faktor - faktor yang mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan

advertisement
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM
PEMBANGUNAN DAN PENERAPAN SISTEM
INFORMASI DI SUATU PERUSAHAAN
TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DOSEN : Dr. Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc
DISUSUN OLEH :
COSMAS WARDOJO
[P056132002.46E]
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NOVEMBER 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Manajemen
2.2 Peranan Sistem Informasi dalam Bisnis
III. PEMBAHASAN
3.1 Kesuksesan Sistem Informasi
3.2 Kegagalan Sistem Informasi
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
V. DAFTAR PUSTAKA
2
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang sudah sedemikian pesatnya suatu perusahaan atau organisasi
dihadapkan pada suatu persaingan yang ketat dan keras. Kondisi demikian membuat perusahaan
harus memiliki strategi untuk mampu menghasilkan produksi yang baik dan berkualitas, dan
sekaligus perusahaan menjawab tuntutan untuk mampu bersaing secara lebih efektif dan efisien
dalam menjalankan bisnisnya. Bukanlah merupakan pilihan lagi saat ini bahwa suatu perusahaan
atau organisasi kini harus melihat bagaimana penggunaan sistem dan teknologi informasi,
perusahaan harus memiliki kemampuan dan daya saing yang lebih baik.
Untuk menunjang hal tersebut teknologi dan system informasi menjadi salah satu sumberdaya
yang harus dikelola secara baik sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi organisasi.
Informasi yang cepat dan akurat menjadi faktor penentu pengambilan keputusan bisnis yang
tepat yang pada akhirnya mampu meningkatkan penjualan dan keuntungan bisnis perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran
(output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu bagian dari komponen sistem
manajemen informasi. ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk
mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi, dan aktifitas yang diperlukan untuk proses
bisnis lengkap. Penerapan sistem informasi dalam dunia bisnis banyak dimanfaatkan untuk
mendukung kecepatan dan ketepatan proses bisnis tersebut. Namun dalam penerapan sistem
informasi di dalam suatu perusahaan pasti terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat atau
melancarkan penerapan sistem informasi tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
faktor-faktor yang dapat memperlancar atau menghambat pengintegrasian SI ke dalam
perusahaan.
3
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
1.2.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui faktor faktor yang berperan dalam
menentukan keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem Informasi di sebuah perusahaan atau
organisasi.
4
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Manajemen
2.1.1. Sistem
Meurut O’brien (2007) sistem merupakan sebuah kumpulan dari beberapa komponen yang
saling terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan dengan menerima masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) dalam sebuah proses transformasi yang teratur. Sebuah sistem
mempunyai 3 komponen dasar atau fungsi yaitu :
•
Input, yaitu kegiatan yang meliputi penangkapan dan menyusunan elemen elemen untuk
dimasukkan dalam sistem dan diproses
•
Proses, yaitu kegiatan yang meliputi proses transformasi yang mengubah input menjadi
output
•
Output, yaitu kegiatan yang meliputi penyampaian elemen yang diproduksi oleh sebuah
proses transformasi menuju tujuan akhir
Gambar 1. Skema Sistem
Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari lingkungannya. Tidak semua
sistem memiliki kombinasi elemen sistem yang sama, namun secara umum bisa digambarkan
terdiri dari sumber daya input (masukan), proses transformasi, dan sumber daya output
(keluaran). Berdasarkan Hubungan elemen, sistem dibagi atas :
5
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
•
Open sistem yaitu : sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber
daya.
•
Closed sistem yaitu : sistem yang tidak dihubungkan dengan lingkungannya.
Berdasarkan besar kecilnya sistem, sistem terbagi atas :
•
Subsistem
•
Supersistem atau suprasistem
Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu :
•
Komponen Sistem
•
Batasan Sistem
•
Lingkungan Luar Sistem
•
Penghubung Sistem
•
Masukan Sistem
•
Keluaran Sistem
•
Pengolahan Sistem
•
Sasaran Sistem
2.1.2 Data dan Informasi
Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang
berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan menyangkut entitas
manusia, obyek, kejadian dan sebagainya yang bisa bersifat kualitatif atau kuantitatif serta
bersifat internal maupun eksternal. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita
hadapi. Data diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau
sinyal elektronis. Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu
informasi.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi
penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses
6
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.
Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal yaitu :
a. Relevan (Relevancy)
b. Akurat (Accurancy)
c. Tepat waktu (Time liness)
d. Ekonomis (Economy)
e. Efisien (Efficiency)
f. Ketersediaan (Availability)
g. Dapat dipercaya (Reliability)
h. Konsisten
2.1.3 Sistem Informasi
Information System (IS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi
merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan
untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam
kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi
yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa
komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi.
Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer
dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang
sangat
kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi
merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya,
sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat
sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang,
aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi
untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan
kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
7
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
Komponen dari sistem informasi yaitu :
•
Orang (brainware)
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau sponsor sistem informasi
(system owner), pengguna sistem (system users), perancang sistem (system designer) dan
pengembang sistem informasi (sistem development).
•
Data (dataware)
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas,
dan transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak berpengaruh langsung secara langsung
kepada pemakainya atau disebut juga sebagai sekumpulan fakta mentah dalam isolasi.
•
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras yang meliputi piranti-piranti yang digunakan oleh sistem komputer untuk
masukan dan keluaran yang terdiri dari komputer, printer, jaringan (network)
•
Perangkat Lunak (software)
Sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang memungkinkan perangkat keras bisa
digunakan untuk memproses data, atau sering disebut sebagai program.
•
Jaringan (netware)
Sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada
waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda.
8
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
Gambar 2. Komponen-komponen dalam SI (Sumber: O’Brien, 2007)
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok),
yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi,
komponen hardware, komponen software, komponen basis data, komponen kontrol, dan
komponen jaringan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
a. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan
media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen
dasar.
9
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
b. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah
dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja
dari sistem informasi.
f. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang
diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
g. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
10
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
h. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air,
debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal yang dapat merusak sistem dapat di cegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapa langsung cepat diatasi.
i. Komponen Jaringan
Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan
media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di
suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware
komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media
penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software
jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan.
2.2. Peranan Sistem Informasi dalam Bisnis
Sistem informasi adalah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan dan melalui
suatu siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri dari input, process, dan
output (IPO). Siklus IPO menggambarkan bagaimana sistem memperoleh input dari luar dan
kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu output. Output yang dihasilkan akan
dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian utama dari sistem informasi:
Data yang mendukung informasi
Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi
Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan
menggunakan sistem informasi
11
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
Gambar 3. Kerangka yang menggambarkan secara sederhana wilayah Pengetahuan Sistem
Informasi yang diperlukan oleh Pelaku Bisnis Profesional
Sistem informasi, baik mulai pada tahap operasional (pemrosesan transaksi) hingga penggunaan
internet (e-commerce/e-business) mempunyai tiga peran utama:
1. Mendukung proses bisnis dan operasional
2. Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajemen
3. Mendukung strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif
Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan pihak nonmanajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun
atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi kebutuhan pemakai berdasarkan
level manajemen.
Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 kelompok, yaitu manajemen tingkat atas,
manajemen tingkat menengah, manajemen tingkat bawah, dan pegawai non-manajemen.
Manajemen tingkat atas (atau sering disebut manajemen strategis) adalah manajemen pada level
paling atas yang menangani keputusan-keputusan strategis. Keputusan strategis adalah keputusan
yang sangat kompleks dan jarang sekali menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
Manajemen tingkat menengah (atau disebut manajemen taktis) adalah manajemen yang
bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan taktis, yaitu keputusan-keputusan yang
12
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis suatu organisasi. Manajemen tingkat bawah
adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu
organisasi. Fokus utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi
jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen adalah semua pegawai yang tidak
termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan horisontal.
Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah.
Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi
vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
Gambar 4. Tiga Peran Dasar dari Aplikasi Bisnis pada Sistem Informasi. Sistem Informasi
mendukung proses bisnis dan operasi, pengambilan keputusan, dan daya saing.
13
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
III. PEMBAHASAN
Dengan adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah
mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi. Keberhasilan sistem informasi
tidak seharusnya diukur hanya melalui efisiensi dalam hal meminimalkan biaya, waktu, dan
penggunaan sumber daya informasi. Keberhasilan juga diukur dari efektivitas teknologi
informasi dalam mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses bisnisnya,
meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta, meningkatkan nilai pelanggan dalam bisnis
perusahaan. Untuk itu diperlukan analisa mengenai faktor-faktor apa saja yang menunjang
sistem informasi yang bagus. Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi
untuk menunjang aktivitasnya, penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali
penerapan sistem informasi, terutama yang berbasis IT menjadi gagal. Kegagalan tersebut bisa
berarti proyeknya tidak selesai ataupun telah diimplementasikan namun penggunaannya tidak
efektif.
3.1. Kesuksesan Sistem Informasi
Peluang kegagalan penerapan sistem informasi terutama yang berbasis komputer sangat besar,
maka sebaiknya dalam pembuatan sistem informasi harus melalui proses yang tepat.
Salah satu tantangan yang dihadapi sistem informasi adalah teknologi dan keadaan perusahaan
yang terus mengalami perkembangan sehingga menimbulkan masalah-masalah yang lebih
kompleks. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat agar sistem
informasi bisa terus diterapkan dengan sukses mengikuti perkembangan perusahaan. Fuadi
(1995) menyebutkan empat langkah-langkah yang perlu diketahui perusahaan untuk
penyempurnaan suatu sistem informasi, yaitu :
14
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
Gambar 5. Perkembangan Solusi Sistem Informasi pada Persoalan Bisinis dapat dilakukan
dengan cara Proses Implementasi Berjenjang
1. Analisa Sistem
Pada langkah ini dilakukan survei intensif atas sistem yang ada dan kebutuhan pengolahan
data informasi di masa depan. Suatu analisa dilakukan atas informasi yang diperoleh dalam
survei. Selanjutnya, analisa tersebut mencoba untuk mengetahui apa masalah-masalah utama
yang terdapat dalam sistem yang telah ada. Selanjutnya, dilakukan sintese system, yaitu
pengumpulan hasil survei dan analisa untuk merancang rekomendasi bagi revisi sistem yang
telah ada atau mengembangkan suatu sistem baru. Analisa tersebut harus mencakup evaluasi
mengenai kebutuhan informasi bagi para manajer dan para pemakai sistem lainnya. Dengan
begitu, akan diketahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem tersebut.
2. Desain sistem.
Desain sistem merupakan proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk
pengembangan suatu sistem baru. Untuk itu, harus dibuat rencana pengembangan yang
disiapkan pada langkah analisa sistem. Desain sistem harus dimulai dengan spesifikasi
output sistem yang diperlukan yang mencakup isi, format, volume, serta frekuensi
laporan dan dokumen. Selanjutnya menentukan isi dan format input sistem dan file.
Setelah itu dilakukan desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur,
15
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
dan pengendalian. Serta kegiatan untuk menyiapkan suatu sistem implementasi sistem
yang baru.
3. Implementasi sistem.
Pertama-tama dilakukan perencanaan dan penjadwalan aktivitas implementasi agar dapat
dikordinasi dengan baik. Selain itu, bila perlu, dilakukan penerimaan pegawai baru dan
pelatihan kepada pegawai baru baru serta realokasi pegawai-pegawai yang ada. Setelah
itu dilakukan pengujian terhadap prosedur baru dan bila perlu dilakukan modifikasi.
Standar dan pengendalian atas sistem yang baru harus diciptakan. Dokumentasi sistem
yang lengkap perlu dibuat. Penggunaan sistem baru dan sistem lama dapat dilakukan
secara simultan untuk periode yang singkat dan hasilnya kemudian dibandingkan untuk
meyakinkan bahwa sistem baru tidak mempunayi kelemahan seperti sistem lama. Tahap
akhir dari implementasi adalah mengganti sistem lama dengan sistem baru.
4. Review sistem.
Review tersebut dilakukan tidak lama setelah sistem baru dioperasikan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada dan mengoreksinya. Hal ini dilakukan supaya hal-hal
kecil yang mungkin tidak tampak atau tidak jelas saat penggantian sistem dapat
diketahui. Review tersebut harus dilakukan secara periodik. Terkadang review akan
menunjukkan modifikasi besar atau penggantian yang perlu dilakukan dan prosesnya
akan dimulai lagi seperti pada langkah pertama.
3.2. Kegagalan Sistem Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2009) beberapa faktor yang dapat dapat menyebabkan sukses
atau tidaknya suatu organisasi atau perusahaan dalam menerapkan sistem informasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya dukungan
dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user (pemakai akhir), penggunaan kebutuhan
perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata.
Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain karena kurangnya dukungan
16
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak
lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi secara teknologi.
Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi membuat
proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi.
Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga
yang telah dicurahkan pada proyek tersebut.
Jika sebuah proyek sistem informasi mendapat dukungan serta persetujuan dari manajemen di
semua level, sepertinya akan dipersepsikan positif baik oleh pengguna maupun staf pelayanan
teknis informasi. Dukungan manajemen juga akan meyakinkan bahwa proyek sistem akan
menerima cukup dana serta sumber daya lain untuk meraih kesuksesan. dukungan bahwa
proyek akan menerima cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi sangat diperlukan.
Dengan demikian, kurangnya komitmen eksekutif puncak untuk terlibat lebih jauh dalam
proyek mengakibatkan penerapan sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia.
Keterlibatan eksekutif dalam pengembangan sistem informasi di perusahaan juga menentukan
kesuksesan proses sosialisasi sistem informasi. Proses sosialisasi sistem informasi yang baru
merupakan proses perubahan organisasional. Kebanyakan orang dalam organisasi akan
bertahan, karena perubahan mengandung ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran
mereka. Akan tetapi, proses perubahan organisasional ini diperlukan untuk manajemen
perubahan selama proses sosialisasi sistem informasi baru. Beberapa resiko dan konsekuensi
manajemen yang tidak tepat dalam pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut.
•
Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran.
•
Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
•
Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang
diperkirakan.
•
Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
•
Kurangnya keterlibatan atau input dari end user (pemakai akhir)
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai beberapa hasil yang
positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem, ia akan
17
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan
lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna berkecenderungan untuk
lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam proses
perubahan itu sendiri.
Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil atau
tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi
dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang
menguntungkan (favorable attitudes) dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan sistem
informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat penggunaan
yang tinggi (high levels of use) serta kepuasan (satisfaction) terhadap sistem tersebut.
Disamping itu, keterlibatan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi memiliki
beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain
sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan
kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna
cenderung untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan
aktif dalam proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena
pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang,
kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi
antara pengguna dan desainer (user-designer communication gap).
Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu,
menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem informasi
tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponenkomponen yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah
ditetapkan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat tujuan
dari perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan perencanaan
yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai pihak di
18
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam bidang
teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam
investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif
terhadap manajemen
perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang
mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi
sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan
perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang
dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat
atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya. Sistem
informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan tidak dapat menggunakan
sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan dan
kegagalan sistem informasi sehingga sistem informasi yang telah dirancang akan sia-sia serta
menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Selain itu, waktu sosialisasi yang singkat
dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi. Karyawan hanya mempelajari
sedikit mengenai sistem informasi yang mereka gunakan sehingga kemampuan mereka
terbatas. Menurut Pambudi (2003), harus ada penyesuaian tertentu dalam menerapkan sistem
informasi. Penyesuaian terhadap strategi penerapan sistem yang baru harus disosialisasikan
dengan jelas kepada karyawan.
Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan
teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Sekitar 30 persen kegagalan
pengembangan sistem informasi baru diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek
organisasional. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi memerlukan suatu
perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap
sistem yang dikembangkan (resistance to change).
19
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.
Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi
kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan
implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan
teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orangorang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan
ketika sistem tersebut telah diterapkan.Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu
sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan
dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu
yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan
atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.
Selain beberapa hal yang disebutkan diatas, riset tentang implementasi sistem informasi juga
memberikan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan
penerapan sistem informasi pada perusahaan seperti :
Kesenjangan Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi
Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan bidang masalah dalam
upaya sistem informasi. Pengguna dan specialist sistem informasi cenderung mempunyai
perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan
sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer. Perbedaan ini akan
menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi, pendekatan dalam pemecahan masalah,
dan referensi.
Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Beberapa proyek pengembangan sistem terdapat kecenderungan gagal karena sistem-sistem
tersebut mengandung tingkat resiko yang tinggi dibandingkan yang lain. Para peneliti telah
mengidentifikasikan empat faktor kunci yang memengaruuhi tingkat resiko proyek,, yaitu :
•
Ukuran proyek
: Semakin besar proyek semakin besar pula resikonya.
20
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
•
Struktur proyek
: Beberapa proyek strukturnya lebih tinggi di banding yang lain.
Persyaratan-persyaratannya jelas dan lugas, sehingga output dan proses dapat secara
mudah ditentukan.
•
Pengalaman dengan Teknologi : resiko proyek akan meningkat jika tim proyek dan staf
sistem informasi kurang memiliki keahlian teknis. Semakin tinggi tingkat resiko semakin
tinggi pula usaha implementasi akan gagal.
•
Manajemen dan Proses Implementasi : Konflik dan ketidakpastian dalam implementasi
proyek dikelola dan diorganisasi dengan cara yang tidak sempurna (jelek). Sistem
pengembangan proyek tanpa manajemen yang tepat besar kemungkinan akan membawa
konsekuensi kerugian sebagai berikut :
o Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran
o Melampaui waktu yang telah diperkirakan
o Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari
yang diperkirakan.
o Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
Secara umum, penilaian kinerja sistem informasi berfokus pada pertimbangan dari
keberhasilan dan kegagalan sistem informasi. Masalah kegagalan sistem informasi dapat
dianalisis dengan mengasumsikan bahwa belajar dari kegagalan sistem informasi akan
memberikan pelajaran penting untuk merumuskan strategi sukses bagi perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem informasi. Enam jenis kegagalan sistem
informasi dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kegagalan Teknis
2. Kegagalan Proyek
3. Kegagalan Organisasi
4. Kegagalan Lingkungan
5. Kegagalan Pembangunan
6. Kegagalan Penggunaan
21
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sistem informasi sangat penting bagi keberlangsungan hidup sebuah perusahaan saat ini.
Penerapan sistem informasi dalam suatu perusahaan tidak selalu berhasil dengan baik. Banyak
faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek sistem informasi. Beberapa
diantaranya adalah faktor lingkungan, struktur organisasi internal, struktur tim proyek, teknologi
yang sesuai dan metodologi proyek, serta dukungan pasca proyek.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perusahaan harus melakukan langkah-langkah yang
tepat ketika akan mengimplementasikan sistem informasi. Langkah-langkah ini harus dilakukan
dalam sebuah cara yang sistematis dan mengikuti kaidah-kaidah yang ada. Walaupun hal ini
tidak menjamin kesuksesan pengimplementasian sebuah sistem informasi ke dalam perusahaan,
namun pengerjaan yang telah mengikuti kaidah akan mendekatkan kepada hasil yang lebih baik.
Selain kesuksesan, dalam penerapan sistem informasi juga terdapat kegagalan. Kegagalan ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang penting adalah rasa memiliki perusahaan yang
kurang bersama, ketidakmampuan teknisi TI yang dipekerjakan oleh perusahaan, dan
ketidakcocokan TI yang dikembangkan oleh teknisi dengan tujuan perusahaan akibat
ketidaktahuan manajer perusahaan mengenai TI yang ingin dikembangkan. Maka, untuk
memastikan bahwa pengimplementasian TI dan SI dapat berhasil dengan baik dibutuhkan
partisipasi oleh pihak perusahaan dan mempekerjakan tenaga TI yang handal, profesional, dan
beretika.
22
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien, James A. 1999. Management Information Systems: Managing Information Tecnology
in The Networked Enterprice, forth Edition, IRWIN, USA.
O’Brien, James A. 2002. Pengantar Sistem Informasi. Salemba Empat, Jakarta.
O’Brien, JA and George Marakas 2009. Management Information System. Ninth Edition.
McGraw-Hill.Inc. Boston.
O’Brian dan Marakas. 2008. Management Information System. McGraw Hill.
O.Brien, 2007
23
Sistem Informasi Manajemen, Cosmas Wardojo (P056132002.46E)
Download