1 PENGANTAR Latar Belakang Usaha peternakan sapi

advertisement
PENGANTAR
Latar Belakang
Usaha peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan
rakyat dengan skala kepemilikan ternak rendah dan pengelolaan ternak masih
secara tradisional. Sapi perah di Indonesia pada umumnya adalah bangsa
Friesian Holstein (FH) dan keturunannya, dengan tujuan pemeliharaan untuk
mendapatkan produksi susu dan tabungan. Salah satu penyebab keterpurukan
usaha peternakan sapi perah di Indonesia adalah adanya keputusan Pemerintah
mencabut Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang diawali dengan krisis
ekonomi 1998 dan tuntutan kebijakan perdagangan bebas yang berakibat pada
produk susu dan efisiensi usaha peternakan sapi perah harus mampu bersaing
dengan peternak luar negeri, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Faktanya
peternak di Indonesia belum mampu bersaing dengan produk susu dan olahan
yang dihasilkan peternak luar negeri, sehingga banyak impor produk susu masuk
ke Indonesia (Widyobroto, 2013).
Populasi sapi perah di Indonesia pada tahun 2012 sudah mengalami
peningkatan meskipun pertumbuhannya relatif lambat yaitu sebanyak 621.980
ekor (angka sementara) dibandingkan 457.577 ekor pada tahun 2008. Konsumsi
susu segar dan produk olahannya oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2010
sebesar 16,42 kg per kapita per tahun, kontribusi produksi susu dalam negeri
pada tahun 2012 sebesar 1.017.930 ton, yang hanya mampu memenuhi ± 30%
kebutuhan nasional sehingga kekurangannya (± 70%) dipenuhi dari impor
(Kementan, 2012). Widyobroto (2013) menambahkan bahwa kondisi tersebut di
atas sebenarnya merupakan peluang yang besar untuk usaha peternakan sapi
perah di Indonesia, akan tetapi dengan daya saing peternak sapi perah yang
1
kurang memadai maka menyebabkan peternak kurang bergairah dan sebagian
peternak menutup usaha, serta beralih ke profesi yang lain.
Produksi dan komposisi susu pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu genetik (bangsa, individu, umur, lama laktasi) dan lingkungan (iklim,
pakan, penyakit, perawatan). Sapi perah membutuhkan nutrien dari pakan dalam
jumlah yang tinggi pada saat laktasi, terutama pada awal laktasi yaitu kira-kira 3
sampai 7 kali dari saat sapi dalam kondisi fisiologis kering. Apabila pemberian
pakan tidak mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka sapi
akan memanfaatkan persediaan zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh
dengan cara memobilisasi energi yang tersimpan di dalam jaringan tubuh.
Produktivitas ternak perah yang pada umumnya masih rendah diduga akibat
dari manajemen pengelolaan yang belum sesuai dengan tuntutan ternak untuk
berproduksi secara optimal. Widyobroto (2013) melaporkan bahwa sumber asam
amino yang dicerna di intestinum pada sapi perah berasal dari protein mikrobia
hasil sintesis di dalam rumen dan protein pakan yang tidak terdegradasi di dalam
rumen. Pakan dengan undegradable protein (UDP) dapat mencegah degradasi
protein dalam rumen dan dapat dimanfaatkan langsung oleh ternak inang
dengan absorbsi di usus halus, dengan kata lain pemberian sumber protein dan
sumber energi yang tingkat degradasi di rumen seimbang akan mengoptimalkan
sintesis protein mikroba dan meningkatkan suplai protein untuk diabsorbsi di
usus halus.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk perbaikan performan sapi perah
dengan
peningkatan
kualitas
dan
kuantitas
ransum
serta
pamahaman
pentingnya memenuhi kebutuhan nutrien mikrobia dan ternak inangnya.
Peningkatan kualitas pakan dapat dilakukan dengan cara memberikan
suplementasi energi dan protein seimbang dalam pakan untuk kebutuhan
2
mikrobia dan ternak inangnya, sehingga diperoleh perbaikan mutu pakan yang
diharapkan sesuai dengan kebutuhan. Pemberian suplemen energi dan protein
seimbang pada pakan sapi perah laktasi, diharapkan mampu memacu produksi
dan kualitas susu yang lebih baik, serta penampilan reproduksi yang sesuai
dengan kemampuan genetiknya. Selain itu, penyusunan ransum dengan
mempertimbangkan
kualitas
dan
harga
pakan
juga
diharapkan
dapat
meningkatkan efisiensi biaya produksi.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan
dengan rumen undegraded protein tinggi terhadap produksi dan reproduksi sapi
perah awal laktasi.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengaruh pemberian pakan dengan rumen undegraded protein tinggi terhadap
produksi dan komposisi susu serta reproduksi sapi perah awal laktasi, sehingga
dapat memperbaiki status nutrien dan reproduksi sapi perah.
3
Download