BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan di dunia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan di dunia pemasaran jasa yang semakin maju, mendorong para pelaku yang
terlibat harus dapat meningkatkan kualitas. Jasa merupakan kegiatan perekonomian yang
memfokuskan
penjualan
dan
pelayanan.
Berbeda
dengan
perusahaan
manufaktur
yang
memproduksi barang berbentuk fisik, jasa memiliki hasil produksi barang tak berwujud
(intangible). Konsumen akan semakin kritis dalam memilih produk jasa untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu perusahaan jasa harus dapat menjaga kualitas
produk maupun dari segi pelayanan.
Salah satu faktor yang memperngaruhi konsumen membeli sebuah produk adalah
keberadaan merek
yang dikenal luas ditengah masyarakat.
Terkadang konsumen lebih
memprioritaskan merek saat membeli suatu produk dibanding harga maupun faktor lain.
Persaingan bisnis yang ketat menjadikan merek sebagai pembeda dan dapat menjadi tumpuan
perusahaan dalam memenangkan strategi pasar (Susanto dan Wijanarko, 2004).
Merek yang kuat tentu akan menjadi salah satu kekuatan perusahaan dalam menarik
konsumen. Maka dengan kekuatan merek (brand equity) yang memiliki peran cukup besar,
perusahaan harus dapat menanamkan merek dagang mereka ke dalam alam bawah sadar
konsumen. Menurut Durianto (2001), “brand equity adalah seperangkat asset dan liabilitas
merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi
nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa yang baik pada perusahaan maupun jasa
pelanggan.”
Salah satu elemen penting dari brand equity adalah brand awareness atau kesadaran
merek. Dengan semakin melekat suatu merek di benak masyarakat, maka tingkat ketertarikan
konsumen akan suatu produk juga akan bertambah. Konsumen akan lebih cenderung memilih
produk yang telah dikenal luas oleh masyarakat karena menganggap produk tersebut sudah
terbukti berkualitas dan aman. Selain itu konsumen juga cenderung membeli barang yang sudah
melekat pada ingatan konsumen.
Semakin tinggi tingkatan brand awareness produk di ingatan konsumen, secara tidak
langsung akan mendorong volume penjualan sebuah produk perusahaan. Brand awareness
adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan
brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut
akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai
alternatif dalam pengambilan keputusan.
Salah satu diantara banyak usaha dikategori jasa adalah jasa asuransi. Asuransi pada
masa sekarang menjadi salah satu kebutuhan
perekonomian keluarga.
yang cukup penting dalam menunjang
Dengan kegiatan manusia yang semakin dinamis, maka kecenderungan
resiko yang dihadapi juga meningkat. Selain dari faktor resiko kesehatan, faktor eksternal seperti
kecelakaan juga menjadi resiko dari sekian banyak aktivitas manusia di era sekarang ini. Selain
digunakan untuk media penanggung resiko, asuransi juga dapat digunakan menjadi media
investasi jangka panjang.
Semakin bertambah jumlah asuransi di Kota Solo, maka persaingan antar perusahaan pun
semakin ketat. Perusahaan jasa asuransi juga akan lebih diminati konsumen jika merek jasa
tersebut sudah dikenal khalayak umum. Banyak jasa asuransi yang cukup dikenal di wilayah
Solo, diantaranya adalah Asuransi Jiwa Bringinlife. Asuransi jiwa Bringinlife adalah salah satu
perusahaan asuransi asal Indonesia yang berhasil bersaing dengan asuransi-asuransi dari luar
negeri. Asuransi Jiwa Bringinlife merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia
(BRI), hal tersebut secara tidak langsung telah mengangkat citra perusahaan asuransi Bringinlife.
Pada awal pembentukan Asuransi Jiwa Bringinlife, Asuransi Jiwa Bringinlife hanya
melayani nasabah Bank BRI. Namun seiring berkembangnya asuransi, Asuransi Jiwa Bringinlife
mulai membuka untuk melayani konsumen umum. Setelah resmi menjadi anak perusahaan dari
Bank BRI, diharapkan mampu meningkatkan citra merek Asuransi Jiwa Bringinlife dan dapat
lebih dikenal luas oleh masyarakat Kota Solo.
Dalam penelitian
ini peneliti ingin
menganalisis
brand
awareness dari asuransi
Bringinlife dari tingkat Top of Mind, Brand Recall, Brand Recognition, dan Unaware Brand di
Kota Solo. Berdasarkan latar belakang diatas, popularitas merek suatu produk sangat penting
guna mendongkrak volume penjualan perusahaan. Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis
tingkat brand awareness dari perusahaan jasa Asuransi Jiwa Bringinlife di Kota Surakarta dengan
judul : “ANALISIS BRAND AWARENESS (KESADARAN MEREK) PERUSAHAAN JASA
ASURANSI JIWA BRINGINLIFE DI KOTA SURAKARTA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan,
yaitu: ”Bagaimana tingkat brand awareness (kesadaran merek) Asuransi Jiwa Bringinlife
Solo di Masyarakat Kota Solo dilihat dari tingkat Top of Mind, Brand Recall, Brand
Recognition, dan Unaware Brand saat ini?”
C. Tujuan Penelitian
Dalam Tugas Akhir ini, peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat
kesadaran merek dagang Asuransi Jiwa Bringinlife di tengah-tengah masyarakat Kota Solo.
Dengan mengetahui di tingkat kesadaran merek manakah perusahaan jasa Asuransi Jiwa
Bringinlife, maka dapat digunakan referensi perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan jasa Asuransi
Jiwa Bringinlife Surakarta untuk meningkatkan kualitas perusahaan dilihat dari tingkat
brand awareness di Kota Solo. Jika Asuransi Jiwa Bringinlife Surakarta telah menduduki
tingkat Top of Mind maka perusahaan sudah banyak dikenal di masyarakat Solo dan
diharapkan mampu mempertahankan posisi tersebut dengan menjaga kualitas perusahaan.
Namun jika perusahaan masih berada di bawah tingkat Top of Mind, seperti brand recall,
brand recognition, atau bahkan unware of brand, maka perusahaan harus meningkatkan
kinerja
guna
lebih
memperkenalkan
merek
dagang
Asuransi Jiwa
Bringinlife ke
masyarakat Kota Solo.
2. Bagi Penulis
Untuk mengetahui dan menambah wawasan bagaimana cara mengetahui brand
awareness (kesadaran merek) sebuah perusahaan di suatu wilayah.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk dapat
diperbaiki atau disempurnakan guna menghasilkan laporan penelitian yang lebih baik dan
valid.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Model penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan
menggunkan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2008).
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Asuransi BRIngin Life Jiwa Sejahtera Kantor
Penjualan Surakarta.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan atau individu) yang
karakteristiknya hendak diduga atau diteliti (Sekaran, 2006). Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah semua masyarakat kota Solo yang dibagi lima kecamatan, yaitu Pasar
Kliwon, Serengan, Banjarsari, Jebres dan Laweyan.
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel untuk penulisan ini adalah 100
masyarakat Kota Solo yang diambil dari lima kecamatan, yaitu Pasar Kliwon, Serengan,
Banjarsari, Jebres dan Laweyan.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian tugas akhir ini adalah Perusahaan Asuransi Jiwa Bringinlife
Surakarta yang beralamat di Jalan Yosodipuro No. 133 A, Surakarta. Dalam penelitian
ini akan dibahas mengenai brand awareness masyarakat Kota Solo terhadap Asuransi
Jiwa Bringinlife Surakarta.
5. Teknik Pengambilan Sampel dan Metode Pengumpulan Data
Peneliti akan menggunakan menggunakan teknik pengambilan sampel kebetulan
(convenience
sampling),
yaitu
teknik
pengambilan
sampel yang mudah ditemui
(Durianto, 2001). Dengan demikian siapa saja yang dapat memberikan informasi baik
secara tidak sengaja atau kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.
Dalam melakukan pengambilan data ini akan digunakan kuesioner, yaitu peneliti
menyampaikan sendiri secara langsung angket pada responden dan mengambil sendiri
angket yang diisi oleh responden. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat
keseriusan responden dalam mengisi angket.
6. Sumber Data
Dengan menggunakan metode pengumpulan data kuesioner, maka data yang
digunakan adalah data primer. Menurut Sugiyono (2008) data primer merupakan data
yang diambil langsung dari responden ke pengumpul data. Dalam penelitian ini data
primer didapatkan dari masyarakat kota Solo.
7. Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Menurut Sugiyono (2004) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif ini merupakan interprestasi dari hasil
jawaban yang diperoleh secara langsung dari responden melalui kuisioner yang
disebarkan berisi frekuensi, prosentase, dan data terkait brand awareness (kesadaran
merek).
Download