BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa
yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya informasi yang lengkap, relevan, akurat dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis
untuk
mengambil
keputusan
investasi.
Informasi
yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberi sinyal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman
tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi
pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.1
Teori sinyal menjelaskan tentang bagaimana para investor
memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan sebagai
manajer perusahaan. Namun kenyataannya manajer sering memiliki
informasi lebih baik dari investor luar. Hal ini disebut informasi asimetris,
dan ini memiliki dampak penting pada struktur modal yang optimal.
Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang
1
Jogianto,”Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”,(BPEE Universitas Gajah
Mada:Yogyakarta,2000), hlm.570.
9
10
hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal
tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan
semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat
mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon
informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham.2
Reaksi pasar ditujukan dengan adanya perubahan volume
perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku
pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu
menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal
baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman tersebut
sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan pada volume
perdagangan saham. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang
(good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan
saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui
perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan
antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan,
ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat
dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal efisien didefinisikan sebagai
2
Sri Sulistyanto,”Manajemen Laba (Teori Dan Model Empiris), (Jakarta:Grasindo
2008),hlm.75
11
pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relevan.3
Signaling
theory
juga
menjelaskan
mengapa
perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada
pihak internal. Doronagn perusahaan untuk memberikan informasi tersebut
adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak
investor karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan
dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar (investor, kreditor).
Pada motivasi signaling manajemen melakukan kebijakan aktual yang
mengarah pada presistensi laba. Motivasi signaling mendorong manajemen
menyajikan laporan laba yang dapat mencerminkan laba sesungguhnya.4
Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi
kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial.
Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada
publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Return
yang meningkat akan diprediksi dan memberikan sinyal tentang laba
jangka pendek dan jangka panjang dan analisa yang mengungkap sinyal
tersebut digunakan untuk memprediksi peningkatan earning jangka
panjang. Tori sinyal ini membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan manajemen (agent) disampaikan kepada
pemilik modal (principle). Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap
3
Jogianto, op.cit hlm.571
Minar Samanungkalit,”Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia”, Tesis Magister
Sains,(Medan: Universitas Sumatra Utara, 2009)
4
12
sebagai sinyal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai
dengan kontrak atau belum. Teori sinyal juga memprediksikan bahwa
pengumuman efek pada harga saham dan kenaikan deviden adalah positif.5
Secara garis besar signaling theory erat kaitannya ketersediaan
informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan
menjadi :6
1. Pasar modal bentuk lemah (weak form) : pasar modal yang
harga-harga sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu.
2. Pasar modal bentuk setengah kuat : pasar yang harga-harga
sekuritasnya mencerminkan informasi yang dipublikasikan.
3. Pasar modal bentuk kuat (strong form): pasar yang harga-harga
sekuritasnya
mencerminkan
secara
penuh
semua
jenis
informasi termasuk informasi privat.
2. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal.
I.
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana
selain sistem perbankan. Pasar modal adalah pasar dari berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
(saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta.7
5
Yeye Susilowati,”Konsekuensi Signal Substitusi Dan Komplemen Dalam KeputusanKeputusan Pendanaan” Disertasi Program Doctor Ilmu Ekonomi (Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada,2006)
6
Jogianto, op.cit hlm.572
7
Husnan Suad dan Enny Pudjiatuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, 2004)
13
Sedangkan undang‐undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun1995 Tentang Pasar Modal memberikan pengertian pasar modal
sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek.8 Pengertian lainnya, pasar modal adalah salah satu sumber
pembiayaan eksternal jangka panjangbagi dunia usaha khususnya
perusahaan yang Go Public dan sebagai wahana investasi bagi
masyarakat.9 Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk
berbagai
instrument
keuangan
jangka
panjang
yang
bisa
diperjualbelikan baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana,
instrumrn derivatif dan instrumrn lainnya.10 Pasar modal merupakan
sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pengerahan
dana
menunjang pembiayaan pembangunan nasional.11
Pasar modal merupakan tempat dimana berbagai pihak
khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari
8
Pengertian Pasar Modal, http://www.bapepam.go.id/syariah/introduction.html, diakses
tanggal 4 Maret 2014
9
Harianto Farid dan Siswanto Sudomo, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta, 1998)
10
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN-Maliki Press,
2010), hlm. 37.
11
Komaruddin Ahmad, Dasar – Dasar manajemen Investasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), hlm. 17
14
hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai
tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.12
II.
Landasan Hukum Pasar Modal
Adapun landasan hukum pasar modal di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1998, tentang Pasar Modal.
b. Undang – undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas.
c. Undang – undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang diubah dengan Undang – undang No. 25 Tahun 25
Tahun 2003.
d. Undang – undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
e. Undang – undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
Sementara itu peraturan perundang – undangan lain yang terkait
dengan pasar modal adalah sebagai berikut:13
a. Peraturan
Pemerintah
Nomor
45
Tahun
1995,
tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
12
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal Panduan Bagi Para Akademisi dan Praktisi
Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 55
13
Nor Hadi, Pasar Modal: Acuan Teorites dan Praktis Investasi dan Instrument Keuangan
Pasar Modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 14.
15
c. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995,
tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548
Tahun 1990 tentang Pasar Modal.
d. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995,
tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh
Pemodal Asing.
e. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.010/1995,
tentang Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan Efek oleh
Pemodal Asing.
f. Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Nomor 97/1993 tentang Tata Cara Penanaman
Modal sebagaimana telah diubah denagn Keputusan Presiden
Nomor 115/1998.
III.
Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian
suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus,
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Peran pasar modal berfungsi
ekonomi karena pada pasar modal disediakan fasilitas atau wahana
yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya
pasar modal maka perusahaan public dapat memperoleh dana segar
masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau
efek utang (obligasi). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
16
keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik yang dipilih. Jadi, diharapkan dengan adanya
pasar modal, aktivitas perekonomian akan meningkat karena pasar
modal itu merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan –
perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang
pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat.14
Selain fungsi di atas, ada fungsi lain dari pasar modal di
Indonesia, di antaranya sebagai berikut:15
a.
Memungkinkan
bagi
masyarakat
untuk
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh
keuntungan dan resikonya.
b.
Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal
dan luar untuk membangundan mengembangkan link
produksinya.
c.
Harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar
modal konvensional.
d.
Memungkinkan pasda investasi pada ekonomi itu
ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagai mana
tercermin dalam harga saham.
IV.
14
Jenis-Jenis Pasar Modal
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 14.
15
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm. 46.
17
Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi
tiga macam, yaitu:16
a. Pasar perdana merupakan penjualan efek pertama kali
atau penerbitan efek sebelum efek tersebut dijual
melalui bursa efek.
b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan
pada pasar perdana berakhir.
c. Bursa pararel merupakan bursa efek yang ada.
V.
Bentuk Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat
– surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar
modal. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengkuan hutang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda penyertaan efek dan setiap
derivative dari efek. Berbagai sekuritas yang diperdagangkan di pasar
modal antara lain adalah saham biasa, saham preferen, obligasi
perusahaan dan obligasi konversi, obligasi Negara, bukti right,
warrant, kontak opsi, kontrak berjangka dan reksa dana.17
Saham menjadi produk utama yang diperjualbelikan di
pasar modal karena saham merupakan produk yang paling diminati
baik oleh pemodal maupun emiten. Perubahan harga saham dapat
16
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2009), hlm. 330.
17
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, hlm. 30.
18
menggambarkan kegairahan atau kelemahan aktivitas pasar modal
serta investor dalam transaksi. Saham memiliki kelebihan karena
dapet memberikan keuntungan yang tinggi namun dengan resiko yang
juga besar.18
VI.
Pasar Modal Syariah
Pada
dasarnya,
pasar
modal
merupakan
alternatif
penghimpunan dana selain system perbankan. Pasar modal adalah
pasar dari berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang
yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi)
maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan
perusahaan swasta.19 Sedangkan Pasar modal syariah adalah pasar
modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap
perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai
dengan ketentuan syariah.20 Saham syariah merupakan salah satu
bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa
kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan
usaha.21
Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan
sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam
kegiatan transaksi ekonomi terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti:
18
Corry Yohana, Analisis Teknikal pada Perusahaan Perkebunan Go Public Sebagai
Pertimbangan dalam Menentukan Investasi di Pasar Modal, (Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No.
2, Desember 2007), hlm. 182.
19
Husnan Suad dan Emy Pudjiatuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, hlm.
20
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm.46
21
Ibid. hlm.71
19
riba, gharar, maysir dan lainnya. Pasar modal syariah secara resmi
diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan
penandatanganan MoU antara BAPEPAM dengan Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Pasar modal syariah melalui Bapepam & LK dengan
menerbitkan efek syariah di dalamnya, membuat masyarakat tak lagi
khawatir dengan investasi yang ingin mereka lakukan. Berdasarkan
Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.13 tentang penerbitan Efek
Syariah khususnya ayat 1 .a.3, yang dimaksud dengan efek syariah
adalah efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar
Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara dan kegiatan
usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Dalam Peraturan yang
sama, khususnya ayat 1 a.2., dijelaskan juga pengertian dari prinsipprinsip syariah di pasar modal yaitu prinsip-prinsip hukum islam
dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa DSN MUI,
sepanjang fatwa yang dimaksud tidak bertentangan dengan peraturan
ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa
DSN MUI. Dalam menentukan atau menyeleksi efek syariah,
Bapepam dan LK dibantu oleh DSN MUI. Kerjasama antara keduanya
dimaksudkan agar penggunaan prinsip-prinsip syariah di pasar modal
dalam menyeleksi efek yang memenuhi kriteria syariah dapat lebih
optimal, mengingat DSN MUI merupakan satu-satunya lembaga di
20
Indonesia yang mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan fatwa
yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia.
Hasil seleksi efek syariah yang telah dilakukan oleh Bapepam dan LK
serta DSN MUI tersebut dituangkan dalam suatu Daftar Efek Syariah
(DES).22
Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek yang
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal,
yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau pihak yang disetujui
Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi Reksa
Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat
dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk
berinvestasi pada portofolio efek syariah.23
DES yang diterbitkan Bapepam-LK dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu :
a. DES Periodik
DES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara
berkala yaitu pada akhir Mei dan November setiap
tahunnya. DES Periodik pertama kali diterbitkan
Bapepam-LK pada tahun 2007.
b. DES Insidentil
22
www.bapepam-lk.go.id, diakses pada tanggal 22 Desember 2014
Daftar Efek Syariah http://www.bapepam.go.id/syariah/daftar_efek_syariah/index.html
diakses pada tanggal 22 Desember 2014
23
21
DES Insidentil merupakan DES yang diterbitkan tidak
secara berkala. DES Insidentil diterbitkan antara lain
yaitu:
1) Penetapan saham yang memenuhi criteria efek
syariah bersamaan dengan efektifnya pernyataan
pendaftaran Emiten yang melakukan penawaran
umum perdana atau pernyataan pendaftaran
perusahaan publik.
2) Penetapan saham emiten dan atau perusahaan
publik yang memenuhi criteria efek syariah
berdasarkan laporan keuangan berkala yang
disampaikan kepada Bapepam-LK Setelah surat
keputusan DES secara periodik ditetapkan.
Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang
ditetapkan oleh Bapepam-LK meliputi:
a)
Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh
Neagara Republik Indonesia;
b)
Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan
publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakuka berdasarkan prinsip syariah
sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar;
22
c)
Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk
obligasi
syariah
yang
telah
diterbitkan
oleh
emiten
sebelumnya ditetapkannya peraturan ini;
d)
Saham Reksa Dana Syariah;
e)
Unit penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa
Dana Syariah;
f)
Efek Beragun Aset Syariah;
g)
Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah, yang
diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang tidak
menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan
usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang
emiten atau perusahaan publik tersebut:
1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b peraturan Nomor IX.A.13
2)
Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
-
Total utang yang berbasis bunga dibandingkan
dengan total asset tidak lebih dari 45% (empat puluh
lima per seratus);
-
Total Pendapatan bunga dan Pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan dengan total Pendapatan
usaha (revenue) dan Pendapatan lain-lain tidak lebih
dari 10% (sepuluh per seratus);
23
h)
Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah
di pasar modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional
dimana pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya;
dan
i)
VII.
Efek syariah lainnya.
Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
a.
Al-Qur’an
Surat Ar-Ruum ayat 39
َّ ‫بط فَ ََل ٌَشْ ثُٕ ِع ُْ َذ‬
‫َّللاِ َٔ َيب آرَ ٍْزُ ْى ِي ٍْ صَ َكب ٍح‬
ِ َٕ ‫َٔ َيب آرَ ٍْزُ ْى ِي ٍْ ِسثًب نٍَِشْ ث َُٕ فًِ أَ ْي‬
ِ َُّ‫ال ان‬
َّ َّ ْ‫رُ ِشٌ ُذٌَٔ َٔج‬
ٌَُٕ‫َّللاِ فَأُٔنَئِكَ ُْ ُى ْن ًُضْ ِعف‬
Artinya:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya)”.
Surat An-Nisaa’ Ayat 160 dan 161
َّ ‫ٍم‬
ْ َّ‫د أُ ِحه‬
ٍ ‫فَجِظُ ْه ٍى ِيٍَ انَّ ِزٌٍَ َْب ُدٔا َح َّش ْيَُب َعهَ ٍْ ِٓ ْى طٍَِّجَب‬
َ ِ‫ذ نَُٓ ْى َٔث‬
ِ‫َّللا‬
ِ ِ‫ص ِّذ ِْ ْى ع ٍَْ َعج‬
‫بط ِم َٔأَ ْعزَ ْذََب‬
َ َٕ ‫َكثٍِشًا َٔأَ ْخ ِز ِْ ُى انشِّ ثَب َٔقَ ْذ َُُٕٓا َع ُُّْ َٔأَ ْكهِ ِٓ ْى أَ ْي‬
ِ َ‫بط ثِ ْبنج‬
ِ َُّ‫ال ان‬
‫نِ ْه َكبفِ ِشٌٍَ ِي ُُْٓ ْى َع َزاثًب أَنٍِ ًًب‬
24
Artiya:
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami
haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang
dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Dan disebabkan mereka
memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang
dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”
Surat Ali Imron Ayat 130
َّ ‫ضب َعفَخً َٔارَّقُٕا‬
ٌَُٕ‫َّللاَ نَ َعهَّ ُك ْى رُ ْفهِح‬
َ ‫ٌَب أٌََُّٓب انَّ ِزٌٍَ آ َيُُٕا ََل رَأْ ُكهُٕا انشِّ ثَب أَضْ َعبفًب ُي‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan”
Surat Al-Baqarah Ayat 275-276
ُ َ‫انَّ ِزٌٍَ ٌَأْ ُكهٌَُٕ انشِّ ثَب ََل ٌَقُٕ ُيٌَٕ إِ ََّل َك ًَب ٌَقُٕ ُو انَّ ِزي ٌَزَخَ جَّطُُّ ان َّش ٍْط‬
‫بٌ ِيٍَ ْان ًَظِّ َرنِكَ ثِأَََُّٓ ْى قَبنُٕا‬
َّ ‫إََِّ ًَب ْانجَ ٍْ ُع ِي ْث ُم انشِّ ثَب َٔأَ َح َّم‬
‫َّللاُ ْانجَ ٍْ َع َٔ َح َّش َو انشِّ ثَب فَ ًَ ٍْ َجب َءُِ َيْٕ ِعظَخٌ ِي ٍْ َسثِّ ِّ فَب َْزََٓى فَهَُّ َيب‬
َ‫َعهَف‬
ُ
َّ ‫ق‬
َّ ‫َٔأَ ْي ُشُِ إِنَى‬
ُ ‫ ٌَ ًْ َح‬. ٌَٔ‫بس ُْ ْى فٍَِٓب خَبنِ ُذ‬
ًِ‫َّللاُ انشِّ ثَب ٌَُٔشْ ث‬
ِ َُّ‫َّللاِ َٔ َي ٍْ عَب َد فَأٔنَئِكَ أَصْ َحبةُ ان‬
‫د‬
َّ ‫ان‬
ِ ‫ص َذقَب‬
َّ َٔ
‫بس أَثِ ٍٍى‬
ٍ َّ‫َّللاُ ََل ٌ ُِحتُّ ُك َّم َكف‬
Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa
yang datang kepadanya peringatan dari Allah. Lalu ia berhenti
25
maka baginya adalah apa yang telah berlalu dan urusannya
adalah kepada Allah dan barang siapa yang kembali lagi, maka
mereka adalah penghuni neraka yang kekal di dalamnya. Allah
akan menghapus riba dan melipat gandakan sedekah dan Allah
tidak suka kepada orang-orang kafir lagi pendosa”.(QS. AlBaqarah : 275- 276)
Surat Al-Baqarah Ayat 278-279
َّ ‫ٌَب أٌََُّٓب انَّ ِزٌٍَ آ َيُُٕا ارَّقُٕا‬
‫ فَئ ِ ٌْ نَ ْى رَ ْف َعهُٕا‬. ٍٍَُِ‫َّللاَ َٔ َرسُٔا َيب ثَقِ ًَ ِيٍَ انشِّ ثَب إِ ٌْ ُك ُْزُ ْى ُي ْؤ ِي‬
ْ ‫َّللاِ َٔ َسعُٕنِ ِّ َٔإِ ٌْ رُ ْجزُ ْى فَهَ ُك ْى ُس ُءٔطُ أَ ْي َٕانِ ُك ْى ََل ر‬
َّ ٍَ‫ة ِي‬
‫َظهِ ًٌَُٕ َٔ ََل‬
ٍ ْ‫فَأْ َرَُٕا ثِ َحش‬
ْ ُ‫ر‬
. ًٌَُٕ َ‫ظه‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkanlah sisa-sisa riba. jika memang kamu orang yang
beriman. Jika kamu tidak melakukannya, maka terimalah
pernyataan perang dari Allah dan rasul Nya dan jika kalian
bertobat maka bagi kalian adalah modal-modal, kalian tidak
berbuat zalim dan tidak pula dizalimi”. (QS. Al-Baqarah : 278279)
b.
As-Sunnah
ُ ‫صهَّى‬
‫َّللاُ َعهَ ٍْ ِّ َٔ َعهَّ َى َََٓى ع ٍَْ ثَ ٍْ َعزَ ٍْ ٍِ فِ ًْ ثَ ٍْ َع ٍخ‬
َ ًَّ ِ‫اِ ٌَّ انَُّج‬
Artinya:
“Nabi SAW melarang pembelian ganda pada suatu transaksi
pembelian.” (H.R. abu Dawud, At – Tirmidzi dan An – Nasa’i)
c.
Kaidah Fiqh
‫اَلثَب َحخُ َيبنَ ْى ٌَ ُذ َّل َدنِ ٍْ ُم َعهَى رَحْ ِش ٌْ ًَِٓب‬
ِ ‫د‬
ِ ‫اَلَصْ ُم فِ ًْ ان ًُ َعب َي ََل‬
Artinya :
“ Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan
sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.”
d.
Pendapat Ulama
26
ٍْ ‫بة اَلَ ْعٓ ُِى ُش َش َكب ُء فًِ ان ِّششْ َك ِخ ثُِِ ْغجَ ِخ َيبٌَ ًْهِ ُكْٕ ٌَ ِي‬
َ ‫انزَ َعب ُي ُم ثِ ْبَلَ ْعٓ ُِى َجبئِ ٌض شَشْ عًب َِلَ ٌَّ اَصْ َح‬
‫اَ ْعٓ ٍُى‬
Artinya:
“Bermu’amalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas)saham
hukunya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam
perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”
e.
Fatwa-fatwa DSN MUI
Pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki landasan
fatwa sebagai berikut:
1) Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.
2) Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah.
3) Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/ 2002 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah.
4) Fatwa No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal.
5) Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi
Syariah Ijarah.
6) Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah Konversi.
27
7) Fatwa
No.
65/DSN-MUI/III/2008
tentang
Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah.
8) Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran
Syariah.
9) Fatwa
No.
69/DSN-MUI/VI/2008
tentang
Surat
Berharga Syariah Nasional (SBSN).
10)
Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode
Penerbitan SBSN.
11)
Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and
Lease Back.
12)
Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN
Ijarah Sale and Lease Back/
13)
Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN
Ijarah Asset To Be Leased.
14)
Fatwa
Penerapan
No.
Prinsip
80/DSN-MUI/III/2011
Syariah
dalam
tentang
Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler
Bursa Efek.
f. Peraturan lainnya
Adapun peraturan lain pasar modal syariah di Indonesia
yaitu:
1)
Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek.
28
2)
Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.14 tentang
Akad-akad yang digunakan Dalam Penerbiata Obat.
3)
Peraturan Bapepam & LK No. II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
4)
UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara.
VIII.
Fungsi Pasar Modal Syariah
Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah:24
a. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh
dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan resiko
b. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan
menjual saham yang mereke miliki sesuai dengan sistem di pasar
modal
c. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal
untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka
d. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga
saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari
pasar modal non – Islam.
e. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja
perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut.
IX.
24
535-536
Instrumen Pasar Modal Syariah
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
29
Bursa efek yang berkaitan dengan modal yang tersedia
dalam bentuk sertifikat mudhorobah dan syirkah. Pinjaman dengan
bunga tidak terdapat dalam ekonomi berbasis Islam. Tidak ada saham
preferen dalam ekonomi Islam, karena rate-nya sudah ditentukan
terlebih dahulu. Namun bursa efek dapat boleh memperdagangkan
sertifikat inal qard Hasan yang diterbitkan oleh pemerintah.25
Instrumen pasar modal syariah di kelompokkan dalam 3
kelompok, yaitu:26
a. Sekuritas aset/proyek aset (aset securitisation) yang merupakan
bukti penyertaan, baik dalam penyertaan musyarakah (management
share) maupun penyertaan mudharabah (participation share).
Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap dengan
hak pengelola, mengawasi manajemen dan hak suara dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan penyertaan mudharabah adalah
mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan
tersebut, tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau pengelolaan.
b. Sekuritas utang (debt securisation) atau penerbitan surat utang
yang timbul atas transaksi jual beli atau merupakan sumber
pendanaan bagi perusahaan.
c. Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh
perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah
dalam bentuk saham.
25
Ibid. hlm. 544.
Muhammad Firdaus NH, et al, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Renaisan,
2005), hlm. 27.
26
30
3. Tinjauan Umum Tentang Saham.
I.
Pengertian Saham.
Saham merupakan surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal. Saham juga merupakan surat berharga yang dikeluarkan
oleh suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) atau
yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham
tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan
demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi
pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Menurut Fabozzi27 definisi saham adalah saham mewakili
kepemilikan di dalam suatu perusahaan. Para pemegang saham berhak
atas pendapatan tersebut dibagikan dalam bentuk deviden yang juga
berhak atas saham dari sisa modal jika terjadi likuidasi. Sedangkan
menurut Mishkin dan Eakins28 saham adalah sekuritas yang
menyatakan tentang pendapatan dan aktiva dari sebuah perusahaan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik
saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
27
Modigliani, Fabozzi, Frank “Capital Market” edisi 3, Prenctice Hall 2003.hlm.339
Stanley, Mishkin, Fredrick S. Financial Market Institution” Edisi 5, Pearson Addison
Wesley 2006. hlm.28
28
31
II.
Jenis-Jenis Saham.
Saham merupakan salah satu bentuk instrumen investasi
yang paling banyak diminati oleh investor. Bagi perusahaan yang
telah go public perusahaan tersebut dapat menjual sahamnya
kepada masyarakat luas dan masyarakatpun dapat memilih
beberapa jenis saham untuk berinvestasi. Menurut Akhmad29 yaitu
:
a.
Menurut cara pengalihan
1) Saham atas unjuk (bearer stock). Di atas sertifikat saham ini
tidak ditulis nama pemiliknya sehingga kepemilikan atas tunjuk
ini dapat dengan mudah dialihkan atau dipindahkan kepada
orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.
2) Saham atas nama (registered stock). Di atas sertifikat ditulis
nama pemiliknya. Cara pengalihannya harus memenuhi suatu
prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan
kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan
yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika
sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta penggantian karena
namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.
b.
Menurut hak tagih (klaim)
1) Saham bisa (common stock). Surat berharga yang paling banyak
dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini
29
Akhmad Kamaruddin.”Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofilio”.(Jakarta: PT
Rineka Cipta,2004),hlm 74-75
32
mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir
terhadap pembagian deviden dan hak atas keuangan perusahaan
setelah dilikuidasi dibandingkan dengan saham preferen.
2) Saham preferen (preferred stock). Di dalam prakteknya,
terdapat beberapa jenis saham preferen yaitu:
-
Cumulative preferred stock. Pemilik saham jenis ini
memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian
deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu presentase
atau jumlah tertentu. Dalam arti bahwa jika dalam
tahun
tertentu
deviden
yang
dibayarkan
tidak
mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini
dipertimbangkan
pada
tahun-tahun
berikutnya.
Pembayaran deviden pada pemegang saham preferen
selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.
-
Noncumalative preferred stock. Pemilik saham jenis ini
mendapatkan priaoritas dalam pembagian deviden
sampai pada suatu presentase atau jumlah tertentu,
tetapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian
apabila pada suatu tahun tertentu deviden yang
dibayarkan lebih besar dari jumlah yang ditentukan
atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat
diperhitungkan pada tahun berikutnya.
33
-
Participating preferred stock. Pemilik saham jenis ini
selain memperoleh deviden ektra, setelah deviden
dibayarkan penuh kepada seluruh pemegang saham
preferen, mereka juga memperoleh deviden ekstra
bersama-sama dengan pemegang saham biasa.
III.
Saham Syariah.
Saham syariah adalah saham dari perusahaan (emiten) yang
dalam operasionalnya sesuai dengan kaidah syariat Islam. Kriteria
saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah adalah
berdasarkan 2 (dua) syarat, yaitu :
a.
Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan
syariat islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak
bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan
bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan
syariat islam, serta memliliki produk yang halal. Perusahaan
yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan
konvensional tidak memenuhi kategori ini.
b.
Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham
adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran
setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang
dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang
menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan
saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak
34
untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini
bertentangan dengan aturan syariat islam tentang bagi hasil.
Maka saham yang sesuai dengan syariat islam adalah saham
yang setiap pemiliknya mempunyai hak yang proporsional
sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.
Tidak semua saham yang diterbitkan oleh perusahaan
publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat
disebut saham syariah jika memenuhi criteria sebagai berikut:30
1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan
dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha tidak
bertentangan dengan Prinsip – Prinsip Syariah.
2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha tidak bertentangan
dengan Prinsip – Prinsip Syariah, namun memenuhi criteria
sebagai berikut:
a) Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah
sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu:
a.
Perjudian dan permainnan yang tergolong judi.
b.
Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa.
30
c.
Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu.
d.
Bank berbasisi bunga.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Pengenalan Produk
Syariah.”, http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html, di akses tanggal
14 Juni 2014
35
e.
Perusahaan pembiayaan berbasisi bunga.
f.
Jual
beli
risiko
yang
mengandung
unsur
ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara
lain asuransi konvensional.
g.
Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa barang
haram zatnya (haram li – dzatihi), barang atau jasa
haram bukan karena zatnya (haram li – ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN – MUI dan/atau barang
atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
h.
Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah).
b) Rasio total hutang berbasis bunga dibanding total ekuitas
tidal lebih dari 82%.
c) Rasio pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya disbanding total pendapatan usaha dan total
pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
IV.
Harga Saham.
Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh peraturan
perdagangan saham, ketat tidaknya pengawasan atau pelanggaran
yang dilakukan oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal
yang berubah-ubah antara pesimistis dan optimistis dan lain-lain.
36
Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang
langsung atau tidak langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat,
tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan,
informasi yang berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal.
Di samping itu, harga saham pada dasarnya sangat terkait dengan
kesehatan keuangan perusahaan. Ketika penghasilan perusahaan naik,
keyakinan investor juga akan tinggi, maka harga sahampun biasanya
naik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mencapai target
yang diharapkan harga saham biasanya jatuh.
Menurut Houston dan Brigham31, bahwa harga saham
perusahaan tergantung pada faktor-faktor berikut :
a. Proyeksi laba per saham
b. Waktu diperoleh laba
c. Tingkat resiko dari proyeksi laba
d. Proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas (DER)
e. Kebijakan pembagian deviden (DPR)
Selanjutnya menurut Damoddaran32 bahwa harga saham
ditentukan oleh permintaan atau perdagangan harian antara penjual
dan pembeli. Arus permintaan ditentukan oleh harga, jika permintaan
lebih besar dari penawaran, harga akan naik. Tetapi jika penawaran
lebih besar dari permintaan, harga akan turun.
31
Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F.2007 Essentials Of Financial Management.
Thomson South Western.hlm.24
32
Damoddaran Aswath.”Investment Valuation Edisi 2”. Jhon Willey 2002.hlm23
37
Di samping itu ditentukan juga oleh kondisi perusahaan
yang bersangkutan artinya semakin baik kinerja perusahaan, makin
tinggi laba, makin besar besar keuntungan yang dinikmati pemegang
saham dan makin besar pula kemungkinan harga saham naik. Selain
kinerja perusahaan, prospek, dan perkembangan industri dimana
perusahaan berada, kondisi mikro dan makro ekonomi juga
mempengaruhi harga suatu saham.
V.
Nilai Saham
Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh
perusahaan
yang
go
public.
Nilai
saham
ditentukan
oleh
perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbit
mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, perusahaan tersebut
akan dapat menyisihkan bagian keuntungan sebagai deviden dalam
jumlah yang tinggi pula. Pemberian deviden yang tinggi akan menarik
minat investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini mengakibatkan
permintaan atas investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini
mengakibatkan permintaan atas saham yang bersangkutan akan
meningkat yang pada akhirnya akan mendorong naiknya nilai saham.
Menurut Arifin33, nilai suatu saham terbagi atas :
a.
Nilai Intrinsik, yaitu harga yang diharapkan dari saham
pada setiap akhir tahun pertama dari saham hari ini
33
Ali Arifin,”Membaca Saham”. Andi Offsel. Yogyakarta,2004.hlm.45
38
sebagaimana dilihat oleh investor tertentu pada waktu
melakukan analisis.
b.
Nilai Par (Par Value), digunakan untuk menunjukkan nilai
nominal, yakni nilai akuntansi yang menjadi dasar penilaian
kewajiban hukum pemegang saham.
c.
Nilai
Buku
(Book
Value),
menunjukkan
besarnya
penyertaan pemegang saham (scockholder’s equity) di
perusahaan. Nilai buku perlembar saham diperoleh dengan
membagi nilai buku ekuitas dengan jumlah lembar saham
yang ada.
d.
Nilai Pasar (Marker Value), yaitu harga pasar yang berlaku
dari suatu emisi saham, dan merupakan petunjuk bagaimana
para pelaku pasar secara keseluruhan mengukur nilai dari
saham itu.
4. Rasio Keuangan.
I.
Pengertian Rasio Keuangan
Laporan
keuangan
berisi
informasi
penting
untuk
masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan
atau pemegang saham, manajer perusahaan, investor, pelanggan dan
karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan
efesiansi perusahaan. Analisa laporan keuangan bersifat relatif karena
didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil pembandingan
39
suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan.
Menurut Gitman34 rasio keuangan meliputi metode untuk
menghitung
dan
mengintepretasikan
rasio
keuangan
untuk
menganalisis dan mengawasi kinerja perusahaan. Menurut Keown et
al
35
rasio keuangan dimulai dengan menghitung data yang
berhubungan
untuk
mengidentifikasi
beberapa
kekuatan
dan
kelemahan finansial pada sebuah perusahaan. Menurut Galagher36
seorang manajer keuangan menggunakan analisis rasio untuk
menginterpretasikan sekumpulan angka-angka pada laporan keuangan.
Rasio keuangan merupakan angka yang mewakili nilai dari salah satu
variabel keuangan terhadap variabel keuangan lain. Menurut
Harahap37 rasio keuangan merupakan salah satu cara suatu metode
yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis data keuangan
suatu perusahaan untuk mengetahui kinerja perusahaan tersebut.
II.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menganalisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasiorasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio
34
Gitman Lawrence J 2006 Principles Of Manajerial Finance. Eleventh Edition, New
Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.54
35
Keown, Arthur J Martin, John D Petty, J William Scott, David J JR.”Financial
Management, Principles And Applications”. Tenth Edition, New Jersey : Pearson Education,
2005.hlm72
36
Gallagher, Timothy J Dan Andrew, Joseph D. 2003. Financial Management Principle
And Practice, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.97
37
Harahap, Sofyan Safri.”Analisis Krisis Laporan Keuangan”.(Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004),hlm.297
40
keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada
dalam neraca ataupun dalam dalam laporan laba rugi.
Menurut Gitman38 rasio keuangan dapat terbagi menjadi 5
kategori yaitu: likuiditas, aktivitas, hutang (solvabilitas), profitabilitas
dan rasio pasar. Rasio likuiditas, aktivitas dan solvabilitas untuk
mengukur risiko. Sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk
mengukur tingkat pengembalian. Rasio pasar digunakan untuk
mengukur risiko dan tingkat pengembalian.
Menurut Irham Fahmi39 rasio keuangan terbagi menjadi 6
kategori yaitu:
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Aktivitas
d. Rasio Profitabilitas
e. Rasio Pertumbuhan
f. Rasio Nilai Pasar
III.
Manfaat Rasio keuangan
Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analisis
keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat
merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan
secara konsisten agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
38
Gitman Lawrence J 2006 Principles Of Manajerial Finance. Eleventh Edition, New
Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.57
39
Irham Fahmi,”Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal”, (Jakarta: Mitra
Wacana Media,2014),hlm.69
41
Menurut Agus Sartono40 analisis keuangan mencangkup
analisis rasio keuangan, analisi kelemahan dan kekuatan dibidang
finansial akan sangat menbantu dalam menilai prestasi manajeman
masa lalu dan prospeknya dimasa datang. Rasio tersebut dapat
memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup
untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya hutang yang cukup
rasional, efesiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran
investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.
Adapun
manfaat
yang
bisa
diambil
dengan
dipergunakannya rasio keuangan, yaitu :41
a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk
dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi
perusahaan.
b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak
manajemen
sebagai
rujukan
untuk
membuat
perencanaan.
c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat
untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari
perspektif keuangan.
d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para
kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi
40
Agus Sartono,”Manajemen Keuangan (Teori Dan Aplikasi). (BPFE;
Yogyakarta.2001),hlm.113
41
Irham Fahmi, Op.Cit, hlm.53
42
risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya
jaminan
kelangsungan
pembayaran
bunga
dan
pengembalian pokok pinjaman.
e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai
penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.
5. Rasio Profitabilitas.
I.
Pengertian Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun
modal sendiri. Dengan demikian, bagi investor jangka panjang akan
sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi
pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterimanya dalam bentuk deviden.
Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan
investasi.
Intinya
bahwa
penggunaan
rasio
ini
menunjukkan efesiensi perusahaan.42
Menurut Gitman43 rasio profitabilitas adalah rasio yang
memungkinkan analisis untuk menilai tingkat keuntungan perusahaan
dari penjualan, tingkat aktiva tertentu, dan investasi pemilik
42
Kasmir,”Pengantar Manajemen Keuangan”,(Jakarta: Kencana,2010),hlm.115
Gitman, Op.Cit, hlm.65
43
43
perusahaan.
Menurut
Brigham44
rasio
profitabilitas
adalah
sekelompok rasio yang menunjukkan tentang kombinasi dari
likuiditas, manajemen aktiva, hutang, dan hasil operasi usaha.
Menurut
Galagher45
rasio
profitabilitas
adalah
rasio
yang
menggambarkan tentang seberapa besar pendapatan perusahaan
dibandingkan dengan pengeluarannya, seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan
penjualan, aktiva, dan modal.
II.
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
Terdapat banyak ukuran profitabilitas, masing-masing
pengembalian perusahaan dihubungkan terhadap penjualan, aktiva,
modal atau nilai saham. Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah:
a.
Profit Margin On Sales
Rasio yang menggambarkan pendapatan bersih dari setiap
penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dari
setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih
dengan penjualan.
Margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur magjin laba atas penjualan. Untuk untuk
mengukur rasio ini dengan cara membandingkan antara laba bersih
44
45
Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F, op.cit hlm.112
Gallaher, Timothy J Dan Andrew, Joseph D.hlm.98
44
setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan
nama profit margin.46
-
Untuk margin laba kotor dengan rumus :47
Profit Margin = _Penjualan Bersih – Harga Pokok
Penjualan_
Penjualan
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif
terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih
dikurangi
harga
pokok
penjualan.
Rasio
ini
merupakan cara untuk menetapkan harga pokok
penjualan.
-
Untuk margin laba bersih dengan rumus :
Profit Margin = _Laba Setelah Bunga dan Pajak_
Penjualan
Margin laba bersih merupaka ukuran keuntungan
dengan membandingkan antara laba setelah bunga
dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini
46
47
Kasmir, Op.Cit, hlm.115
Kasmir, Op.Cit, hlm.134-135
45
menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas
penjualan.
b.
Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA)
Merupakan rasio yang diperoleh dari pendapatan bersih
dibagi
dengan
jumlah
aktiva.
Atau
merupakan
rasio
yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan dan juga merupakan ukuran tetang efektivitas manajemen
dalam mengelola investasi.
Rumusan untuk mencari ROI atau ROA sebagai berikut :
ROI / ROA = _Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak_ x
100%
Total Aktiva
c.
Return On Equity (ROE)
Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efesiensi penggunaan
modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya posisi
pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rasio
ini
juga
menggambarkan
tentang
pengembalian dari investasi para pemegang saham.
Rumusan untuk mencari ROE sebagai berikut :
tingkat
46
ROE = _Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak_ x 100%
Total Ekuitas
d.
Basic Earning Power (BEP)
Rasio yang menggambarkan tetang kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba, dihitung dihitung melalui hasil bagi antara
pendapatan sebelum bunga dan pajak dengan jumlah aktiva.
Rumusan untuk mencari BEP sebagai berikut :
BEP = _Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak_ x 100%
Total Aktiva
e.
Laba Perlembar Saham (EPS)
Rasio ini disebut juga rasio nilai buku, merupakan rasio
untuk mengukur keberhasilan menajemen untuk mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah
berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan
pemegang saham. Sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan
pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian yang tinggi.
Rumusan untuk mencari EPS sebagai berikut :
47
EPS = _________Keuntungan________
Jumlah Saham Biasa Yang Beredar
f.
Rasio Pertumbuhan
Merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya yang ditengah
pertumbuhanperekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio ini yang
dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih,
pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan deviden per
saham.
g.
Rasio Penilaian
Merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemenmenciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi,
seperti :
-
Rasio harga saham terhadap pendapatan
-
Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
6. Rasio Solvabilitas.
I.
Pengertian Rasio Solvabilitas
Solvabilitas menggambarkan hubungan antara hutang
perusahaan terhadap modal atau asset yang dimiliki oleh
48
perusahaan tersebut. Menurut Van Horne48 rasio solvabilitas adalah
rasio yang menggambarkan tentang proporsi hutang perusahaan.
Menurut
Gitman49
rasio
solvabilitas
adalah
rasio
yang
menggambarkan tentang proporsi dari jumlah aktiva yang
dipinjamkan kepada perusahaan oleh kreditur. Menurut Husnan dan
Pudjiastuti50 rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang. Syafri51
menyatakan
bahwa
menggambarkan
kewajiban
Rasio
solvabilitas
kemampuan
jangka
panjangnya
perusahaan
atau
adalah
dalam
rasio
yang
membayar
kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan di likuidasi.
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupaun jangka panjang.
Perusahaan dikatakan solvabel apabila memiliki aktiva yang cukup
untuk membayar hutang jangka panjang. Sementara perusahaan
yang tidak memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang
jangka panjang disebut sebagai perusahaan yang unsolvabel.52
Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa
bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan
48
Horne, J.C. Van. 2002,”Financial Management And Policy. New Jersey : Prectice-Hall
International Inc., International Edition.hlm.357
49
Gitman Lawrence J 2006 Principles Of Manajerial Finance. Eleventh Edition, New
Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.64
50
Suad Husnan Dan Enny Pudjiastuti,”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,(Yogyakarta:
UPP AMP YKPN,2004),hlm.70
51
Syafri Harahap, Sofyan, “Analisa Kritis atas Laporan Keuangan”, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008),hlm.303
52
Martono,”Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”,(Yogyakarta: Ekonisia,
2002),hlm.83
49
merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen dan modal pemegang saham53. Struktur
modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu
sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian,
peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain)54.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang
seberapa besar kebutuhan dana perusahaan yang dibiayai oleh
hutang. Rasio solvabilitas juga merupakan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh
hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang
dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan
demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan
perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga
saham perusahaan.
II.
Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana
perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila apabila perusahaan
tidak mempunyai leverage artinya perusahaan dalam beroperasi
53
Wahyono, Hadi,”Komperasi Kinerja Perusahaan Bank Dan Asuransi Studi Empiris Di
Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Ekonomi Dan Menejemen, Vol.2 No.2, Mei 2002.hlm.12.
54
Riyanto, Bambang,” Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan”, (BPFE, Yogyakarta.
2008).hlm.22.
50
sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan
hutang. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Antara lain sebagai berikut :
a.
Debt To Asset Ratio (Debt Ratio) atau Rasio Total Hutang
Merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa
besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelola aktiva.55
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana
hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir56 debt ratio
merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban
yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total
aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan
semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial
atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman
semakin tinggi. Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil
maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan
ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman
juga semakin kecil.
55
Kasmir, Op.Cit, hlm.112
Sawir, Agnes.” Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan”,
(PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009).hlm.13
56
51
Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai
berikut :57
Debt Ratio = __Total Hutang
X 100%
Total Aktiva
b.
Debt To Equity Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang
dengan
ekuitas.
Untuk
mencari
rasio
ini
dengan
cara
membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar
dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.58
Menurut Syafri59 semakin kecil rasio hutang modal maka
semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika
jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.
Rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat
digunakan sebagai berikut :60
Debt to Equity Ratio = _ Hutang Jangka Panjang
57
Samsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.71
Kasmir, Op.Cit, hlm.112
59
Syafri Harahap, Sofyan, Op.Cit, hlm.303
60
Samsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.71
58
X 100%
52
Modal Sendiri
c.
Long Term Debt To Equity Ratio (LTDtER)
Merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang denagn cara membandingkan antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.61
Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio dapat
digunakan sebagai berikut :62
LTDtER = _
Hutang Jangka Panjang
X 100%
Hutang Jangka Panjang +Modal Sendiri
d.
Times Interest Earned
Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan
bunga. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk
membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio.63
Time interest earned juga merupakan perbandinganantara
laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan
merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan
61
Kasmir, Op.Cit, hlm.112
Samsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.71
63
Kasmir, Op.Cit, hlm.112-113
62
53
untuk membayar bunga utang jangka panjang. Sawir64 mengatakan
bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage
ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga
tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana
laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari
pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.
Rumusan untuk mencari times interest earned dapat
digunakan sebagai berikut :65
Times Interest Earned = ___E.B.I.T___
Biaya Bunga
e.
Fixed Charge Converage (Lingkup Biaya Tetap) atau Debt
Service Coverage
Merupakan rasio yang menyerupai rasio times interest
earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila
perusahaan memperoleh hutang atau aktiva berdasarkan kontrak
sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban
sewa tahunan atau jangka panjang.66
Rumusan untuk mencari Debt Service Coverage (DSC atau
FCC) dapat digunakan sebagai berikut :67
64
Sawir, Agnes, Op.Cit,hlm.14
Kasmir, Op.Cit, hlm.125
66
Kasmir, Op.Cit, hlm.113
67
Kasmir, Op.Cit, hlm.126
65
54
DSC atau FCC =
___E.B.T +B.Bunga+ Kewajiban
Sewa___
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa
7. Rasio Likuiditas.
I.
Pengertian Rasio Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban jangka pendeknya (hutang) pada saat
jatuh tempo. Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran
terhadap hutang-hutangnya artinya perusahaan dalam keadaan
likuid, tetapi jika tidak mampu maka perusahaan dikatakan dalam
ilikuid.
Menurut Gitman68 rasio likuiditas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek yang telah jatuh tempo. Sedangkan menurut
Brigham69 rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tentang
hubungan antara kas perusahaan dan harta lancar lainnya dengan
hutang lancar. Sedangkan menurut Galangher70 rasio likuditas
adalah rasio yang mengukur seberapa cepat dan mudahnya
perusahaan dalam menghasilkan uang tunai untuk memenuhi
keperluannya.
68
Gitman, Op.Cit, hlm.58
Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F.2007 Essentials Of Financial Management.
Thomson South Western.hlm.103
70
Gallaher, Timothy J Dan Andrew, Joseph D. 2003. Financial Management Principle
And Practice, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.99
69
55
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya yang telah jatuh
tempo.
II.
Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Likuiditas menunjukkan posisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Rasio ini sangat penting karena kegagalan dalam
memenuhi jangka pendeknya akan membawa perusahaan kearah
kebangkrutan. Menurut Brigham71 jenis-jenis rasio likuiditas
adalah:
a.
Current Ratio (CR) Atau Rasio Lancar
Rasio ini dihitung dengan membagia aktiva lancar dengan
hutang lancar. Ini mengindikasikan bahwa dari setiap hutang lancar
dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diperkirakan bisa diubah
menjadi uang tunai dalam waktu singkat.
Dari pengertian di atas, maka dapat diperoleh rumus current
ratio sebagai berikut :
Current Ratio =
Current Assets
Current Liabilities
71
Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F, op.cit hlm 103
x 100%
56
Tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat
current ratio yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan
oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat current ratio ini juga
sangat tergantung pada jenis usaha dari masing-masing perusahaan.
Akan tetapi sebagai pedoman umum, tingkat current ratio 2,00
sudah dapat dianggap baik (considered acceptable). Pembandingan
likuiditas perusahaan dengan menggunakan current ratio lebih baik
dari pada menggunakan net working capital.72
b.
Acid Test Ratio Atau Quick Ratio (Rasio Cepat)
Acid test ratio hampir sama dengan curent ratio hanya saja
jumlah persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dari
aktiva lancar harus dikeluarkan. Allasan yang melatarbelakangi hal
tersebut adalah bahwa persediaan merupakan komponen aktiva
lancar yang paling tidak likuid atau sulit untuk diuangkan dengan
segera tanpa menurunkan nilainya, sementara dengan acid test ratio
dimaksudkan untuk membandingkan aktiva yang lebih lancar
(Quick assets) dengan utang lancar.73
Rasio ini dihitung dengan mengeluarkan persediaan dari
aktiva lancar kemudian dibagi dengan hutang lancar. Maka dapat
diperoleh rumus sebagai berikut:
72
Syamsuddin Lukman,”Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam
Perencanaan, Pengawasan,Dan Pengambilan Keputusan”(Jakarta: Rajawali Press,2011),hlm.44
73
Ibid,hlm.45
57
Quick Ratio = Current Assets – Inventory x 100%
Current Liabilities
Acid test ratio sebesar 1,0 pada umumnya sudah dianggap
baik, tetapi seperti halnya dengan current ratio, berapa besar acid
test ratio yang seharusnya, sangat tergantung pada jenis usaha dari
masing-masing perusahaan. Acid test ratio ini akan memberikan
gambaran likuiditas yang lebih tepat hanya apabila inventory sulit
untuk dijual dengan segera tanpa menurunkan nilainya. Dengan
kata lain, apabila inventory dapat dijual
denga segera tanpa
menurunkan nilainnya, maka penggunaan current ratio lebih
disukai sebagai pengukuran tingkat likuiditas perusahaan secara
menyeluruh (overall liquidity of the firm).74
c.
Net Working Capital
Net working capital merupakan selisih antara current assets
(aktiva lancar) dengan current liabilities (utang lancar). Dengan
rumus sebagai berikut:
Net Working Capital = Aktiva Lancar – Utang Lancar
74
Ibid, hlm.46
58
Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk
kepentingan pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada
digunakan sebagai angka pembanding dengan perusahaan lain.
Tidak jarang terjadi apabila perusahaan bermaksud untuk mencari
pinjaman jangka panjang, maka kreditur menetapkan beberapa
persyaratan di mana salah satu diantaranya adalah penetapan
jumlah minimum
net working capital yang harus tetap
dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar
tetap mempertahankan jumlah “operating liquidity” pada tingkat
tertentu serta untuk menjamin pinjaman-pinjaman yang dilakukan
oleh perusahaan. Pembandingan net working capital dari tahun ke
tahun
juga
bisa
memberikan
gambaran
tentang
jalannya
perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar
menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula.75
d.
Cash Ratio Atau Rasio Kas
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Ketersediaan
uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang
setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di
bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan
75
Ibid, hlm.43
59
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar hutang-hutang
jangka pendeknya.76
Rumus untuk mencari rasio kas dapat digunakan sebagai
berikut :
Cash Ratio = Cash Or Cash Equivalent
Current Liabilities
Rata-rata industri untuk cash rasio adalah >50%. Apabila
rasio kas di bawah rata-rata industri, maka kondisi kurang baik
ditinjau dari rasio kas, karena untuk membayar kewajiban masih
memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar
lainnya.77
e.
Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk
membayar tagihan (hutang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
penjualan.78
76
Kasmir,”Pengantar Manajemen Keuangan”,(Jakarta: Kencana,2010),hlm.111
Ibid, hlm.121
78
Ibid, hlm.111
77
60
Rumus yang digunakan mencari rasio perputaran kas adalah
sebagai berikut:79
Rasio Perputaran Kas = ___Penjualan Bersih__
Modal Kerja Bersih
8. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas Terhadap
Harga Saham
I.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Penggunaan sumber dana perusahaan bertujuan untuk
menghasilkan laba. Laba dapat diperoleh apabila kegiatan operasional
perusahaan dalam keadaan yang baik, karena prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba dapat mempengaruhi permintaan terhadap
saham perusahaan tersebut. Meningkatnya permintaan saham akan
ikut meningkatkan harga sahamnya. Hal tersebut dipertegas oleh Agus
Sartono80 “pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara
permintaan dan penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta
karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran secara terusmenerus sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara cepat
dengan setiap perubahan informasi”.
Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai informasi,
baik informasi tentang perusahaan, emiten yang bersangkutan atau
informasi yang berkaitan dengan perekonomian secara makro.
79
Ibid, hlm.122
Agus Sartono,”Manajemen Keuangan (Teori Dan Aplikasi). (BPFE;
Yogyakarta.2001),hlm.40
80
61
Informasi-informasi seperti itulah yang akan mendapat reaksi dari
pelaku-pelaku pasar terutama para investor. Tujuan investor
melakukan analisis terhadap saham yang diminati adalah untuk
mengetahui
gambaran
yang
lebih
jelas
tentang
kemampuan
perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang
serta keuntungan yang akan diperoleh sehingga para investor tersebut
dapat melakukan investasi pada perusahaan yang tepat. Salah satu
perhatian investor dalam menganalisis saham-saham yang diminatinya
adalah harga saham itu sendiri. Penjelasan tersebut dipertegas oleh
Lukman Syamsudin81 “para pemegang saham dan calon pemegang
saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik
sekarang maupun yang akan datang. Hal tersebut penting karena
tingkat keuntungan akan mempengaruhi harga saham yang mereka
miliki”.
II.
Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham
Dalam pemenuhan dana untuk investasi, perusahaan akan
memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan
dengan cara yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan.
Rasio solvabilitas akan mempengaruhi harga saham karena rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi
sebagian atau seluruh hutang-hutangnya baik jangka panjang maupun
jangka pendek yang berasal dari aktiva atau asset perusahaan. Harga
81
Syamsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.38
62
saham dapat dimaksimumkan, jika perusahaan dapat meminimumkan
biaya penggunaan berbagai macam sumber dana. Oleh karena itu,
perusahaan perlu mengkombinasikan antara total aktiva dengan
sumber dana yang dapat meminimumkan biaya-biaya atau bebanbeban perusahaan dalam proporsi yang paling tepat, sehinggan harga
saham perusahaan dapat meningkat. Seperti yang dikemukakan
Martono dan Agus Harjito82 menyatakan bahwa leverage merupakan
penggunaan dana denagn beban tetap dengan harapan atas
penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lembar
saham (earning per share) dimana akhirnya akan mempengaruhi
harga saham.
III.
Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan perorangan atau
perusahaan untuk mengkonversikan aktiva lancar tertentu menjadi
tunai. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua hutang jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Menurut Agus Sartono83 mengemukakan bahwa “perusahaan yang
sedang mengalami pertumbuhan dan profitable akan memerlukan
dana yang cukup besar untuk membiayai investasi, oleh karena itu
82
Martono, Agus Harjito.”Manajemen Keuangan”.(Yogyakarta;
EKONISIA,2007),hlm.300
83
Agus Sartono,”Manajemen Keuangan (Teori Dan Aplikasi)”. (BPFE;
Yogyakarta.2001),hlm.293
63
mungkin akan kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih banyak
diinvetasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen”.
Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap
investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana.
Keberhasilan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan
memberikan sinyal positif dari peningkatan nilai perusahaan yang
tercermin pada peningkatan harga sahamnya.
B. Tinjauan Pustaka
Dalam proses penelitian ini, penulis telah menemukan sumber
yang membahas mengenai teori-teori yang membahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini. Penulis menjadikan penelitian
terdahulu sebagai bahan perbandingan dan referensi tersendiri dalam
penelitian ini, diantaranya :
Mutia salman (2011) melakukan penelitian dengan judul,
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif
dengan hubungan kausal untuk menganalisa hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Variabel dependen yang digunakan adalah harga
saham penutupan (closing price) per tahun dan variabel independen yang
digunakan adalah Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE),
64
Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate dan Properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 yang berjumlah 43
perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Dari 43 populasi perusahaan diperoleh 18 perusahaan yang
menjadi sampel penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara silmutan, seluruh variabel independen berupa debt to equity ratio
(DER), return on equity (ROE), earning per share (EPS) dan price earning
ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan real
estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan
secara parsial, Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap
harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Sedangkan debt to equity ratio (DER), earning per share
(EPS), dan price earning ratio (PER) tidak menunjukkan adanya pengaruh
terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.84
Penelitian Farah Nurida (2010) dengan judul Pengaruh Curren
Ratio, Dept To Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Harga
Saham Perusahaan Jakarta Islamic Index Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2008. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah harga saham penutup per tahun. Variabel independen
yang digunakan adalah current ratio, debt to equity ratio dan earning per
84
Mutia Salman,”Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” Skripsi Sarjana Ekonomi
(Medan:Universitas Sumatera Utara, 2011)
65
share. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public
pada JII yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling. Kemudian terpilih 9 perusahaan sebagai sampel
dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial current ratio, debt to equity dan earning per share berpengaruh
terhadap harga saham. Secara simultan, current ratio, debt to equity ratio
dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.85
Penelitian Indah Nurmalasari (2010) dengan judul pengaruh profita
bilitas dengan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005-2008. Menganalisis adakah rasio profitabilitas
terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini
menggunakan metode regresi berganda dengan pendekatan kuantitatif.
Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah secara simultan menunjukkan
bahwa rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan hasil
regresi secara parsial menunjukkan bahwa hanya ROA dan EPS yang
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan
NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.86
Penelitian Ina Rinati (2001) dengan judul pengaruh NPM, ROA,
dan ROE terhadap harga saham pada perusahaan yang tercantum dalam
85
Farah Nurida,”Pengaruh Curren Ratio, Debt To Equity Dan Earning Per Share Terhadap
Harga Saham Perusahaan Jakarta Islamic Index Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2005 Sampai Dengan 2008,” Skripsi Sarjana Ekonomi (Jakarta: Universitas Indonesia Esa
Unggul,2010).
86
Indah Nurmalasari,”Pengaruh Profitabilitas Dengan Harga Saham Emiten LQ 45 yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2008) Jurnal Ekonomi Dan Manajemen. 2010
66
LQ 45. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis regresi berganda dengan pendekatan kuantitatif dan untuk hasil
dari penelitian ini pada uji regresi secara serempak (bersama-sama). Hasil
dari penelitian ini semua variabel (NPM, ROA dan ROE) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pada uji
regresi secara parsial hanya variabel ROA yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham.87
Penelitian Anissa Yunita Uli (2009) tentang pengaruh faktor
fundamental dan resika sistematik terhadap harga saham. Pengelola dan
analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan
program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan hanya faktor fundamental
Book Value (BV) yang mempengaruhi harga saham secara parsial dan
faktor fundamental lainnya tidak berpengaruh, sedangkan secara simultan
semua faktor fundamental (ROA, ROE, BV, DPR, DER dan r) dan resiko
sitematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham.88
Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu
dapat dirangkum pada tabel 2.1 berikut:
87
Ina Rinati,”Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Dan Return
On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tercantum Dalam Index LQ 45.
Jurnal Ekonomi Dan Manajemen.2001
88
Anissa Yunita Uli,”Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sitematik Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Dan Konsumsi Di Bursa Efek
Indonesia.Jurnal Manajemen.2009
Judul/Periode
Variabel penelitian dan
penelitian
hasil penelitian
No
Peneliti/Tahun
Persamaan
Perbedaan
1.
Mutia Salman
Pengaruh kinerja
- Variabel dependen : harga
- Meneliti tentang pengaruh
- Tidak terdapat variabel
(2010)
keuangan terhadap harga
saham dan variabel
kinerja keuangan terhadap
DER, PER dan EPS
saham pada perusahaan
independen : DER, ROE, PER harga saham.
namun terdapat variabel
real estate dan properti
dan EPS.
- variabel independen yang
DR dan CR.
yang terdaftar di bursa
- Variabel DER, ROE, PER
digunakan ROE
- Objek penelitian :
efek indonesia (periode
dan EPS berpengaruh secara
perusahaan yang
2007-2009)
simultan terhadap harga
terdaftar di DES.
saham. Secara parsial, ROE
- Periode penelitian
berpengaruh terhadap harga
2010-2013.
saham sedangkan DER dan
PER dan EPS secara tidak
berpengaruh terhadap harga
saham.
2.
Fara Nurida
Pengaruh current ratio,
-Variabel dependen : harga
(2010)
debt to equity ratio dan
saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap
56
- Meneliti tentang pengaruh
- Tidak terdapat variabel
DER dan EPS namun
57
earning per share
independen: CR, DER dan
harga saham.
terdapat variabel DR dan
terhadap harga saham
EPS
- variabel yang digunakan
ROE.
perusahaan Jakarta
-Secara silmutan variabel
CR.
- Objek penelitian :
Islamic Index yang
independen berpengaruh
perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek
positif dan signifikan terhadap
terdaftar di DES.
Indonesia periode 2005-
harga saham. Secara parsial
- Periode penelitian
2008
CR, DER dan EPS
2010-2013.
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham.
3.
Indah
Analisis pengaruh faktor
-Variabel dependen : harga
- Meneliti tentang pengaruh
-Tidak terdapat variabel
Nurmalasari
profitabilitas terhadap
saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap
ROA, NPM, dan EPS
(2010)
harga saham emiten LQ
independen: ROA, ROE,
harga saham.
namun terdapat variabel
45 yang tercatat di Bursa
NPM dan EPS
- variabel yang digunakan
DR dan CR.
Efek Indonesia periode
-Secara silmutan variabel
ROE.
- Objek penelitian :
2005-2008
independen berpengaruh
perusahaan yang
58
positif dan signifikan terhadap
terdaftar di DES.
harga saham. Secara parsial
- Periode penelitian
ROA dan EPS berpengaruh
2010-2013.
positif dan signifikan terhadap
harga saham.
4.
Ina Rinati
Pengaruh NPM, ROA
-Variabel dependen : harga
- Meneliti tentang pengaruh
-Tidak terdapat variabel
(2001)
dan ROE terhadap harga
saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap
ROA dan NPM namun
saham perusahaan yang
independen: ROA, ROE, dan
harga saham.
terdapat variabel DR dan
tercantum dalam index
NPM.
- variabel yang digunakan
CR.
LQ 45
-Secara silmutan variabel
ROE.
- Objek penelitian :
independen berpengaruh
perusahaan yang
positif dan signifikan terhadap
terdaftar di DES.
harga saham. Secara parsial
- Periode penelitian
ROA berpengaruh positif dan
2010-2013.
signifikan terhadap harga
saham.
59
5.
Anissa Yunita
Analisis pengaruh faktor
-Variabel dependen : harga
Uli
fundamental dan risiko
saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap
ROA, BV, DPR, DER
(2009)
sitematik terhadap harga
independen: ROA, ROE, BV,
harga saham.
dan r namun terdapat
saham pada perusahaan
DPR, DER dan r
- variabel yang digunakan
variabel DR dan CR.
sektor industri barang
-Secara silmutan variabel
ROE.
- Objek penelitian :
dan konsumsi di Bursa
independen berpengaruh
perusahaan yang
Efek Indonesia
positif dan signifikan terhadap
terdaftar di DES.
harga saham. Secara parsial
- Periode penelitian
ROA dan EPS berpengaruh
2010-2013.
positif dan signifikan terhadap
harga saham.
Sumber : data diolah oleh peneliti
- Meneliti tentang pengaruh
-Tidak terdapat variabel
60
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan, maka sebuah model
untuk penelitian ini nampak pada gambar 1.1 model tersebut terdiri dari tida
variabel independen diantaranya ROE, DR, dan CR serta satu variabel
dependen yaitu harga saham.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Return On Equity (ROE)
H1
X1
Debt Ratio (DR)
H2
Harga saham
X2
Curren Ratio (CR)
X3
Y
H3
H4
sumber: Data diolah oleh peneliti
kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang
bagaimana teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah riset.89 Pengembangan alur pemikiran selanjutnya adalah
pengaruh rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio likuiditas terhadap
harga saham. Dimana ketiga rasio tersebut dapat mempengaruhi harga saham.
89
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis (Jakarta; PT Raja Grafindo
Persada, 2001), hlm.23
61
Kerangka pemikiran di atas
menggambarkan pengaruh antara variabel
independen (X) yaitu ROE (X1), DR (X2) dan CR (X3) terhadap variabel
dependen (Y) yaitu harga saham.
D. Hipotesis
1. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola
modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE
menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai
rentabilitas usaha. Investor memandang bahwa ROE merupakan indikator
profitabilitas yang penting, karena ROE merupakan indikator untuk mengukur
keberhasilan
manajemen
dalam
rangka
melakukan
tugasnya
yakni
menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.90
Investor memandang bahwa return on equity merupakan indikator
profitabilitas yang penting, karena return on equity merupakan indikator untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni
menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.91
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa tingkat ROE
memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar
ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan
90
Agnes sawir, analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan (jakarta:
gramedia pustaka utama,2005),hlm.20
91
Ibid
62
indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi
sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu
menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.
2. Pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap Harga Saham
Debt ratio merupaka rasio utang yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelola aktiva.
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak
berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang
semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk
mengembalikan pinjaman semakin tinggi.
Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang
dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial
perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Karena tingkat
risiko financial tersebut maka akan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan.
3. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio
63
lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
suatu perusahaan.92 Karena tingkat pengukuran keamanan suatu perusahaan
semakin besar maka hal ini juga akan berdampak terhadap harga saham dari
perusahaan tersebut.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan uraian tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
a. H01 : ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan
perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek
Syariah tahun 2010-2014.
Ha1 : ROE secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan
perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek
Syariah tahun 2010-2014.
b. H02 : DR secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan
perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek
Syariah tahun 2010-2014.
Ha2 : DR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa
92
Kasmir, pengantar manajemen keuangan (jakarta: kencana, 2010),hlm.111
64
dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 20102014.
c. H03 : CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan
perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek
Syariah tahun 2010-2014.
Ha3 : CR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa
dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 20102014.
d. H04 : ROE, DR, CR secara simultan tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di
Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014.
H04 : ROE, DR, CR secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek
Syariah tahun 2010-2014.
Download