SEKOLAH MINGGU Sdr. Nies Sabtu, 30 Juli 2016

advertisement
G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Anti Terhadap Antinomianisme
(Roma 6:15-23) Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
S
ebuah pepatah populer mengatakan:
“efek samping suatu obat kadangkala lebih buruk daripada penyakit asal.”
Persoalan lama tidak sepenuhnya hilang. Hanya berganti wujud. Itulah yang
kadangkala terjadi dalam kerohanian.
Sejarah mencatat bahwa sebagian orang
Kristen telah terjebak pada antinomianisme (anti = melawan, nomos = hukum,
isme = ideologi), yaitu sebuah ideologi
yang mengajarkan bahwa orang Kristen tidak perlu menaati hukum apapun. Orang Kristen sudah dimerdekakan
dari Hukum Taurat, karena itu mereka
tidak lagi terikat oleh Taurat.
Pertanyaan antisipatif (ayat 15)
Surat Roma diwarnai dengan gaya diatribe, yaitu semacam dialog imajiner.
Paulus menyatakan suatu kebenaran,
lalu ia mengantisipasi keberatan orang
dengan cara mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang akan ia jawab
dalam uraiannya. Strategi sastra ini
sangat jitu. Apa yang dikatakan Paulus
di pasal 3:21-5:21 bisa menimbulkan
kesalahpahaman. Jika orang berdosa
diselamatkan karena iman dan bukan
karena perbuatan baik, apakah mereka
masih perlu berbuat baik? Jika orang3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ orang Kristen tidak lagi di tama, dari sisi konsekuensi dosa (ayat
bawah kuasa Taurat, apakah 16, 21). Dengan menggunakan ilustramereka masih dituntut un- si dari konsep perbudakan kuno pada
tuk menaatinya?
zaman Romawi, Paulus menjelaskan
bahwa perhambaan di bawah dosa akan
Apa yang diantisipasi Paulus merupa- menghasilkan kematian. Konsekuenkan bahaya umum yang kerap terjadi. si perbuatan dosa bukan hanya pada
Jemaat di Galatia ditegur dan dinasihati fakta perhambaan saja (kehilangan kesupaya tidak menggunakan kebebasan bebasan), tetapi juga pada akibat (lihat
di dalam Kristus sebagai kesempatan dua kata depan eis yang menyiratkan
untuk berbuat dosa (Gal 5:13). Beber- tujuan dalam ayat ini) yang ditimbulapa jemaat Korintus bukan hanya ber- kan dari ketaatan tersebut. Orang yang
buat dosa, tetapi mereka bahkan meny- terus berbuat dosa akan mengalami keombongkan dosa itu (1 Kor 5:1-2). Kita matian.
pun tidak jarang menemukan beberapa orang Kristen yang me(nyalah)gu- Kematian di ayat 16 dan 21 sangat munnakan teks Alkitab untuk membenar- gkin merujuk pada kematian kekal, sekan perbuatan mereka yang keliru. Apa bab dikontraskan dengan kehidupan
yang benar bisa digunakan secara tidak kekal (bdk. ayat 22-23). Kematian ini
benar. Begitu pula dengan kebebasan pasti melibatkan kematian spiritual
di dalam Kristus.
di masa kini dan kematian fisik, tetapi penekanan terletak pada kematian
Orang Kristen bukan penganut kekal. Mereka yang terus menerus hidup di dalam dosa berarti belum pernah
antinomianisme (ayat 16-23)
dibebaskan dari perbudakan dosa. MerKebebasan bukan kekacauan. Mereka eka yang belum dibebaskan dari dosa
yang mengagungkan kebebasan sering- akan menuju pada kebinasaan kekal.
kali justru diperhamba oleh kebebasan
itu. Kebebasan di dalam Kristus adalah Konsekuensi lain yang dipikirkan oleh
untuk disyukuri, bukan dimanipulasi. Paulus adalah malu (ayat 21). Ungkapan
“merasa malu sekarang” mengasumDalam teks ini Paulus memberikan dua sikan perspektif pertobatan. Sesudah
alasan mengapa orang-orang Kristen berada di dalam Kristus, orang-orang
tidak boleh berbuat sembarangan. Per- percaya melihat dosa dengan cara yang
baru. Mereka tidak lagi membangga4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ kan dosa, melainkan merasa hamba kebenaran.
malu. Tidak seperti ketaatan
pada Allah yang berbuahkan
pengudusan (ayat 22), ketaatan pada
dosa hanya menghasilkan kecemaran
yang berujung pada kematian. Dosa
adalah wujud perbudakan yang buruk,
sehingga sepatutnya mendatangkan
malu pada yang melakukannya.
Kedua, dari sisi status orang Kristen
(ayat 17-20, 22). Dalam bagian ini Paulus beberapa kali menegaskan bahwa
orang-orang Kristen sudah mengalami
perubahan status. Dahulu mereka adalah hamba dosa, namun sekarang menjadi hamba kebenaran (ayat 18-19) atau
hamba Allah (ayat 22).
Bentuk kata kerja pasif “telah dimerdekakan” (ayat 18, 22) mengasumsikan Allah sebagai subjek. Status yang
baru ini bukan hasil upaya orang berdosa. Allah yang lebih dahulu melepaskan mereka dari perbudakan dosa, sehingga mereka mampu hidup sebagai
Tanggung-jawab manusia bukan mengubah status. Itu murni hasil anugerah
Allah (ayat 23b). Walaupun demikian,
hamba Allah dituntut untuk hidup sesuai dengan statusnya. Kesesuaian ini diwujudkan dalam bentuk ketaatan yang
sungguh-sungguh terhadap pengajaran
rasuli (ayat 17b). Yang dipentingkan di
sini adalah kesungguhan (“dengan segenap hati,” lit. “bersumber dari hati”)
dan ukuran kebenaran (“yang telah
diteruskan kepadamu”). Bukan ketaatan yang munafik atau legalistik. Bukan ketaatan yang dinilai dari patokan
yang keliru.
Wujud kesesuaian yang lain adalah
penyerahan seluruh hidup untuk Allah
(ayat 22). “Anggota-anggota tubuh” di
sini mungkin merujuk pada aspek fisik
manusia yang dikontraskan dengan
aspek batiniah di ayat 17b (“segenap
hati”). Kesungguhan dalam hati perlu dibuktikan melalui tindakan yang
konkrit. Penerimaan ajaran yang benar
perlu dimanifestasikan melalui ketaatan yang praktis. Ini bukan hanya tentang hati (heart) atau pikiran (head),
tetapi juga tindakan (hands).
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Tidak ada netralitas dalam spiritualitas
Kontras antara hamba dosa dan hamba kebenaran dalam Roma 6:15-23 muncul
berkali-kali. Ini merupakan sebuah penekanan. Tujuannya untuk menunjukkan
bahwa setiap manusia hanya diperhadapkan pada dua pilihan yang eksklusif
satu sama lain. Tidak memilih yang satu berarti memilih yang lain, begitu pula
sebaliknya. Tidak ada netralitas.
Keengganan untuk menjadi hamba kebenaran bukan menuju pada netralitas,
melainkan pada perbudakan dosa. Hamba kebenaran atau hamba dosa. Kehidupan atau kematian. Pengudusan atau kecemaran. Tidak ada jalan tengah.
Di manakah Saudara berdiri saat ini? Apakah Saudara berhasrat kuat untuk melayani kebenaran? Jika tidak, berarti Saudara sedang berhasrat untuk kebalikannya. Kiranya khotbah hari ini menegur kita. Kiranya kekudusan firman-Nya
menyelidiki hati kita yang terdalam. Kiranya ada pertobatan yang sungguh.
Kiranya ada ketaatan yang tulus dari hati kita. Soli Deo Gloria.
6
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan HUT GKRI Exodus ke-24, pada tanggal 14 Agustus
Pk. 17.00
• Doakan untuk panitia yang mempersiapkan acara. Kiranya Tuhan memberikan hikmat di dalam seluruh persiapan.
• Doakan agar melalui acara ini jemaat ditransformasi agar memiliki hidup dan
pelayanannya lebih efektif.
2. Pembukaan STAR, pada tanggal 6 Agustus 2016 Pk. 18.30
• Doakan untuk pembicaranya: Ev. Leonard Sidharta di dalam mempersiapkan
diri.
• Doakan agar banyak jemaat Tuhan yang rindu hadir dan diberkati di dalam
acara ini.
KATEKISMUS HEIDELBERG
Pertanyaan 74:
Apa itu pengudusan?
Jawaban
Pengudusan ialah tindakan rahmat Allah. Olehnya, mereka yang telah dipilih
Allah sebelum dunia dijadikan agar menjadi orang kudus, dibarui dalam zaman,
sebagai manusia seutuhnya, menurut gambar Allah, oleh karya Roh-Nya yang
kuat-kuasa, yang membuat kematian dan kebangkitan Kristus menjadi milik mereka. Benih penyesalan yang membawa kepada kehidupan, dan semua
anugerah- yang menyelamatkan lainnya, ditaburkan ke dalam hati mereka, dan
anugerah- anugerah itu dibangkitkan, ditambahkan, dan dikuatkan begitu rupa,
sehingga mereka semakin mati bagi dosa dan dibangkitkan dalam hidup yang
baru.
a. Efe 4:23-24. b. Efe 1:4; 1Ko 6:11; 2Te 2:13. c. Rom 6:4-6. d. Kis 11:18; 1Yo 3:9.
e. Yud 1:20; Ibr 6:11-12; Efe 3:16-19; Kol 1:10-11. f. Rom 6:4; Gal 5:24.
7
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
Menebus Realitas Pernikahan | Mengatakan kejujuran : Pengakuan
M
ereka tidak pernah mengakui
kesalahan. Mereka ahli dalam
menyalahkan orang lain. Mereka pintar melebih-lebihkan tuduhan kesalahan. Mereka ahli dalam memberi alasan
yang melayani diri. Mereka menyimpan daftar kesalahan dengan baik. Mereka tidak sadar kalau mereka terbiasa
berbuat kasar dan berselisih. Dapat dimengerti ketika mereka menemui saya,
mereka merasa tidak ada harapan.
ji itu memudar. Tidak lama kemudian
mereka berada di tempat yang sama
lagi. Semua komitmen mereka untuk
berubah telah ditumbangkan oleh satu
hal: matikan fokus terhadap yang lain
dan fokuskan pada diri sendiri. Maksudnya: tidak ada perubahan yang terjadi dalam pernikahan yang tidak dimulai dari pengakuan.
Mereka mengatakan pada diri mereka bahwa mereka akan melakukannya dengan lebih baik. Mereka berjanji
akan… mereka memutuskan untuk…
Tetapi tidak lama kemudian semua jan-
(1) Merupakan suatu anugerah untuk
membedakan benar dan salah. Alkitab
merupakan alat ukur yang paling tepat
dari Allah. Kita dapat melihat diri kita
dan pernikahan kita, apakah kita sudah
Anugerah Pengakuan
8
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
berada pada ukuran yang sesuai dengan standar Allah.
Mata yang tercelik untuk melihat dengan jelas dan hati yang terbuka untuk
menerima dengan rela merupakan tanda yang pasti dari anugerah Allah.
erung melihat kelemahan dan kegagalan dari pasangan kita lebih besar. Kita
mulai berpikir bahwa kita lebih benar
dari pada pasangan kita. Jika kita yakin
bahwa kita benar, kita tidak menginginkan perubahan maupun pertolongan.
(2) Merupakan suatu anugerah untuk
mengerti konsep dari dosa yang tinggal
di dalam diri. Alkitab memanggil kita
untuk rendah hati mengakui bahwa
masalah terbesar, terdalam, dan paling
berdiam dalam kita, yang setiap kita
hadapi ada di dalam diri kita, bukan di
luar diri kita. Alkitab menamakan masalah itu – dosa.
(5) Merupakan suatu anugerah untuk
melihat diri kita dengan tepat. Banyak orang yang sudah menikah seperti orang Farisi di Bait Allah yang
bersyukur kepada Allah bahwa ia tidak seperti orang-orang berdosa lain
di sekitarnya. Mereka membutuhkan
anugerah dari penilaian diri yang tepat.
(6) Merupakan suatu anugerah untuk
rela mendengar dan mempertimbangkan kritik dan teguran. Dibutuhkan
anugerah untuk mendiamkan pikiran
kita, untuk memusatkan perhatian kita,
dan untuk membereskan hati kita sehingga kita benar-benar dapat menerima pertolongan yang Allah tawarkan
bagi kita.
(3) Merupakan suatu anugerah untuk
memiliki hati nurani yang berfungsi dengan baik. Kepekaan merupakan
pintu masuk kepada perubahan. Perubahan selalu dimulai dengan ketidakpuasan, dan ketidakpuasan pribadi
selalu mulai dari hati nurani yang peka
terhadap kesalahan. Dari sini keluarlah keinginan untuk berubah dan keresahan yang mengakibatkan kita ingin (7) Merupakan suatu anugerah untuk
menjangkau pertolongan, dari Allah tidak dilumpuhkan oleh penyesalan.
dan orang lain.
“Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru” (Why 21:5). Anda tidak
(4) Hanya anugerah yang melindungi dikutuk selama-lamanya karena kekita dari pembenaran diri. Kita semua salahan Anda. Apa yang rusak dapat
menderita kebutaan rohani dalam ting- diperbaiki. Selagi kita menghadapi
kat tertentu – yaitu kita tidak melihat penyesalan, kita bermandikan pendiri kita sendiri secara tepat, kita cend- gampunan dan kemudian berbalik ke9
e
MAGZ
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
pada hidup dengan cara yang
baru, berpegang pada kuasa yang merupakan milik kita sebagai
anak-anak Allah.
(8) Merupakan suatu anugerah untuk
mengetahui bahwa kita dapat menghadapi kesalahan kita karena Kristus telah mengangkat rasa bersalah dan rasa
malu kita. Yesus tidak melakukan ini
bagi diri-Nya; semuanya itu dilakukan
untuk kita. Mengapa? Supaya rasa bersalah dan rasa malu tidak mengekang
kita; sehingga dengan keberanian kita
dapat mengatakan, “Kamu benar, aku
salah, dan aku butuh pengampunanmu.”
juran. Ini berarti bahwa sebelum kita
dapat berbicara mengenai masalah hati
orang lain, kita pertama-tama perlu
berhadapan dengan luka, kemarahan,
dan kepahitan dari hati kita sendiri.
(2) Kami akan rendah hati ketika disingkapkan. Hal ini berarti mendiamkan suara-suara dari sistim pembelaan
batin kita. Kerendahan hati berarti
kerelaan untuk melihat diri di cermin
Firman Allah dan bersukacita bahwa
apapun yang kita lihat sudah ditutup
oleh darah Yesus.
(3) Kami tidak akan mencari-cari alasan. Penolakan untuk mencari-cari alaKebiasaan sehari-hari dari gaya san berarti menolak dorongan untuk
membangun alasan bagi pembenaran
hidup pengakuan.
(1) Kami akan jujur dengan penuh kita. Hal ini berarti menolak untuk
kasih. Pengakuan membutuhkan keju- menyerang balik.
(4) Kami akan mengakui kesalahan
dengan cepat. Kita menolak untuk mencibir, tinggal dalam luka, kemarahan,
dan balas dendam. Ketika kita berbuat
salah, kita akan dengan cepat mencari
pengampunan dan perdamaian. Jika
kita diperlakukan tidak benar, kita akan
membuat pendekatan di dalam semangat pengampunan dan harapan. Kita
menolak untuk membiarkan “matahari
terbenam, sebelum padam amarahmu”
(Ef 4:26).
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
(5) Kami akan mendengar dan menguji. Setiap kita harus bekerja untuk mendiamkan emosi dan kecenderungan pembenaran diri dari hati kita. Kita semua
perlu menuntut diri kita untuk mendengar dengan jelas dan berpikir dengan
cermat. Hal ini mengenai menjadi siap, rela, dan menunggu untuk belajar halhal baru mengenai diri kita dan pernikahan kita yang akan memimpin kepada
pertumbuhan dan perubahan yang bertahan.
(6) Kami akan menyambut pengakuan dengan dorongan. Tidak ada hal yang
menghancurkan gaya hidup pengakuan lebih cepat daripada penghakiman. Kita
ingin orang lain untuk merasakan sakitnya juga. Jika Allah hanya seorang hakim,
tidak ada seorangpun yang akan mengakui apapun kepada-Nya. Kebaikan-Nyalah yang membawa kita bertobat. Kasihnya menarik kita. Jadi kita lari kepada-Nya bukan dari-Nya.
(7) Kami akan sabar, bertekun, dan lemah lembut dalam menghadapi kesalahan.
Fakta dari masalahnya adalah perubahan seringkali merupakan sebuah proses
dan jarang sebuah peristiwa. Dia tidak pernah berjanji bahwa perubahan akan
menyenangkan atau menjadi proses yang nyaman selama perjalanan panjang.
Jadi, Dia memanggil kita untuk mencari cara apapun yang bisa kita kerjakan
supaya dapat mewujudkan kasihnya yang mengubahkan.
(8) Kami tidak akan kembali ke masa lampau. Jadi kita membangun sebuah pola
tidak memendam kemarahan, di mana pengakuan, pengampunan, dan perdamaian menyelesaikan masalah-masalah, mengurangi kebutuhan untuk membahasnya lagi. Dan kita akan menolak, di saat-saat terluka dan marah, untuk
membangkitkan apa yang sudah diselesaikan.
(9) Kami akan menaruh pengharapan di dalam Kristus. Pengakuan adalah mengenai harapan. Pengakuan secara tidak terhindarkan membawa kita untuk berhenti berharap kepada diri kita. Jadi, kita meninggalkan harapan yang kita miliki
di dalam diri kita, dan mengenakan harapan yang baru dan lebih cerah. Pengharapan ini berada pada salib Yesus Kristus. Ketika salib Kristus tergantung di
atas pernikahan kita, kita hidup dan berelasi dengan cara berbeda!
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Pengakuan merupakan pintu masuk bagi pertumbuhan dan perubahan di dalam hubungan Anda. Hal ini begitu esensial. Hal itu fundamental. Tanpa pengakuan, Anda masuk ke dalam siklus dari pola yang diulang dan masuk lebih jauh
ke dalam kesalahpahaman, kesalahan, dan konflik. Dengan adanya pengakuan,
masa depan menjadi cerah dan berpengharapan, tidak peduli besarnya masalah
yang sedang Anda hadapi sekarang.
Sekarang, siapa yang tidak mau pernikahan yang seperti itu?
Ringkasan Bagian Komitmen 1, Bab 5, dari buku:
What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp
~ bersambung ~
12
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Bolehkah Anak-anak Bermain Pokemo Go?
Sebuah Nasihat Untuk Orang Tua Kristen
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan 24 Juli 2016)
P
enganut Gerakan Zaman Baru diyakinkan bahwa manusia bisa melakukan
tindakan-tindakan yang luar biasa karena manusia pada dasarnya adalah allah. Manusia memiliki hakekat ilahi dalam diri mereka. Melalui disiplin diri dan
kekuatan pikiran, manusia dapat mengerjakan hal-hal ajaib, seperti memadukan
dan menggunakan kekuatan alam.
Anak-anak yang sudah terlanjur terpikat dengan Pokemon tanpa sadar sudah
membiasakan diri dengan praktik-praktik tertentu yang sarat dengan ide okultisme. Dengan memegang kartu Pokemon di tangan atau saku, mereka yakin
bahwa mereka memiliki energi yang tak terbatas dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Beberapa jenis Pokemon diperintahkan untuk menyerang monster
orang lain seperti layaknya seorang penyihir yang memerintahkan roh jahat un13
e
MAGZ
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
tuk bertempur bagi dia.
Tidak mengherankan, berbagai situs atau industri yang berkaitan dengan
Pokemon sangat dekat dengan situs atau industri lain yang mengedepankan sihir dan kekuatan pikiran. Mereka berbagai dasar pemikiran yang sama. Mereka
menjual daya tarik yang sama.
Respons Kristiani
Apa yang sudah ada dalam permainan Pokemon yang lama dimunculkan kembali dalam Pokemon Go. Beberapa variasi dan modifikasi tentu saja diberikan,
tetapi secara umum konsep yang diusung dalam permainan Pokemon tetap sama.
Hanya penggunaan realita virtual yang dapat dikatakan benar-benar baru. Jika
benar demikian, apakah Pokemon Go merupakan permainan yang aman bagi
anak-anak? Apakah kita seharusnya mengizinkan anak-anak kita memainkan
Pokemon Go?
Saya menganjurkan agar orang tua Kristen menghindari dua ekstrim: terlalu
melindungi (over-protective) dan terlalu membiarkan (over-permissive). Yang
satu berarti melarang anak-anak memainkan permainan apapun yang duniawi.
Yang kedua berarti memberi kebebasan tanpa batas dan tanpa pantauan kepada
anak-anak.
Di satu sisi, kita tidak mungkin mengisolasi anak-anak dari berbagai pemikiran
duniawi yang ada di sekitar kita. Mereka pasti bersentuhan dengan TV, video
game, game online, iklan, dsb. Ada peperangan konsep yang terjadi setiap hari.
Tugas orang tua bukanlah menjauhkan anak-anak dari semua itu (ini mustahil
untuk dilakukan). Tugas utama orang tua adalah mengajarkan prinsip-prinsip
theologis yang alkitabiah, sehingga anak-anak mampu menimbang dan mengevaluasi setiap konsep duniawi yang ada.
14
e
B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A
MAGZ
Untuk mencapai ini diperlukan kebersamaan dan bimbingan. Orang
tua perlu meluangkan waktu mempelajari dan mencoba berbagai permainan yang sedang digandrungi oleh anak-anak dan remaja. Jika kita tidak
pernah mengenali permainan-permainan itu, bagaimana kita bisa membimbing
anak kita untuk menilai sebuah permainan secara tepat? Permainan yang buruk
justru menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak tentang dunia yang sudah
rusak oleh dosa dan memerlukan penebusan Kristus.
Bersambung..............
15
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S
(Lanjutan tgl 24 Juli 2016)
Berdiamnya Roh Kudus di dalam orang percaya
2
Korintus 5:14-15 menyatakan bahwa “kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti,
bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang
hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka.”ayat ini adalah contoh laindari
bagian Alkitabyang jika dibaca sekilas
tampaknya mendukung konsep mengenai penebusan yang bersifat universal, tetapi pada kenyataannya sangat
berbeda. Sering kali kalimat ”Kristus
telah mati untuk semua orang” yang
Paulus gunakan dikutip sebagai bukti
dari penebusan yang bersifat tak terbatas – bahwa Kristus mati untuk setiap
orang. Namun bila kita mempelajari
ayat-ayat ini secara mendalam, maka
kita akan melihat bahwa maksud Paulus berbeda dari anggapan tersebut.
16
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Perhatikan khususnya kata “maka” dalam ayat tersebut di atas. Paulus menulis “satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka
semua sudah mati. Terdapat hubungan yang tak terpisahkan antara “kematian
Kristus” dan “kematian semua orang”. “kata “maka” menunjukkan hubungan sebab-akibat. Karena itu, klausa “semua orang sudah mati” tidak mungkin merujuk kepada kematian alamiah dari semua orang, karena kematian Kristus bukan penyebab dari kematian fisik manusia. Klausa “semua orang sudah mati”
menunjuk kepada kematian secara rohani dari orang-orang percaya. Kematian
ini sama dengan yang disebut dalam Roma pasal 6, dimana Paulus bahwa orangorang percaya telah dibaptiskan kedalam, atau disatukan dengan, kematian Kristus. Mereka telah mati terhadap dosa karena pekerjaan Roh Kudus di dalam hari
mereka. Kita jelas tahu bahwa tidak semua orang mengalami kematian ini. Banyak orang yang hidup di dalam dosa, mereka tidak mati terhadap dosa. Maka kita
tidak dapat mengatakan bahwa Kristus telah mati bagi mereka. Karena terdapat
hubungan yang tak terpisahkan antara kematian Kristus dan kematian orangorang yang baginya Kristus mati: “Ia sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.” Kita mengetahui dengan jelas bahwa semua orang disini
berarti semua orang percaya – bukan semua orang, kaum reprobat dan kaum
pilihan, karena kaum reprobat tidak pernah mati terhadap dosa.
Lebih lanjut Paulus menulis, sejalan dengan Roma 6, bahwa bila orang-orang
percaya telah mati terhadap dosa, mereka akan dihidupkan dalam Kristus. Bila
mereka secara rohani akan dikuburkan bersama Kristus, maka mereka secara
rohani akan dibangkitkan bersama Kristus. (meskipun dalam bagian ini Paulus
tidak membahasnya, namun dari Alkitab kita tahu bahwa hal itu hanya dapat
terjadi karena karya Roh Kudus.) kemudian Paulus melanjutkan dan menyatakan bahwa kasih Kristus kepada orang-orang percaya seharusnya mendorong
mereka untuk hidup saleh, bagi “Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka.”
Dalam 2 Korintus 5:14-15 terdapat rangkaian peristiwa yang saling terikat erat:
(a) Kristus mati bagi semua orang percaya; maka, (b) di dalam Kristus semua
orang percaya mati secara rohani; dan (c) di dalam Kristus mereka dibangkitkan
secara rohani. Bila kita membuat pernyataan (a), maka (b) dan (c) harus mengi17
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
kutinya. Maka dalam ayat ini tidak disebut-sebut tentang dunia atau
orang-orang yang tidak percaya, tetapi tentang orang-orang yang mati
terhadap dosa, dibangkitkan secara rohani di dalam Kristus dan hidup bagi Dia.
Jadi, kata “semua orang” dalam “satu orang sudah mati untuk semua orang” (2
Kor. 5:14-15) menunjuk pada semua orang. Ini berarti bahwa penebusan bersifat terbatas dalam jangkauannya.
Bersambung………
Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
18
e
S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
S i a pa k a h F i r a u n it u?
(Lanjutan tgl 24 Juli 2016)
5. Kel. 1:8-22; 2:1-15
R
dak diketahui namanya) yang berkuasa
di Mesir.
7. Kel. 5:1-14:31; Neh 9:10; Maz.
135:9; 136:15; Roma 9:17; Ibr. 11:27
Firaun yang berkuasa saat Israel meninggalkan perbudakan di Mesir dan akhirnya binasa di Laut Teberau kemungkinan adalah Meneptah I, anak tertua
dari Rameses II. Dia tinggal di Zoan,
tempat dimana dia berbicara dengan
Musa dan Harun (Kel. 7).
1 Raja 3:1; 7:8; 9:16,24
ameses II, anak Seti I kemungkinan
adalah raja Mesir yang menindas
orang Ibrani yang ada di Mesir hingga
Musa melarikan diri ke Midian. Dan selama Musa berada di Midian, Rameses
mati (setelah 67 tahun pemerintahannya), bdg. Kel. 2:23. Dan sebelum
Musa kembali ke Mesir dari Midian,
ada seorang raja Mesir (tidak diketahui
namanya) yang berkuasa di Mesir.
Kel. 2:24-4:19
Raja yang berkuasa dan sekaligua menjadi mertua Salomo kemungkinan adaDan sebelum Musa kembali ke Mesir lah Haremheb. Hal ini didukung oleh
dari Midian, ada seorang raja Mesir (ti- fakta bahwa raja pendahulunya, seperti
19
e
S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
Amenhotep III, tidak mengijinkan anak perempuannya
dikawinkan dengan orang di luar Mesir (raja Mitanni meminta anak gadis
Amenhotep sebagai materai persaudaraan di antara mereka). Pada masa pemerintahan Haremheb-lah baru diijinkan seorang putri Mesir untuk kawin
dengan bangsa lain dengan pertimbangan:
2 Taw. 14:9-15
Haremheb tidak langsung memiliki darah ningrat sehingga dia tidak terbebani dengan keputusannya;
Haremheb adalah seorang yang praktis. Karirnya dimulai di bidang militer
dan menjadi kepala pasukan Mesir;
Dari segi militer, posisi Mesir saat itu
tidak terlalu kuat sehingga bentuk perdamaian dengan bangsa lain, misalnya
dengan memberikan anak gadisnya untuk kawin dengan raja lain yang lebih
kuat, akan sangat menguntungkan bagi
Mesir;
Tirhaka, raja Etiopia dan Mesir, adalah
raja yang berkuasa saat Hizkia mempercayakan diri dan kerajaannya terhadap serangan Sanherib
14. 2 Raja 23:29-30; 2 Taw. 35:20-24
Nekho, raja Mesir yang mengalahkan
dan membantai Yosia di lembah Megido
Zerah (para ahli sejarah memanggilnya
dengan Osorchon) adalah raja atas Mesir dan Etiopia pada jaman Asa
2 Raja 17:4
So (Sevechus) adalah raja Mesir yang
hidup sejaman dengan Ahaz dan Hosea
2 Raja 18:21; 19:9; Yes. 37:9
15. Yer. 37:1-5; 47:1; Yeh. 29:21 H o f ra, raja Mesir yang hidup sejaman dengan Nebukadnezar. Ia adalah cucu dari
Nekho. Zedekia, raja Yehuda bekerja
sama dengannya untuk melawan Nebukadnezar dan dia berhasil mengusir
keluar orang Asyur (Yer. 37:11), mengambil Sidon dan Tirus dan membawa
jarahan besar ke Mesir.
1 Raja 11:18-22, 40; 14:25; 2 Taw. 12:2
Sisak, raja Mesir, adalah salah satu musuh raja Salomo pada akhir hidupnya.
Dan sejak ini nama-nama Firaun/raja
Mesir, disebutkan.
1 Taw. 4: 18
NK_P
Anak Firaun (tidak diketaui namanya),
Bica, kawin dengan Mered, salah seorang keturunan Yehuda.
20
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
KONVERSI
(Lanjutan tgl 24 Juli 2016)
harapan karena kita berharap pada Allah akan menghidupkan benih ini dan
Ketidaksukaan masa kini terha- memberinya tubuh yang benar.”
dap konversi
Melawan penggunaan paksaan dan semangat yang tidak pantas untuk ingin
selalu menang, kita bisa menyambut
penegasan J.C. Hoekendijk bagi kualitas yang berlawanan, “Menjadi sama
dengan menabur dan menunggu dalam
rasa hormat yang penuh dengan kerendahan hati, karena benih yang kita
tabur perlu mati dulu. Dalam peng-
Jika kesombongan social dan bentuk
yang salah dari penginjilan adalah dua
alasan mengapa “konversi” ditolak,
maka yang ketiga adalah pengajaran
sinkretisme dan universalisme. Sinkretisme mengatakan bahwa tidak ada
agama yang paling benar, sedangkan
universalisme menyatakan bahwa tidak
ada manusia yang terhilang. Bentuk
yang paling umum yang disajikan bagi
21
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
ide-ide tersebut pada masa
kini adalah bentuk yang sepertinya meninggikan karya Yesus Kristus. Sebagai contoh, salah satu komisi
kerja mempelajari “struktur misi jemaat” di Bosey tahun 1964, melaporkan, “Penderitaan dan Kebangkitan
Yesus adalah Keselamatan bagi semua
manusia. Sekarang semua manusia telah diselamatkan dari pebudakan dan
dibawa ke dalam perjanjian dengan Allah. Dengan membangkitkan Manusia
Baru, yaitu Yesus Kristus, semua manusia telah dimasukkan menjadi anggota dari kemanusiaan baru ini.” Kita
diberitahu bahwa “terjadi diskusi yang
panjang terhadap paragraph ini” dan
beragam tambahan diusulkan. Namun,
tetap saja tidak berubah, sebuah penyataan tanpa kompromi tentang keselamatan bagi semua manusia telah
diberikan oleh Yesus Kristus. Jika memang benar semua manusia telah diselamatkan, maka satu-satunya fungsi
yang tersisa bagi “penginjilan” adalah
memperkenalkan kabar baik ini kepada yang belum tahu dan “konversi” tidak lagi merupakan suatu perubahan
selain kesadaran manusia akan identitasnya yang sebenarnya. Namun Kitab
Suci tidak mendukung pandangan ini.
ti pernah dikatakan, “Allah yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya” dan
“Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus” (2 Kor 5:18-19).
Namun ini tidak berarti bahwa semua
manusia sudah betul-betul diperdamaikan dengan Allah. Karena Dia sekarang ini memasukan kita ke dalam pelayanan dan pemberitaan pendamaian.
Dan pelayanan dan pemberitaan ini
bukanlah untuk menginformasikan kepada orang-orang bahwa mereka telah
diselamatkan, tetapi meminta mereka
dalam nama Kristus untuk: “Diperdamaikan dengan Allah.” Apa gunanya
seruan tersebut jika orang-orang yang
mendengarnya ternyata sudah diperdamaikan dengan Allah, hanya saja mereka belum menyadarinya. Kita tidak
boleh menjelaskan karya pendamaian
Allah di dalam dan melalui Kristus dalam cara yang menghilangkan kebutuhan masa kini bagi orang-orang untuk
diperdamaikan dengan Allah. Seperti
penyataan James Denney, “Melalui sesuatu yang telah dicapai lewat salib-Nya,
sehingga Kristus bisa berseru seperti itu
kepada kita dan memenangkan respon
yang melaluinya kita menerima pendamaian.”
Memang benar bahwa Allah dikatakan Jadi jika kita benar-benar memiliki petelah melakukan sesuatu yang obyektif mahaman yang berdasarkan Alkitab,
dan menentukan melalui salib. Seper- kita harus memegang dua kebenaran,
22
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
pertama, Allah yang “dalam Kristus” memperdamaikan dunia kepada diri-Nya dan kedua, kita sendiri harus berada “dalam Kristus” jika
kita ingin menerima pendamaian (2 Kor 5:18-21; bdk 2 Kor 5:17; Rom 5:11).
Selain itu, sudah menjadi tugas kita untuk menegaskan bahwa mereka yang kita
beritakan Injil dan menyerukan seruan Allah ini memang “sedang binasa.” Kita
memberitakan Kabar Baik tentang Yesus kepada mereka bukan karena mereka
telah diselamatkan, tetapi agar mereka bisa diselamatkan dari kebinasaan kekal.
Tanggung jawab kita adalah “memberitakan damai” dalam pengertian janji didamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus, bagi mereka yang mau percaya dan
sungguh-sungguh bertobat. Memberitakan kepada mereka yang masih memberontak melawan Allah, dengan berkata, “Damai sejahtera! Damai sejahtera!”
Ingatlah Injil membawa peringatan sekaligus janji, penyataan dosa dan pengampunan (Yoh 20:23).
Bersambung.......
23
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 1 Agustus 2016
KUASA MENAKLUKAN DOSA
(Bacaan: 1Yohanes 2: 7-17)
Seorang pemuda mengalami penolakan dari orang tuanya, kelahirannya tidak
dikehendaki mereka. Itu sebabnya dia menyimpan banyak kepahitan. Pada
suatu hari pemuda ini bertobat dan hidup dalam Kristus. Sejak itu ia ia memiliki projek rohani yang baru yaitu belajar mengasihi kedua orang tuanya. Tak
mudah baginya untuk mengubah kebencian yang ada dalam hatinya menjadi
kasih sejati. Namun kasih Kristus dalam dirinya terus menguatkan dia untuk belajar mengasihi. Bertahun-tahun setelah itu, kedua orang tuanyapun menerima
Tuhan Yesus sebagai Tuhan mereka. Tuhan memakai kesaksian sang pemuda
untuk mempertobatkan kedua orang tuanya. Mereka mengalami betapa besar
kasih sang putera kepada mereka. Hanya kasih Kristus yang mampu mengubah
kebencian menjadi kasih.
Dosa kebencian dan dendam seringkali menjadi dosa yang sulit dilepas oleh beberapa orang Kristen. Mereka bukannya tidak mau mengampuni, namun mereka
mengalami kesulitan untuk mengampuni orang yang telah melukai mereka. Di
dalam ayat 9 Yohanes berkata: “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam
terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang”. Dengan kata lain orang yang sudah berada dalam terang pasti diberikan
kemampuan untuk mengasihi dan mengampuni.
Cengkraman dosa memang kuat namun kuasa pengampunan Allah membuat
cengkraman itu lepas. Konsep ini penting dimiliki oleh umat Allah, agar ia
menyadari bahwa Allah telah memberikan kepada kita kuasa untuk menaklukan dosa.
24
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 2 Agustus 2016
TETAP HIDUP
(Bacaan: 1 Yohanes 2: 15-17)
Orang percaya mudah sekali hanyut terbawa arus dunia. Dosa membuat manusia terjerumus ke dalam perbudakannya sehingga semakin sulit melakukan apa
yang benar. Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk kembali kepada kebenaran sejati di dalam Kristus.
Ada 3 dosa yang disebutkan di dalam teks ini, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Keinginan daging adalah segala sesuatu yang
tidak takluk kepada hukum Allah, dan oleh karenanya menjadikan kita sebagai
seteru Allah (Roma 8:6-7). Rasul Paulus menunjukkan perbuatan-perbuatan
di dalam daging itu dalam Galatia 5:19-21, yaitu percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Keinginan mata adalah Orang yang terikat kepada berkat-berkat duniawi dan menggunakan TUHAN untuk mendapatkan berkat-berkat duniawi. Keangkuhan hidup adalah rendahnya pengakuan akan Allah dalam pencapaian yang dimiliki.
Mempraktekan tiga dosa ini menunjukan sebuah fakta bahwa orang ini tidak
mengasihi Allah (ay.15). Mengejar apa yang diinginkan daging dianggap kebahagiaan oleh beberapa orang, namun Firman Tuhan memberikan informasi
yang penting bagaimana akhir dari pengejaran itu, “Dunia ini sedang lenyap
dengan keinginannya”(ay.17). Akhir dari pencarian semua yang bersifat kedagingan adalah “lenyap”. Marilah kita menyerahkan dan menggunakan seluruh
anggota tubuh kita untuk kebenaran, dan bukan sebaliknya, karena orang yang
melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya.
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 3 Agustus 2016
BEBAS DARI DOSA
(Bacaan: 1 Yohanes 3: 1-6)
Seorang anak lahir dalam sebuah keluarga miskin di kota Naples, Italia. Untuk
menopang ekonomi keluarganya, dia harus menghabiskan masa anak-anaknya
dengan bekerja berjam-jam setiap hari di sebuah pabrik es. Meski miskin, anak
laki-laki tersebut memiliki cita-cita sebagai seorang penyanyi. Saat berusia 10 tahun dia mengikuti kursus menyanyi namun ia dihina oleh gurunya “kamu tidak
bisa menyanyi, kamu bahkan tidak memiliki suara. Suaramu seperti suara angin
di dalam orgel” (bentuk lama dari organ). Meski demikian, ibu anak tersebut
tidak menyerah. Dia yakin dengan talenta anaknya. Dengan memeluk anaknya
dia berkata: “Anakku, aku akan mengorbankan apa saja agar kamu bisa dilatih.”
Beberapa tahun kemudian anak tersebut menjadi penyanyi besar tingkat dunia.
Dia adalah “Enrico Carusol”.
Iblis gencar menjatuhkan setiap anak Tuhan agar tenggelam di dalam dosa dan
terseret arus dunia agar hidupnya hanya berfokus pada persoalan yang dihadapinya. Mereka melupakan tentang sebuah kebenaran yang penting, yaitu tentang
status kita. Ingatlah statusmu sebagai anak Allah. Yesus Kristus telah memberikan nyawaNya bagi kita, agar kita dimerdekakan dari perbudakan dosa.
Dengan senantiasa mengingat status dan konsekuensi sebagai anak Allah,kita
bukan hanya dimerdekakan dari perbudakan dosa, tetapi kitapun akan belajar
bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, inilah yang akan membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus.
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 4 Agustus 2016
WASPADAI KESESATAN
(Bacaan: 1 Yohanes 3: 7-8)
Ajaran sesat yang dibahas di surat ini mengarah pada dua hal: pertama, konsep doktrinal yang sangat menyimpang; kedua, pemisahan antara status orang
Kristen dan tindakan mereka. Yang termasuk kategori pertama antara lain klaim
tentang ketidakberdosaan (1:8-10), penolakan terhadap inkarnasi Yesus dan status-Nya sebagai Anak Allah (4:2, 14-15; 5:6-12). Yang termasuk kelompok kedua
antara lain: mengaku memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi tetap hidup dalam kegelapan dan tidak memiliki persekutuan dengan orang lain (1:5-7), mengaku mengenal Allah, namun tidak mau menaati perintah-perintah-Nya (2:34), mengklaim sebagai orang-orang yang mengasihi Allah, tetapi mereka tidak
mengasihi sesamanya (4:20).
Penerima surat sedang menghadapi bahaya gaya hidup antinomianistik (lit. ‘anti
hukum’) yang bersumber dari kesombongan intelektual atau spiritualisme yang
keliru. Maksudnya, Yohanes sedang menyerang konsep tersebut dengan menyatakan bahwa kebenaran dan gaya hidup yang benar adalah tidak terpisahkan.
Mudah bagi kita untuk mendeteksi bahkan menghakimi orang yang terlibat dalam ajaran sesat kategori pertama. Namun tidak sedikit kita jatuh dalam ajaran
sesat kategori dua. Bagaimana dengan hidup saudara? sudahkah saudara hidup
sesuai dengan doktrin yang saudara pegang?
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 5 Agustus 2016
SOLUSI TERHADAP DOSA
(Bacaan: 1 Yohanes 3: 8-10)
Yohanes di dalam bagian ini menekankan sumber dari tindakan seseorang.
Beberapa kali ia menegaskan bahwa barangsiapa berasal dari Allah, maka orang
itu harus memancarkan sifat yang sama dengan Allah, misalnya hidup di dalam
terang (1:5-7) dan kasih (4:7-8). Begitu pula dengan dosa. Di dalam ayat 12 Yohanes menerangkan bahwa pembunuhan yang dilakukan Kain bersumber dari
kondisi kerohanian Kain yang sangat mengenaskan. Kain berasal dari Iblis (ayat
12a). Penyebab pembunuhan bukan hanya iri hati, tetapi segala perbuatan Kain
memang sudah jahat dari semula (ayat 12b). Pendeknya, tindakan seseorang hanyalah cerminan dari hatinya, sama seperti Tuhan Yesus sendiri pernah mengajarkan: “dari buahnyalah kamu mengenal mereka” (Mat 7:16-17).
Bagaimana seseorang dapat hidup dalam kebenaran? Yohanes mengajarkan dua
solusi. Pertama, melalui karya penebusan Kristus (ayat 8b). Kedua, kelahiran
kembali (ayat 9-10). Proses kelahiran kembali yang terjadi dalam diri kita yang
paling dalam memang tidak dapat dilihat, namun akibat dari proses itu tetap
tampak.
Ini merupakan keunikan dari solusi Kristiani terhadap persoalan dosa. Apa yang
dilakukan Kristus di kayu salib tidak akan bermanfaat apa-apa jikalau karya itu
tidak teraplikasi dalam hidup kita melalui kelahiran kembali. Melalui iman yang
timbul dari kelahiran kembali, orang-orang percaya dimampukan untuk mengalahkan dunia (5:4-5).
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 6 Agustus 2016
DIPIMPIN PADA SANG SUMBER KASIH
(Bacaan: 1 Yohanes 3:19-24)
Yohanes menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang nampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, dengan tidak
mengasihi saudara dan sesama manusia seperti Kristus mengasihi seluruh manusia. Jika demikian, apakah masih layak disebut anak-anak Allah? Kasih yang
tampak mustahil adalah karakter Allah sendiri, dan umat Allah diperintahkan
untuk mencerminkan-Nya (ayat 23-24).
Tahun 1979 Pengungsi Vietnam membeludak di Hongkong. Camp Jubilee, barak polisi berkapasitas 900 orang dipadati 8000 pengungsi. Lantai
bawah gedung itu menjijikkan. Kotoran manusia menumpuk puluhan cm.
Jika saat itu ada di sana, akankah Anda bergabung bersama Gary Stephens
dan 30 relawan yang membersihkan kotoran manusia, memperbaiki toilet dan pipa-pipa pembuangan? Mereka membayar sendiri biaya perjalanan
untuk melakukan pekerjaan yang tidak mau dilakukan orang lain itu. Para
pengungsi heran. Siapa orang-orang ini? Kasih mereka bukan kasih biasa.
Kasih Allah yang mengalir melalui Gary dan tim membawa banyak orang berjumpa dengan Sang Sumber kasih. Apakah ini kualitas kasih yang kita miliki
hari ini? Kasih yang bersumber dari Tuhan menyanggupkan kita hidup dengan
cara yang berbeda dengan dunia ini.
29
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 1 Agustus 2016
23.00
Selasa, 2 Agustus 2016
Rabu, 3 Agustus 2016
19.00
Kamis, 4 Agustus 2016
Sabtu, 6 Agustus 2016
06.00
19.00
06.00
18.30
22.00
Minggu, 7 Agustus 2016
Keterangan
- Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri
Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha ,
96,4 FM
HUT : Bp. Sandy Wijaya
Latihan Musik KU 3
HUT : Sdr. Redemptus Andianto Indrawan
HUT : Sdri. Margareta Kwalik
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan 2
Doa Pemuridan
Seminar pembukaan semester STAR
Tema : Happiness in psychology, philosophy
and theology perspective
Oleh: Ev. Leonard Sidharta, B.A., Ph.D
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri
Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96
FM
Sakramen Perjamuan Kudus KU 1, 2 dan 3
HUT : Bp. Agus Swandono
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat
mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan
menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan
kepada Tuhan dan sesama.”
30
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 31 Juli 2016
Penatalayanan
Tema
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 09.30)
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
A n t i Te r h a d a p A n t i n o m i a n i s m e ( R o m a 6 : 1 5 - 2 3 )
Pengkhotbah
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Pelayan
Musik
Pelayan
LCD
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum
III
Ibadah
Umum II
Bp. Willy TW
Sdri. Laura
Sdr. Ikhsan
&
Sdr. Michael
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Haris
Sdr. Toni
Sdr. Lutfi
Gabung
Ibadah
Umum
Pdt. Novida Lassa, M.Th
Sdri. Melissa
Sdr. Kevin
Sdri. Victoria
Sdri. Lia
Sdr. Ishak
Bp. Haryadi
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Hizkia
Sdri. Marlin
Ibu Yen
Bp. Donny
Yen
Ibu Fenissa
Sdr. Budi S
Sdr. Alwen Bp. BudioSdr. Ishak
no
Sdri. Lisa
Sdri. NataIbu Herlin Ibu Endang
lia
Ibu Yuli
Ibu Hana
Ibu Stevra
Sdri. Clara
Sdri. Olin
Doa Syafaat
Ibu Fenissa
Bp. Budiono
Ev. Heri
Sdri. Eunice
Sdri. Lia
Doa
Persembahan
Ibu Fenissa
Bp. Budiono
Ev. Heri
Ibu Stevra
Sdri. Clara
Petugas
Minggu Ini
Ibu Herlin
Bp. Budi
SG
Bp. Donny
Singer
Ibu Vena
Sdr. Andreas
Sdr. Edo
Sdri. Shinta
Sdr. Esau
Sdri. Risty
Sdri. Risty
Sdr. Dennis
31
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 7 Agustus 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
(07.00)
(Pk. 09.30)
Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 1 ( M a t 5 : 1 - 5 )
Tema
Pengkhotbah
Pdt. Novida
Lassa, M.Th
Liturgos
Ev. Heri
Pdt.
Reyco
Wa t t i m u r y,
S.Th
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Bp.
Felix
Phandean
Ibu Ike
Ibu Wilis
Sdri. Debbie
Sdri. Jane
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Vino
Sdr. Hizkia
Pelayan
Musik
Sdr. Ikhsan
Sdr. Ikhsan
Sdr. MiSdr. Michael
chael
Sdr. Calvin
Sdr. Calvin
Sdr. Faith
Sdr. Faith
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Haris
Sdr. Yoga
Sdr. Toni
Pelayan
LCD
Sdr. Daniel
Sdr. Evan
Sdr. Kevin
Bp. Santoso
Bp. Eddy S
Ibu Sisca
Ibu Herlin
Sdr. Aaron
Sdri. Angie
Sdri. Dewi
Sdri. Fancy
Sdri. Zizi
Sdri. Karina
Sdri. Regina
Sdr. Sebastian
Sdr. Andi
Sdri. Eunice
Sdr. Efraim
Sdri. Stevani
Doa Syafaat
Bp. Santoso
Ev. Dodik
Ev. Heri
Ibu Wilis
Sdri. Debbie
Doa
Persembahan
Bp. Santoso
Ev. Dodik
Ev. Heri
Sdri. Eunice
Sdr. Efraim
Petugas
Minggu Ini
Ibu Herlin
Ev. Dodik
Ev. Heri
Sdri. Krisna
Sdr. Yori
Sdr. Daniel
Sdri.
Jachinta
Sdr. Andrew
Sdri. Risty
Sdri. Dorkas Eppa
Sdri. Virgin
Sdr. Fredy
Sdri. Virgin
Penyambut
Jemaat
Singer
Gabung
Ibadah
Umum
Sdri. Marlin
32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
31 Juli 2016
Penatalayanan
7 Agustus 2016
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
(Pk. 09.30 WIB)
Kak Kezia
Pujian Gabung Umum
Pelayan Musik
Doa Pra/Pasca SM
Kak Fenny
Tema
Saulus Menjadi Percaya
Sion
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Vena
Nazareth
Kak Dessy
Betlehem
Kak Debby
Kak Vika & Kak Budi
Kak Suani
Bazaar Sekolah Minggu
Tema : Christian Character
Ev. Yohanes Dodik
IBADAH PEMUDA
Sdr. Nies
Sabtu, 30 Juli 2016
(Pk. 18.00 WIB)
Sabtu, 6 Agustus
2016
(Pk. 18.00 WIB)
Tema
Pengkhotbah
Litrugos
Pelayan Musik
Pelayan LCD
Hangout
Gabung seminar pembukaan STAR
Penyambut Jemaat
Petugas Doa
Singer
33
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 24 Juli 2016
28 orang
Umum 2
Minggu, 24 Juli 2016
67 orang
Umum 3
Minggu, 24 Juli 2016
88 orang
Remaja
Minggu, 24 Juli 2016
28 orang
Pemuda
Minggu, 24 Juli 2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 24 Juli 2016
34 orang
SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 24 Juli 2016
42 orang
SM : 2 orang
POS Batam
Minggu, 24 Juli 2016
20 orang
SM: 73 orang
Remaja: 36 orang
SM: 34 orang
34
Download