EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GI DAN TGT PADA BANGUN DATAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh: Siti Mukhlisoh, Puji Nugraheni, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik antara model pembelajaran tipe GI atau TGT pada materi bangun datar kelas V. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus HM. Sarbini dan sampelnya adalah siswa kelas V dari SDN Buluspesantren dan SDN 1 Sangubanyu. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberi tes akhir dengan menggunakan instrumen yang telah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembedanya. Uji prasyarat analisis variansi meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian, didapat thitung = -0,147 artinya prestasi belajar dengan model pembelajaran GI tidak lebih baik dibandingkan prestasi belajar dengan model pembelajaran TGT. Dilihat dari rata-rata prestasi belajar pada kelas eksperimen I mencapai 75,44, sedangkan pada kelas eksperimen II adalah 76,62. Dari hasil perhitungan statistik uji hipotesis dengan α = 0.05 dan dk = 42 didapat ttabel = 1,960. Kata kunci: GI, TGT, prestasi belajar PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pembelajaran matematika sering kita temui pada siswa yang kesulitan dalam menerima materi yang diajarkan. Kesulitan dapat disebabkan antara lain faktor internal dan eksternal. Selain kedua faktor tersebut sampai saat ini pelajaran matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan bahkan menakutkan. Siswa cenderung tegang dalam setiap pembelajaran matematika di kelas. Pembelajaran adalah suatu sarana untuk pengetahuan baru yang dilakukan oleh seorang guru kepada peserta didiknya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran GI Dan TGT Pada Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Siswa 303 dalam meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilihat dari penerapan model pembelajaran yang dipakai. Model pembelajaran yang tepat guna akan berdampak positif pada suatu proses pengajaran sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan benar-benar bermanfaat. Akar penyebab masalah rendahnya prestasi belajar siswa yaitu karena guru mengajar menggunakan model pembelajaran belum maksimal, penyampaian materi dari guru terlalu cepat, kurang maksimalnya pemanfaatan kelompok belajar siswa dalam pembelajaran, dan kurang mengadakan diskusi serta kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya disetiap akhir pembelajaran. Rendahnya prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, siswa kurang optimis, kurang dalam menghargai pendapat yang lain. Siswa juga cenderung diam dan takut bertanya sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa yang kurang maksimal. Untuk menciptakan pembelajaran yang bisa membantu siswa dalam menemukan konsep dan memahami pembelajaran matematika dengan mudah serta meningkatkan kemauan belajarnya, peneliti berusaha memilih dan menemukan model pemebelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI. GI adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri (informasi) pelajaran yang yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Model pembelajaran kooperatif yang lain adalah tipe TGT. Menurut Rusman (2012: 224), TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Model pembelajaran GI dan TGT digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. ”Prestasi belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya” (Sudjana, 2005: 3). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan eksperimentasi model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap 304 Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran GI Dan TGT Pada Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Siswa prestasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik antara model pembelajaran tipe Group Investigation (GI) atau Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Hobrin dan Susanto (2006) dengan judul “Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTP 8 Jember Tentang Volume Tabung” dan Penelitian Nuril Milati (2009) “Penerapan pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Penelitian dilakukan di SDN Buluspesantren untuk eksperimen I dan SDN 1 Sangubanyu untuk eksperimen II. Uji coba instrumen dilakukan di SDN Arjowinangun kelas V semester 2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus HM. Sarbini Kec. Buluspesantren tahun pelajaran 2012/2013. Dengan teknik sampling Simple Random Sampling dipilih siswa kelas V SD dari SDN Buluspesantren dan SDN 1 Sangubanyu sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes kemudian dilakukan analisis untuk merumuskan hasil penelitian. Pada akhir pembelajaran kedua kelas sampel diberi tes akhir dengan menggunakan instrumen yang sama yang telah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembedanya. Metode tes dilakukan untuk memperoleh data nilai akhir setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Uji prasyarat analisis variansi menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas, uji Bartlett untuk uji homogenitas, dan uji hipotesis menggunakan uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data nilai akhir semester 1. Selanjutnya, kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan model pembelajaran tipe Group Investigation (GI) dan kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan model pembelajaran tipe Teams Games Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran GI Dan TGT Pada Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Siswa 305 Tournament (TGT). Kemudian diadakan tes atau evaluasi untuk mengetahui kemampuan akhir/prestasi belajar siswa. Rangkuman perhitungan uji hipotesis dengan α = 0,05 disajikan dalam tabel berikut. Tabel. Rangkuman Uji Hipotesis No. 1. 2. Kelompok Eksperimen I Eksperimen II Rerata 75,44 76,62 thitung ttabel Keputusan Uji -0,147 1,960 H0 diterima Dari hasil uji keseimbangan diperoleh nilai uji t (t hitung) sebesar -1,097 dengan nilai tabel t 0,05;42 = 1,960; DK = t t < −1,960 atau t > 1,960 . Karena nilai thitung ∉ DK maka H0 diterima, berarti kedua kelompok dalam keadaan seimbang. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I mencapai 75,44, sedangkan pada kelas eksperimen II adalah 76,62. Dari hasil perhitungan statistik uji hipotesis dengan α = 0,05 dan dk = 42 dari daftar distribusi t didapat ttabel = 1,960. Aturan untuk menguji H0 diterima jika thitung > ttabel. Dari perhitungan didapat t hitung = -0,147 yang berada pada daerah penerimaan H0, artinya prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) tidak lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Hasil ini memberikan gambaran bahwa hasil rata-rata nilai pada kelas eksperimen I tidak lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Sehingga model pembelajaran Group Investigation (GI) yang diterapkan kurang memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa Teams Games Tournament (TGT) merupakan sebuah model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran dengan materi bangun datar, karena Teams Games Tournament (TGT) mempunyai kelebihan lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas sehingga pembelajaran materi bangun datar lebih mudah dipahami dan mudah diterima oleh siswa. Selain itu proses belajar mengajar yang berlangsung dengan keaktifan dari siswa lebih efektif bagi siswa untuk berkompetisi dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil pengamatan dan hasil 306 Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran GI Dan TGT Pada Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament merupakan model pembelajaran yang tepat untuk materi bangun datar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan pembahasan data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Teams Games Tournament lebih baik dibanding prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation pada materi bangun datar pada kelas V Se-Gugus HM. Sarbini Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2012/2013. Sesuai dengan simpulan yang telah dikemukakan dalam penelitian ini maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1) guru dan calon guru bidang studi matematika perlu memperhatikan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Siswa hendaknya lebih aktif mengikuti pembelajaran baik dalam mengerjakan tugas, ataupun kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran seperti tanya jawab, diskusi dengan pasangannya maupun pada saat diskusi kelas dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Hobrin dan Susanto. 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTP 8 Jember Tentang Volume Tabung. Diakses https://www.google.co.id/#psj=1&q=jurnal+ pendidikan+matematika+tentang+model+pembelajaran+GI pada 29 September 2013. Milati, Nuril. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) unutuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang. Diakses dari http://lib.uinmalang.ac.id/files/thesis/fullchapter/07140073 pada 15 April 2013. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana & Ahmad Rifai. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran GI Dan TGT Pada Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Siswa 307