SALURAN PEMASARAN, TINGKAT SALURAN, DAN JUMLAH PERANTARA Menurut Kotler dan Keller (2009), saluran pemasaran (marketing channels) adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran yang terdiri dari berbagai kelompok organisasi tidak hanya saling terlibat dalam proses pembuatan produk. Mereka saling terlibat sampai produk dibeli dan digunakan oleh pengguna akhir. Keterlibatan semua elemen saluran pemasaran membentuk sebuah alur berkarakter sesuai dengan kebutuhan perusahan. Saluran pemasaran dapat dibentuk menjadi beberapa tingkat. Tingkatan ini menentukan panjang saluran sesuai dengan jumlah perantara yang dilalui produk untuk sampai ke tangan konsumen. Kotler dan Keller (2009) membagi tingkat saluran menjadi empat: saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua, dan saluran tingkat tiga. Saluran tingkat nol (zero-level channel) atau disebut juga saluran pemasaran langsung (direct marketing channel), bisa dikatakan pada tingkat ini produsen yang memproduksi barang tidak membutuhkan perantara untuk menjual produk. Produsenlah yang langsung menjual produknya kepada pelanggan akhir. Contohnya adalah penjualan dari pintu ke pintu, pemasaran lewat telepon, penjualan lewat internet, penjualan lewat TV, pesanan surat, arisan, dan toko milik produsen. Saluran tingkat satu, produsen menyalurkan produknya ke satu perantara penjualan seperti pengecer. Setelah itu, pengecer akan menyalurkan produk kepada pelanggan akhir. Saluran tingkat dua, pada tingkat ini ada dua perantara yang dilewati produk agar dapat mencapai pelanggan akhir. Biasanya dua perantara ini adalah pedagang grosir dan pengecer. Tingkat terakhir adalah saluran tingkat tiga, ada tiga perantara yaitu pedagang grosir yang menjual produk kepada pedagang besar, dan kemudian menjual kembali ke pengecer. Ketika tingkat saluran semakin banyak, produsen akan semakin sulit untuk mendapat informasi penggunaan akhir dan penerapan kendali produk. Perusahaan dapat menentukan jumlah perantara yang akan digunakan pada setiap tingkat saluran. Ada tiga strategi jumlah perantara menurut Kotler dan Keller (2009): distribusi eksklusif, selektif, dan intensif. Distribusi eksklusif (exclusive distribution) sangat membatasi jumlah perantara. Strategi ini sangat sesuai untuk produsen yang ingin mempertahankan kendali atas tingkat jasa dan output yang ditawarkan oleh penjual perantara, sehingga dalam strategi ini sering terdapat pengaturan kesepakatan eksklusif antar produsen dan perantara. Dalam strategi ini, produsen biasanya lebih banyak membuka tokonya sendiri untuk menjual kepada konsumen. Distribusi selektif (selective distribution), tempat distribusi yang terdiri dari produk dengan merek yang berbeda-beda. Biasanya strategi ini digunakan oleh perusahaan mapan dan perusahaan baru yang mencari distributor. Distribusi intensif (intensive distribution), produsen menempatkan produk di sebanyak mungkin gerai. Strategi ini biasanya digunakan untuk produkproduk yang sering dibeli konsumen seperti makanan ringan, surat kabar, minuman ringan, permen. Distribusi intensif dapat meningkatkan cakupan dan penjualan serta mendorong pengecer untuk bersaing secara agresif. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perang harga yang dapat merusak profitabilitas sehingga berpotensi mengurangi minat pengecer dalam mendukung produk dan melukai ekuitas merek. Di bawah ini adalah beberapa contoh produk atau perusahaan beserta strategi jumlah saluran distribusinya: Produk makanan Sari Roti, menggunakan strategi distribusi intensif dengan meletakkan produknya ke seluruh toko yang ada. Seperti di Indomaret, Alfamart, Matahari Departement Store, Carrefour, Giant, dan sebagainya. Penempatan produk di semua gerai dimaksudkan agar produk dapat mencapai konsumen dengan mudah mengingat produk olahan Sari Roti memiliki daya tahan yang tidak begitu lama. Produk roti pun juga selalu dibutuhkan oleh konsumen yang senang akan pola hidup praktis. Perusahaan elektronik Apple. Menggunakan strategi distribusi eksklusif dan selektif. Lewat gerai miliknya Apple Store memrealisasikan strategi distibusi eksklusifnya dan Apple juga menggunakan strategi distribusi selektif dengan menyalurkan produknya ke 406 distibutor di 40 negara. Label perancang busana Gucci. Pada awalnya Gucci menjalani kesepakatan dengan beberapa pengecer. Setelah mendapati citranya menjadi pudar karena paparan berlebihan dari lisensi dan toko diskon, Gucci akhirnya membuka tokonya sendiri untuk menyalurkan produk langsung ke tangan konsumen. Daftar Pustaka Kotler, Philip., dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 2. Terjemahan oleh Adi Maulana dan Wibi Hardani. Jakarta: Erlangga. Wikipedia., 2013, Apple Inc., [online], (http://en.wikipedia.org/wiki/Apple_Inc, diakses tanggal 22 Juni 2013) Daftar Gambar Rakesh Kaushik., 2012, Distribution Channel of Pepsi., [online], (http://rbk- hr.blogspot.com/2012/10/distribution-channel-of-pepsi.html, diakses tanggal 22 Juni 2013)