III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data

advertisement
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari data Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio,
Kredit Bermasalah sebagai proksi dari Non performing Loan, jumlah kredit dan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan
Keuangan Indonesia (SEKI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dari berbagai
periode terbitan.
B. Definisi Operasional Data
Batasan atau definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain dalam jangka waktu
tertentu. Data dalam penelitian ini menggunakan total kredit pada bank umum
dinyatakan dalam milyar Rupiah selama periode 2009.01-2014.08
29
2.
Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan
maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai
instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Data dalam penelitian ini
digunakan data DPK bank umum, dinyatakan dalam milyar Rupiah selama
periode 2009.01-2014.08
3.
Capital Adequancy Ratio
CAR adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko
kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Data dalam penelitian
ini digunakan data CAR bank umum, dinyatakan dalam persentase selama periode
2009.01-2014.08
4.
Non Performing Loan
NPL adalah merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam menyanggah resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur.
Data dalam penelitian ini digunakan data Total Kredit Bermasalah dalam bank
umum sebagai proksi dari NPL, dinyatakan dalam juta Rupiah selama periode
2009.01-2014.08
5.
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
surat berharga berdasarkan rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Data dalam
penelitian ini digunakan data Suku bunga SBI pada bank umum, dinyatakan
dalam persentase selama periode 2009.01-2014.08
30
Tabel 3. Nama, Simbol, Satuan Ukuran Variabel dan Sumber Data
Nama Variabel
Volume Kredit
Dana Pihak Ketiga
Capital Adequacy Ratio
Non Performing Loan
Suku Bunga sertifikat
Bank Indonesia
Symbol Variabel
Ln_Kredit
Ln_DPK
CAR
NPL
SBI
Satuan Ukuran
Juta Rupiah
Sumber Data
SEKI, BI
SEKI, BI
SEKI, BI
SEKI, BI
Persen
SEKI, BI
Milyar Rupiah
Milyar Rupiah
Persen
C. Metode Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model.
Error Correction Model (ECM) adalah suatu model yang digunakan untuk
menyeimbangkan perilaku ekonomi yang sering menunjukkan kondisi
ketidakseimbangan, sehingga perlu suatu model yang memasukkan variabel
penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan tersebut
(Widarjono, 2005). Faktor pengoreksi tersebut dinamakan error correction model,
Granger dan Engle (1991) telah mengembangkan model koreksi kesalahan yang
digunakan untuk mengoreksi persamaan regresi antar variabel-variabel yang
secara individual tidak stasioner agar kembali ke nilai ekuilibriumnya pada jangka
panjang, dengan syarat utama terdapat hubungan kointegrasi di antara variabelvariabel dalam suatu persamaan.
Hubungan kointegrasi dapat diartikan sebagai kombinasi linier antar variabel atau
dapat diartikan sebagai suatu model yang menggambarkan hubungan jangka
panjang (long term relationship equilibrium) antar variabel-variabel yang tidak
stasioner dan akan menghasilkan variabel-variabel yang stasioner. Untuk
menentukan bahwa variabel-variabel dalam suatu persamaan terjadi kointegrasi
atau tidak, maka dapat dilakukan pengujian terhadap residualnya, yaitu dengan uji
31
ADF. Kriteria penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis nol merupakan
perbandingan antara nilai Augmented Dickey-Fuller (ADF) dengan nilai kritis
pada tingkat keyakinan 95 persen, jika nilai Augmented Dickey-Fuller (ADF)
lebih besar dari nilai kritis, berarti Ho yang ditolak atau terjadi kointegrasi
diantara variabel-variabel dalam persamaan, dan sebaliknya yang terjadi jika
hipotesis alternatif yang ditolak.
1. Uji Stasionary (Unit Root Test)
Uji Unit root atau uji stasioneritas dilakukan untuk meneliti apakah data stasioner
atau tidak dengan melihat tren deterministik yang dikandung dalam setiap
variabel. Data dikatakan stasioner apabila secara stokastik data menunjukkan pola
yang konstan dari waktu ke waktu dan tidak ditemukan unit root. Uji ini
dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller yang kemudian diberi nama
Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Apabila suatu data time series tidak
stasioner pada orde nol, I(0), makadata tersebut akan diuji lagi stasioneritas
melalui order berikutnya sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada order ke
1(first difference) atau I(1), atau second difference atau I(2), dan seterusnya
(Widarjono,2005).
Ho diterima apabila nilai t kritis 0,05 > Augmanted Dickey Fuller (ADF).
Sedangkan, apabila nilai t kritis 0,05< Augmanted Dickey Fuller maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
1.
Uji Kointegrasi
Kointegrasi merupakan kombinasi persamaan linier dari dua variabel atau lebih
yang memiliki hubungan jangka panjang. Data yang baik adalah data yang
memiliki hubungan jangka panjang yang stabil. Tujuan utama uji kointegrasi
32
adalah untuk mengetahui apakah residual terkointegrasi stasioner atau tidak.
Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka
panjang. Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka tidak
terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Uji menguji kointegrasi
terdapat dua cara umum yang dipakai yaitu metodologi Engle Granger
(Widarjono,2005).
Hipotesis :
Ho = 0 : Tidak terkointegrasi
Ha ≠0 : Terkointegrasi
Ho diterima apabila nilai t kritis 0,05 > Augmanted Dickey Fuller(ADF).
Sedangkan, apabila nilai t kritis 0,05<Augmanted Dickey Fuller maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
2.
Model Koreksi Kesalahan (ECM)
Uji ECM dilakukan untuk mengoreksi ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam
jangka pendek maupun keseimbangan jangka panjang. Model ini diperkenalkan
oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle-Granger. Setelah melakukan uji unit
root dan uji kointegrasi dan didapatkan hasil bahwa data terkointegrasi, maka
tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah uji ECM untuk mengkoreksi error
pada persamaan jangka pendek agar kembali menuju keseimbangan pada jangka
panjang. Dalam ekonometrika model ini berguna untuk mengatasi data runtun
waktu yang tidak stasioner, menurut Agus Widarjono (2005) jika ada dua atau
lebih variabel yang tidak stasioner dan stasioner pada tingkat diferensi dan
variabel tersebut terkointegrasi, adanya kointegrasi berarti adanya hubungan
33
keseimbangan jangka panjang antara variabel, sementara dalam jangka pendek
mungkin saja terdapat ketidakseimbangan (disequiblirium). Ketidakseimbangan
inilah yang sering kita temui pada prilaku ekonomi, artinya bahwa apa yang
diinginkan pelaku ekonomi belum tentu sama dengan apa yang terjadi sebenarnya,
model yang memasukan penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi ketidak
seimbangan tersebut disebut model koreksi kesalahan (error correction model).
Model struktural dalam penelitian ini adalah :
D(LnKredit)= β0 + β1 DLnDPK + β2 DCAR + β3 DLnNPL + β4 DSBI + β5ECT(-1)+er
Dengan uraian sebagai berikut :
DLnKredit = Logaritma Natural Volume kredit Bank Umum
DLnDPK = Logaritma Natural Dana Pihak Ketiga Bank Umum
DCAR
= Capital Adequacy Ratio Bank Umum
DLn NPL = Logaritma Natural Non Performing Loan Bank Umum
DSBI
= Suku Bunga SBI pada periode t
ER
= error term
ECT-1
= error correction term
D. Pengujian Statistik terhadap Koefisien Regresi
Pengujian terhadap masing - masing hipotesis yang diajukan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a.
Uji - t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel
independen secara individual berpengaruh berpengaruh terhadap variabel
dependen (Widarjono,2005). Dari penjelasan tersebut maka dapat dimasukan ke
dalam keempat variabel sebagai uji hipotesis sebagai berikut :
34
1.
Variabel DPK
H0 : β1 = 0, DPK tidak berpengaruh terhadap volume kredit
Ha : β1 > 0, DPK berpengaruh secara positif terhadap kredit
2.
Variabel CAR
H0 : β2 = 0, CAR tidak berpengaruh terhadap kredit
Ha : β2 > 0, CAR berpengaruh secara positif terhadap kredit
3.
Variabel NPL
H0 : β3 = 0, NPL tidak berpengaruh terhadap kredit
Ha : β3 > 0, NPL berpengaruh secara positif terhadap kredit
4.
Variabel SBI
H0 : β4 = 0, SBI tidak berpengaruh terhadap kredit
Ha : β4 > 0, SBI berpengaruh secara positif terhadap kredit
Kriteria pengujiannya adalah :
1.
2.
Ho ditolak dan Ha diterima jika t-hitung ≥ t-tabel
Ho diterima dan Ha ditolak, jika t-hitung < t-tabel
Apabila Ho ditolak dan Ha diterima menunjukan variabel bebas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika Ho diterima
dan Ha ditolak maka variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Uji - F
35
Uji ini merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen yang dimasukan dalam model berpengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen (Gujarati, 2003)
Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
H0 :βi
= 0 , seluruh variabel bebas tidak berpengaruh
H0 :βi
≠ 0, paling tidak salah satu dari variabel bebas berpengaruh
i
= β0, β1, β2, β3, dan β4
Kesimpulan ini dapat dihitung dengan membandingkan F statistik dan F tabel
pada tingkat tertentu dan derajat bebas tertentu,
Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak; dan
Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima.
Jika H0 diterima berarti variabel bebas tidak secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap total kredit pada bank umum di Indonesia, sebaliknya jika
H0 ditolak berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap total
kredit pada bank umum di Indonesia.
Download