bab ii: tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Tinjauan Pustaka
Tab el 1 Kerangka Tinjauan Pustaka
Target perancangan yang telah dipelajari berdasarkan KAK adalah mendesain
sebuah bangunan hotel bintang 4 - 5 dengan menitikberatkan Heritage sebagai
acuan dasar konsep baik dari segi unsur material maupun elemen-elemen arsitektur
pada desain bangunan. Memperhatikan tiga “ramah” yang menjadi kriteria dalam
desain yaitu ramah budaya (kontekstual dengan sejarah dan vernakular), ramah
lingkungan (green building), ramah anak dan keluarga (aman, menyenangkan, dan
nyaman).
2.2
Pengertian Hotel
Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh
pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tampa adanya perjanjian khusus.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Sementara berdasarkan definisi dalam buku Panduan Perancangan Bangunan
Komersil (Marlina, 2008), bahwa pengertian dari hotel adalah suatu bentuk
bangunan atau lambang dari perusahaan yang memiliki sebuah badan usaha
akomodasi dengan menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyediaan makanan
dan minuman serta fasilitas jasa lainnya, dimana semua pelayanan itu diperuntukkan
bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun
mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki oleh hotel.
Kemudian menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM
37/PW.
340/MPPT-86
akomodasi
yang
dalam
Sulastiyono
mempergunakan
(2011:6),
adalah
"Suatu
jenis
sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
Jadi hotel adalah sebagai suatu usaha jasa yang merupakan sarana pendukung
kegiatan pariwisata, dimana pengelolaannya dilakukan secara professional dan
didukung oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik dalam bidang
perhotelan.
2.2.1. Jenis Hotel
Jenis hotel dapat bermacam-macam sesuai dengan indikator apa yang ingin
diukur. Pada konteks ini, lokasi dan wisatawan/wisatawati menjadi indikator
utama penggolongan jenis hotel
Berdasarkan lokasinya, suatu hotel dapat dibagi menjadi sebagai berikut: (Panduan
Perancangan Bangunan Komersil, Endy Marlina, 2007)
a. Down Town Hotel
Adalah hotel yang berlokasi di dekat pusat perdagangan dan perbelanjaan. Hotel ini
sering menjadi sasaran tamu yang ingin berwisata belanja ataupun menjalin relasi
dagang. Oleh karena letaknya di sekitar area komersial dalam suatu kota,
penampilan hotel ini cenderung mewah dan megah, sesuai dengan image aktivitas di
sekitarnya. Tidak jarang hotel ini dibangun menyatu dengan suatu fasilitas
perbelanjaan agar dapat saling memberikan keuntungan satu sama lain.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
b. Resort Hotel
Adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di area wisata. Tujuan pembangunan
hotel ini semacam tentunya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas
wisata. Macam-macam hotel resort antara lain:
Mountain Resort Hotel : terletak di daerah pegunungan
Beach Resort Hotel: terletak di daerah pantai II
Hill Resort Hotel: terletak di daerah bukit
Urban Resort Hotel: terletak di daerah perkotaan
Sight-seeing Resort Hotel: terletak di daerah yang mempunyai potensi
khusus atau tempat-tempat menarik seperti pusat perbelanjaan, kawasan
bersejarah dan tempat hiburan
c. City Hotel Adalah Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi
masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek).
City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku
bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel
tersebut. Oleh karena konsumen sasarannya adalah tamu pebisnis atau ruangan
dinas, lokasi yang dipilih sebaiknya mendekati kantor-kantor atau area bisnis yang
terdapat di kota tersebut.
d. Motel (Motor Hotel)
Adalah Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang
menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya
dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini II - 4 diperuntukkan
sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan
menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini
menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
Sementara menurut Tarmoezi (2000), penentuan jenis hotel tidak lepas dari
kebutuhan pelanggan, ciri, atau sifat khas yang dimiliki wisatawan. Berdasarkan hal
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
tersebut, dapat dilihat dari lokasi di mana hotel dibangun, sehingga dikelompokkan
sebagai berikut.
a. City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut
juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang
memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
b. Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota,
tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerahdaerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal
dalam jangka waktu lama.Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas
tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
c. Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai
(beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi
mereka yang ingin berekreasi.
d. Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan
satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat
sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan
kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas
garasi untuk mobil.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
2.2.2. Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan
pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau
berdasarkan beberapa faktor, yaitu:
1. Harga jual
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di mana harga kamar
yang dijual hanya harga kamar saja atau merupakan sistem paket, yaitu:
European plan hotel : hotel dengan biaya untuk harga kamar saja
American plan hotel : hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga
kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu:
Full American plan (FAP) : harga kamar termasuk tiga kali makan sehari
(sarapan, makan siang dan makan malam)
Modified American plan (MAP) : harga kamar termasuk dua kali makan
sehari, yaitu: Kamar + makan pagi + makan siang + makan malam
Continental plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar sudah
termasuk dengan continental breakfast
Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah
termasuk dengan American breakfast
2. Ukuran hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran ditentukan oleh jumlah kamar yang ada, yaitu:
Small hotel : hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
Medium hotel : hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Average hotel : jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar
Above hotel : jumlah kamar antara 300 sampai 600 kamar
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Large hotel : hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar
3. Tipe tamu hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu menginap yaitu:
Family hotel : hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga
Business hotel : hotel untuk tamu berupa para pengusaha
Tourist hotel : hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik
domestik maupun luar negeri
Transit hotel : hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau
penyembuhan penyakit
4. Sistem bintang
Semakin banyak jumlah bintang suatu hotel, pelayanan yang dituntut semakin
banyak dan baik. Klasifikasi hotel berdasarkan sistem bintang, yaitu:
Hotel bintang satu (*)
Hotel bintang dua (**)
Hotel bintang tiga (***)
Hotel bintang empat (****)
Hotel bintang lima (*****)
5. Lama tamu menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:
Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Semi residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari
tetapi tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu
bulan
Residential hotel : hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar
paling sedikit satu bulan
6. Aktivitas tamu hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu:
Sport hotel : hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
Ski hotel : hotel yang menyediakan area bermain ski
Conference hotel : hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi
Convention hotel : hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi
Pilgrim hotel : hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas
ibadah.
Casino hotel : hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan
berjudi
8. Jumlah kamar dan persyaratannya
Berdasarkan jumlah bintang yang disandang, jumlah persyaratan kamar dan lainnya,
yaitu:
Hotel bintang satu (*) : jumlah kamar standar, minimal 15 kamar. Kamar
mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 20 m2
Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar standar, minimal 20 kamar. Kamar
suite, minimum 1 kamar. Kamar mandi di dalam,luas kamar standar,
minimum 22 m2, luas kamar suite, minimum 44 m2
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar standar, minimal 30 kamar. Kamar
suite, minimum 2 kamar. Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar,
minimum 24 m2 luas kamar suite, minimum 48 m2
Hotel bintang empat (****) : jumlah kamar standar, minimal 50 kamar. Kamar
suite, minimum 3 kamar. Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar,
minimum 24 m2. Luas kamar suite, minimum 48 m2
Hotel bintang lima (*****) : jumlah kamar standar, minimal 100 kamar. Kamar
suite, minimum 4 kamar. Kamar mandi di dalam. Luas kamar standar,
minimum 26 m2. Luas kamar suite, minimum 52 m2
2.2.3. Fasilitas Standar Hotel Bintang Empat
Menurut Marlina Endy, Panduan perancangan Bangunan Komersial :
1. Umum Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:
a) Lokasi mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi tersebut mudah
b) Bebas polusi
c) Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby
d) Bangunan terawat rapi dan bersih
e) Sirkulasi di dalam bangunan mudah
2. Bedroom
a) Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m2 /kamar
b) Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2 / kamar
c) Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
d) Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar
3. Dining room
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Mempunyai minimum 3 buah dinning room, salah satunya dengan spesialisasi
masakan (Japanese/ Chinese/ European food).
4. Bar
a) Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan pengatur
udara mekanik (AC) dengan suhu 24OC
b) Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m 8 Studio
5. Ruang fungsional
a) Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2.5 kali jumlah kamar
b) Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby c) Terdapat
prefunction room
6. Lobby
a) Mempunyai luas minimum 100m2
b) Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dengan
perlengkapannya.
7. Drug store
a) Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, travel
agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
b) Tersedia poliklinik
c) Tersedia paramedis
8. Sarana rekreasi dan olah raga
a) Minimum 1 buah pilihan : tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard,
jogging, diskotik dan taman bermain anak.
b) Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
c) Terdapat fasilitas nightclub /diskotik kedap suara dengan AC dan toilet.
9. Utilitas penunjang Minimum seperti hotel bintang 4 dengan tambahan:
a) Transportasi vertikal mekanis.
b) Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari.
c) Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.
d) Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.
10. Business center
Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan
bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor
pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti faksimili,
teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan akses
internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping juga
dapat melakukan telekonferensi.
11. Restoran Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:
a) Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan
Peraneis atau internasional.
b) Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi
dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut
ready on plate.
c) Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.
d) Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan
makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas
dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke kamar
tamu.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
e) Take out service dan out side catering, untuk lebih meningkatkan
pendapatan penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada
beberapa hotel yang melayani pesanan makanan dan minuman dan
penyelenggaraan perjamuan di luar hotel seperti misalnya untuk perjamuan
instansi-instansi pemerintah, perjamuan kenegaraan dan instansi-instansi
swasta. Di samping itu, toko makanan berupa kue-kue yang dijual oleh pastry
shop yang ada di hotel juga melayani penjualan kue-kue dan ice cream untuk
keperluan umum.
Klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah:
Standard room Jenis kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan
kondisi, berisi satu tempat tidur double (double bed) atau dua tempat tidur
dan fasilitas yang tersedia di dalam kamar tersebut berlaku umum di semua
hotel.
Deluxe room Jenis kamar dengan fasilitas yang lebih baik dari kamar standar,
misalnya dengan ukuran kamar lebih besar dan tambahan fasilitas, seperti
televisi, lemari es, dll.
President suite room Jenis kamar paling mahal dalam suatu hotel, tersedia
untuk 2-3 atau lebih penghuni dengan kondisi berisi dua atau tiga kamar lebih
dengan ukuran kamar lebih besar, luas, mewah dan lebih lengkap dengan
fasilitas tambahan seperti ruang tamu, makan, dan dapur kecil (kitchenette)
serta mini bar. Tempat tidurnya terdapat double bed, twin bed atau bahkan
single bed.
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing – masing jenis kamar tersebut
adalah sebagai berikut : Kamar mandi private ( bathroom ) dan perlengkapannya.
Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis). Lemari pakaian (
cupboard ). Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack ). Telepon, lampu, AC.
Radio dan Televisi. Meja rias / tulis ( dressing table ) dan kursi. Meja lampu. Asbak ,
korek api , handuk , alat tulis ( stationeries ), dll.
Pada hotel, ruang tidur merupakan ruang privat yang perlu diperhatikan untuk
memenuhi tuntutan kenyamanan dan privatisasi tamu. Aspek efisiensi juga harus
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
diperhatikan sehingga tamu merasa betah menginap di hotel tersebut. Adapun
bentuk kamar tidur pada hotel adalah seperti pada Gambar di bawah ini (The
Architects, Handbooks).
Gambar 1 Standar Ruang Kamar Hotel
2.3. Tinjauan Konvensi
2.3.1. Pengertian Konvensi
Konvensi adalah kongres, konferensi, atau konvensi merupakan suatu kegiatan
berupa
pertemuan
sekelompok
orang
(negarawan,
wisatawan,
usahawan,
cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
dengan kepentingan bersama (Sumber: Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91).
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang
diselenggarakan terutama mengenai bentukbentuk tata karena, adat atau kebiasaan
yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para
penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan
perang dan sebagainya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa konvensi adalah sebiah perkumpulan,pertemuan antar
sesama manusia untuk pengembangan diri dan kebutuhan bersosialisasi. Seperti,
bertukar pikiran, informasi dan pengalaman dan sebagainya dengan melalui
penggunaan sarana. Tempat gedung konvensi ini.
2.3.2. Kegiatan Pokok Konvensi
Menurut (Lawson) Konvensi merupakan tempat untuk menampung pertemuan
sekelompok orang, seperti:
kegiatan konfrensi yang dilakukan oleh sekelompok orang seperti kelompok
industri, pelaku bisnis, dan staf pemerintahan
kegiatan seminar lokakarya dan penataran
resepsi yaitu acara yang bersifat informal seperti acara silaturahmi, ulang
tahun, dan pernikahan
kongres merupakan kegiatan pertemuan berupa diskusi untuk menyelesaikan
beberapa masalah, merupakan jenis kegiatan pertemuan besar yang bersifat
formal untuk bertukar informasi, mencari pemecahan terhadap suatu
permasalahan
workshop merupakan kegiatan pertemuan dimana kegiatan ini membahas
sesuatu dan memberi pelatihan secara bersama-sama antar kelompok
peserta, sehingga para peserta mendapatkan ilmu, wawasan dan keahlian
seperti workshop desain dan fotografi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
kuliah umum
panel yang yang berupa tanya jawab oleh dua atau lebih kelompok peserta
forum, merupakan kegiatan diskusi dua arah dimana pesertanya dari bidang
yang berlainan
Ruang konvensi dirancang untuk mengakomodasi penonton dalam jumlah besar.
Dengan demikian, mereka cenderung memiliki rentang ruangan yang luas untuk
mengakomodasi tempat duduk, sightline, dan persyaratan akustik yang baik.
Panggung/ podium lantai dan peralatan pencahayaan khusus sering diperlukan juga.
Sementara menurut (Hutabarat,2010) konvensi dapat mengakomodir kegiatankegiatan sebagai berikut:
Kongres
merupakan
kegiatan
pertemuan
berupa
diskusi
untuk
menyelesaikan beberapa masalah. Untuk layout ruangannya, biasanya
disusun seperti kursi-kursi tetater.
Konvensi yang berskala kecil hingga besar, tingkat nasional maupun
internasional. Pada akhir acara, biasanya ditutup dengan pameran.
Konferensi yang berupa, kegiatan pertemuan dimana pembicaraan yang
terjadi secara timbal balik antara peserta dengan jumlah peserta yang banyak
terutama yang berminat dengan permasalahan yang dikemukakan.
Seminar merupakan kegiatan tatap muka antara orang-orang yang telah
memiliki pengalaman untuk melakukan diskusi dan membahas masalah serta
membagi pengalaman antar peserta.
Workshop merupakan kegiatan untuk membahas suatu masalah secara
bersama-sama antar kelompok peserta dan melatih satu sama lain sehingga
setiap peserta akan mendapat pengetahuan, keahlian, dan wawasan
mengenai hal-hal yang baru.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
2.3.3. Fasilitas Standar Pada Konvensi
Berikut ini merupakan kebutuhan ruang pada fasilitas konvensi berdasarkan
pengguna:
Fasilitas dan Standar Untuk Pengelola
Tab el 2 Fasilitas Dan Standar Pengelola Ruang Konvensi
Fasilitas dan Standar Untuk Peserta Konvensi
Tab el 3 Fasilitas Dan Standar Peserta Ruang Konvensi
Fasilitas dan Standar Untuk Penyewa Tempat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Tab el 4 Fasilitas Dan Standar Ruang Konvensi
Fasilitas dan Standar Pengisi Acara
Tab el 5 Fasilitas Dan Standar Pengisi Acara Ruang Konvensi
2.4
Tinjauan Hotel Konvensi
Hotel konvensi adalah hotel yang memiliki ruang-ruang pertemuan dengan
fasilitas konvensi yang lengkap dan didesain khusus untuk melayani kelompok dalam
jumlah besar termasuk didalamnya ruang eksibisi untuk pameran, registrasi
kelompok dan ruang administrasi (Rutes & Penner, 1985).
Hotel konvensi dapat didefinisikan sebagai tempat yang menyelenggarakan
kegiatan utama program konvensi dan pameran, baik dalam skala nasional maupun
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
internasional (Pribadi, 2013). Biasanya terletak dipusat kota, dan area bisnis dan
berfungsi menyediakan fasilitas, layanan dan kemudahan akomodasi yang
disesuaikan dengan karakter para pelaku konvensi.
Menurut Chaniago (2011) hotel konvensi adalah hotel yang mengkhususkan
bisnisnya untuk pertemuan dan konferensi seperti seminar, pameran, peluncuran
produk dan pertemuan besar lainnya. Sarana utama yang di sediakan hotel
semacam ini adalah gedung pertemuan, ballroom yang besar dan mewah serta
sarana banquet yang lengkap dengan staff yang sangat banyak.
Dapat disimpulkan bahwa hotel konvensi adalah hotel yang selain
menyediakan sarana akomodasi penginapan juga menyediakan sarana konvensi
serta fasilitas-fasilitas khusus yang lengkap sehingga memberikan kemudahankemudahan pada suatu kegiatan konvensi.
2.4.1. Kategori Hotel Konvensi
Menurut Pickard (2002) kategori hotel konvensi dan jumlah kamar adalah
sebagai berikut:
Kategori Hotel
Family Run Hotels, Guesthouses
Independent Hotels, Country Houses
Budget Inns, Lodges
Suburban hotels, Airport Hotels
Resort Hotels
Luxury Hotels, Boutique Hotels
City-Centre Convention Hotels
Integrated Resort Villages
Mega-Resorts, Casino Hotels
Jumlah
Kamar
<25
50-80
80-120
120-200
200-300
150-250
300-500
300-800
500-1000+
Tab el 6 Kategori Hotel dan Jumlah Kamar
Sumb er: Pickard, 2002
2.4.2. Kriteria Hotel Konvensi
Menurut Rutes & Penner (1985) antara lain:
1) Lokasi berada dekat dengan pusat kegiatan kota.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
2) Memiliki ruang-ruang pertemuan untuk peserta dengan jumlah besar
antara 500 – 5000 kursi.
3) Memiliki kamar hotel antara 300 – 3000 kamar.
4) Dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan pertemuan, seperti ruang
eksibisi, ruang administrasi, ruang komunikasi dan lain-lain.
5) Tetap menyediakan kamar bagi pengunjung lainnya selama masa
konvensi.
Menurut Conference, Convention and Exhibition Facilities:
1) Standar ruang konvensi pada hotel konvensi lebih besar ukurannya
dibandingkan dengan hotel-hotel lain yang setaraf.
2) Satu atau lebih ruang pertemuan di hotel dapat dibagi menjadi menjadi
dua atau tiga bagian yang lebih kecil, dimana masing-masing bagian
ruang harus memiliki pintu keluar sendiri untuk pemakaiannya. Masingmasing ruang harus memiliki ruang kontrol mesin sendiri untuk peralatan
AC, auditorium dan lain-lain.
3) Hotel dilengkapi pula dengan ruang pertemuan yang jumlahnya cukup
banyak dengan jumlah peserta 20, 50 bahkan 100 orang. Ruang-ruang
yang lebih kecil tersebut diatur dengan susunan konferensi dengan meja
sebagai sentralnya.
4) Desain dan ukuran dari ruang pertemuan utama juga memperhitungkan
untuk kebutuhan lain, misalnya untuk kegiatan pesta besar dan kegiatan
pameran. Juga menyediakan tempat untuk stage dan peralatan teknis.
5) Penempatan ruang-ruang pertemuan diusahakan terpisah dari bagian
pengunjung hotel biasa untuk menjaga segi keamanan.
2.4.4 Fasilitas Hotel Konvensi
Bagi properti hotel yang memproyeksikan wisata konvensi sebagai
prospective market perlu meperlengkapi prasarana dan sarananya dengan apa saja
yang diperlukan oleh delegasi peserta konvensi.
1) Fasilitas Hotel
Kolam renang, health centre, fasilitas olahraga di dalam ruangan,
lapangan parkir luas (untuk 1000 kendaraan lebih), televisi satelit, Food &
Beverages services: Coffee Shop, Dining Room, Restaurant & Bar
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Lounge, Direct dial telephone, Bank, Shopping Arcade, Car Rental
Service, Mail & Postage Facilities, Courier Service, fasilitas untuk anakanak.
2) Fasilitas Ruang Konferensi/Pertemuan
Peralatan telekomunikasi dan presentasi lengkap, podium, meja kursi
selengkapnya.
3) Perlengkapan Kamar
AC yang terkontrol, kamar mandi luas (tub & shower), international direct
dial telephone, radio & tape music, televisi, mini bar, security key card
system.
2.5. Arsitektur Hijau
2.5.1. Pengertian Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya
alam, termasuk energi, air dan material serta minim menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan (Karyono, 2010). Adapun menurut Priatman (2002) arsitektur hijau
adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian
tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi
(energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic
approach). Sedangkan dalam buku FuturArc dalam Jumriana (2013) arsitektur hijau
adalah sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang
kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan
penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif
dalam tatanan arsitektur.
Dapat disimpulkan bahwa arsitektur
hijau adalah suatu pendekatan
perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
2.5.2. Prinsip-prinsip Arsitektur Hijau
Prinsip-prinsip arsitektur hijau menurut Vale (1991) sebagai berikut:
a. Conserving energy (Hemat energi)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar
atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi
bangunan). Kondisi iklim tropis di Indonesia cukup potensial dalam rangka
penggunaan energi alternatif seperti energi listrik dari panas sinar matahari
dengan menggunakan photovoltaic. Pemanfaataan sinar matahari secara
baik untuk menerangi ruangan dalam bangunan bisa memberi konstribusi
bagi pengurangan penggunaan energi listrik pada pencahayaan. Penyediaan
bukaan udara juga memberi konstribusi bagi pengurangan penggunaan
energi listrik pada penghawaan ruang dalam dan mengurangi penggunaan
AC yang memiliki zat freon yang berbahaya bagi lapisan ozon.
b. Working with climate (Memanfaatkan kondisi iklim)
Mendesain bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak
dan sumber energi yang ada. Indonesia adalah negara tropis dimana sinar
matahari tersedia sepanjang tahun dan curah hujan yang cukup tinggi.
Bangunan green architecture ini harus bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan di Indonesia.
c. Minimizing new resources (Meminimalkan sumber daya baru)
Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru
agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa
mendatang/penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi
ekosistem dan sumber daya alam. Pemanfaatan air daur ulang untuk
pemenuhan kebutuhan di dalam bangunan seperti air bekas dari WC dan
dapur diolah dan kemudian dipakai untuk penyiraman tanaman dalam
bangunan. Hal ini dilakukan agar tidak menambah beban pemerintah dalam
hal pasokan air bersih di dalam kota, tidak menambah beban dan mencemari
riol kota.
d. Respect for site (Merespon keadaan tapak dari bangunan)
Bangunan yang akan dibangun jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya
sehingga jika bangunan tersebut sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih
ada dan tidak berubah sehingga tidak merusak lingkungan yang ada.
Perancangan bangunan green harus memperhatikan aspek komposisi lahan
terbangun dan tidak terbangun. Hal ini ditujukan agar tapak memberi
konstribusi dalam menjaga dan melestarikan cadangan air dalam tanah.
Tapak harus bisa dengan seoptimal mungkin membantu penyerapan air
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
hujan ke dalam tanah dan tidak memberatkan beban riol kota untuk
menampung air tersebut.
e. Respect for user (Memperhatikan pengguna bangunan)
Dalam merancang bangunan harus memperhatikan kondisi pengguna
bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya. Bangunan tidak berdampak
negatif bagi kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan tersebut.
f.
Holistic (Menetapkan prinsip-prinsip green architecture secara keseluruhan).
Sedapat mungkin mengaplikasikan prinsip green architecture secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada pada tapak.
2.6. Tinjauan Kawasan Warisan Budaya (Heritage)
2.6.1. Kawasan Warisan Budaya
Dalam
buku
Heritage:
Management,
Interpretation,
Identity,
Peter
Howard
memaknakan heritage sebagai segala sesuatu yang ingin diselamatkan orang,
termasuk budaya material maupun alam. Selama ini warisan budaya lebih ditujukan
pada warisan budaya secara publik, seperti berbagai benda yang tersimpan di
museum.
Menurut Ibid dalam bukunya yang berjudul World Heritage Committee, heritage
dibagi menjadi duaunsur , yaitu :
1. Intangible Heritage (abstrak) merupakan heritage
yang tidak dapat disentuh karena bukan merupakan benda berwujud
(bahasa, ritual, music, tarian, kepercyaan, dll)
2. Tangible Heritage (konkrit) merupakan heritage
yang berupa benda berwujud atau dapat disentuh. Heritage memiliki banyak
pengertian, Menurut UNESCO heritage yaitu sebagai warisan (budaya) masa
lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang diteruskan kepada
generasi mendatang. Pendek kata, heritage adalah sesuatu yang seharusnya
diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
mempunyai
nilai
sehingga
patut
dipertahankan
atau
dilestarikan
keberadaannya. Dalam kamus InggrisIndonesia
Sementara menurut John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan
atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah,
tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun
dan diangap sebagai bagian penting dari karakter mereka.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa heritage adalah segala
sesuatu yang merupakan warisan budaya baik berupa budaya, adat, pusaka yang
dilestarikan dan diakui oleh dunia.
2.6.2. Ciri-ciri Kawasan Warisan Budaya
Menurut Synder dan Catanse dalam Budiharjo (1997), terdapat enam cirri-ciri
heritage, antara lain :
1) Kelangkaan , karya merupakan sesuatu yang langka.
2) Kesejarahan, yaitu memuat lokasi peristiwa bersejarah yang penting.
3) Estetika, yaitu mempunyai keindahan bentuk struktur atau ornament.
4) Superlativitas, yaitu tertua, tertinggi, atau terpanjang.
5) Kejamakan, yaitu karya yang mewakili suatu jenis atau ragam bangunan
tertentu.
6) Pengaruh, yaitu keberadaanya akan meningkatkan citra lingkungan
sekitarnya.
Selain keenam cirri-ciri diatas, Kerr (1983) menambahkan tiga cirri-ciri heritage,
yaitu:
1) Nilai Sosial, yaitu mempunyai makna bagi masyarakat.
2) Nilai Komersial, yaitu berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan
ekonomis.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
3) Nilai Ilmiah, yaitu berperan dalam bidang pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
2.6.3. Jenis Warisan Budaya
Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization dalam
Convention Concerning The Protection of The World Cultural and Natural Heritage
(Adopted by the General Conference at its seventeenth session Paris, 16 november
1972), menyatakan dalam article 1 tentang Definition of The Cultural and Natural
Heritage menjelaskan bahwa berikut ini yang dianggap sebagai warisan budaya
adalah :
1. Monumen (monuments)
Berupa karya arsitektur, karya patung monumental dan lukisan, elemen atau
struktur yang bersifat arkeologis, prasasti, gua tempat tinggal dan kombinasi
fitur, yang memiliki nilai universal yang luar biasa dari sudut pandang sejarah,
seni atau ilmu
2. Kelompok bangunan (group of buildings)
Kelompok yang terpisah atau bangunan terhubung yang, karena arsitektur
mereka, homogenitas mereka atau tempat mereka di lanskap, adalah dari
nilai-nilai universal yang luar biasa dari sudut pandang sejarah, seni atau
ilmu.
3. Situs (sites)
Karya manusia atau karya gabungan alam dan manusia, dan daerah
termasuk situs arkeologi yang memiliki nilai universal yang luar biasa dari
sejarah, estetika, titik etnologis atau antropologis pandang.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
2.7. Kawasan Heritage Candi Prambanan
2.7.1. Profil Candi Prambanan
Candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad ke-9. Candi
Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke
Timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit
setinggi 47 meter. Candi Prambanan adalah candi Hindu dengan ciri khas bentuk
agak ramping dan atap menjulang tinggi(runcing) berbeda dengan candi Budha yang
berbentuk lebih gemuk.
Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga
dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi Prambanan
atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang.
Gamb ar 2 Kawasan Candi Pramb anan
Kompleks Candi Prambanan dibagi menjadi tiga halaman (Subroto,1993)
Halaman pusat tempat berada kelompok candi-candi utama yang terdiri dari empat
candi kelir, dua candi apit di utara dan selatan, empat candi sudut di setiap sudut
halaman pusat, tiga candi untuk dewa-dewa utama Hindu, dan tiga candi di hadapan
candi-candi utama.
Halaman kedua jumlah seluruh candi perwara yang ada dulunya 224 candi. Tinggi
candi-candi perwara itu sekitar 14 meter, tersusun dalam empat baris dan tiap
barisnya lebih tinggi letaknya dari yang sebelumnya, sehingga halaman pusatnya
lebih tinggi beberapa meter dari permukaan tanah sekitarnya.
Halaman ketiga adalah halaman terluar kompleks percandian ini arahnya tidak
simetris dengan pagar halaman kedua maupun pertama, dikarenakan arah aliran
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Sungai Opak yang membatasi kompleks percandian di sebelah barat alurnya
membelok, sehingga terpaksa bentuk pagar terluarnya pun menyesuaikan sebab
tidak mungkin lagi dibentuk simetris dengan pagar-pagar sebelumnya.
Berdasarkan 4 Prasasti Siwagrha (856M) yang seringkali dihubungkan dengan
keberadaan kompleks Candi Prambanan, terdapat sepenggal kalimat yang bisa
dihubungkan dengan keberadaan Sungai Opak, yaitu “.. Iwah Inalihaken..”,
menunjukkan sunagi yang dialihkan atau dibelokkan (arah alirannya).
2.7.2. Kepengelolaan dan Pengembangan Kawasan
Kepengelolaan sebelum Candi Prambanan menjadi objek wisata relatif terbatas,
yaitu meliputi Pemerintah Belanda (Khususnya OD) dan Pemerintah RI (Bagian
Purbakala, Djawatan Kebudayaan hingga SPSP). Setelah Candi Prambanan menjadi
objek wisata utama yang dikelola oleh PT. Taman, muncul hampir berbareng
Pengelola baru, diantaranya:
Pemda Klaten dan struktur di bawahnya, Pemda Sleman dan struktur di bawahnya
Instansi Pelestarian, meliputi BP3 DIY dan BP3 Jawa Tengah.
Kalangan Akademik, meliputi pengusaha hotel,restoran, biro perjalanan.
Unsur masyarakat, meliputi LSM (antara lain Jogja Heritage Society dan Paguyuban
Peduli Budaya Jawa), pedagang kaki lima,dll
Konsumen, meliputi wisatawan dalam dan luar negeri.
Tumbuhnya Pengelola baru dalam banyak hal dipengaruhi oleh pengelolaan Candi
Prambanan sebaai objek wisata. Dalam banyak hal pula pengelolaan ini didominasi
olen PT Taman, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini (Setyastuti,2005).
2.7.3. Kebijakan Kawasan Heritage Candi Prambanan
JICA 1979
Sesuai riset yang dilakukan oleh JICA tahun 1979, kawasan Candi Prambanan
dibagi dalam beberapa zona. Pembagian ini merupakan implikasi dari Candi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Prambanan sebagai Taman Arkeologi Nasional. Berikut zonasi yang meliputi
kawasan:
Zona I
: Diperuntukkan perlindungan dan pencegahan kerusakan lingkungan
fisik dan monumen-monumen arkeologi.
Zona II
: Diperuntukkan untuk fasilitas taman dan kenyamanan pengunjung,
dan perlindungan lingkungan bersejarah
Zona III
: Diperuntukkan untuk perlindungan terhadap lingkungan dengan
menerapkan tata guna lahan di sekitar taman. Perkembangan di area ini harus selalu
terkontrol.
Zona IV
: Diperuntukkan untuk mempertahankan pemandangan yang bernilai
sejarah dan untuk mencegah kerusakan pemandangan tersebut.
Zona V
: Diperuntukkan untuk melaksanakan survey arkeologi dalam skala
luas dan melindungi tinggalan-tinggalan arkeologi yang masih terpendam.
Gamb ar 3 Zonasi Kawasan Candi Pramb anan Versi JICA 1979
Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1992
Sementara menurut Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1992, kawasan Candi
Prambanan dibagi menjadi tiga zona. Zona I berupa lingkungan kepurbakalaan yand
iperuntukkan bagi perlindungan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan fisik candi.
Dan Zona II berupa diperuntukkan bagi pembangunan taman wisata sebagai tempat
kegiatan kepariwisataan, penelitian, kebudayaan, dan pelestarian lingkungan candi.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Serta Zona III berupa diperuntukkan bagi permukiman terbatas, daerah pertanian,
jalur hijau atau fasilitas tertentu lainnya yang disediakan untuk menjamin keserasian
dan keseimbangan kawasan di Zona I pada umumnya dan mendukung kelestarian
candi serta fungsi taman wisata pada khususnya
Gamb ar 4 Zonasi Kawasan Candi Pramb anan Versi Keppres No. 1 Th 1982
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
Kawasan Prambanan merupakan KSN Sosial dan Budaya : yaitu kawasan adat
tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui
sebagai warisan dunia
Gamb ar 5 Lingkup Kawasan Strategis Nasional
Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Pada Undang-undahng No.11 Tahun 2010 Pasal 73 ayat 3 menyebutkan jika
kawasan Candi Prambanan dibagi menjadi beberapa zona. Zona Inti, Zona
Penyangga, Zona Pengembangan, Zona Penunjang. Zonasi memiliki fungsi yang
sama dengan Keptusan Presiden atau JICA 1979. Dimana kawasan yang menjadi
eksisting adalah zona pengembangan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman (2011 - 2031)
Gamb ar 6 Zonasi RTRW Kab upaten Sleman
RTRW Kab Sleman Wilayah Prambanan (II) diperuntukkan bagi pengembangan
pariwisata, konservasi budaya, dan agrobisnis dengan setting lansekap perdesaan.
Sesuai dengan peruntukkan dan fungsinya, kawasan Candi Prambanan dan sekitar
merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi beberapa fungsi sebagai kawasan
lindung
cagar
budaya,
selain
fungsi-fungsinya
sebagai
kawasan
permukiman/perdagangan barang dan jasa.
Sesuai dengan peraturan Koefisien Dasar Bangunan kawasan prambanan dan
sekitar dipersyaratkan bahwa bangunan yang didirikan di kawasan ini memiliki
Koefisien Dasar Bangunan 50% - 60% dari luas lahan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Gamb ar 7 KDB Di Kawasan Kecamatan Pramb anan
Sesuai dengan peraturan mengenai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) wilayah di
sekitar Prambanan dipersyaratkan memiliki KLB 1.5 karena fungsinya sebagai
kawasan lindung cagar budaya.
Gamb ar 8 KLB Di Kawasan Kecamatan Pramb anan
Sesuai dengan peraturan mengenai Ketinggian Bangunan wilayah di sekitar
Prambanan dipersyaratkan memiliki ketinggian 16 meter karena fungsinya sebagai
kawasan lindung cagar budaya.
Gamb ar 9 Zonasi Ketinggian Bangunan Di Kawasan Cagar Budaya Candi Pramb anan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
2.8. Studi Banding
2.8.1. MeelFabriek Hotel Leiden
De Meelfabriek adalah kompleks industri tua sejak tahun 1883 di Kota Leiden ,
Belanda. Bangunan yang memproduksi tepung ini ditutup pada tahun 1988 karena
alasan ekonomi dan politik. Sejak saat itu, bangunan ini dijadikan perumahan liar
oleh orang-orang.
Kemudian pada tahun 1998, pengembang Ab van der Wiel membeli De Meelfabriek
dalam rangka melestarikan dan mengembangkan kembali kompleks demi menjaga
tonggak sejarah di Leiden Belanda.
Tidak lama setelah proses akuisisi, diadakan kompetisi yang bertujuan untuk
menghidupkan kembali kawasan ini dengan tetap menjaga kondisi serta sejarah
kawasan. Kompetisi itu dimenangkan oleh Peter Zumthor
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
De Meelfabriek akan menjadi perkotaan untuk siswa, keluarga dan wisatawan
dengan rumah-rumah, café, toko, pusat olahraga dan hotel. Beberapa di antaranya
akan berada di gedung-gedung baru dan beberapa di bangunan tua yang didesain
ulang. Dengan tetap menjaga tampilan industri secara keseluruhan.
Hotel pada kawasan ini memanfaatkan gedung lama yang dialihfungsikan. Dengan
tetap mempertahankan struktur utama gedung dan hanya memberikan sedikit
impresi pada bagian interior hotel.
Lobby Hotel
Kamar hotel
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Ruang Publik
2.8.2. Hotel Amanjiwo
Amanjiwo Resort Hotel terletak di Desa Majaksingi, Borobudur, Jawa Tengah,
Indonesia. Merupakan hotel bintang 5 berstandar internasional sekaligus super
eksklusif di daerah terpencil di pegunungan Menoreh, Magelang, Jawa Tengah
dimana lokasinya sangat strategis untuk menikmati keindahan alam dan dapat
menikmati langsung pemandangan Candi Borobudur dari kejauhan.
Gamb ar 10 View Eksterior Dan Interior Hotel Amanjiwo
Sumb er: aman.com
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Gamb ar 11 Masterplan Hotel Amanjiwo
Sumb er: aman.com
Hotel ini memiliki gaya desain neoklasik jawa dan memiliki konsep yang terinspirasi
dari
candi
Borobudur.
Setiap
cottage
dibuat
terbuka
untuk
mengekspos
pemandangan sawah sekitar, langit, candi Borobudur dan bukit sekitar hotel,
mempertunjukan keindahan pemandangan sekitar (Candi Borobudur).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir 75
Prambanan Heritage Hotel & Convention
Gamb ar 12 Layout Hunian Hotel Amanjiwo
Sumb er: aman.com
Hotel Amanjiwo terdiri dari 36 resort hunian. Tipe hunian terbagi menjadi 5 (lima)
yaitu: Garden Suites, Borobudur Suites, Garden Pool Suites, Borobudur Pool Suites,
dan Dalem Jiwo Suites. Adapun fasilitas yang terdapat di Amanjiwo Resort Hotel
yaitu bar, restoran, dan spa suite. Terdapat pula 40 meter kolam renang yang
dikelilingi oleh sawah serta fasilitas gym, lapangan tenis, perpustakaan dan galeri
seni. Arus sirkulasi di dalam bangunan juga cukup baik karena mereka mendesain
bangunan dengan adanya akses keluar masuk yang begitu dijaga keprivasiannya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Download