BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel dependen, variabel independen,
dan variabel kontrol
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam
penelitian ini variabel dependen adalah cost of debt
2. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Dalam penelitian ini variabel independennya adalah political connection, board
independence, dan managerial ownership
3. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah variabel yang mengatur hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, agar faktor-faktor dari luar yang tidak dibutuhkan tidak
dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Dalam penelitian ini variabel kontrol terdiri dari Leverage, ROA, Size, Sales growth
dan Tangible asset intensity
3.2 Definisi Operasional Variabel
3.2.1 Variabel Dependen
Cost of Debt
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cost of debt, yaitu tingkat bunga yang harus
dibayar oleh perusahaan ketika melakukan pinjaman. Menurut Fabozzi (2007) cost of debt
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh kreditur saat melakukan pendanaan
dalam suatu perusahaan. Singgih (2008) menyatakan bahwa cost of debt adalah tingkat
bunga sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Cost of debt
diukur melalui rasio antara beban bunga dibagi dengan liabilitas perusahaan. Pengukuran
cost of debt ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Fortin dan Pittman
(2004), dan Bliss dan Gul (2012) yaitu:
πΆπ‘œπ‘ π‘‘ π‘œπ‘“ 𝐷𝑒𝑏𝑑 =
Interest Expense
Avarage short term and long term debt
3.2.2 Variabel Independen
Political Connection
Dikatakan perusahan mempunyai keterikatan politik atau tidak dilihat dari satu pemegang
saham mempunyai setidaknya 10% dari saham dengan hak suara atau salah satu dari pejabat
puncaknya (CEO, presiden, wakil presiden, kursi, atau sekretaris) adalah anggota parlemen,
menteri atau berkaitan erat dengan politisi atas atau partai (Faccio, 2006). Dan untuk
menghitung Political Connection menggunakan dummy:
ο‚·
Dummy satu jika Perusahaan terkoneksi politik.
ο‚·
Dummy nol jika Perusahaan tidak terkoneki politik.
Board Independence
Dalam penelitian ini menggunakan mekanisme corporate governance dan salah satunya
adalah board independence. Board independence merupakan salah satu karakteristik dewan
yang dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan yang dijadikan sebagai dasar kreditur
untuk menentukan biaya utang. Board independence menunjukan besarnya proporsi dewan
independen dalam komposisi board (Anderson et al., 2004, Bhojraj and Sengupta, 2003).
Board independence dapat dihitung sebagai berikut:
𝑩𝒐𝒂𝒓𝒅 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒄𝒆 =
Managerial Ownership
Jumlah Independence Director
Jumlah Board
Kepemilikan manajerial (managerial ownership) merupakan salah satu mekanisme corporate
governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (Jensen dan
Meckling, 1976). Kepemilikan saham perusahaan oleh direktur disebut kepemilikan
manajerial. Kepemilikan manajerial adalah keadaan dimana seorang direktur di suatu
perusahaan merangkap juga sebagai pemegang saham didalam perusahaan tersebut.
Direktur yang memiliki saham perusahaan berarti direktur tersebut sekaligus adalah
pemegang saham.
π‘΄π’‚π’π’‚π’ˆπ’†π’“π’Šπ’‚π’ π‘Άπ’˜π’π’†π’“π’”π’‰π’Šπ’‘ =
Kepemilikan Saham oleh Direktur
π‘₯ 100%
Total Saham Beredar
3.2.3 Variabel Kontrol
Utang Perusahaan
Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang merupakan sumber
pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka panjang akan menimbulkan
suatu efek yang biasa disebut dengan leverage. Proksi yang digunakan untuk mengukur
leverage dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Rasio utang terhadap ekuitas
menunjukan perbandingan total utang perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki
perusahaan yang menunjukkan seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam
pembiayaan ekuitas perusahaan.
πΏπ‘’π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ (𝐿𝐸𝑉) =
Total Debt
Total Ekuitas
Profitabilitas
Dalam
menentukan
besarnya
cost
of
debt
perusahaan
maka
kreditur
akan
mempertimbangkan profitabilitas perusahaan, pengukuran profitabilitas perusahaan disini
menggunakan ROA. Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. ROA
berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam manghasilkan keuntungan dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada masa lampau untuk kemudian
diproyeksikan di masa yang akan datang. ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =
EBITDA
total asset
Size
Ukuran perusahaan (firm size) mencerminkan besar kecilnya perusahaan berdasarkan
kapitalisasi pasarnya. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditujukan oleh total aktiva,
jumlah penjualan, rata- rata total penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan
umumnya dinilai dari besarnya aktiva perusahaan. Pengukuran perusahaan bertujuan untuk
membedakan secara kuantitatif antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan (Size) diukur dari jumlah total asset perusahaan yang menjadi sampel yang
kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural. Dan berikut perumusannya:
Firm size (SIZE) = Log Natural of Total asset
Sales growth
Sales growth merupakan pertumbuhan penjualan perusahaan yang diukur dengan
menggunakan selisih dari penjualan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya dan dibagi
dengan penjualan tahun sebelumnya. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan
akan dianggap kecil kemungkinan untuk default pada kreditnya.
Tangible asset intensity
Hubungan antara cost of debt dan property, plant, and equipment diharapkan menjadi negatif
karena perusahaan dengan tangible asset intensity adalah perusahaan yang memberikan
keamanan yang lebih dalam kredit mereka. Perhitungan rumus tangile asset intensity adalah:
Tangile Asset intensity =
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
property, plant, and equipment (Fix asset)
Total asset
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 kecuali sektor keuangan. Selain itu
mengapa penelitian ini mengambil sampel pada tahun 2010-2014 dikarenakan pada tahun itu
terjadi beberapa pergantian kekuasaan pemerintahan baik itu parlemen, kementrian, atau
kepresidenan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode
purposive sampling, yaitu pemilihan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik yang telah di
tentukan. Kriteria pemilihan sampel adalah berikut:
1. Perusahaan menerbitkan annual report yang telah diaudit tahun 2010, 2011, 2012,
2013, dan 2014.
2. Perusahaan yang sudah melakukan IPO minimal pada tahun 2009
3. Menyampikan data secara lengkap sesuai dengan informasi yang dibutuhkan penulis
3.4 Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan annual report. Metode pengumpulan
data sekunder diambil dari data-data yang telah tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data
yang diperlukan merupakan data historis yang dapat dilihat melalui laporan tahunan
perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. Selain itu annual report dapat juga
diperoleh melalui www.idx.co.id dan juga di website resmi perusahaan.
3.5 Metode Analisis
Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan dari variabel independen
(political connection, board independen, dan managerial ownership) dan varibel dependen
(cost of debt). Dalam penelitian ini menggunakan persamaan sebagai berikut:
πΆπ‘œπ‘ π‘‘ π‘œπ‘“ 𝐷𝑒𝑏𝑑 = 𝛼 + 𝛽1 𝑃𝑂𝐢 + 𝛽2 𝐿𝐸𝑉 + 𝛽3 𝑅𝑂𝐴 + 𝛽4 𝑆𝑖𝑧𝑒 + 𝛽5 πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘€π‘‘β„Ž + 𝛽6 π‘‡π‘Ž + πœ€
(1)
πΆπ‘œπ‘ π‘‘ π‘œπ‘“ 𝐷𝑒𝑏𝑑 = 𝛼 + 𝛽1 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝 + 𝛽2 𝑀𝑂 + 𝛽3 𝐿𝐸𝑉 + 𝛽4 𝑅𝑂𝐴 + 𝛽5 𝑆𝑖𝑧𝑒 + 𝛽6 πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘€π‘‘β„Ž + 𝛽7 π‘‡π‘Ž + πœ€
(2)
Cost of Debt = Interest expense dibagi dengan avarage pinjaman jangka pendek dan
pinjaman jangka panjang
POC
= Indicator variable, 1 apabila perusahaan mempunyai political connection
INDEP
= Proporsi jumlah dewan independen
MO
= Proporsi jumlah saham yang dimiliki dewan
LEV
= Rasio liabilitas terhadap asset
ROA
= Rasio laba sebelum pajak terhadap total asset
Size
= Log natural dari total asset
Growth
= Selisih dari penjualan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya dan dibagi
dengan harga pasar ekuitas perusahaan
Ta
= property, plant, and equipment (Fix asset) / Total assets
3.6 Pengujian Asumsi Klasik
Menurut Gujarati (2012) data panel sedikit terjadi kolinearitas antar variabel sehingga sangat
kecil kemungkinan terjadi multikolinearitas. Berdasarkan uraian tersebut asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian adalah uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.
3.6.1
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam mode regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2001). Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusannya sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
3.6.2
Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena residual yang tidak bebas antar satu observasi ke observasi
lainnya (Kuncoro, 2011). Hal ini disebabkan karena error pada individu cenderung
mempengaruhi individu yang sama pada periode berikutnya. Masalah autokorelasi sering
terjadi pada data time series (runtut waktu). Deteksi autokorelasi pada data panel dapat
melalui uji Durbin-Watson. Nilai uji Durbin-Watson dibandingkan dengan nilai tabel DurbinWatson untuk mengetahui keberadaan korelasi positif atau negatif (Gujarati, 2012).
3.6.3
Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas timbul apabila nilai residual dari model tidak memiliki varians yang konstan.
Artinya, setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda-beda akibat perubahan kondisi
yang melatar belakangi tidak terangkum dalam model (Kuncoro, 2011). Gejala ini sering
terjadi pada data cross section (Gujarati, 2012), sehingga sangat dimungkinkan terjadi
heterokedastisitas pada data panel
3.7 Pengujian Hipotesis
3.7.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji seberapa jauh kemampuan suatu model
dalam menerangkan variabel dependennya. Jika nilai R-square mendekati nilai 0, maka hal
ini menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependennya cukup terbatas. Sebaliknya, jika nilai R-square mendekati nilai 1, maka
hal ini menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen. Dengan kata lain,
semakin mendekati nilai 1, maka model tersebut dapat dikatakan semakin baik.
3.7.2 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen yang dimasukan ke dalam model
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai F-hitung dan nilai F-tabel dengan level of significance sebesar
5% atau 0,05. Jika p-value lebih kecil dari level of significance sebesar 0,05, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan dengan
variabel dependen. Sedangkan untuk p-value lebih besar dari level of significance sebesar
0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel independen tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen.
3.7.3 Uji T
Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh masing- masing variabel independen
dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dapat dilakukan dengan cara membandingkan
tingkat signifikasi tiap variabel independen dengan level of significance sebesar 10% atau 0,1.
Jika tingkat signifikansi suatu variabel lebih kecil dari level of significance sebesar 0,1, maka
hipotesisnya diterima. Artinya, variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependennya. Sedangkan untuk tingkat signifikansi suatu variabel lebih
besar dari level of significance sebesar 0,1, maka hipotesisnya tidak diterima. Artinya, variabel
independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya.
Download