BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam setiap perusahaan, aktifitas di bidang perusahaan mutlak dilaksanakan , karena pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam usaha memberikan kepuasan terhadap keputusan konsumen. Perusahaan berusaha agar produk dan jasa yang mereka hasilkan dapat terjual dengan maksimal dipasaran. Kotler and Keller (2009 : 5) pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen secara individu seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, memori, cara memperoleh informasi, sikap, kepribadian dan gaya hidup perlu dianalisis. Selain itu faktor lingkungan seperti budaya, kelas sosial, kelompok rujukan, keluarga, dan lainnya juga bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Para pemasar yang memahami perilaku konsumen juga akan memahami perilaku tersebut sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan pemasar. 7 8 Konsep inti pemasaran adalah pertukaran nilai diantara dua pihak yaitu pembeli dan penjual. Hal ini membuktikan bahwa dalam perencanaan pemasaran, kita bertugas untuk : • Memahami kebutuhan dan keingingan pelanggan potensial saat ini. • Memilih dan mengembangkan produk yang saling memuaskan para pelanggan tersebut dalam batas-batas sumber daya. • Mengembangkan suatu program untuk menyampaikan kepada para pelanggan mengenai manfaat dari produk yang dihasilkan. • Menjamin bahwa produk sampai ketangan pelanggan. Definisi diatas berdasar pada konsep inti pemasaran yang timbul karena kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk (barang, jasa, gagasan), nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan dan jaringan, pasar serta pemasaran dan prospek. Jadi pemasaran berkaitan dengan bauran pemasaran (marketing mix) yang merupakan strategi menjalankan bisnis didalam memasarkan produk atau jasa tertentu yang dibutuhkan oleh para konsumen. 9 2.2 Faktor Psikologis Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan konsumen. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap yang secara fundamental memengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran (Kotler dan Keller, 2007 : 226). 2.2.1 Motivasi Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadara maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan (Schiffman dan Kanuk, 2007 : 72). 10 Supranto dan Limakrisna (2007 : 93) mengemukakan bahwa emosi memegang peranan penting dalam keputusan konsumen dan strategi pemasaran. Motivasi merupakan kekuatan enerjik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Kepribadian mencerminkan perilaku (common respon) yang dibuat individu untuk berbagai situasi yang berbeda. Emosi merupakan perasaan yang kuat yang secara relatif tidak terkontrol yang memengaruhi perilaku. a. Kebutuhan Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari teakanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang untuk bertindak (Kotler dan Keller, 2007 : 226). Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Mengapa seseorang menghabiskan waktu dan tenaga yang besar untuk untuk mendapatkan keamanan pribadi, sedangkan orang lain untuk 11 mendapatkan penghargaan dari sesamanya. Hal itu karena kebutuhan manusia tersusun dari hirearki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berikut urutanurutan kepentingannya. 1) Kebutuhan Fisik (makanan, minuman, tempat tinggal) 2) Kebutuhan Keamanan (keamanan, perlindungan) 3) Kebutuhan Sosial (perasaan diterima sebagai anggota kelompok, dicintai) 4) Kebutuhan Penghargaan (harga diri, pengakuan, status) 5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (pemahaman dan pengembangan diri) Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang paling penting, kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya. Teori Maslow membantu para pemasar memahami cara bermacam-macam produk menyesuaikan dengan rencana, sasaran, dan kehidupan konsumen (Kotler dan Keller, 2007 : 227). 12 b. Sasaran Sasaran adalah hasil yang diinginkan dari perilaku yang didorong oleh motivasi. Sasaran umum yaitu kelas atau kategori sasaran umum yang dipandang konsumen sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. 2.2.2 Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan (stimulus) yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan (Kotler dan Keller, 2007 : 228). Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah : “Aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan” (Nugroho, 2003 : 159). Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Dengan adanya itu semua, maka akan timbul suatu persepsi. Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu (Nugroho, 2003 : 160). Kita merasakan bentuk, warna, suara, 13 sentuhan dan aroma/rasa dari stimuli. Perilaku kita kemudian dipengaruhi oleh persepsi-persepsi fisik ini. Para pemasar harus menyadari bahwa manusia terbuka terhadap jumlah stimuli yang sangat banyak. Karena itu, seorang pemasar harus menyediakan sesuatau yang khusus sebagai stimuli jika ingin menarik perhatian konsumen. Proses pembentukan persepsi, yaitu mengenai bagaimana stimuli ditangkap melalui indera (sensasi) dan kemudian diproses oleh penerima stimuli (persepsi). a. Stimulus/rangsangan, adalah segala sesuatu yang diterima oleh alat indera yaitu mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Stimulus dalam pemasaran dapat diperoleh melalui produk dan iklan. Stimulus harus cukup kuat agar dapat disadari oleh individu, jika tidak cukup kuat maka bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak dapat dipersepsi atau disadari oleh individu yang bersangkutan. Setelah menerima stimulus oleh indera penerima (sensori receptor), terjadi respon langsung yang disebut sensasi/sensation, untuk membentuk perhatian seseorang pada sumber rangsangan. 14 b. Attention/perhatian, bahwa perhatian terjadi dalam proses psikologis. Perhatian merupakan langkah awal persiapan adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Dalam memperhatikan, sesuatu terjadi dalam pemasaran atau konsentrasi dari seluruh aktivitas manusia. Jika manusia sedang memperhatikan suatu benda misalnya, berarti dia sedang mencurahkan seluruh aktivitasnya pada benda tersebut, tetapi disamping itu manusia juga dapat memperhatikan banyak objek sekaligus dalam satu waktu dan suatu barang tertentu tidak semua objek mendapat perhatian yang sama. Dengan demikian, perhatian merupakan penyeleksi dari rangsangan-rangsangan yang diterima. c. Interpretation/interpretasi, adalah cara seseorang dalam membentuk suatu perhatian dalam dirinya tentang suatu objek yang diperhatikan sebelumnya. Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa proses yang harus dilalui oleh stimulus sampai tebentuknya perhatian individu pada sumber rangsangan tersebut, merupakan proses yang terjadi dalam diri individu, sedangkan tiap individu mempunyai perbedaan seperti faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan pengalaman). Faktor-faktor itulah yang 15 menyebabkan dua orang yang memoerhatikan objek yang sama tetapi memiliki interpretasi yang berbeda. d. Response/tanggapan, adalah kesan-kesan yang tinggal dalam diri seseorang setelah diterimanya hasil penginterpretasian yaitu berupa pengertian (meaning) terhadap objek yang telah diperhatikan. Persepsi orang tersebut tergantung dari bagaimana kesan-kesan yang diperolehnya. e. Perception/persepsi, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu dengan diterimanya stimulus oleh indera penerima (sensori receptor). Kemudian rangsangan-rangsangan diterima, diseleksi, diorganisir dan yang telah diinterpretasikan informasinya, sehingga diperoleh suatu pandangan yang menciptakan suatu gambaran yang bermakna tentang dunia. Konsumen mempunyai sejumlah persepsi atau citra yang bertahan lama dan sangat relevan untuk studi perilaku konsumen. Citra konsumen ini menurut Schiffman dan Kanuk (2007:157) mencakup : 16 a. Citra Produk dan Merek Para konsumen berusaha memelihara atau meningkatkan citra diri mereka dengan membeli berbagai produk yang menurut keyakinan mereka sesuai dengan citra diri mereka, dan menghindari yang tidak sesuai. b. Harga Konsumen memandang harga tertentu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap maksud dan kepuasan membeli. Berbagai produk yang diiklankan sebagai obral cenderung menimbulkan peningkatan persepsi konsumen terhadap penghematan dan nilai. Format berbeda digunakan dalam berbagi iklan penjualan mempunyai pengaruh yang berbeda pula didasarkan pada harga acuan konsumen. Harga acuan adalah setiap harga yang digunakan konsumen sebagai dasar perbandingan dalam menilai harga lain. Beberapa studi telah menyelidiki dampak persepsi harga konsumen yang ditimbulkan oleh tiga tipe harga acuan yang diiklankan pada konsumen, yaitu rendah dan wajar, tinggi dan wajar, serta tinggi dan tidak wajar. c. Kualitas yang Dipersepsikan Para konsumen sering kali menilai kualitas produk atau jasa tertentu atas dasar berbagai macam isyarat informasi yang 17 mereka hubungkan dengan produk. Beberapa isyarat ini merupakan sifat intrinsik produk atau jasa, yang lain-lainnya bersifat ekstrinsik. Baik secara tunggal maupun gabungan, berbagai isyarat tersebut memberikan dasar bagi persepsi kualitas produk atau jasa. Isyarat-isyarat intrinsik berkaitan dengan karakteristik produk atau jasa itu sendiri, seperti ukuran, warna, rasa, atau aroma. Sedangkan isyarat ekstrinsik seperti harga, kemasan, iklan, dan bahkan dorongan teman sebaya. d. Risiko yang Dirasakan Para konsumen harus terus menerus mengambil keputusan mengenai produk dan jasa apa yang akan dibeli dan dimana membelinya. Karena hasil atau konsekuensinya keputusan tersebut sering tidak pasti, konsumen merasa adanya tingkat risiko tertentu dalam mengambil keputusan pembelian. Risiko yang dirasakan didefinisikan sebagai ketidakpastian yang dihadapi para konsumen jika mereka tidak dapat meramalkan konsekuensi keputusan pembeian mereka. Beberapa tipe risiko yang dirasakan para konsumen ketika mengambil keputusan mengenai produk meliputi : 18 1. Risiko Fungsional Risiko bahwa produk tidak mempunyai kinerja seperti yang diharapkan. 2. Risko Fisik Risiko terhadap diri sendiri dan orang lain yang dapat ditimbulkan produk. 3. Risiko Keuangan Risiko bahwa produk tidak akan seimbang dengan harganya. 4. Risiko sosial Risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat menimbulkan rasa malu dalam lingkungan sosial. 5. Risiko Psikologis Risiko bahwa produk yang jelek dapat melukai ego konsumen. 6. Risiko Waktu Risiko bahwa waktu yang digunakan untuk mencari produk sia-sia jika produk tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan. Singkatnya persepsi adalah cara kita memandang dunia sekitar kita, serta bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita membutuhkan bantuan dalam membuat suatu keputusan 19 pembelian. Persepsi merupakan salah satu dari berbagai faktor yang memengaruhi pilihan konsumen terhadap produk. Biasanya konsumen yang termotivasi tentang suatu produk telah siap untuk melakukan pembelian. Namun, bagaimana seseorang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. 2.2.3 Pembelajaran Pembelajaran konsumen merupakan proses dimana para individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan pemakaian yang mereka terapkan pada perilaku yang akan datang (Schiffman dan Kanuk, 2007 : 179). Pertama, pembelajaran konsumen merupakan proses yang artinya terus menerus berkembang dan berubah karena adanya pengetahuan yang baru diperoleh atau dari pengalaman yang dialami sendiri. Baik pengetahuan yang baru diperoleh maupun pengalaman pribadi berlaku sebagai umpan balik bagi individu dan memberikan dasar bagi perilaku yang akan datang dalam situasi yang sama. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan hasil pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh. Peran pengalaman dalam pembelajaran tidak berarti bahwa semua pembelajaran dicari dengan sengaja. Walaupun kebanyakan pembelajaran adalah disengaja (yaitu diperoleh sebagai hasil 20 pencarian informasi yang teliti), banyak pembelajaran yang juga tanpa disengaja, yang diperoleh secara kebetulan atau tanpa banyak usaha. Menurut Kotler dan keller (2007 : 230) pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan. Pendorong (drives) adalah rangsangan internal kuat yang mendorong tindakan. Isyarat (clues) adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimana tanggapan seseorang. Penguatan (reinforcement) adalah sesuatu yang meningkatkan kemungkinan bahwa sesuatu respon akan diulangi di waktu yang akan datang. Semakin golongan banyak produk pengalaman tertentu, semakin konsumen besar mengenai kemampuannya memanfaatkan informasi produk. Yang sangat penting dalam proses pengolahan informasi adalah daya ingat manusia. Menurut Supranto dan Limakrisna (2007 : 130) memori merupakan seluruh akumulasi pengalaman pembelajaran sebelumnya. Memori terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory). 21 a. Memori Jangka Pendek Merupakan porsi atau bagian dari seluruh memori yang ada pada saat terkirim (currently) diaktifkan atau dipergunakan atau sering disebut juga memori yang sedang bekerja (working memory). Individu menggunakan memori jangka pendek untuk menahan informasi sementara mereka menganalisis dan menginterprestaikan. Memori jangka pendek dapat dianalogkan dengan apa yang secara normal disebut berpikir (thinking). Dua Jenis aktivitas proses informasi terjadi dalam memori jangka pendek, yaitu : 1) Elaborative Activities Merupakan penggunaan pengalaman, nilai, sikap, kepercayaan dan perasaan yang disimpan sebelumnya untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi dalam memori yang sedang bekerja dan bersamaan dengan itu menambah informasi yang sudah disimpan sebelumnya. Elaborative activities membantu mendefinisikan kembali atau menambah elemen baru pada elemen baru pada memori. Barang dan merek yang sukses harus masuk kedalam memori dalam keadaan yang menyenangkan dan kemudian akan diingat kembali sewaktu diperlukan. 22 2) Maintenance Activities Merupakan kelanjutan repitisi atau pengulangan sepotong informasi agar bisa menahannya dalam current memory untuk dipergunakan dalam pemecahan masalah atau ditransfer kedalam memori jangka panjang. Pemasar sering menstimuli maintenance activities ini dengan mengulangulangi menyebut nama merek dalam suatu cara yang menonjol beberapa kali dalam suatu iklan. b. Memori Jangka Panjang Berbeda dengan penyimpanan jangka pendek, di mana informasi bertahan hanya beberapa detik, penyimpanan jangka panjang menahan informasi selama jangka waktu yang relative panjang. Walaupun ada kemungkinan melupakan sesuatu dalam beberapa menit setelah informasi mencapai penyimpanan jangka panjang. data dalam penyimpanan jangka panjang lebih umum bertahan selama berhari-hari, berminggu-minguu, atau bahkan bertahuntahun. Teori pembelajaran mengajarkan para pemasar bahwa mereka dapat membangun permintaan atas produk dengan mengaitkannya pada dorongan yang kuat, Menggunakan isyarat yang memberikan pendorong atau motivasi, dan memberikan pengukuhan yang positif. Perusahaan baru dapat memasuki pasar dengan menawarkan bujukan yang sama dengan 23 yang digunakan oleh para pesaing dan memberikan konfigurasi isyarat yang serupa karena pembeli cenderung mengalihkan kesetiaan mereka pada merek yang mirip (generalisasi) atau perusahaan tersebut dapat merancang mereknya agar menarik bagi sekumpulan pendorong yang berbeda dan memberikan isyarat yang memancing perpindahan merek (diskriminasi). Diksriminasi (discrimination) berarti kita telah menyadari perbedaan dalam sekumpulan rangsangan yang sama dan dapat menyesuaikan respons kita menurut perbedaan itu. (Kotler dan Keller, 2007 : 230). 2.2.4 Sikap Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenagkan terhadap suatu obyek tertentu. Ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007 : 225) sikap terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 24 1. Komponen Kognitif Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa obyek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu. 2. Komponen Afektif Emosi atau perasaan konsumen menganai produk atau merek tertentu merupakan komponen afektif dari sikap tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluatif sifatnya : yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh. 3. Komponen Konotatif Berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderunagn bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap tertentu. 25 Kita mempunyai sikap terhadap merek tertentu sebagian karena pengaruh kegunaan merek tersebut. Jika produk tertenteu berguna atau membantu kita di masa yang lalu, sikap kita terhadapnya cenderung menyenangkan. 2.3 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barangbarang atau jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut ( Mangkunegara, 2005 : 3). Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat dinamakan konsumen akhir, tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli, dimana masing-masing orang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peranan tersebut meliputi (Suryani, 2008 : 13) : 26 1. Pemrakarsa (initiator) : yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang atau jasa. 2. Pembawa pengaruh (influencer) : yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil keputusan (decider) : yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian. 4. Pembeli (buyer) : yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5. Pemakai (user) : yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunaka barang/jasa yang dibeli. Diantara peranan-peranan dalam pembelian tersebut yang terpenting adalah peranan ketiga karena perusahaan dapat meneliti siapa dalam keluarga yang memutuskan suatu pembelian untuk kemudian mengarahkan promosi kepada keluarga itu. Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terurtama kepentingan umum yaitu pemasaran, pendidikan, perlindungan konsumen dan kebijakan umum. 27 Rangsangan Pemasaran Ransangan Lain Produk & jasa Harga Distribusi Komunikator Ekonomi Teknologi Politik Budaya Psikologis Konsumen Motivasi Persepsi Pemebalajaran Memori Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Penilaian Alternatif Perilaku pasca pembelian Keputusan Pembelian Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Dealer Jumlah Pembelian Saat yang tepat melakukan pembelian Metode Pembayaran Personal Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen (Kotler dan Keller, 2007 : 226). Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen (Kotler dan Armstrong, 2007 : 197) ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya. 1. Faktor budaya, mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, mencakup kultur, sub budaya dan kelas sosial. Budaya adalah nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus mengetahui produknya itu 28 dipasarkan pada suatu daerah yang berkebudayaan bagaimana didaerah tersebut. Sub-budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Sub-budaya meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Kelas sosial adalah bagian-bagian dari masyarakat yang relatif permanen, tersusun rapi dan anggota-anggotanya memiliki nilainilai, kepentingan dan perilaku yang sama. 2. Faktor sosial, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam mempengaruhi masyarakat perilaku dan pembeli. anggota keluarga Sedangkan peran sangat status seseorang berpartisipasi diberbagai kelompok yang akan membawa pada posisi tertentu. 3. Faktor pribadi, keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Dengan 29 bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera terhadap produk. Begitu juga dengan faktor dan keadaan ekonominya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang. 4. Faktor psikologis, faktor ini mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bersikap, sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti. Pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional dan tindakan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. 2.4 Hubungan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam dari pada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang. pemasar yang membidik konsumen berdasarkan nilai-nilai percaya bahwa bila produk 30 sesuai dengan kepribadian dalam diri konsumen, produk itu dapat memengaruhi kepribadian luar seperti perilaku pembelian konsumen (Kotler dan Keller, 2009 : 176). . Gambar 2.2 Kerangka Teori Faktor Psikologis Motivasi (X1) Persepsi (X2) Pemebalajaran (X3) Sikap (X4) Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Perilaku Pasca Pembelian Sumber : Penulis, Dikembangkan dalam penelitian ini, 2011 Keterangan : X1 : Motivasi Konsumen X2 : Persepsi Konsumen X3 : Pembelajaran Konsumen X4 : Sikap Konsumen Y : Keputusan Pembelian 31 Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bersikap, dimesinya terdiri dari : a. Kebutuhan akan suatu produk b. Sasaran atau hasil dari suatu produk Persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti, dimensinya terdiri dari : a. Harga suatu produk b. Kualitas suatu produk Pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman, dimensinya terdiri dari : a. Pengetahuan b. Ingatan Sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional dan tindakan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan, dimensinya terdiri dari : a. Kepercayaan b. Pengetahuan Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. 32 Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. 1. Pengenalan Masalah Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. 2. Pencarian Informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat kelompok : • Pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan. • Komersial : iklan, status Web, wiraniaga, penyalur, tampilan. 33 • Publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen. • Pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. 4. Keputusan Pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli oleh konsumen. 5. Perilaku Pasca Pembelian Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya, jika konsumen mendapat kepuasan dari 34 barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap tersebut diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai. Minat membeli merupakan seberapa besar minat seseorang untuk membeli atau seberapa besar dorongan yang dimiliki seseorang untuk memiliki niat membeli kembali. Dapat dikatakan minat ini akan melahirkan frekuensi pembelian. Oleh karena itu dimensi minat pembelian adalah besarnya pemebelian. minat, seberapa besar kemungkinan terjadinya