INTISARI Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan utama di dunia, termasuk Indonesia. M anifestasi klinik dari infeksi dengue sangat bervariasi, dapat asimptomatik sampai sindroma syok dengue (SSD). Hipotesis antibody-dependent enhancement yang menyatakan bahwa an tibodi non netralisasi dapat menimbulkan enhancement pada infeksi sekunder dengue melalui reseptor Fcγ sehingga memperparah infeksi masih kontroversial. Penelitian klinik menunjukkan bahwa tidak semua infeksi sekunder bermanifestasi sebagai DB D, tetapi ham pir semua kasus DBD disebabkan oleh infeksi sekunder. Diduga ekspresi Fcγ berpengaruh terhadap tim bulnya kejadian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang untuk mengetahui ekspresi FcγRII (CD 32) m onosit pada pasien yang terinfeksi dengue primer dan sekunder. Subyek penelitian adalah pasien anak dan dewasa yang terinfeksi dengue berdasarkan kriteria WHO 2011. Ekspresi FcγRII (CD32) monosit pada whole blood diukur menggunakan FACS Calibur dengan teknik lyse no wash. Infeksi dengue primer dan sekunder ditentukan berdasarkan rasio optical density (OD) dari IgM /IgG yang diperiksa menggunakan ELISA. Rasio OD IgM /IgG ≥ 1,2 dinyatakan sebagai infeksi primer, sedang kan apabila < 1,2 dinyatakan sebagai infeksi sekunder. Subyek penelitian terdiri dari 20 pasien infeksi primer dan 32 pasien infeksi sekunder pada fase akut. Ekspresi FcγRII (CD 32) monosit secara signifikan lebih rendah pada infeksi dengue primer dibandingkan dengan infeksi dengue sekunder (187,825±31,584 vs 218,598±43,414 M FI; p=0,008). Kata kunci: infeksi dengue primer, infeksi dengue sekunder, FcγIIR (CD32) monosit, flowcytometry xi ABSTRACT Dengue infection is a major health problem in the world, including Indonesia. Clinical manifestations of dengue infection vary w idely, from asymptomatic until dengue shock syndrome (D SS). A ntibody-dependent enhancement (A DE) hypothesis which states that no n-neutralizing antibodies in secondary dengue infection may enhance dengue infection via Fcγ receptors is still controversial. Clinical research shows that not all secondary infections manifest as DHF /DSS, but nearly all D HF/DSS cases are caused by a secondary infection. Allegedly expression of Fcγ effect on this incident. This is an observational analytical study with a cross sectional design to determine the expression of FcγRII (CD 32) monocytes in patients w ith primary and secondary dengue infection. CD32 of monocyte were measured using FACS Calibur with lyse no wash technique. Primary and secondary dengue infection was determined by IgM /IgG optical density ratio using ELISA capture method. The ratio of IgM /IgG ≥ 1.2 considered as primary infection, w hi le the ratio < 1.2 were considered secondary infection. Twenty patients prim ary and 32 patients secondary in acute phase of dengue infection were partisipated in this study. Expressions of monocytes’ FcγRII (CD 32) were significantly lower in primary than secondary dengue infection (187.825±31.584 vs 218.598±43.414 M FI; p=0.008) . Keywords: primary dengue infection, secondary dengue infections, FcγIIR (CD32) monocytes, flowcytometry xii