1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang dan Permasalahan
Palang Merah Indonesia merupakan salah satu instansi yang menyediakan
darah selain instansi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan(Akhdemila, 2009),
untuk melaksanakan tugas tersebut PMI membuat suatu unit khusus yang disebut
Unit Transfusi Darah atau UTD. Apabila kebutuhan darah meningkat UTD PMI
harus dapat menyediakan darah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien.
Permintaan
yang
meningkat
tersebut
terkadang
tidak
diiringi
dengan
meningkatnya jumlah pendonor maka UTD PMI kekurangan persediaan darah
(Akhdemila, 2009). Alternatif lain orang membutuhkan darah dengan mencari
pendonor yang bisa membantu mendonorkan darahnya, seperti saudara, teman,
atau bahkan masyarakat umum. Kendalanya bahwa ketika ingin mencari seorang
pendonor tidak selalu ada, apabila saudara ataupun teman tidak bisa membantu
dalam mendonorkan darah biasanya mencari pendonor dari masyarakat umum.
Dengan mencari pendonor dari masyarakat umum diharapkan ada seseorang
yang bersedia menjadi pendonor, hanya saja ketika mencari pendonor dari
masyarakat umum harus menggunakan media yang mampu menginformasikan
kebutuhan darah dengan cepat dan tersebar luas. Peranan teknologi saat ini sudah
tidak bisa diabaikan lagi dari kebutuhan manusia, semakin manusia berkembang
maka semakin berkembang pula teknologi yang dimiliki. Dalam hal ini media
sosial diharapkan dapat digunakan untuk menginformasikan kebutuhan darah,
salah satu contohnya adalah Twitter.
Twitter dapat dimanfaatkan kegunaannya untuk berbagi informasi, seperti
yang dilakukan oleh komunitas pendonor darah BFL Indonesia pada akun
@Blood4LifeID
(https://twitter.com/Blood4LifeID)
untuk
saling
berbagi
informasi tentang kebutuhan darah. Konsep awal dari “Blood For Life” (BFL)
adalah menjadi jembatan komunikasi dan informasi antara pasien-pasien yang
membutuhkan darah dengan para pendonor (Wirawan, 2011). Tweet kebutuhan
darah dapat tersampaikan kesemua anggota yang sudah mem-follow akun twitter
1
2
komunitas pendonor, hanya saja tidak semua masyarakat mem-follow akun twitter
tersebut atau bahkan tidak memiliki akun twitter. Dilihat dari permasalahan
tersebut
diharapkan
ada
mekanisme
yang
mampu
membantu
untuk
menginformasikan kebutuhan darah dari tweet dengan cepat dan tersebar luas.
Sistem Multi Agen bisa dimanfaatkan untuk membantu menginformasikan
kebutuhan darah dari tweet, karena sistem agen dapat membantu dalam proses
pengolahan informasi kebutuhan darah dari tweet secara realtime dan juga mampu
bekerja secara autonomous. Informasi yang diambil dari tweet merupakan
informasi teks tidak terstruktur, sehingga dibutuhkan suatu mekanisme
pengolahan teks menjadi teks yang tersetruktur. Pengolahan teks dengan
melakukan klasifikasi tweet dan ekstraksi informasi. Klasifikasi tweet merupakan
aktifitas menentukan label atau kategori dari suatu tweet, sedangkan ekstraksi
informasi merupakan proses yang mengumpulkan informasi target dari kumpulan
teks yang tidak tersetruktur kedalam bentuk yang lebih tersetruktur (Manning,
2012).
Klasifikasi yang dilakukan dalam pengolahan informasi yaitu untuk
penentuan kategori informasi tweet relevan dengan kebutuhan darah, sedangkan
ektraksi merupakan klasifikasi setiap token atau kata pada tweet. Sebelumnya
proses yang dikembangkan yaitu dengan melakukan pencarian tweet dengan akun
BFL INDONESIA (@Blood4LifeID), karena pada akun tweet tersebut informasi
membutuhkan darah selalu update. Dalam hal ini data akan diproses dengan cara
text mining dan akan diolah berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam dokumen.
Dengan demikian diperlukan algortima yang sederhana agar proses pengolahan
dapat efektif dan efisien. Metode yang sesuai dalam hal melakukan klasifikasi
yaitu menggunakan naïve bayes classifier. Pendekatan yang mengacu pada
teorema Bayes merupakan prinsip peluang statistika untuk mengkombinasikan
pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru. Prinsip ini kemudian
digunakan untuk memecahkan masalah klasifikasi (Tan dkk. 2006). Proses
pencocokan juga dibutuhkan dalam menentukan calon pendonor darah, apakah
termasuk ke dalam kelas pendonor ataupun kelas non pendonor.
3
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu dalam
menginformasikan kebutuhan darah dari tweet supaya informasi dapat
tersampaikan dengan cepat. Dalam penelitian ini pengembangan perangkat lunak
menggunakan
sistem
multiagen
dengan
metodologi
Prometheus
untuk
pembangunan sistem secara arsitektur BDI (Belief Desire Intention), serta
menggunakan metode naïve bayes classifier. Platform JADE digunakan untuk
pengembangan implementasi sistem multiagen.
1.2
Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, permasalahan yang akan diselesaikan adalah :
1. Bagaimana menerapkan konsep multiagen untuk memperoleh informasi
golongan darah, jenis rhesus, lokasi serta kategori kebutuhan darah dari data
twitter.
2. Bagaimana menerapkan metode naïve bayes classifier menggunakan
tekonologi agen sehingga dapat menentukan kategori informasi tweet.
1.3
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini memiliki permasalahan yang cukup luas, sehingga
diberikan batasan-batasan yang meliputi :
1. Data dikumpulkan dari data tweet akun BFL INDONESIA (@Blood4LifeID).
2. Data tweet yang diambil berbahasa Indonesia.
3. Data calon pendonor sudah mendaftar menjadi anggota dalam aplikasi dan
memiliki syarat menjadi pendonor.
4. Peran (role) agen secara autonomous hanya dapat dilakukan pada download
tweet, preprocessing, klasifikasi dan pencocokan data kebutuhan darah.
5. Sistem hanya dapat menginformasikan kategori kebutuhan darah dari data
tweet.
6. Sistem tidak mampu mengetahui tweet kebutuhan darah yang diinformasikan
sudah mendapat pendonor atau belum.
4
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah :
1. Menghasilkan model berbasis multi agen yang memiliki kemampuan dalam
menginformasikan kebutuhan darah dari data tweet.
2. Menerapkan metode naïve bayes classifier dalam menentukan klasifikasi
tweet yang relevan dengan kebutuhan darah.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mewujudkan sistem yang dapat
menginformasikan kebutuhan darah yang diolah dari data tweet, sehingga
membantu resipien mendapatkan darah yang dibutuhkan dengan mudah. Hal ini
merupakan alternatif bagi resipien dalam mendapatkan pendonor darah yang
sesuai.
1.6
Keaslian Penelitian
Saat ini belum dilakukan penelitian mengenai pengambilan informasi dari
data twitter yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan darah. Namun ada juga
beberapa penelitian tentang klasifikasi data teks dengan menggunakan metode
naïve bayes classification. Pada penelitian tersebut lebih cenderung pada
menghasilkan klasifikasi dokumen atau halaman web dan sentimen analisis dari
teks, sedangkan penelitian akan menghasilkan klasifikasi untuk kategori
kebutuhan darah dan juga calon pendonor darah.
1.7
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam rancang bangun sistem agen untuk
melakukan ekstraksi kebutuhan pendonor darah sebagai berikut:
1.
Kajian pustaka dan studi literature
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan pengumpulan
berbagai bahan referensi, tesis/disertasi, jurnal penelitian, buku teori dan sumber
5
informasi lainnya yang dapat diperoleh dari internet yang terkait dengan
penelitian.
2.
Pengumpulan Data
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data-data penelitian yaitu
kumpulan data dari tweet postingan terkait kebutuhan pendonor darah.
3.
Analisis Sistem
Proses yang dilakukan identifikasi antar muka sistem meliputi proses input
dan output. Kemudian menentukan tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan
fungsionalitas sistem dan skenario sistem.
4.
Rancangan Sistem
Tahap ini menentukan Agent apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunan
sistem, bagaimana cara kerja agent dalam berinteraksi dengan lingkungan dan
juga kejadian penting yang akan terjadi pada lingkungan sistem. Dalam tahap ini
menghasilkan diagram sistem secara keseluruhan, deskripsi, interaksi dan
kejadian penting antar Agent. Bagaimana internal dari masing-masing agent dan
bagaimana setiap agent menyelesaikan tugasnya dalam keseluruhan sistem. Yang
dihasilkan dalam tahapan ini adalah diagram rinci yang memperlihatkan
fungsionalitas internal dari agent dan kemampuannya.
5.
Implementasi
Tahap ini berisi uraian hasil implementasi dari rancangan sistem, meliputi
pengembangan aplikasi menggunakan jade yang dapat dijalankan pada platform
windows.
6.
Pengujian
Pengujian sistem akan dilakukan terhadap beberapa unsur antara lain:
1.
Pengujian untuk mengetahui apakah agen dapat melakukan proses
pengumpulan data tweet dengan benar.
2.
Kemampuan agen untuk melakukan tahapan preprocessing sehingga
menghasilkan data tweet yang bersih.
3.
Kemampuan agen untuk mengumpulkan kategori yang tergolong
informasi kebutuhan darah dengan menggunakan konsep naïve bayes
classification.
6
4.
Pengujian untuk mengetahui apakah agen dapat melakukan pencocokan
data calon pendonor yang memiliki kriteria sebagai pendonor.
Pengujian untuk menentukan akurasi proses klasifikasi menggunakan
metode n- fold cross validation digunakan untuk menganalisa akurasi algortima
naive bayes classification. Sebanyak 20% dari jumlah posting secara bergantian
dijadikan data uji sebanyak 3 kali terhadap 80% posting lainnya yang dijadikan
sebagai data training. Nilai akurasi diperoleh dari rata-rata nilai akurasi dari 3 kali
pengujian tersebut. Untuk menghitung nilai akurasinya digunakan persamaan 1.1
(Liu, 2011).
=
1.8
X 100%
(1.1)
Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari tujuh (7) bab dengan masing-
masing berisi rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan peneltian, manfaat penelitian,
keaslian penelitian, metodologi penelitian dan sistematika laporan penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang memuat uraian sistematis tentang
informasi hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terkait topik
penelitian.
Literatur
dan
publikasi
mengenai agen
cerdas,
metodologi
pengembangan perangkat lunak berbasis agen cerdas, platform yang digunakan
untuk mengimplementasikan peneltian, metode klasifikasi dan penelitian tentang
text mining.
Bab III Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang dasar-dasar teori yang digunakan sebagai
bahan referensi dalam penelitian. Referensi yang digunakan yaitu pendekatan
7
agen cerdas dan sistem multi agen, penerapan agen menggunakan arsitrektur BDI
dengan metodologi prometheus, teori text mining dan klasifikasi dengan metode
naïve bayes classifier.
Bab IV Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini menguraikan tentang analisis kebutuhan untuk membangun sistem,
menentukan rancangan sistem meliputi rancangan download tweet, rancangan
pengolahan text, rancangan agen, rancangan basis data dan rancangan antar muka.
Bab V Implementasi
Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem yang dibangun terdiri
dari implementasi agen dalam melakukan tugasnya mengumpulkan data dari
tweet, berkomunikasi antar agen, melakukan klasifikasi dengan metode naïve
bayes classifier dan agen bekerja pada perangkat mobile untuk mencocokan
informasi kebutuhan darah. Sistem yang dihasilkan dalam bentuk backend yaitu
antar muka dengan JSP dan servlets, begitu juga aplikasi mobile dalam bentuk
frontend yang berjalan pada sistem operasi android.
Bab VI Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menguraikan pengujian dan pembahasan secara mendetail hasil dari
penelitian. Pembahasan tentang pengembangan sistem multi agen dan pengujian
terhadap kinerja yang dilakukan oleh agen.
Bab VII Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang
diajukan untuk pengembangan atau penelitian selanjutnya.
Download