Surat 3 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 3 Yohanes
(Bagian 126)
Friday, August 18, 2017
Prakata
 Ibadah harus sampai menghasilkan Firman Allah yang menguasai seluruh kehidupan kita, sebab jika tidak, iblis
akan menyasar kehidupan yang tidak berisi Firman Allah. Ibadah adalah latihan, untuk melatih hidup kita supaya
tahu mana yang benar dan kudus, mana yang jahat dan najis. Ibadah harus menghasilkan pembaharuan budi.
 Firman yang dinyatakan adalah Kemurahan, terutama bagi kita bangsa kafir. Jika kita dihadapkan pada
Kemurahan, itu adalah penghakiman sistem Allah. DIA sedang menghakimi kita dengan tujuan untuk
membebaskan kita dari hukum dosa dan hukum maut. Tujuan penghakiman adalah agar daging mati, tetapi roh
hidup menurut kehendak Allah, bukan menurut kehendak sendiri.
 1 Pet. 4:6 – orang-orang mati = orang-orang berdosa. Sekarang kita dihakimi dengan Kasih Allah, yaitu
penyucian yang menghasilkan keselamatan. Tetapi jika menolak penghakiman Kasih yang sekarang Tuhan
kerjakan, maka akan masuk penghakiman nanti, penghakiman untuk dihukum. Sekarang, yang dihakimi adalah
gereja Tuhan, supaya hidup menurut kehendak Allah. Saat jasmani dimatikan, maka yang rohani menjadi hidup.
3 Yoh. 1:13
1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena.
-
-
-
Firman Allah tidak berhenti sampai ditulis dengan pena / tinta, tetapi sampai di dalam hati.
Perhatikan apa yang menjadi kerinduan rasul Yohanes yang adalah gambaran dari kerinduan Roh Allah 
Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu. Kesediaan Roh Allah (Tangan Allah) untuk menuliskan Firman Allah
di dalam hati manusia merupakan kemurahan yang sangat besar.
Seperti yang terjadi pada zaman Israel, di mana Allah bersedia untuk menuliskan ‘hukum dan perintah’ Nya
pada loh batu, Firman Allah yang tertulis harus diajarkan oleh Musa (manusia mengajar) supaya umat Allah
bisa mengalami kuasa Firman Allah, yaitu membuat manusia menjadi hidup, dan membawa manusia masuk
ke dalam tanah perjanjian (Ula. 4:1).
Di dalam Perjanjian Baru, Allah sendiri yang datang dalam pribadi Yesus Kristus untuk mengajar Firman
Allah. DIA tidak hanya mengajar secara teori, tetapi juga memberikan teladan (Yesus - Roh mengajar).
Perhatikan perkataan Yesus dalam Yoh. 17:14  Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia
membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
▫
▫
1
▫
Perkataan ‘memberikan’ bukan berarti Yesus sudah menyampaikan atau mengajarkan, tetapi sampai
menempatkan Firman Allah di dalam hati. Akibat dari menerima (bukan hanya dengar tapi benar-benar
menerima) meterai Firman Allah, adalah dibenci dunia.
Jika dunia ‘membenci’ orang percaya, maka itu merupakan kegenapan dari Iman, sebab Iman yang
merupakan karunia Allah adalah Iman yang disertai dengan menderita untuk DIA. Orang percaya dibenci
dunia, sama seperti Yesus dibenci dunia.
Selain itu, jika dunia ‘membenci’ orang percaya, maka itu merupakan ujian bagi orang percaya, apakah benar
Firman Allah telah termeterai di dalam hati. Jika Firman Allah benar-benar termeterai, maka kita tidak
membalas dengan ‘membenci’, tetapi ‘mengampuni – mengasihi’ = ada tabiat Kasih Allah di dalam hati.
Itu sebabnya jangan ‘membenci’, sebab membenci adalah tabiat atau penyakit orang dunia (Mesir). Dengan
‘membenci’, membuktikan bahwa Firman Allah tidak ada di dalam kehidupan kita. Jika Firman Allah tidak
ada di dalam kehidupan kita, berarti kita tidak memiliki kehidupan, tidak memiliki terang, dan kita hidup di
dalam kegelapan (1 Yoh. 3:14-15).
Page
▫
Yoh. 17:15
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
-
-
-
Jika Firman Allah dinyatakan di dalam hati, maka inilah yang dikerjakan oleh Firman Allah, yaitu ‘melindungi’.
Jadi, Firman Allah bukan hanya memberi ‘hidup’, tetapi sementara hidup ini dibawa masuk ke dalam tanah
perjanjian, Firman Allah ‘melindungi’ orang percaya dari si jahat.
Jika kita dimampukan untuk tidak membenci kepada orang yang membenci, tetapi justru mengampuni mengasihi, itulah wujud perlindungan Firman Allah di dalam hati. Perhatikan: orang yang tidak bisa
mengampuni, sama dengan menghakimi.
Dengan tidak mengampuni atau dengan balik membenci, kita telah menghakimi, sebab dengan balik
membenci setidaknya kita sudah merasa diri benar. Perhatikan perkataan Yesus  Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh. 3:17). Kita juga seorang
‘utusan’ yang diutus, tidak diutus untuk membenci atau menghakimi, tetapi untuk menyatakan Kasih Allah
yang ada dalam kehidupan kita. Sekalipun Yesus dibenci dunia, tetapi Yesus tidak membenci dunia, Yesus
tidak menghakimi dunia, DIA mengasihi dan datang ke dunia dengan keselamatan (pengampunan).
Luk. 6:35-37
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu
akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih
dan terhadap orang-orang jahat. 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 6:37 "Janganlah kamu
menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan
kamu akan diampuni.
-
-
-
▫
Sekalipun Yesus harus berhadapan dengan manusia yang tidak tahu berterima kasih dan jahat, Yesus tidak
bisa dijamah oleh si jahat. Yesus Kristus tetap bermurah hati, DIA datang bukan untuk menghukum atau
menghakimi, tetapi DIA datang dengan pengampunan.
Luk. 6:36 – tabiat Kasih = murah hati sudah bukan perintah, tetapi suatu ‘kesadaran’ otomatis, sebab sudah
menerima Kasih. Kita mengerjakan ‘Kasih’ bukan karena perintah, tetapi karena sudah menerima Kasih.
Yesus Kristus adalah Hakim yang adil (Yoh. 5:22, 27), sekalipun demikian, Yesus Kristus tahu bahwa saat DIA
datang ke dunia, bukan saatnya untuk menghukum atau menghakimi, tetapi mengampuni dan
menyelamatkan orang berdosa.
Demikian juga kita sebagai orang percaya, pada saatnya kita akan diberi kuasa menghakimi bersama Yesus,
tetapi bukan sekarang saatnya untuk menghakimi (1 Kor. 6:2-3). Sekarang saatnya bagi kita adalah
menghakimi diri sendiri atau menerima penghakiman (penyucian) yang dikerjakan oleh Allah di dalam
kebenaran Firman-Nya, sampai kita dibenarkan dan ditinggikan.
Dalam Yoh. 9:39 kita bisa melihat sifat penghakiman yang dikerjakan oleh Yesus  "Aku datang ke dalam
▫
▫
Sifat penghakiman yang dikerjakan oleh Tuhan sekarang adalah membenarkan, menyucikan, atau
memerdekakan dari kegelapan. Wujud penghakiman Tuhan di hari-hari ini adalah bagaimana kita
dihadapkan dengan kemurahan Tuhan, sebab DIA menghakimi dengan Kasih, itulah Firman yang
dinyatakan untuk membenarkan, menyucikan – memerdekakan kita dari dosa.
Menghadapi penghakiman atau kemurahan Tuhan, yang dibutuhkan adalah sikap waspada, yaitu berjagajaga dan setia. Wujud dari sikap berjaga-jaga dan setia adalah kita sadar (mengakui) bahwa kita adalah
orang ‘tidak melihat’, kita mengakui bahwa kehidupan kita dikuasai oleh kegelapan.
Dengan demikian, kita datang kepada DIA dengan membawa segala cacat cela untuk diakui dan
diperdamaikan, sampai kita dibebaskan dari segala kegelapan yang mengikat. Itu sebabnya, menghadapi
ibadah di mana Firman Allah akan hadir, diperlukan sikap:
a. Berjaga-jaga (berdoa dan berpuasa)
b. Setia, dalam membaca  mendengar  memperhatikan setiap perkataan Firman Allah, sampai kita
bisa menemukan segala kesalahan kita, untuk kemudian diakui dan diperdamaikan dengan Tuhan,
supaya menerima kemerdekaan dan tinggal di dalam Firman (Yoh. 8:31-32).
Page
▫
2
dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat
melihat, menjadi buta."
▪
Tetapi jika kita merasa ‘dapat melihat’ atau merasa ‘tidak berdosa’, maka penghakiman tidak berlaku bagi kita,
Kebenaran tidak ada pada kita. Jika kebenaran tidak ada pada kita, maka kita juga tidak mengalami
kemerdekaan. Dosa itu tetap (Yoh. 9:41), dan harus dipertanggung jawabkan di hadapan Hakim yang akan
menghakimi dengan murka.
1 Kor. 4:4-5
Firman Allah menghakimi
4:4 Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. 4:5
Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam
kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
-
Firman Allah menghakimi, DIA satu-satunya hakim yang berkuasa untuk menghakimi.
Mengucap syukurlah kepada Allah jika penghakiman Allah dalam wujud Kasih, berlaku atas kehidupan kita,
sebab melalui penghakiman inilah Allah ingin menjadikan kita benar, kudus, dan sempurna, sama seperti
DIA. Supaya menerima pujian dari Allah.
Ia akan menerangi
▫ Dalam penghakiman-Nya, inilah yang pertama dikerjakan oleh Tuhan  Ia akan menerangi, juga apa yang
tersembunyi dalam kegelapan, Hanya tajamnya Firman Allah yang bisa menemukan dan membebaskan sesuatu
yang tersembunyi di dalam kegelapan hati manusia.
▫ Coba bayangkan, dosa ini bukan saja tersembunyi, tetapi tersembunyi di tempat yang gelap. Mencari
sesuatu yang tersembunyi di tempat yang terang saja susah, apalagi dalam kegelapan. Tetapi Firman Allah
berkuasa untuk menerangi, menemukan, dan membebaskan. Dalam penghakiman ini, relakan hati yang
gelap dan yang menjadi tempat tinggal dan tempat persembunyian dosa, untuk dioperasi (diobrak-abrik) oleh
kuasa Firman Allah.
▫ Perkataan ‘tersembunyi’ berarti dosa sudah dilakukan, bahkan dosa sudah menjadi tabiat, sudah mendarah
daging, sehingga orang tidak lagi merasa berdosa jika melakukannya. Jika dosa itu sudah mendarah daging,
sulit untuk dipisahkan, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Firman Allah dan bagi orang yang mau menerima
pekerjaan Firman Allah.
▪
▪
▪
Perkataan ‘menerangi’ berarti Tuhan ingin melenyapkan segala bentuk kegelapan yang ada di dalam hati.
Segala dosa dan kesalahan yang sudah kita lakukan akan dinyatakan, akan ditegor, sebab segala sesuatu
telanjang di hadapan-Nya.
Seperti yang tertulis dalam Yoh. 1:5  Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya. Jika Tuhan datang dengan terang-Nya, maksudnya supaya manusia jangan lagi dikuasai
kegelapan dan menjadi tempat persembunyian atau tempat tinggal si jahat.
Jika Allah menerangi hati kita, maka pikiran kita pun menjadi terang, sehingga tidak sulit bagi kita untuk
memahami kemuliaan Allah yang dipancarkan pada wajah Kristus, itulah Firman yang dibukakan rahasianya.
Kita bukan hanya bisa mendengar, tetapi menurut, berpegang, dan melakukan Firman Allah (2 Kor. 4:6).
Page
3
Ia akan memperlihatkan
- Selain ‘Ia akan menerangi’, yang dikerjakan Tuhan dalam penghakiman adalah ‘Ia akan memperlihatkan apa
yang direncanakan di dalam hati.’ Hal ini berbicara tentang dosa yang akan datang, di mana dosa itu belum
dikerjakan, tetapi baru berupa ‘rencana atau niat’.
- Jadi, Tuhan tidak hanya menghakimi atau membebaskan kita dari dosa yang sudah kita lakukan, tetapi juga
dosa yang menghadang kita sebagai jerat. Itu sebabnya, sangat diperlukan sikap berjaga-jaga dan setia,
supaya kita bisa mengerti setiap dosa yang sudah kita lakukan dan mengerti akan dosa yang akan menjerat
kita.
- Ambil contoh saja ‘meninggalkan ibadah’. Dalam Ibr. 10:25-26, meninggalkan ibadah disebut dosa sengaja.
Jika dosa itu dikatakan ‘sengaja’, sudah pasti ada ‘rencana atau niat’ untuk meninggalkan ibadah.
-
Sementara dosa itu baru berupa ‘rencana atau niat’, Firman Allah datang untuk memperlihatkan atau
mengingatkan kepada kita, bahwa apa yang kita rencanakan itu bisa berbuahkan maut. Tetapi jika kita tetap
melawan peringatan Tuhan, maka perbuatan itu harus dipertanggung jawabkan pada penghakiman akhir
zaman.
Ibr. 10:25-26
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. 10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:26 Sebab kalau berita yang benar dari Allah sudah disampaikan kepada kita, tetapi kita terus saja berbuat dosa dengan sengaja, maka tidak ada
lagi kurban untuk menghapus dosa kita. (BIS)
-
-
-
▫
▫
▪
▪
Meninggalkan ibadah dipandang hal biasa, tidak dosa. Kita bukan hanya tahu bahwa itu dosa, tetapi saat
kita lengah dan berencana untuk dosa, kita terlebih dulu diingatkan, harusnya bukan tambah loyo, tetapi
semakin giat
Inilah wujud penghakiman Kasih Allah, sementara dosa masih dalam wujud rencana – niat dan belum
menjadi matang dalam perbuatan, Firman Allah terlebih dahulu datang untuk menyatakan segala rencana –
niat yang jahat.
Jika berita Firman Allah sudah disampaikan tetapi kita terus saja pada rencana – niat untuk berbuat dosa
dengan sengaja, maka penghukuman Tuhan berlaku atas kehidupan kita. Apa wujud penghukumannya? Kita
lebih mencintai dosa daripada terang Firman Allah. Dosa yang sama akan kita lakukan lagi dan bahkan akan
menjalar pada dosa yang lain (Yoh. 3:19).
Perhatikan apa yang dikatakan Firman Allah dalam 1 Pet. 5:8  Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Sikap sadar
dan berjaga-jaga harus ada dalam diri kita, terutama saat ibadah (sebab iblis selalu sadar dan berjaga).
Mengapa? Sebab musuh yang kita hadapi itu selalu sadar dan berjaga-jaga (berjalan berkeliling). Sebelum
singa menelan, terlebih dahulu dia mengaum-aum. Perkataan ‘mengaum-aum’ adalah rencana atau niat yang
didengungkan iblis di dalam hati (seperti iblis berbisik kepada Yudas).
Sambil ‘mengaum-aum’, yang dikerjakan singa adalah ‘mencari’. Apa yang dicari oleh singa? Yang dicari singa
adalah kelengahan kita. Jika kita lengah dalam ibadah, lengah dalam menyikapi Firman Allah yang akan
memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati, maka iblis bersiap untuk menelan.
Perkataan ‘menelan’ berarti kita sudah menjadi mangsa iblis, dosa yang direncanakan itu sudah matang dan
sudah menjadi perbuatan dosa. Dengan demikian, iblis menang atas kehidupan kita dan dia berkuasa
kembali atas kehidupan kita.
Page
4
Kata ‘akan’
▫ Menghadapi penghakiman Allah yang dikerjakan di dalam Kasih-Nya, mari kita ikut andil dalam
penghakiman-Nya, dengan menempatkan perasaan dan pikiran kita kepada Firman Allah. Biarlah Firman
Allah bekerja dengan kuasa-Nya untuk menghakimi kita, sebab penghakiman yang DIA kerjakan adalah
penghakiman yang memerdekakan (Yak. 2:12).
▫ Perhatikan kata ‘akan’, baik yang tertulis dalam Yak. 2:12  ‘akan dihakimi’, atau 1 Kor. 4:5  ‘Ia akan
menerangi’ dan ‘Ia akan memperlihatkan’. Kata ‘akan’ ini menunjuk ‘kesediaan’ Tuhan untuk menghakimi atau
memerdekakan kita.
▫ Sebagai bangsa kafir, mari kita perhatikan kemurahan Tuhan yang bersedia untuk menghakimi kita, sebab
pada kemurahan (penghakiman) Tuhan sekarang ini, ada kuasa yang menuntun kita untuk selamat. Jika
kemurahan Tuhan ini kita ringankan, maka sama artinya kita menimbun murka Tuhan atas hidup kita.
Download