis dipakai habis dikonsumsi adalah dalam barang satu atau beberapa kali penggunaan. 2) Barang tahan lama : barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tidak habis setelah banyak digunakan. 3) Jasa : Jasa adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Dari sekian ulasan di atas dilihat arti dari jasa. Jasa mengenai produk, maka juga penting untuk dapat diketahui yang 17 merupakan salah satu menurut Philip unsur dari produk, dan definisi jasa Kotler (1993:p89) yang diterjemahkan Hermawan adalah: Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan oleh yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud 2.4 dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Kualitas Pelayanan Salah satu cara utama membedakan sebuah pelayanan jasa adalah memberikan jasa dalam pesaing secara kualitas konsisten. Kuncinya yang lebih tinggi adalah memenuhi dari atau melebihi ekspektasi kualitas jasa pelanggan sasaran. Eskpektasi pembicaraan perusahaan pelanggan dibentuk oleh pengalaman dari mulut ke mulut, dan promosi jasa. Pelanggan memilih lalunya, yang dilakukan oleh Pelayanan jasa berdasarkan hal ini, dan setelah menerima jasa itu mereka membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika terletak lagi di pada bawah jasa yang diharapkan pelanggan penyedia. Jika jasa yang dialami melebihi harapan mereka akan menggunakan Dari penjelasan penjelasan bahwa, suatu kesatuan jasa yang dialami produk yang tidak identik tidak berminat memenuhi atau penyedia itu lagi. di atas maka dapat diketahui dengan jasa, yang merupakan satu dapat dipisahkan, oleh karena produk dan 18 jasa bagian untuk produksi suatu barang yang dapat menciptakan inti pemasaran atau pasar. MenurutPeter, Paul. J Ciri-ciri pelayanan yang baik yang harus diterapkan oleh perusahaan yang melayani pelanggan adalah: 1) Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan, 2) Mampu melayani secara tepat dan cepat, 3) Mampu berkomunikasi, 4) Mampu memberikan jaminan, 5) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik, 6) Berusaha memahami kebutuhan pelanggan, dan 7) Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan. Dengan demikian layanan yang baik sangat mempengaruhi banyaknya jumlah pelanggan dalam suatu perusahaan, dapat dikatakan bahwa faktor pelayanan pelanggan merupakan salah satu ujung tombak perusahaan dalam meraih sukses. 2.4.1. Dimensi Kualitas Pelayanan Dalam memberikan penilaian atas pelayanan yang telah diterimanya, pelanggan menggunakan 5 dimensi penentusebagaimana yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono (2004: p70), yaitu : 1. Tangibles (Bukti Fisik). Kemampuan suatu perusahaan dalam memperlihatkan kepada external akan existensi perusahaan.sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan 19 seperti gedung,perlengkapan, peralatan, gudang, penampilan karyawan, sarana komunikasi, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan. 2. Emphaty (Empati), memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan,dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi yang tulus dan berupaya memahami keinginan konsumen. 3. Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan yang disajikan dengan segera, akurat dan terpercaya.Kecepatan waktu pelayanan untuk semua pelanggan tampa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi sesuatu dengan pengharapan pelanggan 4. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap, kesigapan karyawan, kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, penanganan keluhan konsumen dan sebagainya. 5. Assurance (Jaminan), faktor - faktor yang mendukung pertumbuhan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan, seperti pengetahuan, 20 kemampuan, kesopanan, keterampilan dalam memberikan informasi, keramahan para karyawan perusahaan. Jadi adalah fungsi dari perbedaan dengan harapan. Pelanggan tiga tingkat antara dapat tingkat kinerja mengalami kepuasan yang umum. Kalau harapan, pelanggan kecewa. Kalau pelanggan puas. Kalau kinerja kinerja melebihi yang kepuasan dirasakan salah satu dari kinerja dibawah sesuai harapan, harapan, pelanggan sangat puas, senang atau gembira. 2.5. Arti Penting Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan Kanuk (2004;p289) keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Menurut Basu Swasta dan T. Hani Handoko (2002:p103) pengambilan keputusan merupakan suatu proses kegiatan pembelian yang tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen. Menurut Kotler ( 2007:p153 ) mengemukakan bahwa keputusan membeli merupakan fungsi dari seberapa harapan pembeli atas produk dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Dari pengertian tersebut menjelaskan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen dan mewujudkannya dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah proses tersebut, 21 barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihanya dan menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. 2.5.1 Tahap - Tahap Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau karena adanya rangsangan yang melahirkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan, keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktifitas yang dapat dideskripsikan proses pembelian. Menurut Philip Kotler dan Keller (2005:p224) konsumen akan melewati lima tahap pengambilan keputusan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dipahami. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian Gambar 2.1 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian Sumber : Kotler (2005:224) 22 Teori Keputusan Pembelian : 1) Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan atau aktivasi kebutuhan terdiri dari beberapa faktor, antara lain: a. Waktu Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen. b. Perubahan Situasi Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan, misalnya saja konsumen remaja akan cenderung menghabiskan pengeluarannya untuk hal-hal yang bersifat hiburan sedangkan konsumen yang sudah menikah akan cenderung menabungkan uangnya untuk kebutuhan dimasa yang akan datang. c. Pemilikan Produk Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain. d. Konsumsi Produk Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu konsumen untuk membeli produk kembali jika persediaan produk tersebut habis. 23 e. Perbedaan Individu Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ia ingin kelihatan trendi didepan orang lain. f. Pengaruh Pemasaran Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut. 2. Pencarian Informasi Aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan. pencarian informasi terdiri dari dua faktor, antara lain: a. Pencarian Internal Pengetahuan yang telah melekat didalam ingatan konsumen. b. Pencarian Eksternal Pengetahuan atau informasi tambahan mengenai produk, atau disebut juga pencarian terus-menerus. 24 3. Evaluasi Alternatif Proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. bahwa evaluasi alternatif terdiri dari beberapa faktor, antara lain: a. Harga Harga merupakan kriteria evaluasi yang paling penting, oleh karena itu kepekaan harga konsumen kerap digunakan sebagai dasar untuk pemangsaan pasar. b. Nama Merek Nama merek berfungsi sebagai indikator pengganti dari mutu produk, dan kepentingannya tampak bervariasi dengan kemudahan dimana kualitas dapat dinilai secara objektif. c. Negara Asal Dalam abad persaingan internasional yang semakin hebat dan hilangnya bbanyak pekerjaan manufaktur ke tangan tenaga kerja asing yang lebih murah, maka tidak mengherankan bahwa negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan banyak konsumen. 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian terdiri dari beberapa jenis, antara lain: a. Pembelian yang Terencana Sepenuhnya Pembelian yang dilakukan jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. 25 b. Pembelian yang Separuh Terencana Pembelian yang dilakukan ketika konsumen ingin membeli suatu produk sebelum masuk ke swalayan, namun konsumen tidak tahu merek yang akan dibelinya sehingga konsumen akan mencari informasi yang lengkap mengenai merek dari pramuniaga atau display di swalayan. c. Pembelian yang Tidak Terencana Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu.Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mal. 5. Perilaku Pasca Pembelian Suatu tahap dimana konsumen akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian. perilaku pasca pembelian terdiri dari beberapa faktor, antara lain: a. Kepuasan Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang dipilih telah memenuhi harapan konsumen. b. Ketidakpuasan Evaluasi pasca konsumsi yang menyatakan bahwa suatu alternatif yang dipilih tidak memenuhi harapan konsumen. Perilaku konsumen merupakan salah satu fator pendorong keputusan pembelian perilaku konsumen menurut Kotler (2000), dipengaruhi 4 (empat) 26 aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan,kondisi ekonomi) serta psikologi (motivasi, persepsi, percaya) Budaya :Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya Sosial :Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Personal :Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. 27 Psikologi :Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. 2.6. Pengertian Loyalitas Konsumen Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Tetapi kebanyakan dari perusahaan tidak mengetahui bahwa loyalitas konsumen dibentuk melalui beberapa tahapan, dimulai dari mencari calon konsumen potensial sampai dengan pembentukan advocate customer yang akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk membentuk loyalitas, perlu diketahui definisi dari loyalitas di bawah ini. Menurut Shet et al, (Tjiptono 2007:p110) mengatakan bahwa loyalitas konsumen adalah komitmen konsumen terhadap suatu merek atau pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang 28 yang konsisten. Dapat dikatakan bahwa loyalitas konsumen sebagai suatu komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali dengan produk atau jasa yang terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang,meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. 2.6.1 Manfaat Loyalitas Konsumen Griffin (2002:p13) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain: a. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen baru lebih mahal) b. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan dan lain-lain) c. Mengurangi biaya turn over konsumen (karena pergantian konsumen lebih sedikit) d. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan. e. Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. f. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian, dll). 29 Untuk dapat menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus melalui beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk masing-masing tahap karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan memperhatikan masing-masing tahapan dan memenuhi kebutuhan dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan loyal dan klien perusahaan. 2.6.2 Dimensi Loyalitas Konsumen Menurut Griffin (2002:31), loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli, konsumen yang loyal adalah orang yang : 1) Melakukan pembelian berulang secara teratur Konsumen melakukan pembelian ulang karena puas terhadap produk, hal ini terjadi secara berkala dan konsisten. 2) Membeli antar lini produk atau jasa Konsumen membeli produk yang lain dengan merek atau di perusahaan yang sama. 3) Mereferensikan kepada orang lain Mengajak orang lain membeli produk serta Memberitahukan keunggulan produk. 30 4) Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Konsumen Tidak mudah beralih kepada produk pesaing karena puas terhadap kualitas Produk yang sesuai kebutuhanya. 2.7 Hipotesa H-1 = Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian H-2 = Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian H-3 = Kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen H-4 = Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen H-5 = Keputusan pembelian berpengaruh terhadap loyalitas konsumen H-6 = Kualitas produk, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian H-7 = Kualitas produk, kualitas pelayanan dan keputusan pembelian berpengaruh terhadap loyalitas konsumen 31 2.8 Kerangka Pemikiran KUALITAS PRODUK (X1) KUALITAS PELAYANAN (X2) KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Y) LOYALITAS KONSUMEN (Z) 2.2 Gambar Kerangka Pemikiran Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Penelitian dilakukan untuk mengukur hubungan yang saling berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen yang berdampak pada loyalitas konsumen dilihat dari variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan. Dari variabel tersebut akan dilihat variabel yang paling berpengaruh untuk bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan.