BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga adalah dua

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
bersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah bagian dari
masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membangun kebudayaan yang
sehat. Sehingga keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama
anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga lain atau
bahkan masyarakat yang ada di sekitarnya (Setiadi, 2006).
Menurut Friedman (1998) secara umum ada lima fungsi dasar keluarga yaitu :
fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, fungsi reproduksi dan fungsi
perawatan/pemeliharaan kesehatan. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Di zaman sekarang ini secara perlahan-lahan tetapi pasti telah terjadi erosi
terhadap fungsi keluarga, makin sedikitnya waktu bagi orangtua untuk anak dan
keluarga, serta meningkatnya angka perceraian. Sikap keluarga yang tidak peduli
terhadap kebutuhan tumbuh kembang anak-anak dapat menyebabkan gangguan
pada perkembangan dan kesehatan anak (Suryanto, 2008). Berdasarkan Ditjen
Bina Yanmedik Depkes RI Angka kematian Bayi mengalami penurunan pada
tahun 2006 menjadi 25,9 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu maternal
cenderung menurun dari 5,1 per 1000 kelahiran hidup (2002) menjadi 2,0 per
1000 kelahiran hidup (2006), jumlah Angka Kematian Balita tahun 2002-2003
Universitas Sumatera Utara
adalah 46 per 1000 kelahiran hidup (hasil SDKI). Pada tahun 2006 dari data 10
penyakit utama pasien rawat jalan di rumah sakit yang terbanyak adalah Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 9,32 %, diikuti hipertensi esensial 4,67%. Dari
data 10 penyakit utama pasien rawat inap terbanyak adalah diare dan
gastroenteritis 7,95%, diikuti demam berdarah dengue 3,64%, demam tifoid dan
paratifoid 3,26% (Indonesia, 2007). Angka penemuan kasus baru tuberculosis
(TBC) di Sumatera Utara mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 kasus TBC
diperkirakan berkisar 160/100.000 penduduk.
Masalah-masalah kesehatan di atas dapat diatasi jika keluarga dapat
menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan, seperti mengenal gangguan
perkembangan dan gangguan kesehatan setiap anggotanya. Mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada yang sakit,
cacat atau usia yang terlalu muda. Mempertahankan suasana rumah yang
harmonis dan menguntungkan untuk perkembangan kepribadian anggota
keluarga, serta memanfaatkan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan
unit pelayanan kesehatan yang ada (Suryanto, 2008).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan pada bagian kedua yang mengatur tentang kesehatan keluarga,
menjelaskan bahwa setiap keluarga melakukan dan mengembangkan kesehatan
keluarga dalam keluarganya (Pasal 18). Kesehatan keluarga diselenggarakan
untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil, bahagia, dan sejahtera yang meliputi
kesehatan suami istri, anak, dan anggota keluarga lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Friedman, keluarga memiliki struktur nilai, norma dan budaya yang
mempengaruhi segala tindakan yang akan dilakukan oleh keluarga. Nilai, norma
dan budaya ini juga berperan pada keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan.
Di Sumatera utara khususnya di Medan, penduduknya terdiri dari beberapa
macam suku, yaitu Melayu, Jawa, Mandailing, Minangkabau, Batak Toba, dan
Tionghoa. Berdasarkan data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik pada
tahun 2000, jumlah penduduk yang bersuku Minangkabau di Kecamatan Medan
Area sebanyak 35.016 orang dari 112.667 orang, dan jumlah penduduk bersuku
Minangkabau di Kelurahan Tegal Sari III pada tahun 2007 sebanyak 9.338 orang
dari 14. 245 orang.
Suku Minangkabau terutama menonjol dalam bidang pendidikan dan
perdagangan. Lebih dari separuh jumlah keseluruhan anggota suku ini berada
dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota
besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan
Surabaya. Untuk di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di
Malaysia (terutama Negeri Sembilan) dan Singapura.
Suku Minangkabau memiliki sistem kekeluargaan matrilineal, yaitu suatu
sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat
dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu. Sistem kekeluargaan ini tetap
dipertahankan masyarakat suku Minangkabau
sampai sekarang bahkan bagi
Minang yang berada di perantauan. Bahkan selalu disempurnakan sejalan dengan
usaha menyempurnakan sistem adatnya (Abidin, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Pada zaman dahulu, keluarga Minangkabau lebih memilih melahirkan dengan
dibantu dukun beranak daripada pergi ke pusat kesehatan. Mereka beranggapan
bahwa melahirkan dibantu dukun beranak atau paraji biayanya lebih murah.
Namun sekarang ini sesuai dengan perkembangan zaman, keluarga Minangkabau
lebih memilih melahirkan di bidan atau Puskesmas. (Sudiharto, 2007).
Ada beberapa jenis penyakit yang menurut masyarakat Minangkabau tidak
dapat dibawa kepada pelayanan medis seperti penyakit busung, kusta atau pada
suku Minangkabau dikenal dengan ’biriang’ dan patah tulang yang biasanya
hanya dibawa kepada dukun patah. Menurut mereka, penyakit busung dan kusta
tersebut disebabkan karena guna-guna (ulah seseorang). Penyakit busung (perut
membuncit, namun badan semakin kurus) biasanya disebabkan karena seseorang
tersebut terkena kutukan karena telah memakan ikan (benda) larangan, dan untuk
sembuh harus berobat kepada orang yang telah membuat larangan tersebut.
Hampir sebagian besar masyarakat Minangkabau sudah lebih memilih untuk
berobat kepada petugas kesehatan. Kepercayaan pada fasilitas kesehatan
tergantung pada individu tersebut, lebih percaya kepada petugas kesehatan atau
pengobatan alternatif (Caniago, 2009).
Berdasarkan
keterangan
diatas,
peneliti
mengetahui
bahwa
keluarga
Minangkabau memiliki keunikan dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan
kesehatan yang terjadi di dalam keluarga, maka peneliti tertarik meneliti tentang
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau di Kelurahan Tegal Sari
III Kecamatan Medan Area.
Universitas Sumatera Utara
2. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau di
Kelurahan Tegal Sari III Kecamatan Medan Area?
3. Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau di
Kelurahan Tegal Sari III Kecamatan Medan Area.
4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai
pihak yaitu :
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai pelaksanaan
tugas kesehatan yang ada pada keluarga suku Minangkabau.
2. Bagi Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini akan menggambarkan pelaksanaan tugas kesehatan pada
keluarga berdasarkan suku Minangkabau sehingga ke depannya tenaga
kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di keluarga khususnya
kepada keluarga-keluarga suku Minangkabau.
3. Bagi Keluarga/Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu keluarga selain untuk
meningkatkan
kesehatan keluarganya, juga dapat mengubah pandangan
keluarga/masyarakat tentang masalah kesehatan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Download