JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 KONDISI VARIABEL MAKRO EKONOMI ISLAM DOTONJAU DARI PENGARUH KEBIJAKAN MONETER Studi Kasus: Indonesia Periode Tahun 2010-20141) Bachrotil Ilmiyah Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga Email: [email protected] Tika Widiastuti Departemen Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlannga Email: [email protected] ABSTRACT: This study raised the issue of how Islamic macroeconomic conditions in Indonesia is affected by the role of Bank Indonesia. This study aims to determine whether monetary policy implemented BI is able to influence the Islamic macro-economic conditions. Variables used in this study is inflation and profit sharing ratio as variables describing Islamic macroeconomic conditions. The data used in this research is secondary data taken from the official website of Bank Indonesia in the form of time series from January 2010 until December 2014.This study uses eviews 8 to process the data with Based on the results of IRF and statistical analysis showed that the variables of monetary policy and macroeconomic variables Islam shows long-term relationship. From the results of variance decomposition shows that each variable represents a contribution on other variables with a composition of no more than 35%. Keywords: Monetary, Policy, Islamic, Macro-economic I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 2008 Peran memenuhi kebutuhan kehidupan Krisis keuangan yang terjadi pada tahun berikutnya. menyisakan tragedi orang dan moneter di berperan aktif tidak investasi seluruh menjamin banyak sangat satunya, sebagai pengambil kebijakan pemerintah. Korban dan kerugian yang dialami dan dalam diperlukan. Bank Indonesia ialah salah pelajaran baru bagi pelaku bisnis dan sedikit pemerintah dunia asing Indonesia. dalam yang giat Pemerintah pengawalan masuk ke mengajarkan pemerintah dan pengampu Indonesia. Pertama yaitu Bank Indonesia, kebijakan memikirkan kembali kebijakan merupakan bank sentral yang memiliki yang harus diambil. Krisis 2008 bukan tugas hanya kebijakan berdampak pertumbuhan menurunnya ekonomi, namun juga menetapkan moneter, dan menjalankan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengakibatkan naiknya hutang negara dan menjaga stabilitas sistem keuangan. yang terimbas krisis (Hamidi, 2012;63). Bank Indonesia mempunyai satu tujuan Hutang ini tunggal, yaitu mencapai dan memelihara masalah pada mewariskan 1) tidak hanya saat masalah itu membawa namun untuk juga kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai generasi rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi Bachrotil Ilmiyah, NIM: 041114138, yang diuji pada 10 Agustus 2015 714 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 kestabilan nilai mata uang terhadap evaluasi namun juga sebagai alat barang dan jasa, dan kestabilan terhadap pembelajaran yang memberikan manfaat mata uang negara lain. Bank Indonesia bagi para pembacanya terutama penulis memiliki sendiri. tujuan untuk mencapai dan Penelitian ini bermaksud memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan mengetahui apakah kebijakan moneter ini sebagaimana tercantum dalam UU No. berpengaruh terhadap variabel makro 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Islam di Indonesia pada periode 2010- Indonesia. Pengambilan keputusan Bank 2014? Penelitian ini bertujuan mengetahui Indonesia tidak serta merta begitu saja adanya menentukan kebijakan apa yang harus moneter terhadap variabel makro Islam di diambil. Pengambilan kebijakan ini melalui Indonesia pada periode caturwulan banyak proses dan mempertimbangkan II. berbagai aspek. Pasca krisis yang pengaruh antara kebijakan LANDASAN TEORI Kebijakan moneter menurut melanda pada akhir 2008, Bank Indonesia Ekonomi islam ialah (Karim, 2011: 177-180) mulai mengeluarkan berbagai kebijakan keberadaan sebagai perekonomian langkah pemulihan uang dalam memberikan sebuah arti yang perekonomian nasional. Berangkat dari terpenting, ketidak adilan dari alat tukar latar belakang yang telah dijabarkan yang diakibatkan adanya instabilitas nilai diatas peneliti mengangkat judul skripsi ini tukar yang mengakibatkan perekonomian dengan: Pengaruh pada titik keseimbangan. Penjelasan Ibnu kebijakan moneter terhadap variabel ekonomi makro Islam di Khaldun Indonesia periode 2010 – 2014. Judul ini mengatakan bahwa suatu negeri tidak diambil dengan tujuan untuk mengetahui akan apakah kebijakan moneter di Indonesia pembangunan yang berkesinambungan selama ini diaplikasikan dalam mungkin Huda (2008:54) mampu melakukan secara tanpa adanya berpengaruh terhadap variabel ekonomi keadilan dalam sistem yang dianutnya. islam. Variabel yang dianalisis ialah M1 Prinsip ekonomi Islam menjelaskan bahwa, atau sering juga disebut sebagai jumlah sektor uang yang beredar (JUB), inflasi, PUAS instrumen suku bunga. Sistem keuangan (Pasar Uang Antar bank Syariah), dan islam exchange rate atau nilai tukar rupiah keuntungan dan kerugian (profit and lost terhadap mata uang asing. Penelitian ini sharing), bukan kepada tingkat bunga diharapkan akan muncul informasi baru yang atau bahkan pemikiran terbaru mengenai keuntungan di awal perjanjian. Ekonomi kebijakan dapat Islam yang berdasarkan kepada produksi menunjang kinerja pemerintah. Penelitian dan perdagangan, atau dikenal dengan ini istilah sektor riil. moneter diharapkan bukan yang saja sebagai 715 perbankan menerapkan telah tidak sistem mengenal pembagian menetapkan tingkat JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 Diketahui bahwa uang primer (B) merupakan inti proses penciptaan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) - Penerbitan SBI dan SBIS maupun dalam arti luas (M2). Mekanisme Penerbitan SDBI penciptaan uang tersebit adalah melalui Reverse Repo SBN proses pelipatgandaan uang oleh Bank- Term Deposit Rupiah bank Pencipta Uang Giral (BPUG). Pohan Absorbsi Likuiditas (2008:23) mengatakan bahwa besarnya Jual SBN Outright jumlah uang yang beredar dipengaruhi Jual valas terhadap Rupiah (Forward, Spot, Swap) Operasi Pasar Terbuka oleh besarnya angka pelipatgandaan Repo Beli SBN outright uang. Beli SBN Outright Injeksi Likuiditas Operasi Moneter Pohan Beli Valas terhadap Rupiah (Forward, Spot, Swap) tentang Deposit Facilities (2008:21) determinan-determinan pelipatgandaan Absorbsi Likuiditas menjelaskan meliputi angka empat jenis, yaitu sebagai berikut: FASBIS Standard Facilities a. Currency Ratio C/D, yaitu rasio uang Lending Facility Injeksi Likuiditas kartal terhadap uang giral. Financing Facility b. Time and savings deposits ratio atau T/D, yaitu rasio depositi berjangka dan tabungan terhadap uang giral. Sumber : Huda, Nurul dkk. 2008. Kencana Prenada Media Group Gambar 1. Operasi kebijakan moneter Menurut primer atau Pohan inti (2008:19) adalah c. Reserve atau ratio yang requirement reserves dilambangkan dengan RR/(D+T) d. Excess reserve ratio atau ER/(D+T) Uang Permintaan dan penawaran uang kewajiban moneter dari otoritas moneter kepada merupakan Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) berupa diperhatikan otoritas moneter yang mana kas BPUG dan simpanan giro BPUG pada bertindak sebagai agen penyeimbang bank sentral serta kewajiban moneter perekonomian. Di dalam konsep ekonomi kepada sector swasta domestik. Dengan islam permintaan uang didasarkan pada kata permintaan lain uang primer adalah uang hal penting barang yang yang harus dibutuhkan. kartal(C) dan simpanan giro milik sektor Dapat disimpulkan, bahwa pemintaan swasta domestic serta alat-alat likuid yang uang dan permintaan barang adalah dimilki BPUG yang terdiri atas kas BPUG satu sama. Kondisi ini menggambarkan dan simpanan giro BPUG pada bank penawaran sentral (R=Reserve) ditingkatkan dengan memperluas kredit. Pemerintah 716 jumlah pun uang dapat dapat memperoleh JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 pinjaman jangka pendek dari bank sentral (Muhammad,2002:44). Permintaan Madzhab uang Iqtishoduna dalam ∗ 1+݅ = menurut Karim 1 × (1 + ݅ ᇱ )൨ ∗ 1+݅ = (1 + ݅′) Keterangan : (2008:96) ialah permintaan uang hanya e* : expected future exchange rate ditujukan untuk dua tujuan pokok, yaitu : i : tingkat suku bunga dalam negri transaksi dan berjaga-jaga atau untuk i’ : tingkat suku bunga luar negri investasi. Secara sistematis dapat ܴூ = ܴ dituliskan sebagai berikut: ܯ= ܯ Keterangan : +ܯ ீ ∗ ூ / ீ + R ூ / ீ ൯ ூ / ீ Keterangan : − : expected return on asset Md : Total permintaan uang e* : expected return exchange rate Md Trans : Total permintaan uang e : exchange rate untuk tujuan transaksi Inflasi Md Prec : Total permintaan uang kenaikan untuj tujuan berjaga-jaga atau investasi. harga-harga adalah proses umum barang- barang secara terus menerus. Tidak berarti Menurut Mankiw (2007) Exchange bahwa harga-harga berbagai macam rate(nilai tukar uang) atau yang lebih barang itu naik dengan prosentase yang populer dikenal dengan sebutan kurs sama (Nophirin 1993:25). Kenaikan harga mata uang adalah catatan (quotation) ini diukur dengan menggunakan index harga pasar dari mata uang asing (foreign harga. currency) dalam harga domestik (domestic mata uang currency) atau Pasar adalah uang (money mekanisme market) untuk resiprokalnya, yaitu harga mata uang memperdagangkan domestik dalam mata uang asing. Nilai pendek, yaitu dana berjangka waktu tukar tingkat kurang dari satu tahun. Berbeda dengan harga pertukaran dari satu mata uang ke pasar uang syariah adalah mekanisme mata uang lainnya dan digunakan dalam pasar berbagai transaksi. keuangan syariah untuk menggunakan 1. Purchasing power parity instrument uang mempresentasikan ܲ = ܲᇱ yang dana jangka memungkinkan pasar dengan lembaga mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah baik Keterangan : untuk mengatasi persoalan kekurangan P likuiditas atau kelebihan likuiditas (Ginting : tingkat harga domestik P’ : tingkat harga luar negri dkk,2013:4), e pada table berikut dimana kepemilikan : nilai tukar uang ܴ ݈ܽ ܧℎܽ݊݃ ܴܽ= ݐ ᇱ surat 717 Seperti berharga dari yang ditunjukkan tahun ketahun JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 mengalami peningkatan oleh bank umum Guna menghindari adanya syariah dan unit usaha syariah. kerancuan makna dari variabel yang III. digunakan dalam model analisis, berikut METODE PENELITIAN ini Pendekatan Penelitian merupakan Pendekatan yang digunakan dala penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu adalah definisi operasional batasan dan yang penjelasan dalam penelitian ini, yaitu: pendekatan dalam a. M1 adalah jumlah uang beredar matematis dalam arti sempit (M1) dengan dengan melalui perangkat ekonometrika satuan Rp (rupiah) data diunduh pada dari website resmi Bank Indonesia bentuk pendekatan perhitungan pengujian ekonometrika model hipotesisnya. Metode pada menggunakan penelitian VECTOR dalam bentuk laporan bulanan. ini b. Tingkat inflasi adalah inflasi secara ERROR CORRECTION MODEL (VECM). Sedangkan keseluruhan pendekatan deskriptif digunakan untuk prosentase (%) data diambil dari menginterpretasikan website resmi Bank Indonesia dari perhitungan VECM permasalahan. hasil estimasi dalam menjawab Dalam penelitian dengan laporan satuan bulanan yang ditampilkan. ini, c. Nisbah bagi hasil Pasar Uang Antar penulis menggunakan perangkat lunak “eviews 8.0” untuk menganalisis data bank yang telah dihimpun. digunakan dalam penelitian ini Identifikasi Variabel adalah Bentuk dasar model tanpa variabel dan lain, seluruh endogen( model variabel ini Data variabel Sims,1980). Bank (SBIS) yang ini diambil dari statistik syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan variabel Variabel Syariah perbankan memperlakukan sebagai Sertifikat dengan satuan prosentase (%). independen (Enders,2004). Atau dengan kata yang diperjual belikan di pasar sekunder mempermasalahkan dependen (PUAS) nisbah Indonesia VECM memperlakukan seluruh variabel secara simetris Syariah mulai tahun 2014 sudah dioperasikan oleh OJK. yang d. Nilai tukar rupiah terhadap mata digunakan dalam penelitian ini adalah uang asing dengan satuan Rp nisbah bagi hasil Pasar Uang Antar bank (rupiah) diambil dari website resmi Syariah (O/N)(PUAS), pertumbuhan uang Bank yang beredar (M1), tingkat inflasi, dan nilai Indonesia menyajikannya tukar Rupiah, serta log dari masing-masing dimana dalam BI laporan harian kemudian disusun dengan variabel tersebut. nilai rata-rata per bulan tersebut. Definisi Operasional Variabel Populasi Sampel 718 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 Data yang dipakai dalam variabel runtun waktu yang tidak stasioner penelitian ini adalah data yang berbentuk (non deret waktu (time series). Jumlah data (spurious regression) atau korelasi lancing yang digunakan merupakan data yang (spurious diperoleh dari berbagai sumber, seperti ekonometrika. Namun demikian, Gujarati laporan tahunan Bank Indonesia, Statistik (2003:853) berpendapat bahwa VECM ini Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), dinilai kurang cocok jika digunakan dalam situs menganalisis Bank Indonesia, dan Statistik stasionary) dan regresi correlation) suatu lancung dalam kebijakan. analisa Hal ini Perbankan Syariah (SPS). dikarenakan analisis VECM yang atheoritic Metode Pengambilan Sampel dan terlalu menekan pada forcasting Data penelitian yang ini digunakan adalah data atau dalam peramalan dari suatu model ekonometrika. sekunder dalam Asumsi yang harus dipenuhi dalam periode observasi penelitian antara 2010 analisis VECM adalah semua variabel sampai yang independen harus bersifat stasioner. Hal ini ditampilkan merupakan data bulanan ditandai dengan semua sisaan bersifat dari tiap variabel mulai dari bulan Januari white noise, yaitu memiliki rataan nol, 2010 hingga maret 2015. Jumlah seluruh ragam konstan dan diantara variabel tak data yang digunakan ialah 63 data tiap bebas tak ada korelasi. Uji kestasionerran variabel, sehingga terdapat 254 data data dapat dilakukan melalui pengujian untuk empat variabel tersebut. Terdapat terhadap ada tidaknya unit root dalam dua data yang menggunakan satuan variabel dengan uji Augmented Dickey rupiah (Rp) yaitu M1 dan nilai tukar Fuller Rupiah. Dua data lainnya yaitu tingkat penting dilakukan karena dengan adanya inflasi unit root akan menghasilkan persamaan dengan frekuensi kuartalan dengan dan 2015. nisbah Data bagi hasil PUAS (ADP). Uji stasioneritas data ini menggunakan prosentase (%). regresi yang spurious. Pendekatan yang Teknik Analisis dilakukan untuk mengatasi persamaan regresi yang spurious adalah dengan VECM merupakan suatu model analisis ekonometrika yang melakukan dapat diferensiasi variabel eksogennya. Dengan digunakan untuk mengetahui tingkah laku endogen jangka demikian, akan diperoleh variabel yang pendek terhadap dari jangka suatu variabel panjangnya stasioner dengan derajat I (n). akibat Kestasioneran adanya shock yang permanen (Kostov dan Lingard, (1992:2) VECM 2000:52-60). menjelaskan juga dapat digunakan data melalui pendiferensialan saja dinilai masih belum Insukindro bahwa dan atas cukup. analisa Keberadaan kointegrasi atau hubungan jangka panjang dan jangka untuk pendek mencari pemecahan terhadap persoalan 719 di dalam model juga harus JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 dipertimbangkan. Pendekatan endogen terhadap kejutan pada variabel keberadaan keberadaan kointegrasi ini tersebut dapat endogen lainnya. Ada dua cara untuk dilakukan Johansen dengan Engel-Granger. terhadap variabel Jika dapat melihat karakteristik dinamis model variabel-variabel tidak terkointegrasi dan VECM, yaitu melalui impulse response stasioner pada ordo yang sama, maka function dan variance decompotition. dapat atau metode maupun diterapkan yang Jika suatu data time series model hasilnya akan identic dengan OLS. Akan VAR telah terbukti terdapat hubungan tetapi membuktikan kointegrasi, maka VECM dapat digunakan terdapat vector kointegrasi, maka dapat untuk mengetahui tingkah laku jangka diterapkan ECM untu single equation atau pendek dari suatu variabel terhadap nilai VECM untuk system equation. jangka Uji Kausalitas digunakan untuk menghitung hubungan jika Sifat VAR standar pengujian model VECM yang panjangnya. VECM juga jangka pendek antar variabel melalui non- structural mengharuskan seluruh variabel koefisien terlebih dahulu dianalisis, apakah ada hubungan hubungan yang saling mempengaruhi menggunakan lag residual dari regresi (interdependensi), yang terkointegrasi. Secara umum, model sehingga apesifikasi standard jangka dan mengestimasi panjang dengan pada Hoffman dan Rasche (1997) menjelaskan analisa selanjutnya (Widarjono,2005). Uji tentang model estimasi VECM untuk data kausalitas yang time kausalitas yang Granger. Misalkan model VECM tepat digunakan dilakukan adalah dikembangkan kita ingin uji ∆ܺ = kausalitas Granger dapat ditulis sebagai It = ∑ Dimana: ܫ +∑ M1t = ܯ1 ܫ jumlah +ℯ ℯ , +ߝ : matriks (p x r); 0< r < p dan r X1 yang hanya dipengaruhi oleh shock transitor Perilaku dinamis dari VECM dapat dilihat dari ܺ merupakan jumlah kombinasi linier elemen = error term respon ܺ system , = koefisien regresi melalui ᇱ seluruh komponene determinan dalam beredar = inflasi pada waktu t , yang : vektor (p x 1) yang meliputi pada waktu It (p × 1) : koefisien matriks (p x p);j=1,....,k +ℯ uang + + berikut: +∑ vektor dalam bentuk persamaan berikut: menguji (M1) dan inflasi (I), maka persamaan ܯ1 X1 terkointegrasi pada tiap komponennya oleh kausalitas antara jumlah uang beredar M1t = ∑ series setiap variabel 720 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 ′ܺ : error correction term, yaitu jumlah metode ADF dimana pada tingkat level pemberat pembalik rata-rata pada vektor diterima α = 10%, dan pada 1st difference kointegrasi pada data ke – t-1 α = 1%. Data jumlah uang beredar atau : matriks dari koefisien M1 diterima pada α = 1% baik pada error tingkat correction secara umum VECM భ 1st diterima di semua tingkatan level baik menggunakan metode = ൦ x[ + ] Hasilnya dengan persamaan rupiah signifikan PP sedangkan 1st menggunakan root) terhadap USD tidak mampu pada kedua metode sedangkan pada Pada uji stasioneritas atau uji akar (unit metode menunjukkan signifikan pada tingkat level Analisis Data tingkat dua dan Phillip Perron (PP). Hasil stasioneritas atau hasil akar unit ditampilkan pada tabel 4.1 1st dengan difference kedua metode tersebut diterima dengan α = 1%, metode, yaitu Augmented Dickey Fuller (ADF) menunjukkan difference ADF menolak. Data nilai tukar jangka panjang unit baru ADF atau PP. pada tingkat 1st difference α = 1%, Persamaan jangka pendek H. difference Data nisbah bagi hasil SBIS tidak dapat diformulasikan dalam persamaan berikut: ൦ maupun dengan kedua metode tersebut. Harris (1995:77) juga menjelaskan bahwa level Berikut merupakan table hasil uji kausalitas Granger dimana setelah dilakukan uji objek penelitian disesuaikan sebagai menjadi 55. berikut. Tabel 1. Tabel Hasil Uji Kausalitas Granger Pada hasil tes ini menunjukkan F- bahwa kedua metode uji stasioneritas tersebut memiliki hasil yang berbeda. Perbedaan hasil terlihat disemua level dan 1st difference yang diberlakukan pada setiap metode uji stasioneritas, dimana jika pada tingkat level tidak stasioner maka diputuskan derajat menggunakan integrasi dengan metode menurunkan menjadi 1st difference. lag otomatis M1 does not Granger Cause INFLASI Obs Statistic Prob. 55 4.41318 0.0024 3.11746 0.0171 0.34646 0.8818 0.44801 0.8124 2.34950 0.0564 2.09721 0.0837 0.77431 0.5735 0.28682 0.9178 1.33085 0.2690 3.43877 0.0104 INFLASI does not Granger Cause M1 PUAS does not Granger Cause INFLASI 55 INFLASI does not Granger Cause PUAS USD does not Granger Cause INFLASI 55 INFLASI does not Granger Cause USD Data inflasi pada tingkat level dengan Null Hypothesis: 0 menunjukkan PUAS does not Granger Cause M1 55 M1 does not Granger Cause PUAS signifikan di tingkat α = 10%, sedangkan USD does not Granger Cause M1 pada 1st difference diterima pada α = 1%. M1 does not Granger Cause USD Inflasi ini juga tidak jauh berbeda dengan 721 55 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 USD does not Granger Cause PUAS 55 PUAS does not Granger Cause USD 0.49884 0.7754 kointegrasi adalah 0.69565 0.6295 menunjukkan diterima. bahwa Hasil tidak ini terdapat hubungan kointegrasi pada Max Eigen Sumber: Data penelitian diolah. Pada table diatas menunjukkan Statistic ( max) dilihat dari nilai Max Eigen bahwa data yang digunakan tidak saling Statistic ( trace) yang lebih kecil dari nilai mempengaruhi valid kritisnya pada tingkat = 5%, sehingga dapat dilakukan percobaan. Uji kausalitas hipotesis yang menyatakan r = 1 atau Granger menggambarkan apakah setiap terjadi kointegrasi adalah tidak diterima data tidak menimbulkan persepsi yang atau ditolak. salah sehingga setelah diolah secara Sumbu menggunakan horizontal menunjukkan periode waktu selama 10 kuartal. Sumbu software Eviews. vertikal menunjukkan perubahan tingkat Pada hasil ini menunjukkan bahwa seluruh probabilitas F-Statistik < α, dimana variabel α = 10%. Sehingga disimpulkan bahwa Perubahan ini dinyatakan dalam satuan semua variabel standar deviasi (SD). Pada gambar di dimana H0 saling mempengaruhi, adalah mempengaruhi dan kointegrasi mengetahui tertentu. bawah ini menunjukkan hasil dari interaksi menyatakan yang ditimbulkan antar variabel. Dari hasil IRF ini menunjukkan adanya hubungan adanya hubungan saling mempengaruhi. Uji variabel saling tidak H1 terhadap dilakukan kemungkinan timbal untuk balik dan hubungan jangka panjang dari grafik yang tersaji. adanya Response to Cholesky One S.D. Innov ations hubungan jangka panjang antar variabel. Metode yang digunakan pada Res ponse of DINFLASI to DINFLA SI uji Res pons e of DINFLA SI to DM1 Pengujian dengan adalah dengan cara metode metode .010 .010 .005 .005 .005 .000 .000 .000 .000 -.005 -.005 -.005 -.005 melakukan -.010 1 Johansen. 2 3 4 5 6 7 8 9 -.010 1 10 2 Res pons e of DM1 to DINFLA SI Johansen, pengujian Model 6 7 8 9 -.010 1 10 2 3 4 5 6 7 8 9 1 10 50,000 50,000 50,000 0 0 0 -50,000 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Res pons e of DP UA S to DM1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 .008 .006 .006 .006 .006 .004 .004 .004 .004 .002 .002 .002 .000 .000 .000 .000 -.002 -.002 -.002 -.002 5 6 7 8 9 10 1 2 Res ponse of DUS D to DINFLAS I 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 Res pons e of DUS D to DM1 3 4 5 6 7 8 9 10 1 400 200 200 200 200 0 0 0 0 -200 -200 -200 -200 -400 3 4 5 6 7 8 9 10 -400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 5 3 4 5 menunjukkan terdapat satu hubungan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 kointegrasi pada Trace Statistic ( trace) IV. dilihat dari nilai Trace Statistic ( trace) Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap yang lebih besar daripada nilai kritisnya Inflasi pada tingkat = 5%, sehingga hipotesis HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh kebijakan moneter dapat diketahui dari ketercapaian target yang menyatakan r = 1 atau terjadi 722 9 10 6 7 8 9 10 6 7 8 9 10 9 10 -400 1 Gambar 2. Impilse Response 4.4 data Linear – Intercept and Trend (4), 8 Res pons e of DUSD to DUSD 400 2 2 Res pons e of DUS D to DP UA S 400 1 7 .002 400 -400 3 sumber : data penelitian diolah dalam penelitian ini sebanyak dua model 6 Res pons e of DP UA S to DUSD .008 4 2 Res pons e of DP UA S to DPUAS .008 3 5 -50,000 1 .008 2 4 0 -50,000 1 3 Res pons e of DM1 to DUS D 50,000 2 2 Res pons e of DM1 to DP UA S 100,000 1 analisis yang digunakan 5 100,000 Res pons e of DPUAS to DINFLA SI test ( max). 4 100,000 1 test ( trace) dan maximum eigenvalue 3 Res pons e of DM1 to DM1 100,000 -50,000 statistik terhadap reduce rank, yaitu trace Res pons e of DINFLAS I to DUSD .010 .005 -.010 kointegrasi Res pons e of DINFLASI to DPUAS .010 6 7 8 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 Pada sabili kai la> yaku>na du>latam penelitian ini ditunjukkan bahwa jumlah bainal-agniya>’i mingkum, wa ma> uang positif a>ta>kumur-rasu>lu fa khuz\u> wa terhadap terjadinya inflasi. Bukan hanya ma> naha>kum ‘an-hu fantahu>, inflasi yang telah beredar ditetapkan. berpengaruh wattaqulla>h, innalla>ha syadi>dul- berpengaruh positif namun juga memberi ‘iqa>b pengaruh negatif. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi terjadi juga 7. Apa saja harta rampasan karena (fai-i) banyaknya jumlah uang beredar. Hasil penelitian ini didukung oleh benda) adalah terhadap inflasi. beredar anak akan yang akseleratif selama tahun 2011 ditopang perngaruh Rasul supaya kepadamu, terimalah. yang dilarangnya Dan apa bagimu, tinggalkanlah. Sesungguhnya Dan kepada Allah. Allah amat keras hukumannya inflasi Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap terhadap jumlah uang beredar yang Nilai Tukar menunjukkan hubungan jangka panjang yang fluktuatif. ͉ ϓ Ϙ ِ ِ ِ ٕ γ perjalanan, bertakwalah uang kartal yang meningkat. Begitu pula dimana untuk orang-orang maka maka dari pertumbuhan giro selain pertumbuhan sebaliknya yatim, diberikan (yoy) pada 2010 menjadi 19,4%(yoy) di sumbangan Allah, di antara kamu. Apa yang meningkat dari tahun ke tahun dari 15,4% besarnya maka antara orang-orang kaya saja caturwulan, bahwa pertumbuhan uang oleh dari harta itu jangan beredar di yang dikeluarkan BI secara berkala tiap M1 kota-kota untuk dalam tertentu. Dari Laporan Kebijakan Moneter Pertumbuhan berasal miskin dan orang-orang yang mempengaruhi tingkat inflasi pada titik 2011. Allah Rasul, kaum kerabat, anak- Kebijakan BI untuk meningkatkan tahun yang penduduk money mempengaruhi secara signifikan uang diberikan kepada Rasul-Nya (dari harta Ascarya (2009) yang menunjukkan bahwa fiat jumlah yang Pengaruh jumlah uang beredar terhadap nilai tukar memberikan tanda Ϳ͉ ˯Ը ϓ ٓﱠ ﺎ و ﱠﺮ ﻮل و ﺬي ﻘﺮ ﻰ و ﺘ ﻰ و yang tidak signifikan. Ditunjukkan dengan ٓﻲ ﻻ ﻮن دو ﺔ ﻦ ﻷﻏﻨ ﺎٓء ﻨ ۚ و ﺎ ﱠ ˸ ى ِ ϓ ِ ԩ Ψϓ γ͉ ԩ ˯ ˸ ͉ مϘ͉ ٧ Ϙ ِ ΪϳΪηͿ͉ ͉ ·Ϳ grafik impulse response dimana hubungan ma> afa>a’allahu ‘ala> rasu>lihi> Ascarya (2009) bahwa peran besar jumlah min ahlil-qura> falilla>hi wa lir- uang beredar (JUB) adalah pada variabel rasu>li inflasi. Penggambaran yang baik atas ﻦ و ﻦ wa liz\il-qurba> jangka panjang yang bersifat negatif selama sepuluh kuartal. Hal ini ditunjukkan wal- yata>ma> wal-masa>kini wabnis- 723 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 inflasi adalah JUB, suku bunga dan nilai tukar. Sedangkan JUB dan nilai tukar sendiri tidak memiliki hubungan yang kuat dan bersifat negatif. Bersifat erat Ya> ayyuhallaz\ina a>manu> inn hubungannya dengan posisi penggunaan akas\i>ram minal-ah}ba>ri war- mata uang itu sendiri. Rupiah merupakan ruhba>ni laya’kulu>na amwa>lan- alat transsaksi di Indonesia sedangkan USD na>si bil-ba>t}ili wayas}uddu>na hanya digunakan pada transaksi tertentu ’an tidak selalu digunakan, karena posisi mata yaknuzu>naz\-z\ahaba wal-fid}d}ata uang ini negatif ini yang hubungannya sangat berbeda negatif wa maka dan sabililla>hi, la> yunfiqu>naha> sabililla>hi kurang fa 34. Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Hai basysyir-hum orang-orang beriman, PUAS rahib hasil SBIS. Dimana hasil ini didukung. dengan meningkat maka investasi yang dilakukan surat dan berharga likuiditas menimbulkan liquidity dibelanjakan dengan trap bijak (Karim, dapat meningkatkan uang beredar investasi namun dan jalan Allah. yang jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, mereka (bahwa akan mendapat) siksa yang pedih, Ascarya (2008) yang menyatakan hal jumlah dari orang-orang pada tidak Hasil penelitian ini didukung oleh bahwa batil dan tidak menafkahkannya 2011:94) serupa jalan orang menyimpan emas dan perak namun jika harta (manusia) pemerintah) oleh bank sentral dapat meningkatkan benar-benar mereka menghalang-halangi pula. Meningkatkan money supply melalui open (membeli Nasrani memakan Dengan kata lain apabila jumlah uang meningkat Sesungguhnya orang alim Yahudi dan rahib- respon positif atas pergerakan nisbah bagi akan yang sebahagian besar dari orang- Jumlah uang beredar memberikan market fi bi’az\a>bin alim mendukung. masyarakat wallaz\ina Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Tukar Pengaruh nilai tukar atas pergerakan inflasi menunjukkan hubungan berkontribusi pula terhadap inflasi. yang positif. Hasil ini didukung oleh Ascarya (2009) yang menunjukkan hasil yang sama. Dari penelitian itu ditemukan bahwa inflasi dalam perspektif konvensional digambarkan dalam tiga 724 JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 variabel yaitu: fiat money, suku bunga tingginya tekanan inflasi pada awal tahun dan nilai tukar. mendorong Inflasi kesalahan pengambil ini dapat sistem tejadi yang kebijakan. akibat bank sentral menaikkan suku bunga. Namun, seiring dilakukan Dimana beberapa dengan dalam meningkatnya tekanan krisis Eropa yang disertai dengan memudarnya persepektif Islam, inflasi disebut dengan momentum pemulihan ekonomi dunia. cost push inflation. Dalam Ascarya (2009) Pengaruh Nilai Tukar terhadap PUAS menggabungkan exchange rate, foreign volatile Pengaruh inflation, food, nisbah wages, bagi nilai hasil tukar SBIS terhadap menunjukkan shock supply. Dapat dijelaskan bahwa hubungan jangka panjang yang positif. kebijakan BI dengan menjaga kestabilan Signifikan positif ini dapat dilihat dari grafik nilai tukar merupakan irf hasil olahan eviews. Namun hasil ini sangat penting tindakan karena yang juga tidak sama dengan Ascarya (2008) mempengaruhi pergerakan gaji, inflasi dimana dinyatakan bahwa bagi hasil dan produktivitas dalam negeri. berkorelasi negative dengan nilai tukar. Pengaruh Inflasi terhadap PUAS Perbedaan ini terjadi diduga adanya Pengaruh PUAS terhadap inflasi beberapa perbedaan data yang menunjukan hubungan jangka panjang digunakan. Sedangkan Nugroho (2012) yang positif, dimana pada awalnya ada menyatakan bahwa investasi yang ada di hubungan negatif dikarenakan data yang Indonesia bergantung pada nilai tukar dinamis. Hasil penelitian ini didukung oleh yang Ascarya (2007). Dalam laporan kebijakan menggunakan moneter caturwulan keempat tahun 2012 dikeluarkan BI sebagai transaksi bisnis di mengungkapkan bahwa investasi tetap pasar keuangan. Dimana pembelian SBIS meningkat dimana terdapat 7,7% pada juga dapat menggunakan USD atau mata 2011 menjadi 9,8% 2012. Hal ini terjadi uang negara lainnya. akibat dari faktor-faktor yang mendukung V. yaitu keyakinan investor yang masih tinggi karena stabilitas makroekonomi nilai tukar penulis jual yang Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka tetap terjaga, tercermin pada kondisi nilai dapat disimpulkan sebagai berikut: tukar dan inflsai yang relative stabil. Dibalik 1. Semua variabel itu iklim investasi yang membaik, serta hubungan meningkatnya Dimana peran dimana SIMPULAN 1. yang berlaku, pembiayaan perbankan seiring dengan penurunan BI jangka yang mempunyai panjang. ditunjukkan oleh hasil Impulse Response. rate pada kuartal IV 2011. Pada laporan 2. Jumlah kebijakan moneter 2012 bahwa prospek berpengaruh ekonomi yang masih cukup baik di tengah inflasi. 725 uang positif beredar terhadap JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 Jumlah uang berpengaruh negatif beredar Ajija, Shochrul R. dkk. 2011. Cara Cerdas terhadap Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba nilai tukar Rupiah terhadap US Empat Dollar. Ascarya, 2007. Optimum Monetary Policy Jumlah uang beredar memberikan Under Dual Financial/Bankung System. pengaruh positif terhadap pasar Jakarta: Bank Indonesia , uang antar bank syariah. Inflasi menunjukkan hubungan Determinants of in Indonesia. . Jakarta: Bank Indonesia . Rupiah terhadap US Dollar. 2010. The Future of Dual hubungan Monetary Policy in The Light of Global positif terhadap pasar uang antar Financial Crisis: The Case of Indonesia. bank syariah. Jakarta: Bank Indonesia Nilai menunjukkan The Inflation Under Dual Monetary Systems yang positif terhadap nilai tukar Inflasi 2009. tukar rupiah Ascarya, menunjukkan Heni Hasanah, Noer Azam hubungan yang positif terhadap Achsani, 2008. Demand for Money and pasar uang antar bank syariah. Monetary Stability Under Dual Financial 3. Dari hasil variance decomposition Systems in Indonesia. Jakarta : Bank Indonesia menunjukkan bahwa tiap variabel Bank Indonesia. 2008. Tinjauan Kebijakan memiliki kontribusi pada variabel Moneter. Jakarta: Bank Indonesia lain dengan komposisi yang tidak Boediono.1995. Pengantar Ilmu Ekonomi lebih dari 35%. Makro. Yogyakarta:BPFE Binjai, H. Abdul Halim Hasan. 2011. Tafsir Al DAFTAR PUSTAKA Ahkam. Ahamed Kameel MM & Moussa Larbani, Group: Jakarta 2003. The Component Banking International Gold in Dinar: Islamic Finance. The Conference. Prenada Media Departemen Agama RI. 2011. Al-Qur'an Next Terjemahan. Bandung: Diponegoro. Economics, Paper Kencana Enders, Walter & Granger, Clive WJ. 1998. for Unit Prato: Root Test and Asymmetric Adjustment with an Example Using the Monash University Akmal Shahzad dkk, 2012. Islamic Financial Term Structure of Interest Rates. Jurnal System: A System to Defeat Inflation. Business & Economic Statistic, American Kuwait Chapter of Arabian Journal of Statistical Association, Vol 16(3), Hal. Business and Management Review, Vol 304-11, Juli . 2 No.4. Desember Econometric 2004. Time-Series. John Wiley and Sons 726 Applied New York: JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 Ginting, Ramlan dkk. 2013. . 1993. Ekonomi Moneter buku II. Likuiditas Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Rupiah, Instrumen Pasar Uang Antar Bank. Jakarta: Bank Indonesia Goldfeld, Stephen M dan Pohan, Lester V Aulia. Moneter Chandler. 1988. Ekonomi Uang dan 2008. Potret Indonesia. Kebijakan Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada . Bank terj. Edisi kesembilan. Jakarta: PT. 2009. Tinjauan Kebijakan Moneter. Jakarta: Bank Indonesia Bina Aksara Sims, Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. Christopher A. 1980. 2009. Basic Econometrics. Singapore: Macroeconomics Mc Graw Hill Econometrica Vol.48 No.1 Jan 1980. 2003. Ekonometrika Dasar. Edisi Soemitro, Andri.2009. Bank dan Lembaga Hamidi, M. Luthfi. 2012. The Crisis. Jakarta: keuangan syariah. Jakarta: Kencana Warde, Ibrahim. 2009. Islamic Finance. Republika Yogyakarta: Pustaka Pelajar Harris, R . 1995. Cointegration Analysis in Econometric Warjiyo, Perry dan Juda Agung. 2002. New Modelling. York:Prentice Hsll Transmission Mechanisms of Monetary Huda, Nurul dkk. 2008. Ekonomi makro Jakarta: Kencana Policy Prenada 1987. Pengantar dan Ekonomi Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Kostov, P dan J. Lingard. 2000. RegimeVector Error Correction Model (VECM) Analysis of UK Mankiw, N Gregory. 2006. Makroekonmi edisi keenam terj.. Jakarta : Penerbit Erlangga Muhammad. 2002. Kebijakan Aplikasinya. Yogyakarta:Ekonisia. Karim, Adiwarman. 2011. Ekonomi Makro Switching Indonesia. Jakarta: Bank Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika Teori Moneter. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Islam. in Indonesia Media Group Insukrindo. Reality, JStor.org Keenam. Jakarta: Erlangga islam. and Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islam, Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat Nophirin. 1991. Ekonomi internasional Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta 727 Edisi Pertama.