G K RI EXODU S A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Persembahan Liturgos & Jemaat Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Petugas Doa Pengkhotbah Hamba Tuhan GKRI Exodus GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com 2 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Anti Terhadap Antinomianisme (Roma 6:15-23) Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M S ebuah pepatah populer mengatakan: “efek samping suatu obat kadangkala lebih buruk daripada penyakit asal.” Persoalan lama tidak sepenuhnya hilang. Hanya berganti wujud. Itulah yang kadangkala terjadi dalam kerohanian. Sejarah mencatat bahwa sebagian orang Kristen telah terjebak pada antinomianisme (anti = melawan, nomos = hukum, isme = ideologi), yaitu sebuah ideologi yang mengajarkan bahwa orang Kristen tidak perlu menaati hukum apapun. Orang Kristen sudah dimerdekakan dari Hukum Taurat, karena itu mereka tidak lagi terikat oleh Taurat. Pertanyaan antisipatif (ayat 15) Surat Roma diwarnai dengan gaya diatribe, yaitu semacam dialog imajiner. Paulus menyatakan suatu kebenaran, lalu ia mengantisipasi keberatan orang dengan cara mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang akan ia jawab dalam uraiannya. Strategi sastra ini sangat jitu. Apa yang dikatakan Paulus di pasal 3:21-5:21 bisa menimbulkan kesalahpahaman. Jika orang berdosa diselamatkan karena iman dan bukan karena perbuatan baik, apakah mereka masih perlu berbuat baik? Jika orang3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ orang Kristen tidak lagi di tama, dari sisi konsekuensi dosa (ayat bawah kuasa Taurat, apakah 16, 21). Dengan menggunakan ilustramereka masih dituntut un- si dari konsep perbudakan kuno pada tuk menaatinya? zaman Romawi, Paulus menjelaskan bahwa perhambaan di bawah dosa akan Apa yang diantisipasi Paulus merupa- menghasilkan kematian. Konsekuenkan bahaya umum yang kerap terjadi. si perbuatan dosa bukan hanya pada Jemaat di Galatia ditegur dan dinasihati fakta perhambaan saja (kehilangan kesupaya tidak menggunakan kebebasan bebasan), tetapi juga pada akibat (lihat di dalam Kristus sebagai kesempatan dua kata depan eis yang menyiratkan untuk berbuat dosa (Gal 5:13). Beber- tujuan dalam ayat ini) yang ditimbulapa jemaat Korintus bukan hanya ber- kan dari ketaatan tersebut. Orang yang buat dosa, tetapi mereka bahkan meny- terus berbuat dosa akan mengalami keombongkan dosa itu (1 Kor 5:1-2). Kita matian. pun tidak jarang menemukan beberapa orang Kristen yang me(nyalah)gu- Kematian di ayat 16 dan 21 sangat munnakan teks Alkitab untuk membenar- gkin merujuk pada kematian kekal, sekan perbuatan mereka yang keliru. Apa bab dikontraskan dengan kehidupan yang benar bisa digunakan secara tidak kekal (bdk. ayat 22-23). Kematian ini benar. Begitu pula dengan kebebasan pasti melibatkan kematian spiritual di dalam Kristus. di masa kini dan kematian fisik, tetapi penekanan terletak pada kematian Orang Kristen bukan penganut kekal. Mereka yang terus menerus hidup di dalam dosa berarti belum pernah antinomianisme (ayat 16-23) dibebaskan dari perbudakan dosa. MerKebebasan bukan kekacauan. Mereka eka yang belum dibebaskan dari dosa yang mengagungkan kebebasan sering- akan menuju pada kebinasaan kekal. kali justru diperhamba oleh kebebasan itu. Kebebasan di dalam Kristus adalah Konsekuensi lain yang dipikirkan oleh untuk disyukuri, bukan dimanipulasi. Paulus adalah malu (ayat 21). Ungkapan “merasa malu sekarang” mengasumDalam teks ini Paulus memberikan dua sikan perspektif pertobatan. Sesudah alasan mengapa orang-orang Kristen berada di dalam Kristus, orang-orang tidak boleh berbuat sembarangan. Per- percaya melihat dosa dengan cara yang baru. Mereka tidak lagi membangga4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ kan dosa, melainkan merasa hamba kebenaran. malu. Tidak seperti ketaatan pada Allah yang berbuahkan pengudusan (ayat 22), ketaatan pada dosa hanya menghasilkan kecemaran yang berujung pada kematian. Dosa adalah wujud perbudakan yang buruk, sehingga sepatutnya mendatangkan malu pada yang melakukannya. Kedua, dari sisi status orang Kristen (ayat 17-20, 22). Dalam bagian ini Paulus beberapa kali menegaskan bahwa orang-orang Kristen sudah mengalami perubahan status. Dahulu mereka adalah hamba dosa, namun sekarang menjadi hamba kebenaran (ayat 18-19) atau hamba Allah (ayat 22). Bentuk kata kerja pasif “telah dimerdekakan” (ayat 18, 22) mengasumsikan Allah sebagai subjek. Status yang baru ini bukan hasil upaya orang berdosa. Allah yang lebih dahulu melepaskan mereka dari perbudakan dosa, sehingga mereka mampu hidup sebagai Tanggung-jawab manusia bukan mengubah status. Itu murni hasil anugerah Allah (ayat 23b). Walaupun demikian, hamba Allah dituntut untuk hidup sesuai dengan statusnya. Kesesuaian ini diwujudkan dalam bentuk ketaatan yang sungguh-sungguh terhadap pengajaran rasuli (ayat 17b). Yang dipentingkan di sini adalah kesungguhan (“dengan segenap hati,” lit. “bersumber dari hati”) dan ukuran kebenaran (“yang telah diteruskan kepadamu”). Bukan ketaatan yang munafik atau legalistik. Bukan ketaatan yang dinilai dari patokan yang keliru. Wujud kesesuaian yang lain adalah penyerahan seluruh hidup untuk Allah (ayat 22). “Anggota-anggota tubuh” di sini mungkin merujuk pada aspek fisik manusia yang dikontraskan dengan aspek batiniah di ayat 17b (“segenap hati”). Kesungguhan dalam hati perlu dibuktikan melalui tindakan yang konkrit. Penerimaan ajaran yang benar perlu dimanifestasikan melalui ketaatan yang praktis. Ini bukan hanya tentang hati (heart) atau pikiran (head), tetapi juga tindakan (hands). 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Tidak ada netralitas dalam spiritualitas Kontras antara hamba dosa dan hamba kebenaran dalam Roma 6:15-23 muncul berkali-kali. Ini merupakan sebuah penekanan. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa setiap manusia hanya diperhadapkan pada dua pilihan yang eksklusif satu sama lain. Tidak memilih yang satu berarti memilih yang lain, begitu pula sebaliknya. Tidak ada netralitas. Keengganan untuk menjadi hamba kebenaran bukan menuju pada netralitas, melainkan pada perbudakan dosa. Hamba kebenaran atau hamba dosa. Kehidupan atau kematian. Pengudusan atau kecemaran. Tidak ada jalan tengah. Di manakah Saudara berdiri saat ini? Apakah Saudara berhasrat kuat untuk melayani kebenaran? Jika tidak, berarti Saudara sedang berhasrat untuk kebalikannya. Kiranya khotbah hari ini menegur kita. Kiranya kekudusan firman-Nya menyelidiki hati kita yang terdalam. Kiranya ada pertobatan yang sungguh. Kiranya ada ketaatan yang tulus dari hati kita. Soli Deo Gloria. 6 e Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING MAGZ POKOK DOA SYAFAAT 1. Doakan HUT GKRI Exodus ke-24, pada tanggal 14 Agustus Pk. 17.00 • Doakan untuk panitia yang mempersiapkan acara. Kiranya Tuhan memberikan hikmat di dalam seluruh persiapan. • Doakan agar melalui acara ini jemaat ditransformasi agar memiliki hidup dan pelayanannya lebih efektif. 2. Pembukaan STAR, pada tanggal 6 Agustus 2016 Pk. 18.30 • Doakan untuk pembicaranya: Ev. Leonard Sidharta di dalam mempersiapkan diri. • Doakan agar banyak jemaat Tuhan yang rindu hadir dan diberkati di dalam acara ini. KATEKISMUS HEIDELBERG Pertanyaan 74: Apa itu pengudusan? Jawaban Pengudusan ialah tindakan rahmat Allah. Olehnya, mereka yang telah dipilih Allah sebelum dunia dijadikan agar menjadi orang kudus, dibarui dalam zaman, sebagai manusia seutuhnya, menurut gambar Allah, oleh karya Roh-Nya yang kuat-kuasa, yang membuat kematian dan kebangkitan Kristus menjadi milik mereka. Benih penyesalan yang membawa kepada kehidupan, dan semua anugerah- yang menyelamatkan lainnya, ditaburkan ke dalam hati mereka, dan anugerah- anugerah itu dibangkitkan, ditambahkan, dan dikuatkan begitu rupa, sehingga mereka semakin mati bagi dosa dan dibangkitkan dalam hidup yang baru. a. Efe 4:23-24. b. Efe 1:4; 1Ko 6:11; 2Te 2:13. c. Rom 6:4-6. d. Kis 11:18; 1Yo 3:9. e. Yud 1:20; Ibr 6:11-12; Efe 3:16-19; Kol 1:10-11. f. Rom 6:4; Gal 5:24. 7 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Mengatakan kejujuran : Pengakuan M ereka tidak pernah mengakui kesalahan. Mereka ahli dalam menyalahkan orang lain. Mereka pintar melebih-lebihkan tuduhan kesalahan. Mereka ahli dalam memberi alasan yang melayani diri. Mereka menyimpan daftar kesalahan dengan baik. Mereka tidak sadar kalau mereka terbiasa berbuat kasar dan berselisih. Dapat dimengerti ketika mereka menemui saya, mereka merasa tidak ada harapan. ji itu memudar. Tidak lama kemudian mereka berada di tempat yang sama lagi. Semua komitmen mereka untuk berubah telah ditumbangkan oleh satu hal: matikan fokus terhadap yang lain dan fokuskan pada diri sendiri. Maksudnya: tidak ada perubahan yang terjadi dalam pernikahan yang tidak dimulai dari pengakuan. Mereka mengatakan pada diri mereka bahwa mereka akan melakukannya dengan lebih baik. Mereka berjanji akan… mereka memutuskan untuk… Tetapi tidak lama kemudian semua jan- (1) Merupakan suatu anugerah untuk membedakan benar dan salah. Alkitab merupakan alat ukur yang paling tepat dari Allah. Kita dapat melihat diri kita dan pernikahan kita, apakah kita sudah Anugerah Pengakuan 8 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ berada pada ukuran yang sesuai dengan standar Allah. Mata yang tercelik untuk melihat dengan jelas dan hati yang terbuka untuk menerima dengan rela merupakan tanda yang pasti dari anugerah Allah. erung melihat kelemahan dan kegagalan dari pasangan kita lebih besar. Kita mulai berpikir bahwa kita lebih benar dari pada pasangan kita. Jika kita yakin bahwa kita benar, kita tidak menginginkan perubahan maupun pertolongan. (2) Merupakan suatu anugerah untuk mengerti konsep dari dosa yang tinggal di dalam diri. Alkitab memanggil kita untuk rendah hati mengakui bahwa masalah terbesar, terdalam, dan paling berdiam dalam kita, yang setiap kita hadapi ada di dalam diri kita, bukan di luar diri kita. Alkitab menamakan masalah itu – dosa. (5) Merupakan suatu anugerah untuk melihat diri kita dengan tepat. Banyak orang yang sudah menikah seperti orang Farisi di Bait Allah yang bersyukur kepada Allah bahwa ia tidak seperti orang-orang berdosa lain di sekitarnya. Mereka membutuhkan anugerah dari penilaian diri yang tepat. (6) Merupakan suatu anugerah untuk rela mendengar dan mempertimbangkan kritik dan teguran. Dibutuhkan anugerah untuk mendiamkan pikiran kita, untuk memusatkan perhatian kita, dan untuk membereskan hati kita sehingga kita benar-benar dapat menerima pertolongan yang Allah tawarkan bagi kita. (3) Merupakan suatu anugerah untuk memiliki hati nurani yang berfungsi dengan baik. Kepekaan merupakan pintu masuk kepada perubahan. Perubahan selalu dimulai dengan ketidakpuasan, dan ketidakpuasan pribadi selalu mulai dari hati nurani yang peka terhadap kesalahan. Dari sini keluarlah keinginan untuk berubah dan keresahan yang mengakibatkan kita ingin (7) Merupakan suatu anugerah untuk menjangkau pertolongan, dari Allah tidak dilumpuhkan oleh penyesalan. dan orang lain. “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru” (Why 21:5). Anda tidak (4) Hanya anugerah yang melindungi dikutuk selama-lamanya karena kekita dari pembenaran diri. Kita semua salahan Anda. Apa yang rusak dapat menderita kebutaan rohani dalam ting- diperbaiki. Selagi kita menghadapi kat tertentu – yaitu kita tidak melihat penyesalan, kita bermandikan pendiri kita sendiri secara tepat, kita cend- gampunan dan kemudian berbalik ke9 e MAGZ Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E pada hidup dengan cara yang baru, berpegang pada kuasa yang merupakan milik kita sebagai anak-anak Allah. (8) Merupakan suatu anugerah untuk mengetahui bahwa kita dapat menghadapi kesalahan kita karena Kristus telah mengangkat rasa bersalah dan rasa malu kita. Yesus tidak melakukan ini bagi diri-Nya; semuanya itu dilakukan untuk kita. Mengapa? Supaya rasa bersalah dan rasa malu tidak mengekang kita; sehingga dengan keberanian kita dapat mengatakan, “Kamu benar, aku salah, dan aku butuh pengampunanmu.” juran. Ini berarti bahwa sebelum kita dapat berbicara mengenai masalah hati orang lain, kita pertama-tama perlu berhadapan dengan luka, kemarahan, dan kepahitan dari hati kita sendiri. (2) Kami akan rendah hati ketika disingkapkan. Hal ini berarti mendiamkan suara-suara dari sistim pembelaan batin kita. Kerendahan hati berarti kerelaan untuk melihat diri di cermin Firman Allah dan bersukacita bahwa apapun yang kita lihat sudah ditutup oleh darah Yesus. (3) Kami tidak akan mencari-cari alasan. Penolakan untuk mencari-cari alaKebiasaan sehari-hari dari gaya san berarti menolak dorongan untuk membangun alasan bagi pembenaran hidup pengakuan. (1) Kami akan jujur dengan penuh kita. Hal ini berarti menolak untuk kasih. Pengakuan membutuhkan keju- menyerang balik. (4) Kami akan mengakui kesalahan dengan cepat. Kita menolak untuk mencibir, tinggal dalam luka, kemarahan, dan balas dendam. Ketika kita berbuat salah, kita akan dengan cepat mencari pengampunan dan perdamaian. Jika kita diperlakukan tidak benar, kita akan membuat pendekatan di dalam semangat pengampunan dan harapan. Kita menolak untuk membiarkan “matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” (Ef 4:26). 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ (5) Kami akan mendengar dan menguji. Setiap kita harus bekerja untuk mendiamkan emosi dan kecenderungan pembenaran diri dari hati kita. Kita semua perlu menuntut diri kita untuk mendengar dengan jelas dan berpikir dengan cermat. Hal ini mengenai menjadi siap, rela, dan menunggu untuk belajar halhal baru mengenai diri kita dan pernikahan kita yang akan memimpin kepada pertumbuhan dan perubahan yang bertahan. (6) Kami akan menyambut pengakuan dengan dorongan. Tidak ada hal yang menghancurkan gaya hidup pengakuan lebih cepat daripada penghakiman. Kita ingin orang lain untuk merasakan sakitnya juga. Jika Allah hanya seorang hakim, tidak ada seorangpun yang akan mengakui apapun kepada-Nya. Kebaikan-Nyalah yang membawa kita bertobat. Kasihnya menarik kita. Jadi kita lari kepada-Nya bukan dari-Nya. (7) Kami akan sabar, bertekun, dan lemah lembut dalam menghadapi kesalahan. Fakta dari masalahnya adalah perubahan seringkali merupakan sebuah proses dan jarang sebuah peristiwa. Dia tidak pernah berjanji bahwa perubahan akan menyenangkan atau menjadi proses yang nyaman selama perjalanan panjang. Jadi, Dia memanggil kita untuk mencari cara apapun yang bisa kita kerjakan supaya dapat mewujudkan kasihnya yang mengubahkan. (8) Kami tidak akan kembali ke masa lampau. Jadi kita membangun sebuah pola tidak memendam kemarahan, di mana pengakuan, pengampunan, dan perdamaian menyelesaikan masalah-masalah, mengurangi kebutuhan untuk membahasnya lagi. Dan kita akan menolak, di saat-saat terluka dan marah, untuk membangkitkan apa yang sudah diselesaikan. (9) Kami akan menaruh pengharapan di dalam Kristus. Pengakuan adalah mengenai harapan. Pengakuan secara tidak terhindarkan membawa kita untuk berhenti berharap kepada diri kita. Jadi, kita meninggalkan harapan yang kita miliki di dalam diri kita, dan mengenakan harapan yang baru dan lebih cerah. Pengharapan ini berada pada salib Yesus Kristus. Ketika salib Kristus tergantung di atas pernikahan kita, kita hidup dan berelasi dengan cara berbeda! 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Pengakuan merupakan pintu masuk bagi pertumbuhan dan perubahan di dalam hubungan Anda. Hal ini begitu esensial. Hal itu fundamental. Tanpa pengakuan, Anda masuk ke dalam siklus dari pola yang diulang dan masuk lebih jauh ke dalam kesalahpahaman, kesalahan, dan konflik. Dengan adanya pengakuan, masa depan menjadi cerah dan berpengharapan, tidak peduli besarnya masalah yang sedang Anda hadapi sekarang. Sekarang, siapa yang tidak mau pernikahan yang seperti itu? Ringkasan Bagian Komitmen 1, Bab 5, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~ 12 e B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A MAGZ Bolehkah Anak-anak Bermain Pokemo Go? Sebuah Nasihat Untuk Orang Tua Kristen Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M (Lanjutan 24 Juli 2016) P enganut Gerakan Zaman Baru diyakinkan bahwa manusia bisa melakukan tindakan-tindakan yang luar biasa karena manusia pada dasarnya adalah allah. Manusia memiliki hakekat ilahi dalam diri mereka. Melalui disiplin diri dan kekuatan pikiran, manusia dapat mengerjakan hal-hal ajaib, seperti memadukan dan menggunakan kekuatan alam. Anak-anak yang sudah terlanjur terpikat dengan Pokemon tanpa sadar sudah membiasakan diri dengan praktik-praktik tertentu yang sarat dengan ide okultisme. Dengan memegang kartu Pokemon di tangan atau saku, mereka yakin bahwa mereka memiliki energi yang tak terbatas dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Beberapa jenis Pokemon diperintahkan untuk menyerang monster orang lain seperti layaknya seorang penyihir yang memerintahkan roh jahat un13 e MAGZ B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A tuk bertempur bagi dia. Tidak mengherankan, berbagai situs atau industri yang berkaitan dengan Pokemon sangat dekat dengan situs atau industri lain yang mengedepankan sihir dan kekuatan pikiran. Mereka berbagai dasar pemikiran yang sama. Mereka menjual daya tarik yang sama. Respons Kristiani Apa yang sudah ada dalam permainan Pokemon yang lama dimunculkan kembali dalam Pokemon Go. Beberapa variasi dan modifikasi tentu saja diberikan, tetapi secara umum konsep yang diusung dalam permainan Pokemon tetap sama. Hanya penggunaan realita virtual yang dapat dikatakan benar-benar baru. Jika benar demikian, apakah Pokemon Go merupakan permainan yang aman bagi anak-anak? Apakah kita seharusnya mengizinkan anak-anak kita memainkan Pokemon Go? Saya menganjurkan agar orang tua Kristen menghindari dua ekstrim: terlalu melindungi (over-protective) dan terlalu membiarkan (over-permissive). Yang satu berarti melarang anak-anak memainkan permainan apapun yang duniawi. Yang kedua berarti memberi kebebasan tanpa batas dan tanpa pantauan kepada anak-anak. Di satu sisi, kita tidak mungkin mengisolasi anak-anak dari berbagai pemikiran duniawi yang ada di sekitar kita. Mereka pasti bersentuhan dengan TV, video game, game online, iklan, dsb. Ada peperangan konsep yang terjadi setiap hari. Tugas orang tua bukanlah menjauhkan anak-anak dari semua itu (ini mustahil untuk dilakukan). Tugas utama orang tua adalah mengajarkan prinsip-prinsip theologis yang alkitabiah, sehingga anak-anak mampu menimbang dan mengevaluasi setiap konsep duniawi yang ada. 14 e B o l eh k ah an ak - an ak b e r m ai n p o ke m o n G O ? | #Q and A MAGZ Untuk mencapai ini diperlukan kebersamaan dan bimbingan. Orang tua perlu meluangkan waktu mempelajari dan mencoba berbagai permainan yang sedang digandrungi oleh anak-anak dan remaja. Jika kita tidak pernah mengenali permainan-permainan itu, bagaimana kita bisa membimbing anak kita untuk menilai sebuah permainan secara tepat? Permainan yang buruk justru menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak tentang dunia yang sudah rusak oleh dosa dan memerlukan penebusan Kristus. Bersambung.............. 15 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 24 Juli 2016) Berdiamnya Roh Kudus di dalam orang percaya 2 Korintus 5:14-15 menyatakan bahwa “kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”ayat ini adalah contoh laindari bagian Alkitabyang jika dibaca sekilas tampaknya mendukung konsep mengenai penebusan yang bersifat universal, tetapi pada kenyataannya sangat berbeda. Sering kali kalimat ”Kristus telah mati untuk semua orang” yang Paulus gunakan dikutip sebagai bukti dari penebusan yang bersifat tak terbatas – bahwa Kristus mati untuk setiap orang. Namun bila kita mempelajari ayat-ayat ini secara mendalam, maka kita akan melihat bahwa maksud Paulus berbeda dari anggapan tersebut. 16 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Perhatikan khususnya kata “maka” dalam ayat tersebut di atas. Paulus menulis “satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Terdapat hubungan yang tak terpisahkan antara “kematian Kristus” dan “kematian semua orang”. “kata “maka” menunjukkan hubungan sebab-akibat. Karena itu, klausa “semua orang sudah mati” tidak mungkin merujuk kepada kematian alamiah dari semua orang, karena kematian Kristus bukan penyebab dari kematian fisik manusia. Klausa “semua orang sudah mati” menunjuk kepada kematian secara rohani dari orang-orang percaya. Kematian ini sama dengan yang disebut dalam Roma pasal 6, dimana Paulus bahwa orangorang percaya telah dibaptiskan kedalam, atau disatukan dengan, kematian Kristus. Mereka telah mati terhadap dosa karena pekerjaan Roh Kudus di dalam hari mereka. Kita jelas tahu bahwa tidak semua orang mengalami kematian ini. Banyak orang yang hidup di dalam dosa, mereka tidak mati terhadap dosa. Maka kita tidak dapat mengatakan bahwa Kristus telah mati bagi mereka. Karena terdapat hubungan yang tak terpisahkan antara kematian Kristus dan kematian orangorang yang baginya Kristus mati: “Ia sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.” Kita mengetahui dengan jelas bahwa semua orang disini berarti semua orang percaya – bukan semua orang, kaum reprobat dan kaum pilihan, karena kaum reprobat tidak pernah mati terhadap dosa. Lebih lanjut Paulus menulis, sejalan dengan Roma 6, bahwa bila orang-orang percaya telah mati terhadap dosa, mereka akan dihidupkan dalam Kristus. Bila mereka secara rohani akan dikuburkan bersama Kristus, maka mereka secara rohani akan dibangkitkan bersama Kristus. (meskipun dalam bagian ini Paulus tidak membahasnya, namun dari Alkitab kita tahu bahwa hal itu hanya dapat terjadi karena karya Roh Kudus.) kemudian Paulus melanjutkan dan menyatakan bahwa kasih Kristus kepada orang-orang percaya seharusnya mendorong mereka untuk hidup saleh, bagi “Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” Dalam 2 Korintus 5:14-15 terdapat rangkaian peristiwa yang saling terikat erat: (a) Kristus mati bagi semua orang percaya; maka, (b) di dalam Kristus semua orang percaya mati secara rohani; dan (c) di dalam Kristus mereka dibangkitkan secara rohani. Bila kita membuat pernyataan (a), maka (b) dan (c) harus mengi17 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ kutinya. Maka dalam ayat ini tidak disebut-sebut tentang dunia atau orang-orang yang tidak percaya, tetapi tentang orang-orang yang mati terhadap dosa, dibangkitkan secara rohani di dalam Kristus dan hidup bagi Dia. Jadi, kata “semua orang” dalam “satu orang sudah mati untuk semua orang” (2 Kor. 5:14-15) menunjuk pada semua orang. Ini berarti bahwa penebusan bersifat terbatas dalam jangkauannya. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 18 e S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW MAGZ S i a pa k a h F i r a u n it u? (Lanjutan tgl 24 Juli 2016) 5. Kel. 1:8-22; 2:1-15 R dak diketahui namanya) yang berkuasa di Mesir. 7. Kel. 5:1-14:31; Neh 9:10; Maz. 135:9; 136:15; Roma 9:17; Ibr. 11:27 Firaun yang berkuasa saat Israel meninggalkan perbudakan di Mesir dan akhirnya binasa di Laut Teberau kemungkinan adalah Meneptah I, anak tertua dari Rameses II. Dia tinggal di Zoan, tempat dimana dia berbicara dengan Musa dan Harun (Kel. 7). 1 Raja 3:1; 7:8; 9:16,24 ameses II, anak Seti I kemungkinan adalah raja Mesir yang menindas orang Ibrani yang ada di Mesir hingga Musa melarikan diri ke Midian. Dan selama Musa berada di Midian, Rameses mati (setelah 67 tahun pemerintahannya), bdg. Kel. 2:23. Dan sebelum Musa kembali ke Mesir dari Midian, ada seorang raja Mesir (tidak diketahui namanya) yang berkuasa di Mesir. Kel. 2:24-4:19 Raja yang berkuasa dan sekaligua menjadi mertua Salomo kemungkinan adaDan sebelum Musa kembali ke Mesir lah Haremheb. Hal ini didukung oleh dari Midian, ada seorang raja Mesir (ti- fakta bahwa raja pendahulunya, seperti 19 e S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW MAGZ Amenhotep III, tidak mengijinkan anak perempuannya dikawinkan dengan orang di luar Mesir (raja Mitanni meminta anak gadis Amenhotep sebagai materai persaudaraan di antara mereka). Pada masa pemerintahan Haremheb-lah baru diijinkan seorang putri Mesir untuk kawin dengan bangsa lain dengan pertimbangan: 2 Taw. 14:9-15 Haremheb tidak langsung memiliki darah ningrat sehingga dia tidak terbebani dengan keputusannya; Haremheb adalah seorang yang praktis. Karirnya dimulai di bidang militer dan menjadi kepala pasukan Mesir; Dari segi militer, posisi Mesir saat itu tidak terlalu kuat sehingga bentuk perdamaian dengan bangsa lain, misalnya dengan memberikan anak gadisnya untuk kawin dengan raja lain yang lebih kuat, akan sangat menguntungkan bagi Mesir; Tirhaka, raja Etiopia dan Mesir, adalah raja yang berkuasa saat Hizkia mempercayakan diri dan kerajaannya terhadap serangan Sanherib 14. 2 Raja 23:29-30; 2 Taw. 35:20-24 Nekho, raja Mesir yang mengalahkan dan membantai Yosia di lembah Megido Zerah (para ahli sejarah memanggilnya dengan Osorchon) adalah raja atas Mesir dan Etiopia pada jaman Asa 2 Raja 17:4 So (Sevechus) adalah raja Mesir yang hidup sejaman dengan Ahaz dan Hosea 2 Raja 18:21; 19:9; Yes. 37:9 15. Yer. 37:1-5; 47:1; Yeh. 29:21 H o f ra, raja Mesir yang hidup sejaman dengan Nebukadnezar. Ia adalah cucu dari Nekho. Zedekia, raja Yehuda bekerja sama dengannya untuk melawan Nebukadnezar dan dia berhasil mengusir keluar orang Asyur (Yer. 37:11), mengambil Sidon dan Tirus dan membawa jarahan besar ke Mesir. 1 Raja 11:18-22, 40; 14:25; 2 Taw. 12:2 Sisak, raja Mesir, adalah salah satu musuh raja Salomo pada akhir hidupnya. Dan sejak ini nama-nama Firaun/raja Mesir, disebutkan. 1 Taw. 4: 18 NK_P Anak Firaun (tidak diketaui namanya), Bica, kawin dengan Mered, salah seorang keturunan Yehuda. 20 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ KONVERSI (Lanjutan tgl 24 Juli 2016) harapan karena kita berharap pada Allah akan menghidupkan benih ini dan Ketidaksukaan masa kini terha- memberinya tubuh yang benar.” dap konversi Melawan penggunaan paksaan dan semangat yang tidak pantas untuk ingin selalu menang, kita bisa menyambut penegasan J.C. Hoekendijk bagi kualitas yang berlawanan, “Menjadi sama dengan menabur dan menunggu dalam rasa hormat yang penuh dengan kerendahan hati, karena benih yang kita tabur perlu mati dulu. Dalam peng- Jika kesombongan social dan bentuk yang salah dari penginjilan adalah dua alasan mengapa “konversi” ditolak, maka yang ketiga adalah pengajaran sinkretisme dan universalisme. Sinkretisme mengatakan bahwa tidak ada agama yang paling benar, sedangkan universalisme menyatakan bahwa tidak ada manusia yang terhilang. Bentuk yang paling umum yang disajikan bagi 21 e MAGZ B AB V | #MI S S I O N ide-ide tersebut pada masa kini adalah bentuk yang sepertinya meninggikan karya Yesus Kristus. Sebagai contoh, salah satu komisi kerja mempelajari “struktur misi jemaat” di Bosey tahun 1964, melaporkan, “Penderitaan dan Kebangkitan Yesus adalah Keselamatan bagi semua manusia. Sekarang semua manusia telah diselamatkan dari pebudakan dan dibawa ke dalam perjanjian dengan Allah. Dengan membangkitkan Manusia Baru, yaitu Yesus Kristus, semua manusia telah dimasukkan menjadi anggota dari kemanusiaan baru ini.” Kita diberitahu bahwa “terjadi diskusi yang panjang terhadap paragraph ini” dan beragam tambahan diusulkan. Namun, tetap saja tidak berubah, sebuah penyataan tanpa kompromi tentang keselamatan bagi semua manusia telah diberikan oleh Yesus Kristus. Jika memang benar semua manusia telah diselamatkan, maka satu-satunya fungsi yang tersisa bagi “penginjilan” adalah memperkenalkan kabar baik ini kepada yang belum tahu dan “konversi” tidak lagi merupakan suatu perubahan selain kesadaran manusia akan identitasnya yang sebenarnya. Namun Kitab Suci tidak mendukung pandangan ini. ti pernah dikatakan, “Allah yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya” dan “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus” (2 Kor 5:18-19). Namun ini tidak berarti bahwa semua manusia sudah betul-betul diperdamaikan dengan Allah. Karena Dia sekarang ini memasukan kita ke dalam pelayanan dan pemberitaan pendamaian. Dan pelayanan dan pemberitaan ini bukanlah untuk menginformasikan kepada orang-orang bahwa mereka telah diselamatkan, tetapi meminta mereka dalam nama Kristus untuk: “Diperdamaikan dengan Allah.” Apa gunanya seruan tersebut jika orang-orang yang mendengarnya ternyata sudah diperdamaikan dengan Allah, hanya saja mereka belum menyadarinya. Kita tidak boleh menjelaskan karya pendamaian Allah di dalam dan melalui Kristus dalam cara yang menghilangkan kebutuhan masa kini bagi orang-orang untuk diperdamaikan dengan Allah. Seperti penyataan James Denney, “Melalui sesuatu yang telah dicapai lewat salib-Nya, sehingga Kristus bisa berseru seperti itu kepada kita dan memenangkan respon yang melaluinya kita menerima pendamaian.” Memang benar bahwa Allah dikatakan Jadi jika kita benar-benar memiliki petelah melakukan sesuatu yang obyektif mahaman yang berdasarkan Alkitab, dan menentukan melalui salib. Seper- kita harus memegang dua kebenaran, 22 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ pertama, Allah yang “dalam Kristus” memperdamaikan dunia kepada diri-Nya dan kedua, kita sendiri harus berada “dalam Kristus” jika kita ingin menerima pendamaian (2 Kor 5:18-21; bdk 2 Kor 5:17; Rom 5:11). Selain itu, sudah menjadi tugas kita untuk menegaskan bahwa mereka yang kita beritakan Injil dan menyerukan seruan Allah ini memang “sedang binasa.” Kita memberitakan Kabar Baik tentang Yesus kepada mereka bukan karena mereka telah diselamatkan, tetapi agar mereka bisa diselamatkan dari kebinasaan kekal. Tanggung jawab kita adalah “memberitakan damai” dalam pengertian janji didamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus, bagi mereka yang mau percaya dan sungguh-sungguh bertobat. Memberitakan kepada mereka yang masih memberontak melawan Allah, dengan berkata, “Damai sejahtera! Damai sejahtera!” Ingatlah Injil membawa peringatan sekaligus janji, penyataan dosa dan pengampunan (Yoh 20:23). Bersambung....... 23 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 1 Agustus 2016 KUASA MENAKLUKAN DOSA (Bacaan: 1Yohanes 2: 7-17) Seorang pemuda mengalami penolakan dari orang tuanya, kelahirannya tidak dikehendaki mereka. Itu sebabnya dia menyimpan banyak kepahitan. Pada suatu hari pemuda ini bertobat dan hidup dalam Kristus. Sejak itu ia ia memiliki projek rohani yang baru yaitu belajar mengasihi kedua orang tuanya. Tak mudah baginya untuk mengubah kebencian yang ada dalam hatinya menjadi kasih sejati. Namun kasih Kristus dalam dirinya terus menguatkan dia untuk belajar mengasihi. Bertahun-tahun setelah itu, kedua orang tuanyapun menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan mereka. Tuhan memakai kesaksian sang pemuda untuk mempertobatkan kedua orang tuanya. Mereka mengalami betapa besar kasih sang putera kepada mereka. Hanya kasih Kristus yang mampu mengubah kebencian menjadi kasih. Dosa kebencian dan dendam seringkali menjadi dosa yang sulit dilepas oleh beberapa orang Kristen. Mereka bukannya tidak mau mengampuni, namun mereka mengalami kesulitan untuk mengampuni orang yang telah melukai mereka. Di dalam ayat 9 Yohanes berkata: “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang”. Dengan kata lain orang yang sudah berada dalam terang pasti diberikan kemampuan untuk mengasihi dan mengampuni. Cengkraman dosa memang kuat namun kuasa pengampunan Allah membuat cengkraman itu lepas. Konsep ini penting dimiliki oleh umat Allah, agar ia menyadari bahwa Allah telah memberikan kepada kita kuasa untuk menaklukan dosa. 24 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 2 Agustus 2016 TETAP HIDUP (Bacaan: 1 Yohanes 2: 15-17) Orang percaya mudah sekali hanyut terbawa arus dunia. Dosa membuat manusia terjerumus ke dalam perbudakannya sehingga semakin sulit melakukan apa yang benar. Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk kembali kepada kebenaran sejati di dalam Kristus. Ada 3 dosa yang disebutkan di dalam teks ini, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Keinginan daging adalah segala sesuatu yang tidak takluk kepada hukum Allah, dan oleh karenanya menjadikan kita sebagai seteru Allah (Roma 8:6-7). Rasul Paulus menunjukkan perbuatan-perbuatan di dalam daging itu dalam Galatia 5:19-21, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Keinginan mata adalah Orang yang terikat kepada berkat-berkat duniawi dan menggunakan TUHAN untuk mendapatkan berkat-berkat duniawi. Keangkuhan hidup adalah rendahnya pengakuan akan Allah dalam pencapaian yang dimiliki. Mempraktekan tiga dosa ini menunjukan sebuah fakta bahwa orang ini tidak mengasihi Allah (ay.15). Mengejar apa yang diinginkan daging dianggap kebahagiaan oleh beberapa orang, namun Firman Tuhan memberikan informasi yang penting bagaimana akhir dari pengejaran itu, “Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya”(ay.17). Akhir dari pencarian semua yang bersifat kedagingan adalah “lenyap”. Marilah kita menyerahkan dan menggunakan seluruh anggota tubuh kita untuk kebenaran, dan bukan sebaliknya, karena orang yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya. 25 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 3 Agustus 2016 BEBAS DARI DOSA (Bacaan: 1 Yohanes 3: 1-6) Seorang anak lahir dalam sebuah keluarga miskin di kota Naples, Italia. Untuk menopang ekonomi keluarganya, dia harus menghabiskan masa anak-anaknya dengan bekerja berjam-jam setiap hari di sebuah pabrik es. Meski miskin, anak laki-laki tersebut memiliki cita-cita sebagai seorang penyanyi. Saat berusia 10 tahun dia mengikuti kursus menyanyi namun ia dihina oleh gurunya “kamu tidak bisa menyanyi, kamu bahkan tidak memiliki suara. Suaramu seperti suara angin di dalam orgel” (bentuk lama dari organ). Meski demikian, ibu anak tersebut tidak menyerah. Dia yakin dengan talenta anaknya. Dengan memeluk anaknya dia berkata: “Anakku, aku akan mengorbankan apa saja agar kamu bisa dilatih.” Beberapa tahun kemudian anak tersebut menjadi penyanyi besar tingkat dunia. Dia adalah “Enrico Carusol”. Iblis gencar menjatuhkan setiap anak Tuhan agar tenggelam di dalam dosa dan terseret arus dunia agar hidupnya hanya berfokus pada persoalan yang dihadapinya. Mereka melupakan tentang sebuah kebenaran yang penting, yaitu tentang status kita. Ingatlah statusmu sebagai anak Allah. Yesus Kristus telah memberikan nyawaNya bagi kita, agar kita dimerdekakan dari perbudakan dosa. Dengan senantiasa mengingat status dan konsekuensi sebagai anak Allah,kita bukan hanya dimerdekakan dari perbudakan dosa, tetapi kitapun akan belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, inilah yang akan membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus. 26 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 4 Agustus 2016 WASPADAI KESESATAN (Bacaan: 1 Yohanes 3: 7-8) Ajaran sesat yang dibahas di surat ini mengarah pada dua hal: pertama, konsep doktrinal yang sangat menyimpang; kedua, pemisahan antara status orang Kristen dan tindakan mereka. Yang termasuk kategori pertama antara lain klaim tentang ketidakberdosaan (1:8-10), penolakan terhadap inkarnasi Yesus dan status-Nya sebagai Anak Allah (4:2, 14-15; 5:6-12). Yang termasuk kelompok kedua antara lain: mengaku memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi tetap hidup dalam kegelapan dan tidak memiliki persekutuan dengan orang lain (1:5-7), mengaku mengenal Allah, namun tidak mau menaati perintah-perintah-Nya (2:34), mengklaim sebagai orang-orang yang mengasihi Allah, tetapi mereka tidak mengasihi sesamanya (4:20). Penerima surat sedang menghadapi bahaya gaya hidup antinomianistik (lit. ‘anti hukum’) yang bersumber dari kesombongan intelektual atau spiritualisme yang keliru. Maksudnya, Yohanes sedang menyerang konsep tersebut dengan menyatakan bahwa kebenaran dan gaya hidup yang benar adalah tidak terpisahkan. Mudah bagi kita untuk mendeteksi bahkan menghakimi orang yang terlibat dalam ajaran sesat kategori pertama. Namun tidak sedikit kita jatuh dalam ajaran sesat kategori dua. Bagaimana dengan hidup saudara? sudahkah saudara hidup sesuai dengan doktrin yang saudara pegang? 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 5 Agustus 2016 SOLUSI TERHADAP DOSA (Bacaan: 1 Yohanes 3: 8-10) Yohanes di dalam bagian ini menekankan sumber dari tindakan seseorang. Beberapa kali ia menegaskan bahwa barangsiapa berasal dari Allah, maka orang itu harus memancarkan sifat yang sama dengan Allah, misalnya hidup di dalam terang (1:5-7) dan kasih (4:7-8). Begitu pula dengan dosa. Di dalam ayat 12 Yohanes menerangkan bahwa pembunuhan yang dilakukan Kain bersumber dari kondisi kerohanian Kain yang sangat mengenaskan. Kain berasal dari Iblis (ayat 12a). Penyebab pembunuhan bukan hanya iri hati, tetapi segala perbuatan Kain memang sudah jahat dari semula (ayat 12b). Pendeknya, tindakan seseorang hanyalah cerminan dari hatinya, sama seperti Tuhan Yesus sendiri pernah mengajarkan: “dari buahnyalah kamu mengenal mereka” (Mat 7:16-17). Bagaimana seseorang dapat hidup dalam kebenaran? Yohanes mengajarkan dua solusi. Pertama, melalui karya penebusan Kristus (ayat 8b). Kedua, kelahiran kembali (ayat 9-10). Proses kelahiran kembali yang terjadi dalam diri kita yang paling dalam memang tidak dapat dilihat, namun akibat dari proses itu tetap tampak. Ini merupakan keunikan dari solusi Kristiani terhadap persoalan dosa. Apa yang dilakukan Kristus di kayu salib tidak akan bermanfaat apa-apa jikalau karya itu tidak teraplikasi dalam hidup kita melalui kelahiran kembali. Melalui iman yang timbul dari kelahiran kembali, orang-orang percaya dimampukan untuk mengalahkan dunia (5:4-5). 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 6 Agustus 2016 DIPIMPIN PADA SANG SUMBER KASIH (Bacaan: 1 Yohanes 3:19-24) Yohanes menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang nampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, dengan tidak mengasihi saudara dan sesama manusia seperti Kristus mengasihi seluruh manusia. Jika demikian, apakah masih layak disebut anak-anak Allah? Kasih yang tampak mustahil adalah karakter Allah sendiri, dan umat Allah diperintahkan untuk mencerminkan-Nya (ayat 23-24). Tahun 1979 Pengungsi Vietnam membeludak di Hongkong. Camp Jubilee, barak polisi berkapasitas 900 orang dipadati 8000 pengungsi. Lantai bawah gedung itu menjijikkan. Kotoran manusia menumpuk puluhan cm. Jika saat itu ada di sana, akankah Anda bergabung bersama Gary Stephens dan 30 relawan yang membersihkan kotoran manusia, memperbaiki toilet dan pipa-pipa pembuangan? Mereka membayar sendiri biaya perjalanan untuk melakukan pekerjaan yang tidak mau dilakukan orang lain itu. Para pengungsi heran. Siapa orang-orang ini? Kasih mereka bukan kasih biasa. Kasih Allah yang mengalir melalui Gary dan tim membawa banyak orang berjumpa dengan Sang Sumber kasih. Apakah ini kualitas kasih yang kita miliki hari ini? Kasih yang bersumber dari Tuhan menyanggupkan kita hidup dengan cara yang berbeda dengan dunia ini. 29 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 1 Agustus 2016 23.00 Selasa, 2 Agustus 2016 Rabu, 3 Agustus 2016 19.00 Kamis, 4 Agustus 2016 Sabtu, 6 Agustus 2016 06.00 19.00 06.00 18.30 22.00 Minggu, 7 Agustus 2016 Keterangan - Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT : Bp. Sandy Wijaya Latihan Musik KU 3 HUT : Sdr. Redemptus Andianto Indrawan HUT : Sdri. Margareta Kwalik Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan 2 Doa Pemuridan Seminar pembukaan semester STAR Tema : Happiness in psychology, philosophy and theology perspective Oleh: Ev. Leonard Sidharta, B.A., Ph.D Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM Sakramen Perjamuan Kudus KU 1, 2 dan 3 HUT : Bp. Agus Swandono Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 30 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 31 Juli 2016 Penatalayanan Tema Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 09.30) (Pk. 17.00) Cab. Bavarian (07.00) Cab. Bavarian (Pk. 09.30) A n t i Te r h a d a p A n t i n o m i a n i s m e ( R o m a 6 : 1 5 - 2 3 ) Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Liturgos Pelayan Musik Pelayan LCD Penyambut Jemaat Ibadah Umum III Ibadah Umum II Bp. Willy TW Sdri. Laura Sdr. Ikhsan & Sdr. Michael Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Haris Sdr. Toni Sdr. Lutfi Gabung Ibadah Umum Pdt. Novida Lassa, M.Th Sdri. Melissa Sdr. Kevin Sdri. Victoria Sdri. Lia Sdr. Ishak Bp. Haryadi Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Hizkia Sdri. Marlin Ibu Yen Bp. Donny Yen Ibu Fenissa Sdr. Budi S Sdr. Alwen Bp. BudioSdr. Ishak no Sdri. Lisa Sdri. NataIbu Herlin Ibu Endang lia Ibu Yuli Ibu Hana Ibu Stevra Sdri. Clara Sdri. Olin Doa Syafaat Ibu Fenissa Bp. Budiono Ev. Heri Sdri. Eunice Sdri. Lia Doa Persembahan Ibu Fenissa Bp. Budiono Ev. Heri Ibu Stevra Sdri. Clara Petugas Minggu Ini Ibu Herlin Bp. Budi SG Bp. Donny Singer Ibu Vena Sdr. Andreas Sdr. Edo Sdri. Shinta Sdr. Esau Sdri. Risty Sdri. Risty Sdr. Dennis 31 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 7 Agustus 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00) (Pk. 09.30) Uc a p a n B e r b a h a g i a : b a g i a n 1 ( M a t 5 : 1 - 5 ) Tema Pengkhotbah Pdt. Novida Lassa, M.Th Liturgos Ev. Heri Pdt. Reyco Wa t t i m u r y, S.Th Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Bp. Felix Phandean Ibu Ike Ibu Wilis Sdri. Debbie Sdri. Jane Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia Pelayan Musik Sdr. Ikhsan Sdr. Ikhsan Sdr. MiSdr. Michael chael Sdr. Calvin Sdr. Calvin Sdr. Faith Sdr. Faith Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Haris Sdr. Yoga Sdr. Toni Pelayan LCD Sdr. Daniel Sdr. Evan Sdr. Kevin Bp. Santoso Bp. Eddy S Ibu Sisca Ibu Herlin Sdr. Aaron Sdri. Angie Sdri. Dewi Sdri. Fancy Sdri. Zizi Sdri. Karina Sdri. Regina Sdr. Sebastian Sdr. Andi Sdri. Eunice Sdr. Efraim Sdri. Stevani Doa Syafaat Bp. Santoso Ev. Dodik Ev. Heri Ibu Wilis Sdri. Debbie Doa Persembahan Bp. Santoso Ev. Dodik Ev. Heri Sdri. Eunice Sdr. Efraim Petugas Minggu Ini Ibu Herlin Ev. Dodik Ev. Heri Sdri. Krisna Sdr. Yori Sdr. Daniel Sdri. Jachinta Sdr. Andrew Sdri. Risty Sdri. Dorkas Eppa Sdri. Virgin Sdr. Fredy Sdri. Virgin Penyambut Jemaat Singer Gabung Ibadah Umum Sdri. Marlin 32 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 31 Juli 2016 Penatalayanan 7 Agustus 2016 (Pk. 09.30 WIB) Liturgis (Pk. 09.30 WIB) Kak Kezia Pujian Gabung Umum Pelayan Musik Doa Pra/Pasca SM Kak Fenny Tema Saulus Menjadi Percaya Sion Kak Budi Getsemani Kak Suani Yerusalem Kak Vena Nazareth Kak Dessy Betlehem Kak Debby Kak Vika & Kak Budi Kak Suani Bazaar Sekolah Minggu Tema : Christian Character Ev. Yohanes Dodik IBADAH PEMUDA Sdr. Nies Sabtu, 30 Juli 2016 (Pk. 18.00 WIB) Sabtu, 6 Agustus 2016 (Pk. 18.00 WIB) Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD Hangout Gabung seminar pembukaan STAR Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer 33 e Data Keh adir an Je m aat DATA KEHADIRAN JEMAAT MAGZ Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan Umum 1 Minggu, 24 Juli 2016 28 orang Umum 2 Minggu, 24 Juli 2016 67 orang Umum 3 Minggu, 24 Juli 2016 88 orang Remaja Minggu, 24 Juli 2016 28 orang Pemuda Minggu, 24 Juli 2016 - Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 24 Juli 2016 34 orang SM : - orang Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 24 Juli 2016 42 orang SM : 2 orang POS Batam Minggu, 24 Juli 2016 20 orang SM: 73 orang Remaja: 36 orang SM: 34 orang 34