III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Engel et al (1994) adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkosumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengamblian keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut. Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. 3.1.2 Proses Keputusan Pembelian Menurut tujuan pembelian, konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional, konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, yang akhirnya diarahkan pada keperluan pemenuhan kepuasan konsumen (Tjiptono, 1995). Proses keputusan pembelian dimulai sebelum terjadinya tahap pembelian aktual. Proses keputusan membeli suatu barang atau jasa melalui beberapa tahapan proses menurut Engel et al (1994) terdiri dari lima tahapan yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Kepuasan konsumen pada produk minuman ringan akan terlihat setelah melakukan tahap proses pengambilan keputusan pembelian akhir yaitu evaluasi setelah pembelian, hal ini dikarenakan konsumen akan merasakan puas tidaknya pada produk tersebut setelah mencobanya, bila konsumen merasa puasa maka kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang, jika tidak puas maka akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda seperti mendiamkan saja atau adanya komplain (Kotler, 1995). 3.1.3 Teori Kepuasan Konsumen Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dengan harapan-harapannya (Kotler, 2002). Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli, termasuk alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan pelanggan (Engel et al, 1995). Bila dijabarkan sebagai berikut : 1. Jika kinerja berada di bawah harapannya maka konsumen menjadi tidak puas 2. Jika kinerja sama dengan harapannya maka konsumen akan puas 3. Jika kinerja melampaui harapannya maka konsumen akan sangat puas atau sangat senang Pengukuran kepuasan pelanggan dikelompokkan menjadi dua yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak langsung, pengukuran tidak langsung dilakukan dengan cara menelusuri dan memonitor transaksi, catatan dan komplain pelanggan, sedangkan pengukuran secara langsung merupakan 14 pendekatan yang aktif dengan menelusuri tempat tujuan seperti pasar, kunjungan ke pelanggan. Masa persaingan yang ketat ini semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga setiap perusahaan harus menempatkan orientasi kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Konsep kepuasan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 1. Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Tujuan Perusahaan Produk Harapan konsumen terhadap produk Nilai Produk bagi Pelanggan Tingkat Kepuasan Pelanggan Gambar 1. Konsep Kepuasan Konsumen Sumber : Tjiptono (1995) Berdasarkan perspektif psikologi, terdapat dua model pengukuran tingkat kepuasan konsumen (Tjiptono, 1995) : 1) Model Kognitif Model kognitif memberikan penilaian konsumen didasarkan pada perbedaan antara suatu kumpulan dari kombinasi atribut-atribut yang dipandang ideal untuk individu dan persepsinya tentang kombinasi dari atribut yang sebenarnya. Apabila yang ideal sama dengan yang sebenarnya (persepsinya), maka pelanggan akan sangat puas terhadap produk atau jasa tersebut, sebaliknya bila 15 perbedaan antara yang ideal dan yang sebenarnya semakin besar, maka pelanggan semakin tidak puas terhadap produk atau jasa tersebut. Ada dua macam cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Pertama, mengubah penawaran perusahaan sehingga sesuai dengan yang ideal. Kedua, meyakinkan bahwa yang ideal tidak sesuai dengan kenyataan. Model ini lebih sering digunakan oleh perusahaan dalam memberikan penilaian terhadap konsumen. 2) Model Afektif Model afektif menyatakan bahwa penilaian konsumen individu terhadap suatu produk atau jasa tidak semata-mata berdasarkan perhitungan rasional, namun juga berdasarkan kebutuhan subjektif, aspirasi, dan pengalaman, model ini lebih menitikberatkan pada aspirasi, perilaku belajar, emosi, perasaan spesifik seperti apresiasi, kepuasan, keengganan; dan suasana hati. Maksud dari fokus ini adalah agar dijelaskan dan diukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu. Pemahaman kepuasan pelanggan merupakan hal penting bagi perusahaan karena berdampak langsung pada kinerja perusahaan, dampak yang akan ditimbulkan apabila perusahaan tidak memperhatikan kepuasan pelanggan maka tentunya diimbangi dengan cepat melalui perbaikan pelayanan sesuai harapan pelanggan. Pelanggan adalah pihak yang menerima atau memakai produk atau jasa, oleh karena itu maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitas seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan merek. Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat. Menurut Tjiptono (1995) manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut : 16 1. Hubungan antar perusahaan dan para pelanggannya menjadi lebih harmonis. 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3. Mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 4. Membentuk suatu rekomendasi informal dari mulut ke mulut (word of mouth) yang akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. 5. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan. 6. Laba yang diperoleh dapat meningkat. Menurut Kotler (2005) alat yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan anatara lain : 1) Sistem Keluhan dan Saran Saat konsumen telah mengenal produk tersebut terkadang memberikan saran atau masukan untuk menambah kelangsungan menjaga mutu, biasanya informasi mengenai keluhan atau saran dapat diperoleh melalui form saran pelanggan, nomor bebas pulsa atau situs email untuk kemudahan komunikasi. 2) Survey Kepuasan Pelanggan Tingkat kepuasan pelanggan dapat dipahami dengan peninjauan langsung secara periodik melalui pengisian kuesioner atau menelpon, dengan cara ini perusahaan akan mengetahui pandangan pelanggan terhadap produknya dimana hasil yang diperoleh kepuasan atau tidak, bila kepuasan yang dihasilkan maka pelanggan tersebut cenderung untuk membeli kembali. 3) Ghost Shopping Informasi mengenai kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan dan pesaingnya dapat diperoleh dari orang yang disewa untuk bertindak sebagai 17 pelanggan yang disebut pembeli misteri (Mysteri Shopper), dengan menguji apakah karyawan perusahaan dapat mengatasi situasi dengan baik. 4) Lost Customers Analysis Tingkat kehilangan pelanggan menunjukkan perusahaan tersebut gagal memuaskan pelanggan, hal ini dibuktikan melalui berkurangnya pelanggan membeli atau beralih ke pesaing serta dapat memberikan alasan dan kelebihan si pesaing. 3.1.4. Strategi Produk Baru Produk baru merupakan produk yang orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan (Tjiptono, 1995). Menurut Kotler (1995), bahwa terdapat 6 kategori produk baru, berdasarkan ”kebaruan”-nya bagi perusahaan dan bagi pasar, yaitu : 1. Produk yang benar-benar baru (baru bagi dunia), dalam hal ini produk baru sebagai hasil dari inovasi menciptakan pasar baru. 2. Lini produk baru, produk baru memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar yang telah ada untuk pertama kali. 3. Tambahan lini produk yang sudah ada, produk baru melengkapi lini produk yang sudah ada ( misal, ukuran kemasan baru, rasa yang berbeda). 4. Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada, merupakan pengenalan versi baru atau model produk yang telah disempurnakan, dengan cara: a. Menambah ciri-ciri atau model baru b. mengubah persyaratan/kebutuhan pemrosesan c. mengubah kandungan/unsur-unsur produk 18 5. Penempatan kembali, produk yang sudah ada dilemparkan pada pasar ataau segmen pasar baru. 6. Pengurangan biaya, produk baru menghasilkan unjuk kerjasama pada tingkat biaya yang lebih rendah Pengembangan produk baru harus dilakukan secara cermat karena tidak ada jaminan bahwa produk baru pasti akan sukses bila perusahaan telah meluncurkan beberapa produk sebelumnya. Tujuan strategi produk baru adalah (Tjiptono, 1995) : 1. Untuk memenuhi kebutuhan baru, dengan menawarkan produk yang lebih baru daripada produk sebelumnya. Sebagai ofensif. 2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang ada, dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan baru. Sebagai defensif. 3.1.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran (marketing max) yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2005). Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih selektif dibanding para pesaingnya dalam, menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran dengan 4P. 3.1.5.1 Produk (Product) Adalah segala sesuatu yang ditawarkan kesuatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi hingga dapat memuaskan suatu keinginan atau 19 kebutuhan (Kotler, 2002). Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang, berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya, produk dapat dikalsifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu (Tjiptono, 1995) : 1) Barang tidak tahan lama (Non durable Goods) Merupakan barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaiaan, seperti sabun, minuman dan makanan ringan serta garam, oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembelian sering terjadi, strateginya yang tepat adalah menyediakan di banyak lokasi, menerapkan markup yang kecil dan mengiklankannya secara gencar untuk merangsang orang agar mencobanya. 2) Barang tahan lama (Durable Goods) Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian, seperti TV, lemari es, mobil, komputer. Jenis barang ini membutuhkan personel selling dan pelayanan yang lebih banyak daripada barang tidak tahan lama, memberikan keuntungan yang lebih besar, dan adanya jaminan dari penjualnya. 3) Jasa (Services) Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, seperti bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus model. 3.1.5.2 Harga (Price) Merupakan bauran pemasaran kedua yang dapat diartikan sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa dan jumlah nilai yang 20 dipertukarkan konsumen untuk memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler, 2002). Harga dapat diterjemahkan sebagai biaya atau pengorbanan yang dibebankan oleh produsen kepada konsumen. Bagi pihak produsen, harga merupakan sisi pendapatan atas produknya. Sebaliknya bagi pihak konsumen, harga merupakan sisi pengeluaran atas produk. Harga juga mencerminkan pendapatan jika dikaitkan dengan jumlah produk yang berhasil oleh perusahaan jika dikaitkan dengan jumlah produk yang berhasil dijual oleh perusahaan, dengan demikian strategi untuk pembentukan harga sangat penting bagi perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya atau bahkan lebih dari itu, yakni untuk memberikan laba atau keuntumgan. Penentuan harga yang tidak baik akan berdampak negatif seperti harga terlalu tinggi, tidak disesuaikan dengan pendapatan konsumen atau segmen pasar akan menurunkan jumlah pembeli, volume penjualan berkurang, semua biaya mungkin tidak tertutupi, dan pada akhirnya perusahaan akan menderita kerugian. Perinsip yang sangat penting bagi perusahaan dalam menetapkan harga adalah menitikberatkan pada kemajuan dan kemampuan pembeli untuk harga yang telah ditentukan sehingga menutupi biaya produksi dan menghasilkan laba. Selain itu untuk menarik perhatian konsumen, pada waktu-waktu tertentu perusahaan melakukan obral dan merencanakan penurunan harga untuk beberapa jenis produk yang perputarannya lambat. 3.1.5.3 Tempat (Place)/Saluran Distribusi Merupakan rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasar maupun yang independent, dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen (Tjiptono, 1995). Yang bertujuan untuk mencapai jumlah pelanggan 21 yang optimal pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah namun dapat meraih dan menjaga tingkat pengendalian distribusi tertentu. Bauran tempat pada pengecer dititik-beratkan pada keputusan lokasi. Pengecer harus memilih lokasi secara cermat, mulai dari pemilihan wilayah dalam suatu negara, lalu memilih kota tertentu dan kemudian tempat tertentu. Suatu toko mungkin berjalan buruk karena beberapa alasan seperti toko berada di lokasi yang lalu lintasnya sepi sehingga konsumen tidak mudah menjangkau lokasi tersebut, selain itu ketersediaan sarana parkir juga mempengaruhi yaitu bila memadai maka konsumen akan lebih mudah memarkir kendaraan yang dibawa. 3.1.5.4 Promosi (Promotion) Promosi adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan denga cara mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak. Mepengaruhi konsumen dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan keunggulan produknya untuk membujuk konsumen sasaran agar mau membeli. Menurut Kotler (2000), bauran promosi terdiri dari lima cara utama, yaitu : 1) Periklanan, semua bentuk persentasi non personal dan promosi ide, barang dan jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat pembayaran. 2) Promosi Penjualan, intensif jangka panjang untuk mendorong keinginan, mencoba atau membeli produk/jasa. Promosi penjualan terdiri dari cara promosi pelanggan (sampel, kupon, penawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promo gabungan, promo silang, tampilan di tempat pembelian dan demonstrasi); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan, dan pajangan barang 22 gratis) dan promosi bisnis wiraniaga (pameran perdagangan dan konveksi, kontes bagi wiraniaga dan iklan khusus). 3) Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telpon dan alat pnghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 4) Penjualan Personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. 5) Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan dan produk individualnya. Kotler (2002), menjelaskan bahwa promosi mempunyai dua tujuan : 1) Promosi Terhadap Konsumen Mempunyai kemampuan membuat konsumen terdorong untuk membeli dalam jumlah dan unit yang lebih besar, dan membuat orang tertarik agar berganti merek jauh dari pesaing. 2) Promosi Terhadap Pengecer Mempunyai kemampuan untuk menjual produk-produk baru meskipun berada diluar musimnya dan dapat mengimbangi promosi dari pesaingnya. 3.1.6. Analisis Gap (Perbedaan) Atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang lebih dari yang lain akan mempengaruhi tingkat kepuasan secara keseluruhan dibandingkan atribut lain yang dianggap kurang penting. Metode analisis Gap merupakan suatu analisis yang sangat berpengaruh dalam menentukan nilai kepuasan. Nilai kepuasan yang 23 diperoleh sebagai penentu indeks tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh (Tjiptono, 1995). 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Seiring meningkatnya jumlah penduduk maka peningkatan produksi minuman ringan makin berkembang, sehingga akan menjadi beragamnya minuman ringan di pasaran yang akibatnya akan terjadinya persaingan dalam industri minumn ringan. Peningkatan konsumsi minuman akan mendorong perusahaan besar lainnya memproduksi dan mengembangkan produk minuman dengan berbagai fasilitas kemudahan yang diciptakan untuk dapat memenuhi keinginan konsumen menuju kepraktisan. Hadirnya variasi minuman ringan di pasaran didasarkan pada perubahan pola konsumsi, gaya hidup masyarakat, pengetahuan dan pengalaman sehingga masyarakat perkotaan menyukai pada sesuatu yang lebih mudah, praktis dan dapat dikonsumsi setiap saat. kehadiran produk-produk minuman ringan yang baru akan semakin menyudutkan posisi minuman yang telah hadir sebelumnya dan dapat mengalihkan konsumen pada produk yang baru, salah satu contoh produknya yaitu minuman sari buah Minute Maid Pulpy Orange, minuman ini merupakan produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan Coca-Cola dalam meramaikan pasar minuman sari buah, hadirnya produk tersebut dapat menyaingi produk yang telah ada sebelumnya dan mampu mempengaruhi konsumen lama agar mengkonsumsi produk ini. Minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange merupakan pemain baru di pangsa pasar industri minuman yang hadir pada penghujung tahun 2008 dan telah memasuki berbagai tempat pusat perbelanjaan khususnya salah satu pusat belanja 24 modern di kota Bogor, dengan mengandung bulir minuman ini mampu bertahan ditengah persaingan akan tetapi keunggulan dari produk tersebut akan dilakukan analisis dengan kepuasan konsumen yang diklasifikasikan menurut kelompok bauran pemasaran empat P yaitu produk, tempat, harga, dan promosi dengan menggunakan alat analisis tingkat kepentingan dan kinerja melalui metode IPA yaitu untuk mengukur tingkat kepentingan dan persepsi kinerja atribut strategi pemasaran dari minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange dan CSI untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap atribut produk tersebut. Tujuan strategi produk baru adalah untuk memenuhi kebutuhan baru, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya dan untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru (Tjiptono, 1995). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan seperti apa persepsi kinerja dan kepentingan atribut serta bagaimana kepuasan konsumen terhadap produk minuman Minute Maid Pulpy Orange di Kota Bogor, sehingga prioritas yang dipertahankan dapat dijadikan rekomendasi bagi atribut produk untuk dapat bertahan di pasaran. Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2. 25 Adanya Variasi Minuman Sari Buah di Pasaran Hadirnya Produk Baru Minuman Sari Buah Minute Maid Pulpy Orange yang Telah Diakuisisi oleh Coca-Cola Minute Maid Pulpy Orange dapat Memposisikan Diri Sebagai Pesaing Terhadap Produk Minuman Sari Buah yang Ada Sebelumnya Karakteristik konsumen Produk Minuman Sari Buah Minute Maid Pulpy Orange Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Minuman Sari Buah Minute Maid Pulpy Orange Atribut Minuman Sari Buah Minute Maid Pulpy Orange yang akan Dianalisis : Produk (Product) Harga (Price) Tempat (Place) Promosi (Promotion) Analisis Deskriptif Customer Satisfaction Index (CSI) Importance and performance (IPA) Tingkat Kepuasan Konsumen Rekomendasi Bagi Strategi Pemasaran Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional 26