BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan Belajar 2.1.1 Pengertian Bimbingan Belajar Pengertian-pengertian mengenai bimbingan dan konseling telah dirumuskan beberapa ahli, pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut berbeda antara satu dengan yang lain, secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan yang diberikan kepada orang lain yang bermasalah, dengan harapan orang tersebut dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, untuk lebih jelasnya perhatikan uraian mengenai bimbingan dari beberapa ahli yang lebih mengarah kepada pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah. Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu mendapat pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Dari kedua definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai pengertian bimbingan sebagai berikut : 1. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta diberikan secara berencana dan sistematis. 2. Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat memahami dirinya, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai kebahagiaan hidup pribadi. Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Tujuan Bimbingan Belajar Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar sehingga dapat diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha kognitif, afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing. Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Program-progran pendidikan di sekolah termasuk program layanan bimbingan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran sehingga proses pendidikan di sekolah akan lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan anak didik dan kebutuhan masyarakat serta pembangunan. dengan kata lain, melalui kegiatan bimbingan di sekolah siswa mampu mengembangkan potensi dalam dirinya, potensi lingkungannya, sehingga ia merencanakan masa depannya serta melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih tinngi, dalam rangka menjawab tantangan masa depan yang lebih komfektif dan komplek dan tenaga profesional kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik pula bagi perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu : ”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. 11 Universitas Sumatera Utara 2.1.3 Fungsi Bimbingan Belajar Belajar adalah merupakan kegiatan fisik dan psikis yang tertinggi dalam kehidupan manusia, sebagai hasil kegiatan belajar dapat membawa pada perubahan dan peningkatan pandangan sikap dan tingkah laku yang baru dari hasil latihan belajar tersebut. Proses belajar yang terjadi di sekolah harus senantiasa mempunyai tujuan yang jelas dan terarah sebagai pedoman dan panutan dalam aktivitas belajar sebagai seorang siswa, dalam tujuan tersebut pada dasarnya menyangkut penguasaan bidang pengetahuan pembinaan sikap dan pengembangan keterampilan yang merupakan cita-cita sekolah yang diselenggarakan lewat pendidikan dan pengajaran. Menurut Dewa Ketut Sukardi ada dua faktor yang timbul dalam kesulitan belajar, yaitu : a. Faktor endogen, ialah faktor yang datang dari anak itu sendiri, hal ini dapat bersifat : 1. Biologis, ialah hambatan yang bersifat kejasmanian. 2. Fisikologis, ialah hambatan yang bersifat kejiwaan. b. Faktor eksogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak, faktor ini meliputi : 1. Faktor lingkungan keluarga. 2. Faktor lingkungan sekolah. 3. Faktor lingkungan masyarakat. Kehadiran bimbingan dalam proses pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan, secara keseluruhan dapat berfungsi membantu dan menunjang usaha-usaha kearah kemajuan, kesejahteraan dan tercapainya tujuan pendidikan bagi sekolah maupun bagi anak didik terutama dalam proses belajar mengajar didalam pendidikan dan pengajaran yang dijalankan. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan yang pengembangan yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. 12 Universitas Sumatera Utara 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran siswa dalam mengikuti bimbingan belajar 2.2.1 Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal. 2.2.2 Motivasi Motivasi (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan (Setiadi, 2003:93). Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai obyek tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan (Setiadi, 2003:95). 2.2.3 Gaya Hidup Gaya hidup menurut Plummer (Olivia M. Kaparang, 2013)adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana pola aktivitas yang dilakukan oleh individu khususnya dalam memanfaatkan waktu luang yang ia miliki. Setiap tindakan yang dilakukan oleh individu akan selalu berdasarkan dengan apa yang ia sukai atau sesuai dengan ketertarikannya terhadap sesuatu hal. Pendapat seseorang terhadap dunia sekitar juga dapat menentukan tindakannya dalam melakukan sesuatu. Pola tindakan inilah yang dapat menentukan pola kehidupan seseorang dan menjadikannya sebagai gaya hidupnya 13 Universitas Sumatera Utara 2.2.4 Sikap dan Keyakinan Sikap merupakan suatu respon yang diberikan terhadap suatu objek tertentu. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu. Sikap dikonsepkan sebagai perasaan positif atau negatif. 2.3 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum yang merupakan informasi yang diperoleh dari satu satuan amatan, pada umumnya informasi ini diperoleh melalui observasi (pengamatan) yang dilakukan terhadap sekumpulan individu. Informasi yang diperoleh memberikan gambaran, keterangan, atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategorik, huruf atau bilangan (Sugiarto,dkk,2001). 2.3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur dalam penelitian, adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek, jenis data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif. Daftar pertanyaan kuesioner akan disebarkan kepada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Medan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya sudah ditentukan dan disusun terlebih dahulu sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan (dikategorikan). A. Defenisi Operasional Variabel 1. Biaya (X1) Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses, yang dinyatakan dengan satuan uang. 2. Motivasi (X2) kekuatan penggerak dalam diri yang memaksa bertindak untuk memenuhi apa yang diinginkan atau dibutuhkan. 14 Universitas Sumatera Utara 3. Gaya Hidup (X3) cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), 4. Sikap dan keyakinan (X4) Penilaian evaluatif terhadap suatu obyek yang diminati. 2.3.2 Skala Pengukuran Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala Likert. Setiap pertanyaan mempunyai empat alternatif jawaban. Untuk mengukur faktor yang berpengaruh digunakan skala likert dengan skor yang berbeda-beda yaitu: a. Sangat setuju (SS) diberi skor 4 b. Setuju (S) diberi skor 3 c. Tidak setuju (TS) diberi skor 2 d. Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1 Sedangkan untuk mengukur keputusan sadar mengikuti bimbingan belajar digunakan skala dikotomi dengan dua alternative jawaban dengan skor yang berbeda, yaitu: diberi skor 1 untuk sadar, dan diberi skor 0 untuk keputusan tidak sadar. Pengkategorian variabel-variabel independent dilakukan dengan metode median instrument. Menurut Azwar (dalam Jefrio, 2010:44) median instrument didapat dari nilai tengah skor dikalikan dengan jumlah item pertanyaan pada masing-masing blok yang mewakili tiap variable. Penentuan pengkategorian tersebut adalah sebagai berikut: 15 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kategori Variabel Variabel Kategori Batasan Skor (1) (2) (3) Biaya Motivasi Gaya Hidup Sikap dan keyakinan 2.3.3 1. Tinggi Skor instrument > median instrument 0. Rendah Skor instrument ≤ median instrumen 1. Tinggi Skor instrument > median instrument 0. Rendah Skor instrument ≤ median instrumen 1. Memiliki Skor instrument > median instrument 0. Tidak Memiliki Skor instrument ≤ median instrumen 1. Positif Skor instrument > median instrument 0. Negatif Skor instrument ≤ median instrumen Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Sugiarto dkk, 2001). Seperti yang telah dipelajari metode pengumpulan data terdiri dari metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder. a. Metode Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil dari pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan melakukan survei atau percobaan. 1. Survei Survei dilakukan apabila data yang dicari sebenarnya sudah ada di lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara survei bisa dilakukan dengan: Wawancara dengan responden. Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan data dengan menanyakan langsung kepada responden dalam suatu permasalahan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disiapkan terlebih dahulu sebagai kuesioner. 16 Universitas Sumatera Utara Angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah jawaban tertulis dari responden atas kuesioner yang diberikan. Dengan kuesioner, informasi yang dikumpulkan dapat lebih banyak dan tersebar merata dalam satu wilayah walaupun kenyataannya tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Pooling (menggunakan telepon) atau melakukan observasi langsung. 2. Percobaan (experiment) Cara percobaan dilakukan apabila data yang ingin diperoleh belum tersedia dan dengan demikian variabel yang akan diukur harus dibangkitkan melalui suatu percobaan. b. Metode Pengumpulan Data Sekunder Metode ini sering disebut dengan metode menggunakan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri, tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan dari pihak-pihak lain. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran perlengkapan ataupun untuk diperoses lebih lanjut. 2.3.4 Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto dkk, 2001). Suatu sampel yang baik atau benar akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang populasi sehingga jika suatu penelitian sampelnya tidak diambil secara benar, maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak dapat memberikan hasil yang tepat dalam menggambarkan keadaan sebenarnya dari populasi yang diteliti. 17 Universitas Sumatera Utara Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga dapat mewakili populasi tersebut. 2.3.5 Teknik Sampling Secara garis besar metode penarikan sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak (random atau probability sampling) dan pemilihan sampel dari populasi secara tidak acak (nonrandom atau nonprobability sampling). Pembagian dari kedua sampling tersebut dapat dilihat pada bagan berikut (Mimmy, 2013): Teknik Sampling Probability Acak Sederhana Sistematik Non Probability Berstrata Berkelompok (Statified) (Cluster) Convenience Judgment Quota Snow Ball Gambar 2.2 Bagan Pembagian Teknik Sampling 2.4 Analisis Data 2.4.1 Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun, 2006). Metode pengujian validitas yang digunakan adalah validitas konstruk. Langkah pengujian validitas, yaitu : a. Mendefenisikan secara operasional konsep yang akan diukur b. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 18 Universitas Sumatera Utara Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total d. dengan menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”, yang rumusnya seperti berikut: ∑ = √ ∑( ) ∑ ∑ ∑ ∑( ) ∑ di mana: n = sampel yang akan diteliti X = adalah variabel independen Y = variabel dependen Item Instrumen dianggap Valid jika angka korelasi lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka instrument menjadi valid. 2.4.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif koefisien, maka alat pengukur tersebut reliabel. Adapun teknik perhitungan reliabel ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut : 1. Teknik Pengukuran Ulang (Testretest) Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara pertama dengan jawaban pada wawancara kedua. 2. Teknik Belah Dua Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas alat pengukur, maka alat pengukur yang disususn harus memiliki cukup banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama. 19 Universitas Sumatera Utara 3. Teknik Bentuk Paralel Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing jenis. 4. Internal Consistency Reliability Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai dengan yang melandasinya. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,60 (Ghozali, 2005) . Rumus cronbach alpha adalah sebagai berikut: [ ][ ∑ ] ∑ Keterangan = koefisien reliabilitas Cronbach Alpha k = jumlah pertanyaan 1 = nilai peluang = nilai varians jawaban itme ke∑ = nilai varians skor total . 2.5 Regresi 2.5.1 Pengertian Regresi Suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan tujuan untuk membuat prediksi nilai suatu variabel dependen melalui variabel independen. 20 Universitas Sumatera Utara Analisis regresi adalah teknik statistik untuk memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Analisis regresi dapat digunakan untuk dua hal pokok, yaitu: a. Untuk memperoleh suatu persamaan dari garis yang menunjukkan persamaan hubungan antara dua variabel. Persamaan dan garis yang dihasilkan bisa berupa persamaan garis bentuk linier maupun nonlinear. b. Untuk menaksir suatu variabel yang disebut variabel tak bebas (terikat) dengan variabel lain yang disebut variabel bebas berdasarkan hubungan yang ditunjukkan persamaan regresi tersebut. Berdasarkan amatan dan analisis data, penyelesaian regresi ini dapat berupa persamaan linier maupun nonlinier. Oleh karena itu analisis regresi ini terbagi atas regresi linier dan regresi nonlinear. Yang termasuk kedalam regresi linear adalah regresi linier sederhana, regresi linear berganda, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk kedalam regresi nonlinear adalah regresi model parabola kuadratik, model parabola kubik, model eksponen, model geometrik, regresi logistik, dan sebagainya (Mimmy, 2013). 2.5.2 Regresi Logistik Metode regresi merupakan analisis data yang mendeskripsikan antara sebuah variabel respon dan satu atau lebih variabel penjelas atau prediktor (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Perbedaan regresi sederhana dan regresi logistik adalah variabel respon. Regresi logistik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencari hubungan variabel respon yang bersifat dichotomous (berskala nominal atau ordinal dengan dua kategori) atau polychotomous (mempunyai skala nominal atau ordinal dengan lebih dari kategori) dengan satu atau lebih variabel prediktor. Sedangkan variabel respon bersifat kontinyu atau kategorik (Agresti, 1990). Regresi logistik berdasarkan jenis skala data variabel respon yang digunakan dibagi menjadi 3 macam, yaitu regresi logistik biner, multinomial, dan regresi logistik ordinal. 21 Universitas Sumatera Utara 1. Regresi Logistik Biner (Binary Logistic Regression) Sebelum melakukan pengolahan dengan menggunakan program paket SPSS 13.0 maka data yang akan digunakan haruslah disesuaikan terlebih dahulu. Pada regresi logistik biner, data variabel respon yang digunakan adalah data dengan skala nominal dengan hanya berupa 2 kategori yaitu “sukses” atau “gagal” misalnya: ya-tidak, benar-salah, hidup-mati, hadirabsen, laki-perempuan, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat berupa data dengan skala ordinal (seringkali digunakan pada kasuskasus/penelitian sosial kemasyarakatan) ataupun data dengan skala rasio (seringkali dijumpai pada penelitian industri). 2. Regresi Logistik Multinomial (Multinomial Logistic Regression) Pada regresi logistik multinomial, data variabel respon yang digunakan adalah data berskala nominal dengan lebih dari 2 kategori, misalnya: agama, warna lampu lalu lintas, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat berupa data dengan skala ordinal ataupun rasio. 3. Regresi Logistik Ordinal (Ordinal Logistic Regression) Pada regresi logistik ordinal, data variabel respon yang digunakan adalah data berskala ordinal dengan 2 atau lebih kategori, misalnya: setuju-tidak setuju, setuju-biasa-tidak setuju, sangat setuju-setuju-biasa-tidak setujusangat tidak setuju, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat berupa data ordinal ataupun rasio. Analisis regresi logistik merupakan salah satu pendekatan model matematis yang digunakan untuk menganilisis hubungan satu atau dua variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategorik yang bersifat dikotom/binary. Variabel kategorik yang dikotom merupakan variabel yang mempunyai dua nilai variasi yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang diberi skor 0 atau 1 yaitu dalam hal ini mengenai kesadaran mengikuti bimbingan belajar yaitu sadar atau tidak sadar (Sri Pingit Wulandari dkk, 2009). 22 Universitas Sumatera Utara 2.5.3. Persamaan Regresi Logistik Regresi logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel prediktor di mana variabel respon bersifat biner atau dikotomus. Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua kemungkinan nilai, misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering disebut juga covariate. Dengan demikian dihasikan persamaan sebagai berikut: Model regresi logistik univariat yaitu (Hosmer, 2000): π(x) = di mana: π(x) = probabilitas sukses dari variabel x (variabel dependen) = konstanta = koefisien regresi x = variabel independen e = bilangan natural (2,7182818...) Model regresi logistik multivariat π(x) = di mana: π(x) = probabilitas sukses dari variabel x (variabel dependen) = konstanta = koefisien regresi xi = variabel independen i = 1,2,3,..,k e = bilangan natural (2,7182818...) 23 Universitas Sumatera Utara Statistik Wald untuk uji signifikansi parameter regresi logistik digunakan untuk melihat apakah suatu variabel independen (prediktor) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (respon). Hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : = 0 , variabel tidak memiliki pengaruh yang signifikan H1 : ≠ 0 , variabel memiliki pengaruh yang signifikan = H0 ditolak jika nilai uji W2(Wald) ≥ H0 diterima jika nilai uji W2(Wald) < (df:α) atau p_value < α (df:α) atau p_value > α di mana: = uji wald ke-i = nilai koefisien regresi logistik untuk variable ke-i = nilai standart eror untuk variable ke-i 24 Universitas Sumatera Utara