BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Pada awalnya komunikasi berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebuah bentuk pesan kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa bentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarati “sama”. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau pesan dianut secara bersama.1 Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.2 1 2 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005, hal 46 Idib Hal. 4 9 10 Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) melahirkan suatu definisi komunikasi baru yang menyatakan bahwa, “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam”.3 Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi definisi komunikasi. Dimensi pertama adalah tingkat observasi (level of observation), atau derajat keabstrakannya. Dimensi kedua adalah kesengajaan (intentionality). Sebagian definisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang disengaja,sedangkan definisi lainnya tidak menuntut syarat ini. Dimensi yang ketiga adalah penilaian normative.4 Berbicara tentang komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah. Komunikasi di definisikan secara luas sebagai ”berbagai pengalaman”. Sampai batas tertentu, semua mahluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagai pengalaman.5 Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan yaitu memberi dan menerima, sehingga disimpulkan proses komunikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh komunikator untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapatnya kepada orang lain. Dari uraian yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antara peserta komunikasi, yang dimaksudkan atau ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang 3 H. Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hal.20 Ibid Hal. 60 5 Frank Jefkins, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002, hal. 56 4 11 lain sesuai dengan harapan dan keinginan pemberi pesan, serta untuk menciptakan saling pengertian antara orang-orang yang berkomunikasi. 2.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi Komunikasi hanya bisa terjadi apabila didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:6 1. Source (Sumber) Source atau sumber adalah pihak yang mempunyai inisiatif atau keinginan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain. Sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber dapat juga disebut sebagai komunikator, pembicara, originator, atau penyandi (encoder). 2. Message (Pesan) Pesan yang dimaksud dalam sebuah proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan oleh komunikator dengan cara tatap muka atau pun melalui penggunaan media-media komunikasi. Isi pesan yang disampaikan dapat berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi-informasi, nasehat atau pun propaganda. Oleh komunikator, pesan dapat disampaikan baik secara verbal maupun secara non verbal. Secara nonverbal, pesan dapat disampaikan melalui tindakan-tindakan atau gerak tubuh/gestur (dapat 6 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi . Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 19 12 berupa anggukan atau gelengan kepala, senyuman, dan lainlain, juga melalui musik, lukisan, patung, dan sebagainya). 3. Channel (Media) Adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Pemilihan media komunikasi dilakukan oleh komunikator sesuai dengan situasi., jumlah, penerima pesan yang dihadapi, dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam komunikasi massa, media dapat didefinisikan sebagai alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. 4. Receiver (Penerima) Penerima dapat didefinisikan sebagai orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan menerima pesan dari komunikator. Kemudian pesan tersebut disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, rujukan nilainilai kehidupan yang dianut oleh penerima, dan juga pengetahuan dan perasaanya. 5. Effect (Respon/Effect) Adalah tanggapan atau seperangkat reaksi yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan. Misalnya apakah pesan tersebut menambahkan pengetahuan, perubahan keyakinan, ataupun perubahan perilaku, dan sebagainya pada komunikan. Respon atau efek yang terjadi pada komunikan tidak selamanya sesuai dengan harapan komunikator.7 7 Hafied Cangara, op cit., hal. 24-26 13 2.2 Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.8 Public Relations (PR) membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif dengan memberikan kontribusi pemahaman bersama di antara kelompok dan institusi. PR berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik dan privat. Dalam buku Dasar-Dasar Public Relation mengatakan bahwa: “Public Relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. Yang artinya Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari branda yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga 8 Cutlip, Effective Public Relations, Edisi Kesembilan, 2011, hal 6 14 tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.9 Menurut definisi (British) Institute of Public Relations (IPR), Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Public Relations merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi dengan publiknya yang ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga tersebut. Karena itu, Public Relations berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen, memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Pada dasarnya, Public Relations menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik. Dalam Public Relations dibedakan menjadi dua macam publik yang menjadi sasaran yakni publik internal dan eksternal. Menurut Cutlip dan Center bahwa ada empat proses manajemen Public Relations yang efektif dilaksanakan untuk langkah memecahkan problem, yaitu : a. Fact finding, Yaitu mencari atau mengumpulkan fakta-fakta atau data sebelum melakukan suatu kegiatan atau tindakan. 9 Wilcox dan Cameron, Public Relations: Strategies And Tactics 2006, hal.5 15 b. Planning, Yaitu membuat rencana tentang apa yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi masalah-masalah dalam proses pengumpulan fakta-fakta. c. Communicating, Setelah rencana disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang matang, berdasarkan fakta-fakta tersebut dan data yang telah dikumpulkan, Public Relations Officer kemudian melakukan kegiatannya. d. Evaluation, Mengadakan evaluasi terhadap suatu kegiatan perlu dilakukan untuk menilai apakah tujuan itu sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau menggunakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.10 2.3 Marketing Public Relations 2.3.1 Definisi Marketing Public Relations Marketing Public Relations didefinisikan sebagai sebuah proses perencanaan, eksekusi dan evaluasi program-program yang mendorong atau menganjurkan pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang kredibel dalam menyampaikan informasi dan menciptakan Marketing Public Relations yang mengidentifikasi perusahaan dan produknya dengan kebutuhan, keinginan, perhatian, dan kepentingan konsumen. 11 Misi Marketing Public Relations jelas untuk mendukung tujuan pemasaran. Hubungan kerja yang erat harus dijaga antara PR dan Marketing Public Relations, tidak hanya karena kesamaan keterampilan dan pengalaman, 10 Oemni Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations, PT.Citra Aditya Bakti, 1995, hal. 31-33 st Harris & Whalen, The Mareketer’s Guide to Public Relations in 21 Century, 2006, yang dikutip oleh Kriyantono, hal.58 11 16 tetapi juga karena kebutuhan untuk mengintegrasikan tujuan pemasaran dengan tujuan perusahaan.12 2.3.2 Tujuan Marketing Public Relations Marketing Public Relations dapat membangun kesadaran dengan menempatkan berita di media untuk menarik perhatian orang pada suatu produk, jasa, orang, organisasi atau gagasan. Marketing Public Relations dapat membangun kredibilitas dengan menyampaikan pesan dalam konteks editorial. Marketing Public Relations dapat membantu untuk meningkatkan antusiasme tenaga penjualan dan penyalur dengan cerita-cerita mengenai produk baru sebelum diluncurkan. Marketing Public Relations dapat menurunkan biaya promosi karena Marketing Public Relations menghabiskan biaya yang lebih rendah daripada surat langsung dan iklan media. 2.3.3 Peran Marketing Public Relations Marketing Public Relations jauh melampaui hanya sekedar pemberitaan sederhana dan memegang peran penting dalam tugas-tugas berikut : a) Membantu peluncuran produk-produk baru, b) Membantu memposisikan kembali produk yang sudah matang, c) Membangun minat terhadap kategori produk, d) Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, e) Membela produk yang telah menghadapi masalah publik, f) Membangun citra korporat yang tercermin baik dalam produk- produknya.13 12 st Harris & Whalen, The Mareketer’s Guide to Public Relations in 21 Century, 2006, hal.9 17 PR dapat menjadi efektif menopang fungsi marketing, harus terlebih dahulu diperjelas dalam perencanaan marketing. PR digunakan dalam perencanaan marketing untuk mencapai sejumlah sasaran : a. Membantu perusahaan dan nama produknya agar lebih dikenal. b. Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk. c. Membantu meningkatkan suatu produk life cycle contohnya menyempurnakan pesan iklan dan promosi penjualan dengan menambah informasi baru. d. Mencari pangsa pasar baru dan memperluas keberadaannya. e. Memantapkan semua image (citra) yang positif bagi produk dan usahanya.14 Bagan dibawah ini menunjukkan ketertarikan antara objektif PR dalam mendukung strategi pemasaran :15 Objective dan Program (Marketing/ Objective) (Marketing Strategy) (PR Objective) (PR Strategy) (Work Programme PR) 13 Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, jilid 1, edisi 13, Erlangga, 2008 2008, hal.277 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.154 15 Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning, Gramedia Pustaka Utama, 1998, hal.60 14 18 Dapat disimpulkan bahwa MPR merupakan pengembangan dari fungsi PR, yaitu memperkuat fungsi manejemen perusahaan dan mendukung tujuan pemasaran. MPR dapat dikatakan dapat mendorong kegiatan pemasaran karena tujuan program PR dalam MPR untuk merangsang pembelian dan sekaligus dapat memberikan nilai-nilai kepuasan bagi pelanggan yang telah menggunakan produk atau jasanya melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya, informatif, persuasif dan edukatif tentang manfaat atas suatu produk atau jasa yang diluncurkan. 2.4 Event 2.4.1 Pengertian Event Dalam arti sempit event diartikan sebagai pameran, pertunjukan, atau festival, dengan syarat ada penyelenggara, peserta, dan pengunjung. Namun, dalam arti luas, event diartikan sebagai suatu kurun waktu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi dengan mendatangkan orang-orang ke suatu tempat agar mereka memperoleh informasi atau pengalaman penting serta tujuan lain yang diharapkan oleh penyelanggara. Event termasuk kegiatan pemasaran dan komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran dari sebuah perusahaan.16 Komponen S dan W dikaji dari unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan kedua komponen lainnya O dan T dikaji dari lingkungan dimana dia berada. Peluang dan ancaman bisa muncul dari unsur-unsur dari peraturan pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat, perubahan 16 John E. Kennedy, Manajemen Even. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Hal 3-4 19 struktur kependudukan, pandangan yang tengah beredar di masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik, tekanan yang muncul dari para environmentalist, dan sebagainya. Bahan – bahan yang diperoleh sampai di sini akan dapat bermanfaat untuk disampaikan dalam proses perumusan rencana jangka panjang yang umumnya dilakukan secara bersama-sama dengan bagian lain didalam perusahaan. Proses ini menimbulkan interaksi dan melahirkan saling pengertian di antara pihak-pihak yang terkait. Hasil akhir dari perumusan ini adalah suatu rencana yang bersifat menyeluruh dan menyatu. Semua pihak akan mengetahui dimana sekarang perusahaan berada, dan kemana perusahaan tersebut dikendalikan dalam kurun waktu tertentu. Komunikasi pemasaran dinayatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditunjukkan untuk menyampaikan pesan kepada pasar atau khalayak sasaran melalui berbagai saluran (media), dengan harapan komunikasi yang dijalankan dapat mencapai tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan. Adapun jenis media yang dapat digunakan adalah poster, baliho, selebaran, televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain-lain. 2.4.2 Tujuan Event “Tujuan event adalah untuk memperkenalkan produk-produk untuk mendapatkan pembeli dalam jumlah besar. Biasanya pesanan-pesan dalam jumlah besar terjadi dalam pameran. Selain itu, di dalam pameran, pembeli dan penjual bisa langsung bertemu. Itu berarti perusahaan peserta pameran dan pembeli dapat menghemat waktu dan tenaganya dibandingkan event - event lain. Dengan kata 20 lain, tujuan pameran adalah untuk mendapatkan konsumen potensial, terbuka kesempatan yang cukup besar bagi perusahaan untuk membujuk pengunjung yang datang ke acara pameran agar melihat atau membeli sesuatu yang ditawarkan pada pameran tersebut.”17 Pelaksanaan event tidak semata-mata memberikan hiburan pada masyarakat, tetapi juga mempunyai tujuan lain yang ingin dicapai pada perusahaan, yaitu:18 1. Awareness, meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan atau produk yang ditampilkan. 2. Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbal balik. 3. Menunjukan niat baik dari perusahaan sekaligus memberikan citra positif pada masyarakat sebagai public sasarannya. 4. Mempertahankan penerimaan masyarakat. 5. Memperoleh rekanan baru melalui event yang dirancang secara menarik dan kreatif. Event sangat efektif mempengaruhi khalayak sasaran baik dalam aspek kognitif (awareness dan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan, merek, atau produk), aspek afektif (mengatasi kesalahpahaman dan prasangka serta mengasosiasikan merek dengan suatu gaya hidup, kegiatan, atau individu tertentu), maupun aspek konati (mempertahankan penerimaan masyarakat akan produk, merek, atau perusahaan). 17 Lidiana Evelina. Event Organizer Pameran. Jakarta: PT. Indeks. 2007. Hal 7 Wahyuni Pudjiastuti. Special Event Alternatif Jitu Membidik Pasar. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2010. Hal: xxiv 18 21 Event memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif antara penyelenggara dan konsumen atau khalayaknya. Komunikasi yang terjadi sangat efektif untuk meyakinkan khalayak dibandingkan bila dikomunikasikan melalui media massa. 2.4.3 Fungsi Event “Event memiliki pengaruh besar karena keterlibatan customer didalamnya. Dua tahun terakhir, event atau brand activation memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Padahal, sebelumnya event dianggap sebagai pelengkap kegiatan komunikasi lainnya karena perusahaan masih banyak mengandalkan kegiatan ATL atau pemasangan iklan pada media massa. Terdapat beberapa fungsi dari event marketing yang digunakan perusahaan, yaitu:19 1. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek. 2. Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching). 3. Menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor. 4. Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan. Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan 2.4.4 Jenis Event Event yang dilaksanakan dalam aktivitas kehumasan, secara garis besarnya adalah: 19 Event Marketing, Riset PPM Manajemen Research, Jakarta, 2008, Hal 5 22 a. Calendar of event, Calendar of event, yaitu secara rutin (regular event) yang dilaksanakan pada hari, bulan, tahun, tertentu secara periodic dan berulang-ulang (rutin) diselenggarakan sepanjang tahun. b. Momentum event, Yaitu acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen-momen tertentu di luar acara rutin tersebut, yang dianggap sebagai momen oleh pihak lembaga atau humas untuk mengadakan suatu hal yang istimewa yang perlu diperingatkan dan dipublikasikan. c. Special Event, Peristiwa khusus tersebut secara garis besarnya terdapat tiga jenis kegiatan dalam humas, yaitu : Acara suatu peresmian, misalnya acara peresmian pembukaan cabang perusahaan dengan mendatangkan orang-orang penting seperti pejabat, klien, competitor dan lain-lain. Acara peringatan tertentu, seperti acara ulang tahun perusahaan dengan tampil istimewa dengan mendatangkan banyak artis. Acara komersial (new product launching) atau non komersil (Social Community Relations), seperti meluncurkan produk baru atau produk lama dengan kemasan yang baru dengan kemasan yang baru dengan membuat pameran atau event tentang produk baru itu agar masyarakat mengenalinya terlebih dahulu.20 20 Ruslan, Rosady. 1997. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 23 Jadi ajang acara khusus (special event) tersebut merupakan suatu peristiwa istimewa atau yang tengah berlangsung dan dirancang secara khusus dalam program acara kehumasan yang dikaitkan dengan event tertentu. Dapat disimpulkan bahwa menyelenggarakan sebuah event merupakan dasar dari setiap kegiatan public relations. Dan setiap kegiatan public relations adalah melayani kepentingan masyarakat, dan bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi. Idealnya, kegiatan public relations saling menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat. Ini adalah benang yang menjalin kepentingan organisasi dengan kepentingan dan urusan masyarakat. 2.4.5 Program PR melalui Event Media komunikasi Humas untuk khalayak eksternal, memiliki berbagai bentuk antara lain : a. Jurnal internal dan jurnal eksternal, b. Media audiovisual, c. Literatur edukatif, d. Komunikasi lisan, e. Pameran, f. Seminar dan konferensi, dan g. Sponsor21 21 M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Bumi Aksara, 2005, hal. 174 24 2.5 Efektivitas Event Definisi efektivitas secara umum adalah : mengerjakan hal-hal yang benar, mencapai tingkat diatas pesaing, membawa hasil, menangani tantangan masa depan, meningkatkan laba keuntungan, dan mengoptimalkan sumber daya. 22 Sedangkan efektivitas PR dapat diukur dengan baik bila pesan utama, kelompok sasaran utama dan saluran komunikasi yang diinginkan organisasi sudah diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sebelumnya. 23 Kesimpulan berdasarkan teori-teori di atas, definisi efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Sementara pengukuran efek program PR mencatat seberapa jauh hasil yang telah dicapai untuk masing-masing target khalayak maupun keseluruhannya sebagaimana yang dinyatakan dalam tujuan program. 2.5.1 Tolak Ukur Efektivitas Event PR/MPR Secara umum, untuk pengukuran efektivitas dari spesifikasi perencanaan program dan kerja kampanye PR atau Humas yang telah dilaksanakan, yaitu secara umum tolak ukurnya adalah sebagai berikut a) Audience Coverage (khalayak yang ingin dicapai), Berapa banyak khalayak yang dapat diterpa atau dijangkau pesan-pesan kampanye PR dan marketing communications. Di sini pentinganya pemilihan media (media planning) agar dapat menjangkau khalayak sasaran dengan efektif. 22 Andre Hardjana, Audit Komunikasi, Teori dan Praktek, Grasindo, Jakarta, 2003, hal. 24 Yosal Iriatara, Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik, Simbiossa Rekatama Media, Bandung, 2008, hal. 190 23 25 b) Audience Response (tanggapan khalayak), Kampanye PR akan efektif bila khalayak pada acara merespon secara positif. Artinya, kampanye PR mampu mendorong partisipasi aktif khalayak untuk mendukung special event yang dilaksanakan. Adanya “sense of belonging” dari khalayak terhadap perusahaan. Efektivitas kampanye PR terletak pada kemampuannya menciptakan keterlibatan sosial (social involvement) yang tinggi. Diharapkan akan memunculkan opini khalayak (public) terhadap organisasi adalah positif atau favourable. c) Communication Impact (pengaruh komunikasi), Sejauhmana pesan-pesan komunikasi yang menggunakan berbagi media mampu mempengaruhi kognitif (pengetahuan/pemikiran), afektif (apa yang dirasakan/sikap), dan konatif atau perilaku khalayak. Karena itu proses komunikasi harus dapat membantu menyebarkan pesan yang dapat dimengerti, dipahami, dirasakan dan ditiru khalayak sasaran. d) Process of Influence, Artinya proses persuasi yang dilakukan PR harus terkesan alamiah dan sewajarnya. Jangan sampai ada kesan dipaksakan, apalagi kesan bahwa perusahaan adalah yang paling hebat, paling benar dan sebagainya. Proses pengaruh ini janganlah menggunakan berbagai cara tanpa mempertimbangkan khalayak.24 2.6 Brand Awareness Brand awareness terkait dengan seberapa jauh konsumen dapat mengenal dan mengingat suatu merek. Aspek-aspek yang terkait dengan peningkatan brand 24 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hal. 376-378 26 awareness menjadi sangat penting. Misalnya, seberapa jauh merek mudah dikenal dan diingat, jenis cues dan reminders yang digunakan, seberapa jauh merek tersebut mudah diucapkan. Brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu.25 Membangun brand awareness berarti membuat pelanggan mengerti kategori produk atau layanan dimana brand tersebut bersaing. Pada tingkatan yang lebih luas, keberhasilan membangun brand awareness sangat tergantung pada seberapa jauh pelanggan mengerti bahwa merek tersebut dirancang untuk memenuhi kebetuhan mereka.26 Untuk mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah merek, Keller menyarankan penggunaan empat indikator antara lain:27 1) Recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang mereka ingat. Top of mind adalah salah satu cara yang sering digunakan oleh praktisi pemasaran untuk mengukur brand recall. 2) Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam satu kategori tertentu. 3) Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk atau layanan. Indikator ini menunjukan, jika merek tersebut tidak termasuk 25 Tjipto, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Andi, Yogyakarta, 2005. Hal 40 Soehadi, Effective Branding, Quantum Bisnis and Manajemen, Bandung 2005. Hal 28 27 Ibid, Hal 10 26 27 dalam alternatif pilihan, terutama untuk merek baru, maka aktivitas below the line menjadi sangat penting. 4) Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang menggunakan produk atau layanan pesaing. Awareness dikatakan tinggi jika konsumen dapat mengingat merek, baik sebelum proses pembelian, ketika dalam proses pembelian, maupun ketika konsumen mengonsumsi produk pesaing.28 2.7 Penelitian Terdahulu Rujukan pertama penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah skripsi Helmy Hazairin Firdaus 2014 tentang “Pengaruh Event Sponsorship terhadap Brand Awareness Majalah Suave Indonesia (Survey pada Komunitas Manumit Bandung)” Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Penulis tidak menemukan penelitian terdahulu dengan judul yang sama dengan judul penelitian yang penulis sedang lakukan. Dalam skripsi dijelaskan, event sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadiikan nama perusahaan diingat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Event sponsorship juga dimaksud untuk membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap majalah Suave. Majalah Suave sebagai free magazine yang mampu memberikan kontribusi bagi pembacanya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari lapangan, terdapat beberapa permasalahan seperti banyak konsumen yang belum menyadari keberadaan majalah Suave perlu diketahui majalah yang dicetak terbatas sehingga 28 Soehadi, Effective Branding, Quantum bisnis and Manajemen, Bandung 2005. Hal 37 28 tidak mencakup seluruh konsumen, pendistribusian dan dikarenakan adanya pesaing yang menawarkan konsep majalah yang hampir sama. Dengan pelaksanaan event sponsorship yang tepat diharapkan dapat membangun dan meningkatkan brand awareness suatu prosuk dibenak konsumen. Brand Awareness yang kuat menunjukan jika brand awareness suatu produk di benak konsumen. Brand awareness tersebut memiliki tempat yang unik, kredibel, dan bernilai dalam benak pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran event sponsorship pada majalh Suave, gambaran brand Awareness majalah Suave, dan pengaruh event sponsorship terhadap brand awareness majalah Suave. Berdasarkan landasan pemikiran serta tujuan dari penelitian ini, dengan demikian event sponsorship dapat mempengaruhi brand awareness. Event sponsorship amat sangat penting diadakan untuk mengenalkan atau bahkan menyadarkan masyarakat luas pada umumnya bahwa majalah Suave itu ada,sehingga barand awareness majalah Suave melekat di benak konsumen. Makadariitu, diprediksikan jika dengan memperbanyak event sponsorship maka brand awareness majalah Suave akan ikut meningkat. 2.7.1 Hipotesa Penelitian Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Ada dua hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini, yaitu: 29 1. Hipotesis nol (Ho) adalah pernyataan yang menunjukkan tidak ada perubahan. Ho : Tidak ada pengaruh antara event SportNation dengan peningkatan brand awareness PT. JungleLand Asia. 2. Hipotesis Penelitian / Hipotesis Alternatif adalah pernyataan dari apa yang diharapkan akan terjadi dan bukan dari apa yang diharapkan tidak terjadi apa – apa. Ha : Ada pengaruh antara event SportNation peningkatan brand awareness PT. JungleLand Asia dengan