BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal (Signaling Theory) Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberi sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.1 Teori sinyal menjelaskan tentang bagaimana para investor memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan sebagai manajer perusahaan. Namun kenyataannya manajer sering memiliki informasi lebih baik dari investor luar. Hal ini disebut informasi asimetris, dan ini memiliki dampak penting pada struktur modal yang optimal. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang 1 Jogianto,”Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”,(BPEE Universitas Gajah Mada:Yogyakarta,2000), hlm.570. 9 10 hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham.2 Reaksi pasar ditujukan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan pada volume perdagangan saham. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan, ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal efisien didefinisikan sebagai 2 Sri Sulistyanto,”Manajemen Laba (Teori Dan Model Empiris), (Jakarta:Grasindo 2008),hlm.75 11 pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.3 Signaling theory juga menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak internal. Doronagn perusahaan untuk memberikan informasi tersebut adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak investor karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar (investor, kreditor). Pada motivasi signaling manajemen melakukan kebijakan aktual yang mengarah pada presistensi laba. Motivasi signaling mendorong manajemen menyajikan laporan laba yang dapat mencerminkan laba sesungguhnya.4 Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Return yang meningkat akan diprediksi dan memberikan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang dan analisa yang mengungkap sinyal tersebut digunakan untuk memprediksi peningkatan earning jangka panjang. Tori sinyal ini membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle). Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap 3 Jogianto, op.cit hlm.571 Minar Samanungkalit,”Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia”, Tesis Magister Sains,(Medan: Universitas Sumatra Utara, 2009) 4 12 sebagai sinyal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum. Teori sinyal juga memprediksikan bahwa pengumuman efek pada harga saham dan kenaikan deviden adalah positif.5 Secara garis besar signaling theory erat kaitannya ketersediaan informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi :6 1. Pasar modal bentuk lemah (weak form) : pasar modal yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu. 2. Pasar modal bentuk setengah kuat : pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan informasi yang dipublikasikan. 3. Pasar modal bentuk kuat (strong form): pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan secara penuh semua jenis informasi termasuk informasi privat. 2. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal. I. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta.7 5 Yeye Susilowati,”Konsekuensi Signal Substitusi Dan Komplemen Dalam KeputusanKeputusan Pendanaan” Disertasi Program Doctor Ilmu Ekonomi (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,2006) 6 Jogianto, op.cit hlm.572 7 Husnan Suad dan Enny Pudjiatuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004) 13 Sedangkan undang‐undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun1995 Tentang Pasar Modal memberikan pengertian pasar modal sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.8 Pengertian lainnya, pasar modal adalah salah satu sumber pembiayaan eksternal jangka panjangbagi dunia usaha khususnya perusahaan yang Go Public dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat.9 Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumrn derivatif dan instrumrn lainnya.10 Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana menunjang pembiayaan pembangunan nasional.11 Pasar modal merupakan tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari 8 Pengertian Pasar Modal, http://www.bapepam.go.id/syariah/introduction.html, diakses tanggal 4 Maret 2014 9 Harianto Farid dan Siswanto Sudomo, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta, 1998) 10 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 37. 11 Komaruddin Ahmad, Dasar – Dasar manajemen Investasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 17 14 hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.12 II. Landasan Hukum Pasar Modal Adapun landasan hukum pasar modal di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1998, tentang Pasar Modal. b. Undang – undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas. c. Undang – undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang diubah dengan Undang – undang No. 25 Tahun 25 Tahun 2003. d. Undang – undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. e. Undang – undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sementara itu peraturan perundang – undangan lain yang terkait dengan pasar modal adalah sebagai berikut:13 a. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. b. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. 12 Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal Panduan Bagi Para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 55 13 Nor Hadi, Pasar Modal: Acuan Teorites dan Praktis Investasi dan Instrument Keuangan Pasar Modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 14. 15 c. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995, tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 tentang Pasar Modal. d. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995, tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing. e. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.010/1995, tentang Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan Efek oleh Pemodal Asing. f. Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 97/1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah denagn Keputusan Presiden Nomor 115/1998. III. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Peran pasar modal berfungsi ekonomi karena pada pasar modal disediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan public dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi 16 keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih. Jadi, diharapkan dengan adanya pasar modal, aktivitas perekonomian akan meningkat karena pasar modal itu merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan – perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat.14 Selain fungsi di atas, ada fungsi lain dari pasar modal di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:15 a. Memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh keuntungan dan resikonya. b. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dan luar untuk membangundan mengembangkan link produksinya. c. Harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional. d. Memungkinkan pasda investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagai mana tercermin dalam harga saham. IV. 14 Jenis-Jenis Pasar Modal Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 14. 15 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm. 46. 17 Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu:16 a. Pasar perdana merupakan penjualan efek pertama kali atau penerbitan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. c. Bursa pararel merupakan bursa efek yang ada. V. Bentuk Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat – surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengkuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda penyertaan efek dan setiap derivative dari efek. Berbagai sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi, obligasi Negara, bukti right, warrant, kontak opsi, kontrak berjangka dan reksa dana.17 Saham menjadi produk utama yang diperjualbelikan di pasar modal karena saham merupakan produk yang paling diminati baik oleh pemodal maupun emiten. Perubahan harga saham dapat 16 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 330. 17 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, hlm. 30. 18 menggambarkan kegairahan atau kelemahan aktivitas pasar modal serta investor dalam transaksi. Saham memiliki kelebihan karena dapet memberikan keuntungan yang tinggi namun dengan resiko yang juga besar.18 VI. Pasar Modal Syariah Pada dasarnya, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain system perbankan. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta.19 Sedangkan Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah.20 Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.21 Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: 18 Corry Yohana, Analisis Teknikal pada Perusahaan Perkebunan Go Public Sebagai Pertimbangan dalam Menentukan Investasi di Pasar Modal, (Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No. 2, Desember 2007), hlm. 182. 19 Husnan Suad dan Emy Pudjiatuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, hlm. 20 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm.46 21 Ibid. hlm.71 19 riba, gharar, maysir dan lainnya. Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MoU antara BAPEPAM dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Pasar modal syariah melalui Bapepam & LK dengan menerbitkan efek syariah di dalamnya, membuat masyarakat tak lagi khawatir dengan investasi yang ingin mereka lakukan. Berdasarkan Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.13 tentang penerbitan Efek Syariah khususnya ayat 1 .a.3, yang dimaksud dengan efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Dalam Peraturan yang sama, khususnya ayat 1 a.2., dijelaskan juga pengertian dari prinsipprinsip syariah di pasar modal yaitu prinsip-prinsip hukum islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa DSN MUI, sepanjang fatwa yang dimaksud tidak bertentangan dengan peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa DSN MUI. Dalam menentukan atau menyeleksi efek syariah, Bapepam dan LK dibantu oleh DSN MUI. Kerjasama antara keduanya dimaksudkan agar penggunaan prinsip-prinsip syariah di pasar modal dalam menyeleksi efek yang memenuhi kriteria syariah dapat lebih optimal, mengingat DSN MUI merupakan satu-satunya lembaga di 20 Indonesia yang mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan fatwa yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia. Hasil seleksi efek syariah yang telah dilakukan oleh Bapepam dan LK serta DSN MUI tersebut dituangkan dalam suatu Daftar Efek Syariah (DES).22 Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi Reksa Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portofolio efek syariah.23 DES yang diterbitkan Bapepam-LK dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu : a. DES Periodik DES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada akhir Mei dan November setiap tahunnya. DES Periodik pertama kali diterbitkan Bapepam-LK pada tahun 2007. b. DES Insidentil 22 www.bapepam-lk.go.id, diakses pada tanggal 22 Desember 2014 Daftar Efek Syariah http://www.bapepam.go.id/syariah/daftar_efek_syariah/index.html diakses pada tanggal 22 Desember 2014 23 21 DES Insidentil merupakan DES yang diterbitkan tidak secara berkala. DES Insidentil diterbitkan antara lain yaitu: 1) Penetapan saham yang memenuhi criteria efek syariah bersamaan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang melakukan penawaran umum perdana atau pernyataan pendaftaran perusahaan publik. 2) Penetapan saham emiten dan atau perusahaan publik yang memenuhi criteria efek syariah berdasarkan laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada Bapepam-LK Setelah surat keputusan DES secara periodik ditetapkan. Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam-LK meliputi: a) Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Neagara Republik Indonesia; b) Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakuka berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar; 22 c) Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah diterbitkan oleh emiten sebelumnya ditetapkannya peraturan ini; d) Saham Reksa Dana Syariah; e) Unit penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah; f) Efek Beragun Aset Syariah; g) Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut: 1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan Nomor IX.A.13 2) Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: - Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); - Total Pendapatan bunga dan Pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total Pendapatan usaha (revenue) dan Pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus); 23 h) Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan i) VII. Efek syariah lainnya. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah a. Al-Qur’an Surat Ar-Ruum ayat 39 َّ بط فَ ََل ٌَشْ ثُٕ ِع ُْ َذ َّللاِ َٔ َيب آرَ ٍْزُ ْى ِي ٍْ صَ َكب ٍح ِ َٕ َٔ َيب آرَ ٍْزُ ْى ِي ٍْ ِسثًب نٍَِشْ ث َُٕ فًِ أَ ْي ِ َُّال ان َّ َّ ْرُ ِشٌ ُذٌَٔ َٔج ٌََُّٕللاِ فَأُٔنَئِكَ ُْ ُى ْن ًُضْ ِعف Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. Surat An-Nisaa’ Ayat 160 dan 161 َّ ٍم ْ َّد أُ ِحه ٍ فَجِظُ ْه ٍى ِيٍَ انَّ ِزٌٍَ َْب ُدٔا َح َّش ْيَُب َعهَ ٍْ ِٓ ْى طٍَِّجَب َ ِذ نَُٓ ْى َٔث َِّللا ِ ِص ِّذ ِْ ْى ع ٍَْ َعج بط ِم َٔأَ ْعزَ ْذََب َ َٕ َكثٍِشًا َٔأَ ْخ ِز ِْ ُى انشِّ ثَب َٔقَ ْذ َُُٕٓا َع ُُّْ َٔأَ ْكهِ ِٓ ْى أَ ْي ِ َبط ثِ ْبنج ِ َُّال ان نِ ْه َكبفِ ِشٌٍَ ِي ُُْٓ ْى َع َزاثًب أَنٍِ ًًب 24 Artiya: “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” Surat Ali Imron Ayat 130 َّ ضب َعفَخً َٔارَّقُٕا ٌََُّٕللاَ نَ َعهَّ ُك ْى رُ ْفهِح َ ٌَب أٌََُّٓب انَّ ِزٌٍَ آ َيُُٕا ََل رَأْ ُكهُٕا انشِّ ثَب أَضْ َعبفًب ُي Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” Surat Al-Baqarah Ayat 275-276 ُ َانَّ ِزٌٍَ ٌَأْ ُكهٌَُٕ انشِّ ثَب ََل ٌَقُٕ ُيٌَٕ إِ ََّل َك ًَب ٌَقُٕ ُو انَّ ِزي ٌَزَخَ جَّطُُّ ان َّش ٍْط بٌ ِيٍَ ْان ًَظِّ َرنِكَ ثِأَََُّٓ ْى قَبنُٕا َّ إََِّ ًَب ْانجَ ٍْ ُع ِي ْث ُم انشِّ ثَب َٔأَ َح َّم َّللاُ ْانجَ ٍْ َع َٔ َح َّش َو انشِّ ثَب فَ ًَ ٍْ َجب َءُِ َيْٕ ِعظَخٌ ِي ٍْ َسثِّ ِّ فَب َْزََٓى فَهَُّ َيب ََعهَف ُ َّ ق َّ َٔأَ ْي ُشُِ إِنَى ُ ٌَ ًْ َح. ٌَٔبس ُْ ْى فٍَِٓب خَبنِ ُذ ًَِّللاُ انشِّ ثَب ٌَُٔشْ ث ِ ََُّّللاِ َٔ َي ٍْ عَب َد فَأٔنَئِكَ أَصْ َحبةُ ان د َّ ان ِ ص َذقَب َّ َٔ بس أَثِ ٍٍى ٍ ََّّللاُ ََل ٌ ُِحتُّ ُك َّم َكف Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa yang datang kepadanya peringatan dari Allah. Lalu ia berhenti 25 maka baginya adalah apa yang telah berlalu dan urusannya adalah kepada Allah dan barang siapa yang kembali lagi, maka mereka adalah penghuni neraka yang kekal di dalamnya. Allah akan menghapus riba dan melipat gandakan sedekah dan Allah tidak suka kepada orang-orang kafir lagi pendosa”.(QS. AlBaqarah : 275- 276) Surat Al-Baqarah Ayat 278-279 َّ ٌَب أٌََُّٓب انَّ ِزٌٍَ آ َيُُٕا ارَّقُٕا فَئ ِ ٌْ نَ ْى رَ ْف َعهُٕا. ٍٍََُِّللاَ َٔ َرسُٔا َيب ثَقِ ًَ ِيٍَ انشِّ ثَب إِ ٌْ ُك ُْزُ ْى ُي ْؤ ِي ْ َّللاِ َٔ َسعُٕنِ ِّ َٔإِ ٌْ رُ ْجزُ ْى فَهَ ُك ْى ُس ُءٔطُ أَ ْي َٕانِ ُك ْى ََل ر َّ ٍَة ِي َظهِ ًٌَُٕ َٔ ََل ٍ ْفَأْ َرَُٕا ثِ َحش ْ ُر . ًٌَُٕ َظه Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa riba. jika memang kamu orang yang beriman. Jika kamu tidak melakukannya, maka terimalah pernyataan perang dari Allah dan rasul Nya dan jika kalian bertobat maka bagi kalian adalah modal-modal, kalian tidak berbuat zalim dan tidak pula dizalimi”. (QS. Al-Baqarah : 278279) b. As-Sunnah ُ صهَّى َّللاُ َعهَ ٍْ ِّ َٔ َعهَّ َى َََٓى ع ٍَْ ثَ ٍْ َعزَ ٍْ ٍِ فِ ًْ ثَ ٍْ َع ٍخ َ ًَّ ِاِ ٌَّ انَُّج Artinya: “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada suatu transaksi pembelian.” (H.R. abu Dawud, At – Tirmidzi dan An – Nasa’i) c. Kaidah Fiqh اَلثَب َحخُ َيبنَ ْى ٌَ ُذ َّل َدنِ ٍْ ُم َعهَى رَحْ ِش ٌْ ًَِٓب ِ د ِ اَلَصْ ُم فِ ًْ ان ًُ َعب َي ََل Artinya : “ Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.” d. Pendapat Ulama 26 ٍْ بة اَلَ ْعٓ ُِى ُش َش َكب ُء فًِ ان ِّششْ َك ِخ ثُِِ ْغجَ ِخ َيبٌَ ًْهِ ُكْٕ ٌَ ِي َ انزَ َعب ُي ُم ثِ ْبَلَ ْعٓ ُِى َجبئِ ٌض شَشْ عًب َِلَ ٌَّ اَصْ َح اَ ْعٓ ٍُى Artinya: “Bermu’amalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas)saham hukunya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.” e. Fatwa-fatwa DSN MUI Pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki landasan fatwa sebagai berikut: 1) Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. 2) Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah. 3) Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/ 2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah. 4) Fatwa No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. 5) Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah. 6) Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi. 27 7) Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah. 8) Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah. 9) Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN). 10) Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN. 11) Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back. 12) Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back/ 13) Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased. 14) Fatwa Penerapan No. Prinsip 80/DSN-MUI/III/2011 Syariah dalam tentang Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. f. Peraturan lainnya Adapun peraturan lain pasar modal syariah di Indonesia yaitu: 1) Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek. 28 2) Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan Dalam Penerbiata Obat. 3) Peraturan Bapepam & LK No. II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. 4) UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. VIII. Fungsi Pasar Modal Syariah Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah:24 a. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan resiko b. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereke miliki sesuai dengan sistem di pasar modal c. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka d. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non – Islam. e. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. IX. 24 535-536 Instrumen Pasar Modal Syariah Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 29 Bursa efek yang berkaitan dengan modal yang tersedia dalam bentuk sertifikat mudhorobah dan syirkah. Pinjaman dengan bunga tidak terdapat dalam ekonomi berbasis Islam. Tidak ada saham preferen dalam ekonomi Islam, karena rate-nya sudah ditentukan terlebih dahulu. Namun bursa efek dapat boleh memperdagangkan sertifikat inal qard Hasan yang diterbitkan oleh pemerintah.25 Instrumen pasar modal syariah di kelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:26 a. Sekuritas aset/proyek aset (aset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam penyertaan musyarakah (management share) maupun penyertaan mudharabah (participation share). Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap dengan hak pengelola, mengawasi manajemen dan hak suara dalam pengambilan keputusan. Sedangkan penyertaan mudharabah adalah mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan tersebut, tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau pengelolaan. b. Sekuritas utang (debt securisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan. c. Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. 25 Ibid. hlm. 544. Muhammad Firdaus NH, et al, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 27. 26 30 3. Tinjauan Umum Tentang Saham. I. Pengertian Saham. Saham merupakan surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Saham juga merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Menurut Fabozzi27 definisi saham adalah saham mewakili kepemilikan di dalam suatu perusahaan. Para pemegang saham berhak atas pendapatan tersebut dibagikan dalam bentuk deviden yang juga berhak atas saham dari sisa modal jika terjadi likuidasi. Sedangkan menurut Mishkin dan Eakins28 saham adalah sekuritas yang menyatakan tentang pendapatan dan aktiva dari sebuah perusahaan. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. 27 Modigliani, Fabozzi, Frank “Capital Market” edisi 3, Prenctice Hall 2003.hlm.339 Stanley, Mishkin, Fredrick S. Financial Market Institution” Edisi 5, Pearson Addison Wesley 2006. hlm.28 28 31 II. Jenis-Jenis Saham. Saham merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang paling banyak diminati oleh investor. Bagi perusahaan yang telah go public perusahaan tersebut dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas dan masyarakatpun dapat memilih beberapa jenis saham untuk berinvestasi. Menurut Akhmad29 yaitu : a. Menurut cara pengalihan 1) Saham atas unjuk (bearer stock). Di atas sertifikat saham ini tidak ditulis nama pemiliknya sehingga kepemilikan atas tunjuk ini dapat dengan mudah dialihkan atau dipindahkan kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. 2) Saham atas nama (registered stock). Di atas sertifikat ditulis nama pemiliknya. Cara pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan. b. Menurut hak tagih (klaim) 1) Saham bisa (common stock). Surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini 29 Akhmad Kamaruddin.”Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofilio”.(Jakarta: PT Rineka Cipta,2004),hlm 74-75 32 mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian deviden dan hak atas keuangan perusahaan setelah dilikuidasi dibandingkan dengan saham preferen. 2) Saham preferen (preferred stock). Di dalam prakteknya, terdapat beberapa jenis saham preferen yaitu: - Cumulative preferred stock. Pemilik saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu presentase atau jumlah tertentu. Dalam arti bahwa jika dalam tahun tertentu deviden yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini dipertimbangkan pada tahun-tahun berikutnya. Pembayaran deviden pada pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa. - Noncumalative preferred stock. Pemilik saham jenis ini mendapatkan priaoritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu presentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih besar dari jumlah yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya. 33 - Participating preferred stock. Pemilik saham jenis ini selain memperoleh deviden ektra, setelah deviden dibayarkan penuh kepada seluruh pemegang saham preferen, mereka juga memperoleh deviden ekstra bersama-sama dengan pemegang saham biasa. III. Saham Syariah. Saham syariah adalah saham dari perusahaan (emiten) yang dalam operasionalnya sesuai dengan kaidah syariat Islam. Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) syarat, yaitu : a. Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat islam, serta memliliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tidak memenuhi kategori ini. b. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak 34 untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan syariat islam adalah saham yang setiap pemiliknya mempunyai hak yang proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Tidak semua saham yang diterbitkan oleh perusahaan publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat disebut saham syariah jika memenuhi criteria sebagai berikut:30 1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha tidak bertentangan dengan Prinsip – Prinsip Syariah. 2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha tidak bertentangan dengan Prinsip – Prinsip Syariah, namun memenuhi criteria sebagai berikut: a) Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu: a. Perjudian dan permainnan yang tergolong judi. b. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa. 30 c. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. d. Bank berbasisi bunga. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Pengenalan Produk Syariah.”, http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html, di akses tanggal 14 Juni 2014 35 e. Perusahaan pembiayaan berbasisi bunga. f. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional. g. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa barang haram zatnya (haram li – dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li – ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN – MUI dan/atau barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. h. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah). b) Rasio total hutang berbasis bunga dibanding total ekuitas tidal lebih dari 82%. c) Rasio pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya disbanding total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. IV. Harga Saham. Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh peraturan perdagangan saham, ketat tidaknya pengawasan atau pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal yang berubah-ubah antara pesimistis dan optimistis dan lain-lain. 36 Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang langsung atau tidak langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal. Di samping itu, harga saham pada dasarnya sangat terkait dengan kesehatan keuangan perusahaan. Ketika penghasilan perusahaan naik, keyakinan investor juga akan tinggi, maka harga sahampun biasanya naik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mencapai target yang diharapkan harga saham biasanya jatuh. Menurut Houston dan Brigham31, bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktor-faktor berikut : a. Proyeksi laba per saham b. Waktu diperoleh laba c. Tingkat resiko dari proyeksi laba d. Proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas (DER) e. Kebijakan pembagian deviden (DPR) Selanjutnya menurut Damoddaran32 bahwa harga saham ditentukan oleh permintaan atau perdagangan harian antara penjual dan pembeli. Arus permintaan ditentukan oleh harga, jika permintaan lebih besar dari penawaran, harga akan naik. Tetapi jika penawaran lebih besar dari permintaan, harga akan turun. 31 Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F.2007 Essentials Of Financial Management. Thomson South Western.hlm.24 32 Damoddaran Aswath.”Investment Valuation Edisi 2”. Jhon Willey 2002.hlm23 37 Di samping itu ditentukan juga oleh kondisi perusahaan yang bersangkutan artinya semakin baik kinerja perusahaan, makin tinggi laba, makin besar besar keuntungan yang dinikmati pemegang saham dan makin besar pula kemungkinan harga saham naik. Selain kinerja perusahaan, prospek, dan perkembangan industri dimana perusahaan berada, kondisi mikro dan makro ekonomi juga mempengaruhi harga suatu saham. V. Nilai Saham Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Nilai saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbit mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, perusahaan tersebut akan dapat menyisihkan bagian keuntungan sebagai deviden dalam jumlah yang tinggi pula. Pemberian deviden yang tinggi akan menarik minat investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini mengakibatkan permintaan atas investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini mengakibatkan permintaan atas saham yang bersangkutan akan meningkat yang pada akhirnya akan mendorong naiknya nilai saham. Menurut Arifin33, nilai suatu saham terbagi atas : a. Nilai Intrinsik, yaitu harga yang diharapkan dari saham pada setiap akhir tahun pertama dari saham hari ini 33 Ali Arifin,”Membaca Saham”. Andi Offsel. Yogyakarta,2004.hlm.45 38 sebagaimana dilihat oleh investor tertentu pada waktu melakukan analisis. b. Nilai Par (Par Value), digunakan untuk menunjukkan nilai nominal, yakni nilai akuntansi yang menjadi dasar penilaian kewajiban hukum pemegang saham. c. Nilai Buku (Book Value), menunjukkan besarnya penyertaan pemegang saham (scockholder’s equity) di perusahaan. Nilai buku perlembar saham diperoleh dengan membagi nilai buku ekuitas dengan jumlah lembar saham yang ada. d. Nilai Pasar (Marker Value), yaitu harga pasar yang berlaku dari suatu emisi saham, dan merupakan petunjuk bagaimana para pelaku pasar secara keseluruhan mengukur nilai dari saham itu. 4. Rasio Keuangan. I. Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajer perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efesiansi perusahaan. Analisa laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil pembandingan 39 suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Gitman34 rasio keuangan meliputi metode untuk menghitung dan mengintepretasikan rasio keuangan untuk menganalisis dan mengawasi kinerja perusahaan. Menurut Keown et al 35 rasio keuangan dimulai dengan menghitung data yang berhubungan untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan finansial pada sebuah perusahaan. Menurut Galagher36 seorang manajer keuangan menggunakan analisis rasio untuk menginterpretasikan sekumpulan angka-angka pada laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan angka yang mewakili nilai dari salah satu variabel keuangan terhadap variabel keuangan lain. Menurut Harahap37 rasio keuangan merupakan salah satu cara suatu metode yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis data keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui kinerja perusahaan tersebut. II. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Menganalisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasiorasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio 34 Gitman Lawrence J 2006 Principles Of Manajerial Finance. Eleventh Edition, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.54 35 Keown, Arthur J Martin, John D Petty, J William Scott, David J JR.”Financial Management, Principles And Applications”. Tenth Edition, New Jersey : Pearson Education, 2005.hlm72 36 Gallagher, Timothy J Dan Andrew, Joseph D. 2003. Financial Management Principle And Practice, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.97 37 Harahap, Sofyan Safri.”Analisis Krisis Laporan Keuangan”.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),hlm.297 40 keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca ataupun dalam dalam laporan laba rugi. Menurut Gitman38 rasio keuangan dapat terbagi menjadi 5 kategori yaitu: likuiditas, aktivitas, hutang (solvabilitas), profitabilitas dan rasio pasar. Rasio likuiditas, aktivitas dan solvabilitas untuk mengukur risiko. Sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian. Rasio pasar digunakan untuk mengukur risiko dan tingkat pengembalian. Menurut Irham Fahmi39 rasio keuangan terbagi menjadi 6 kategori yaitu: a. Rasio Likuiditas b. Rasio Solvabilitas c. Rasio Aktivitas d. Rasio Profitabilitas e. Rasio Pertumbuhan f. Rasio Nilai Pasar III. Manfaat Rasio keuangan Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analisis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara konsisten agar tujuan perusahaan dapat tercapai. 38 Gitman Lawrence J 2006 Principles Of Manajerial Finance. Eleventh Edition, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.57 39 Irham Fahmi,”Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal”, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2014),hlm.69 41 Menurut Agus Sartono40 analisis keuangan mencangkup analisis rasio keuangan, analisi kelemahan dan kekuatan dibidang finansial akan sangat menbantu dalam menilai prestasi manajeman masa lalu dan prospeknya dimasa datang. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya hutang yang cukup rasional, efesiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai. Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu :41 a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi 40 Agus Sartono,”Manajemen Keuangan (Teori Dan Aplikasi). (BPFE; Yogyakarta.2001),hlm.113 41 Irham Fahmi, Op.Cit, hlm.53 42 risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. 5. Rasio Profitabilitas. I. Pengertian Rasio Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian, bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterimanya dalam bentuk deviden. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan.42 Menurut Gitman43 rasio profitabilitas adalah rasio yang memungkinkan analisis untuk menilai tingkat keuntungan perusahaan dari penjualan, tingkat aktiva tertentu, dan investasi pemilik 42 Kasmir,”Pengantar Manajemen Keuangan”,(Jakarta: Kencana,2010),hlm.115 Gitman, Op.Cit, hlm.65 43 43 perusahaan. Menurut Brigham44 rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan tentang kombinasi dari likuiditas, manajemen aktiva, hutang, dan hasil operasi usaha. Menurut Galagher45 rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang seberapa besar pendapatan perusahaan dibandingkan dengan pengeluarannya, seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, aktiva, dan modal. II. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas Terdapat banyak ukuran profitabilitas, masing-masing pengembalian perusahaan dihubungkan terhadap penjualan, aktiva, modal atau nilai saham. Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah: a. Profit Margin On Sales Rasio yang menggambarkan pendapatan bersih dari setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dari setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dengan penjualan. Margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur magjin laba atas penjualan. Untuk untuk mengukur rasio ini dengan cara membandingkan antara laba bersih 44 45 Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F, op.cit hlm.112 Gallaher, Timothy J Dan Andrew, Joseph D.hlm.98 44 setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.46 - Untuk margin laba kotor dengan rumus :47 Profit Margin = _Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan_ Penjualan Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk menetapkan harga pokok penjualan. - Untuk margin laba bersih dengan rumus : Profit Margin = _Laba Setelah Bunga dan Pajak_ Penjualan Margin laba bersih merupaka ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini 46 47 Kasmir, Op.Cit, hlm.115 Kasmir, Op.Cit, hlm.134-135 45 menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. b. Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA) Merupakan rasio yang diperoleh dari pendapatan bersih dibagi dengan jumlah aktiva. Atau merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dan juga merupakan ukuran tetang efektivitas manajemen dalam mengelola investasi. Rumusan untuk mencari ROI atau ROA sebagai berikut : ROI / ROA = _Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak_ x 100% Total Aktiva c. Return On Equity (ROE) Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efesiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Rasio ini juga menggambarkan tentang pengembalian dari investasi para pemegang saham. Rumusan untuk mencari ROE sebagai berikut : tingkat 46 ROE = _Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak_ x 100% Total Ekuitas d. Basic Earning Power (BEP) Rasio yang menggambarkan tetang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dihitung dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan sebelum bunga dan pajak dengan jumlah aktiva. Rumusan untuk mencari BEP sebagai berikut : BEP = _Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak_ x 100% Total Aktiva e. Laba Perlembar Saham (EPS) Rasio ini disebut juga rasio nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan menajemen untuk mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham. Sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian yang tinggi. Rumusan untuk mencari EPS sebagai berikut : 47 EPS = _________Keuntungan________ Jumlah Saham Biasa Yang Beredar f. Rasio Pertumbuhan Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya yang ditengah pertumbuhanperekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio ini yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan deviden per saham. g. Rasio Penilaian Merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemenmenciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti : - Rasio harga saham terhadap pendapatan - Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku 6. Rasio Solvabilitas. I. Pengertian Rasio Solvabilitas Solvabilitas menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal atau asset yang dimiliki oleh 48 perusahaan tersebut. Menurut Van Horne48 rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang proporsi hutang perusahaan. Menurut Gitman49 rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang proporsi dari jumlah aktiva yang dipinjamkan kepada perusahaan oleh kreditur. Menurut Husnan dan Pudjiastuti50 rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang. Syafri51 menyatakan bahwa menggambarkan kewajiban Rasio solvabilitas kemampuan jangka panjangnya perusahaan atau adalah dalam rasio yang membayar kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi. Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupaun jangka panjang. Perusahaan dikatakan solvabel apabila memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang. Sementara perusahaan yang tidak memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang disebut sebagai perusahaan yang unsolvabel.52 Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan 48 Horne, J.C. Van. 2002,”Financial Management And Policy. New Jersey : Prectice-Hall International Inc., International Edition.hlm.357 49 Gitman Lawrence J 2006 Principles Of Manajerial Finance. Eleventh Edition, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.64 50 Suad Husnan Dan Enny Pudjiastuti,”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,(Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2004),hlm.70 51 Syafri Harahap, Sofyan, “Analisa Kritis atas Laporan Keuangan”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),hlm.303 52 Martono,”Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”,(Yogyakarta: Ekonisia, 2002),hlm.83 49 merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham53. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain)54. Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang seberapa besar kebutuhan dana perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas juga merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. II. Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila apabila perusahaan tidak mempunyai leverage artinya perusahaan dalam beroperasi 53 Wahyono, Hadi,”Komperasi Kinerja Perusahaan Bank Dan Asuransi Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Ekonomi Dan Menejemen, Vol.2 No.2, Mei 2002.hlm.12. 54 Riyanto, Bambang,” Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan”, (BPFE, Yogyakarta. 2008).hlm.22. 50 sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Antara lain sebagai berikut : a. Debt To Asset Ratio (Debt Ratio) atau Rasio Total Hutang Merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelola aktiva.55 Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir56 debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi. Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. 55 Kasmir, Op.Cit, hlm.112 Sawir, Agnes.” Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan”, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009).hlm.13 56 51 Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :57 Debt Ratio = __Total Hutang X 100% Total Aktiva b. Debt To Equity Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.58 Menurut Syafri59 semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut :60 Debt to Equity Ratio = _ Hutang Jangka Panjang 57 Samsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.71 Kasmir, Op.Cit, hlm.112 59 Syafri Harahap, Sofyan, Op.Cit, hlm.303 60 Samsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.71 58 X 100% 52 Modal Sendiri c. Long Term Debt To Equity Ratio (LTDtER) Merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang denagn cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.61 Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut :62 LTDtER = _ Hutang Jangka Panjang X 100% Hutang Jangka Panjang +Modal Sendiri d. Times Interest Earned Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio.63 Time interest earned juga merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan 61 Kasmir, Op.Cit, hlm.112 Samsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.71 63 Kasmir, Op.Cit, hlm.112-113 62 53 untuk membayar bunga utang jangka panjang. Sawir64 mengatakan bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Rumusan untuk mencari times interest earned dapat digunakan sebagai berikut :65 Times Interest Earned = ___E.B.I.T___ Biaya Bunga e. Fixed Charge Converage (Lingkup Biaya Tetap) atau Debt Service Coverage Merupakan rasio yang menyerupai rasio times interest earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh hutang atau aktiva berdasarkan kontrak sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.66 Rumusan untuk mencari Debt Service Coverage (DSC atau FCC) dapat digunakan sebagai berikut :67 64 Sawir, Agnes, Op.Cit,hlm.14 Kasmir, Op.Cit, hlm.125 66 Kasmir, Op.Cit, hlm.113 67 Kasmir, Op.Cit, hlm.126 65 54 DSC atau FCC = ___E.B.T +B.Bunga+ Kewajiban Sewa___ Biaya Bunga + Kewajiban Sewa 7. Rasio Likuiditas. I. Pengertian Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendeknya (hutang) pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran terhadap hutang-hutangnya artinya perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi jika tidak mampu maka perusahaan dikatakan dalam ilikuid. Menurut Gitman68 rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo. Sedangkan menurut Brigham69 rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tentang hubungan antara kas perusahaan dan harta lancar lainnya dengan hutang lancar. Sedangkan menurut Galangher70 rasio likuditas adalah rasio yang mengukur seberapa cepat dan mudahnya perusahaan dalam menghasilkan uang tunai untuk memenuhi keperluannya. 68 Gitman, Op.Cit, hlm.58 Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F.2007 Essentials Of Financial Management. Thomson South Western.hlm.103 70 Gallaher, Timothy J Dan Andrew, Joseph D. 2003. Financial Management Principle And Practice, New Jersey : Pearson Education,Inc.hlm.99 69 55 Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya yang telah jatuh tempo. II. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas Likuiditas menunjukkan posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Rasio ini sangat penting karena kegagalan dalam memenuhi jangka pendeknya akan membawa perusahaan kearah kebangkrutan. Menurut Brigham71 jenis-jenis rasio likuiditas adalah: a. Current Ratio (CR) Atau Rasio Lancar Rasio ini dihitung dengan membagia aktiva lancar dengan hutang lancar. Ini mengindikasikan bahwa dari setiap hutang lancar dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diperkirakan bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Dari pengertian di atas, maka dapat diperoleh rumus current ratio sebagai berikut : Current Ratio = Current Assets Current Liabilities 71 Brigham,Eugene F Dan Hounson, Joel F, op.cit hlm 103 x 100% 56 Tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat current ratio yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat current ratio ini juga sangat tergantung pada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi sebagai pedoman umum, tingkat current ratio 2,00 sudah dapat dianggap baik (considered acceptable). Pembandingan likuiditas perusahaan dengan menggunakan current ratio lebih baik dari pada menggunakan net working capital.72 b. Acid Test Ratio Atau Quick Ratio (Rasio Cepat) Acid test ratio hampir sama dengan curent ratio hanya saja jumlah persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dari aktiva lancar harus dikeluarkan. Allasan yang melatarbelakangi hal tersebut adalah bahwa persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid atau sulit untuk diuangkan dengan segera tanpa menurunkan nilainya, sementara dengan acid test ratio dimaksudkan untuk membandingkan aktiva yang lebih lancar (Quick assets) dengan utang lancar.73 Rasio ini dihitung dengan mengeluarkan persediaan dari aktiva lancar kemudian dibagi dengan hutang lancar. Maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut: 72 Syamsuddin Lukman,”Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan,Dan Pengambilan Keputusan”(Jakarta: Rajawali Press,2011),hlm.44 73 Ibid,hlm.45 57 Quick Ratio = Current Assets – Inventory x 100% Current Liabilities Acid test ratio sebesar 1,0 pada umumnya sudah dianggap baik, tetapi seperti halnya dengan current ratio, berapa besar acid test ratio yang seharusnya, sangat tergantung pada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Acid test ratio ini akan memberikan gambaran likuiditas yang lebih tepat hanya apabila inventory sulit untuk dijual dengan segera tanpa menurunkan nilainya. Dengan kata lain, apabila inventory dapat dijual denga segera tanpa menurunkan nilainnya, maka penggunaan current ratio lebih disukai sebagai pengukuran tingkat likuiditas perusahaan secara menyeluruh (overall liquidity of the firm).74 c. Net Working Capital Net working capital merupakan selisih antara current assets (aktiva lancar) dengan current liabilities (utang lancar). Dengan rumus sebagai berikut: Net Working Capital = Aktiva Lancar – Utang Lancar 74 Ibid, hlm.46 58 Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka pembanding dengan perusahaan lain. Tidak jarang terjadi apabila perusahaan bermaksud untuk mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur menetapkan beberapa persyaratan di mana salah satu diantaranya adalah penetapan jumlah minimum net working capital yang harus tetap dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar tetap mempertahankan jumlah “operating liquidity” pada tingkat tertentu serta untuk menjamin pinjaman-pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan. Pembandingan net working capital dari tahun ke tahun juga bisa memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula.75 d. Cash Ratio Atau Rasio Kas Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan 75 Ibid, hlm.43 59 sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya.76 Rumus untuk mencari rasio kas dapat digunakan sebagai berikut : Cash Ratio = Cash Or Cash Equivalent Current Liabilities Rata-rata industri untuk cash rasio adalah >50%. Apabila rasio kas di bawah rata-rata industri, maka kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas, karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya.77 e. Rasio Perputaran Kas Rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (hutang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.78 76 Kasmir,”Pengantar Manajemen Keuangan”,(Jakarta: Kencana,2010),hlm.111 Ibid, hlm.121 78 Ibid, hlm.111 77 60 Rumus yang digunakan mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:79 Rasio Perputaran Kas = ___Penjualan Bersih__ Modal Kerja Bersih 8. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas Terhadap Harga Saham I. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Penggunaan sumber dana perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba. Laba dapat diperoleh apabila kegiatan operasional perusahaan dalam keadaan yang baik, karena prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba dapat mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan tersebut. Meningkatnya permintaan saham akan ikut meningkatkan harga sahamnya. Hal tersebut dipertegas oleh Agus Sartono80 “pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran secara terusmenerus sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi”. Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai informasi, baik informasi tentang perusahaan, emiten yang bersangkutan atau informasi yang berkaitan dengan perekonomian secara makro. 79 Ibid, hlm.122 Agus Sartono,”Manajemen Keuangan (Teori Dan Aplikasi). (BPFE; Yogyakarta.2001),hlm.40 80 61 Informasi-informasi seperti itulah yang akan mendapat reaksi dari pelaku-pelaku pasar terutama para investor. Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham yang diminati adalah untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang serta keuntungan yang akan diperoleh sehingga para investor tersebut dapat melakukan investasi pada perusahaan yang tepat. Salah satu perhatian investor dalam menganalisis saham-saham yang diminatinya adalah harga saham itu sendiri. Penjelasan tersebut dipertegas oleh Lukman Syamsudin81 “para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik sekarang maupun yang akan datang. Hal tersebut penting karena tingkat keuntungan akan mempengaruhi harga saham yang mereka miliki”. II. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham Dalam pemenuhan dana untuk investasi, perusahaan akan memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan dengan cara yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan. Rasio solvabilitas akan mempengaruhi harga saham karena rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi sebagian atau seluruh hutang-hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek yang berasal dari aktiva atau asset perusahaan. Harga 81 Syamsuddin Lukman, Op.Cit, hlm.38 62 saham dapat dimaksimumkan, jika perusahaan dapat meminimumkan biaya penggunaan berbagai macam sumber dana. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengkombinasikan antara total aktiva dengan sumber dana yang dapat meminimumkan biaya-biaya atau bebanbeban perusahaan dalam proporsi yang paling tepat, sehinggan harga saham perusahaan dapat meningkat. Seperti yang dikemukakan Martono dan Agus Harjito82 menyatakan bahwa leverage merupakan penggunaan dana denagn beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lembar saham (earning per share) dimana akhirnya akan mempengaruhi harga saham. III. Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham Likuiditas berkaitan dengan kemampuan perorangan atau perusahaan untuk mengkonversikan aktiva lancar tertentu menjadi tunai. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Agus Sartono83 mengemukakan bahwa “perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan profitable akan memerlukan dana yang cukup besar untuk membiayai investasi, oleh karena itu 82 Martono, Agus Harjito.”Manajemen Keuangan”.(Yogyakarta; EKONISIA,2007),hlm.300 83 Agus Sartono,”Manajemen Keuangan (Teori Dan Aplikasi)”. (BPFE; Yogyakarta.2001),hlm.293 63 mungkin akan kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih banyak diinvetasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen”. Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Keberhasilan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan sinyal positif dari peningkatan nilai perusahaan yang tercermin pada peningkatan harga sahamnya. B. Tinjauan Pustaka Dalam proses penelitian ini, penulis telah menemukan sumber yang membahas mengenai teori-teori yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Penulis menjadikan penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan dan referensi tersendiri dalam penelitian ini, diantaranya : Mutia salman (2011) melakukan penelitian dengan judul, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price) per tahun dan variabel independen yang digunakan adalah Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), 64 Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 yang berjumlah 43 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dari 43 populasi perusahaan diperoleh 18 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara silmutan, seluruh variabel independen berupa debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), earning per share (EPS) dan price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial, Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), dan price earning ratio (PER) tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.84 Penelitian Farah Nurida (2010) dengan judul Pengaruh Curren Ratio, Dept To Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Jakarta Islamic Index Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2008. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutup per tahun. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt to equity ratio dan earning per 84 Mutia Salman,”Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” Skripsi Sarjana Ekonomi (Medan:Universitas Sumatera Utara, 2011) 65 share. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public pada JII yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Kemudian terpilih 9 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial current ratio, debt to equity dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, current ratio, debt to equity ratio dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.85 Penelitian Indah Nurmalasari (2010) dengan judul pengaruh profita bilitas dengan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008. Menganalisis adakah rasio profitabilitas terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah secara simultan menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan hasil regresi secara parsial menunjukkan bahwa hanya ROA dan EPS yang berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.86 Penelitian Ina Rinati (2001) dengan judul pengaruh NPM, ROA, dan ROE terhadap harga saham pada perusahaan yang tercantum dalam 85 Farah Nurida,”Pengaruh Curren Ratio, Debt To Equity Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Jakarta Islamic Index Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 Sampai Dengan 2008,” Skripsi Sarjana Ekonomi (Jakarta: Universitas Indonesia Esa Unggul,2010). 86 Indah Nurmalasari,”Pengaruh Profitabilitas Dengan Harga Saham Emiten LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2008) Jurnal Ekonomi Dan Manajemen. 2010 66 LQ 45. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi berganda dengan pendekatan kuantitatif dan untuk hasil dari penelitian ini pada uji regresi secara serempak (bersama-sama). Hasil dari penelitian ini semua variabel (NPM, ROA dan ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pada uji regresi secara parsial hanya variabel ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.87 Penelitian Anissa Yunita Uli (2009) tentang pengaruh faktor fundamental dan resika sistematik terhadap harga saham. Pengelola dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan hanya faktor fundamental Book Value (BV) yang mempengaruhi harga saham secara parsial dan faktor fundamental lainnya tidak berpengaruh, sedangkan secara simultan semua faktor fundamental (ROA, ROE, BV, DPR, DER dan r) dan resiko sitematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham.88 Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada tabel 2.1 berikut: 87 Ina Rinati,”Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tercantum Dalam Index LQ 45. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen.2001 88 Anissa Yunita Uli,”Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sitematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Dan Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Manajemen.2009 Judul/Periode Variabel penelitian dan penelitian hasil penelitian No Peneliti/Tahun Persamaan Perbedaan 1. Mutia Salman Pengaruh kinerja - Variabel dependen : harga - Meneliti tentang pengaruh - Tidak terdapat variabel (2010) keuangan terhadap harga saham dan variabel kinerja keuangan terhadap DER, PER dan EPS saham pada perusahaan independen : DER, ROE, PER harga saham. namun terdapat variabel real estate dan properti dan EPS. - variabel independen yang DR dan CR. yang terdaftar di bursa - Variabel DER, ROE, PER digunakan ROE - Objek penelitian : efek indonesia (periode dan EPS berpengaruh secara perusahaan yang 2007-2009) simultan terhadap harga terdaftar di DES. saham. Secara parsial, ROE - Periode penelitian berpengaruh terhadap harga 2010-2013. saham sedangkan DER dan PER dan EPS secara tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Fara Nurida Pengaruh current ratio, -Variabel dependen : harga (2010) debt to equity ratio dan saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap 56 - Meneliti tentang pengaruh - Tidak terdapat variabel DER dan EPS namun 57 earning per share independen: CR, DER dan harga saham. terdapat variabel DR dan terhadap harga saham EPS - variabel yang digunakan ROE. perusahaan Jakarta -Secara silmutan variabel CR. - Objek penelitian : Islamic Index yang independen berpengaruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek positif dan signifikan terhadap terdaftar di DES. Indonesia periode 2005- harga saham. Secara parsial - Periode penelitian 2008 CR, DER dan EPS 2010-2013. berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 3. Indah Analisis pengaruh faktor -Variabel dependen : harga - Meneliti tentang pengaruh -Tidak terdapat variabel Nurmalasari profitabilitas terhadap saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap ROA, NPM, dan EPS (2010) harga saham emiten LQ independen: ROA, ROE, harga saham. namun terdapat variabel 45 yang tercatat di Bursa NPM dan EPS - variabel yang digunakan DR dan CR. Efek Indonesia periode -Secara silmutan variabel ROE. - Objek penelitian : 2005-2008 independen berpengaruh perusahaan yang 58 positif dan signifikan terhadap terdaftar di DES. harga saham. Secara parsial - Periode penelitian ROA dan EPS berpengaruh 2010-2013. positif dan signifikan terhadap harga saham. 4. Ina Rinati Pengaruh NPM, ROA -Variabel dependen : harga - Meneliti tentang pengaruh -Tidak terdapat variabel (2001) dan ROE terhadap harga saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap ROA dan NPM namun saham perusahaan yang independen: ROA, ROE, dan harga saham. terdapat variabel DR dan tercantum dalam index NPM. - variabel yang digunakan CR. LQ 45 -Secara silmutan variabel ROE. - Objek penelitian : independen berpengaruh perusahaan yang positif dan signifikan terhadap terdaftar di DES. harga saham. Secara parsial - Periode penelitian ROA berpengaruh positif dan 2010-2013. signifikan terhadap harga saham. 59 5. Anissa Yunita Analisis pengaruh faktor -Variabel dependen : harga Uli fundamental dan risiko saham penutupan dan variabel kinerja keuangan terhadap ROA, BV, DPR, DER (2009) sitematik terhadap harga independen: ROA, ROE, BV, harga saham. dan r namun terdapat saham pada perusahaan DPR, DER dan r - variabel yang digunakan variabel DR dan CR. sektor industri barang -Secara silmutan variabel ROE. - Objek penelitian : dan konsumsi di Bursa independen berpengaruh perusahaan yang Efek Indonesia positif dan signifikan terhadap terdaftar di DES. harga saham. Secara parsial - Periode penelitian ROA dan EPS berpengaruh 2010-2013. positif dan signifikan terhadap harga saham. Sumber : data diolah oleh peneliti - Meneliti tentang pengaruh -Tidak terdapat variabel 60 C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan, maka sebuah model untuk penelitian ini nampak pada gambar 1.1 model tersebut terdiri dari tida variabel independen diantaranya ROE, DR, dan CR serta satu variabel dependen yaitu harga saham. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Return On Equity (ROE) H1 X1 Debt Ratio (DR) H2 Harga saham X2 Curren Ratio (CR) X3 Y H3 H4 sumber: Data diolah oleh peneliti kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset.89 Pengembangan alur pemikiran selanjutnya adalah pengaruh rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio likuiditas terhadap harga saham. Dimana ketiga rasio tersebut dapat mempengaruhi harga saham. 89 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.23 61 Kerangka pemikiran di atas menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu ROE (X1), DR (X2) dan CR (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu harga saham. D. Hipotesis 1. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Investor memandang bahwa ROE merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena ROE merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.90 Investor memandang bahwa return on equity merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena return on equity merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.91 Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan 90 Agnes sawir, analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan (jakarta: gramedia pustaka utama,2005),hlm.20 91 Ibid 62 indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. 2. Pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap Harga Saham Debt ratio merupaka rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelola aktiva. Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi. Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Karena tingkat risiko financial tersebut maka akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. 3. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio 63 lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.92 Karena tingkat pengukuran keamanan suatu perusahaan semakin besar maka hal ini juga akan berdampak terhadap harga saham dari perusahaan tersebut. Berdasarkan kerangka pemikiran dan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. H01 : ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014. Ha1 : ROE secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014. b. H02 : DR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014. Ha2 : DR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa 92 Kasmir, pengantar manajemen keuangan (jakarta: kencana, 2010),hlm.111 64 dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 20102014. c. H03 : CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014. Ha3 : CR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 20102014. d. H04 : ROE, DR, CR secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014. H04 : ROE, DR, CR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2014.