BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan pada tahun 2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil setiap tahunnya. Pada periode 2010-2014 nilai tertinggi pada inflasi terjadi pada tahun 2013 bulan Agustus hal ini di sebabkan oleh kenaikan harga BBM pada bulan juli dan berdampak pada perekonomi indonesia yang menyebabkan tingginya inflasi pada bulan Agustus. Sedangkan Pada periode 2010-2014 nilai terendah pada inflasi terjadi pada tahun 2010 bulan Maret, hal ini terjadi karena adanya penurunan pada harga bahan pokok makanan di bulan tersebut. Sedangkan pada periode 2010-2014 untuk suku bunga SBI tertinggi terjadi pada tahun 2014 pada bulan November-desember hal ini di sebabkan karena meningkatnya inflasi pada bulan dan tahun yang sama. Sedangkan nilai terendah pada suku bunga SBI terjadi pada tahun 2012 pada bulan febuaridesember. Hal ini disebabkan oleh menurunya inflasi pada tahun dan bulan yang sama. Sedangkan Pada periode 2010-2014 nilai tukar rupiah tertinggi terjadi pada tahun 2014 bulan Desember hal ini disebabkan karena adanya pembayaran hutang luar negri, meningkatnya ekspor dan pembayaran deviden dalam bentuk mata uang asing kepada perusahaan luar negri. Sedangkan nilai tukar rupiah terendah terjadi pada tahun 2011 pada bulan Juli, hal ini disebabkan karena menurunya inflasi dan peningkatan di sektor import. Lalu yang trakhir pada periode 2010-214 pada Indeks Harga 91 92 Saham Gabungan mengalami peningkatan dan penurunan yang di pengaruhi oleh inflasi, suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah. 2. Sedangkan hasil uji statistik menunjukan bahwa Secara bersama tingkat inflasi, suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Sedangkan secara parsial inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), sedangkan Buku Bunga SBI nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) 5.2 Saran Dari hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat penulis ajukan : 1. Bagi perusahaan, sebaiknya memperhatikan kondisi makro ekonomi, karena kondisi fundamental ekonomi makro berpengaruh secara umum terhadap suatu perusahaan. Seperti kondisi pasar, daya beli konsumen. selain itu juga dapat mempengaruhi operasional perusahaan seperti meningkatnya biaya operasional dan menurunya laba yang berdampak pada penurunan harga saham perusahaan di pasar modal. Bagi investor, investor yang akan atau sedang berinvestasi di bursa efek indonesia, penulis menyarankan ketika nilai tukar rupiah sedang tinggi sebaiknya investor tidak melakukan investasi bursa efek indonesia, hal ini terjadi karena jika nilai tukar rupiah sedang tinggi maka kecenderungan akan membuat harga-harga saham di bursa efek akan mengalami penurunan. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengambil judul ini disarankan untuk menambah variabel seperti Harga Emas Dunia, Jumlah Uang Beredar, GDP dan lainnya. Pada peneliti ini indeks harga saham yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), maka penelitian selanjutnya dapat mempergunakan indeks harga saham yang lainnya seperti DOW JONES, JII, indeks LQ45, dan lain-lain, hal tersebut penting agar penelitian yang baru dapat lebih memberikan pengetahuan 93 baru dan luas mengenai faktor makro ekonomi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pembanding atau referensi bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi pemerintah menjaga kondisi ekonomi yang stabil sangat harus diperhatian sepeti menjaga tingkat inflasi, stabilitas nilai kurs, dengan cara meningkatkan cadangan devisa dalam bentuk US dolar, mengusahakan memperbanyak UKM dan mendukung dalam bentuk koperasi. Dan mengendalikan kondisi politik di negara sendiri yang akan berdampak searah terhadap perkembangan ekonomi suatu negara