(leather puppetry) merupakan seni pertunjukan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Wayang kulit (leather puppetry) merupakan seni pertunjukan tradisional di
daerah Jawa dan Bali yang telah diakui oleh UNESCO (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai salah satu masterpiece
of oral and intangible heritage of humanity asli Indonesia. Sebagai salah satu
warisan mahakarya dunia yang dimiliki oleh Indonesia, seni tradisi wayang kulit
harus selalu dijaga kelestariannya [8].
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga terus mengalami
perkembangan terutama pada bidang teknik dan sains. Pada bidang teknik sesuai
dengan latar belakang pendidikan penulis, mulai dilakukan penelitian untuk
menampilkan seni pertunjukan wayang kulit secara stereoskopik dalam tiga
dimensi.
Teknik tiga dimensi yang digunakan pada seni pertunjukan wayang kulit
merupakan suatu terobosan baru di bidang seni pertunjukan dan teknik. Perlu
adanya analisis secara kuantitatif untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tiap
variabel penelitian yang ada, salah satunya adalah gerakan wayang. Gerakan
wayang dapat diidentifikasi salah satunya dengan menggunakan pengolahan citra
(image processing). Pada pengolahan citra dapat dilakukan bermacam operasi
untuk analisis gerakan. Operasi-operasi pengolahan citra memiliki tahapan yang
harus dilakukan sampai proses penentuan nilai ambang batas untuk proses
identifikasi gerakan wayang kulit. Validasi setiap proses untuk deteksi gerakan
wayang kulit menjadi sangat penting mengingat setiap proses yang dilakukan akan
berpengaruh terhadap nilai akhir ambang batas yang digunakan.
Penentuan nilai ambang batas untuk deteksi gerakan dengan tepat dapat
dilakukan apabila memperhatikan juga adanya background noise. Background
noise bernilai acak dan bersumber dari bermacam hal, mulai dari sensor gerak yaitu
kamera yang digunakan untuk proses perekaman pertunjukan wayang kulit,
intensitas cahaya lampu dua warna (merah dan biru) yang digunakan untuk
1
2
menampilkan bayangan wayang kulit, piranti pengolah data video rekaman
pertunjukan wayang kulit yang digunakan yaitu komputer, dan lain sebagainya.
Nilai background noise yang acak akan mengakibatkan analisis gerakan menjadi
kurang tepat apabila nilai ambang batas yang digunakan terlalu rendah, bahkan
lebih rendah dari nilai background noise. Pertimbangan ini menjadi salah satu hal
yang dilakukan oleh sarjana Teknik Fisika dalam analisis gerak pada video rekaman
wayang kulit.
Gerakan wayang kulit pada video rekaman yang sudah teridentifikasi dengan
tepat, dapat digunakan sebagai informasi adegan yang sedang terjadi pada
pertunjukan wayang kulit, jenis wayang kulit yang digunakan pada suatu adegan
tertentu, dan dalang yang memainkan pertunjukan wayang kulit [1].
Pada penelitian ini digunakan video rekaman pertunjukan wayang kulit tiga
dimensi dengan dalang Gurit Ginrahita pada Juni 2015 yang berdurasi 4 menit 30
detik bertempat di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada [2].
I.2. Perumusan dan Batasan Masalah
I.2.1. Perumusan Masalah
1.
Belum adanya penjelasan terperinci mengenai proses pengolahan citra sampai
proses penentuan ambang batas untuk deteksi gerakan wayang kulit pada
pertunjukan wayang kulit tiga dimensi.
2.
Kualitas citra hasil konversi video rekaman pertunjukan wayang kulit yang
digunakan pada penelitian juga turut mempengaruhi galat dan nilai ambang
batas yang dihasilkan.
Masalah-masalah tersebut dapat dipecahkan dengan melakukan penelitian
yang mengkaji proses penentuan nilai ambang batas pada video rekaman
pertunjukan wayang kulit. Penelitian ini mencakup penjelasan mengenai proses
pengolahan citra sampai proses penentuan nilai ambang batas untuk deteksi gerakan
pada video rekaman pertunjukan wayang kulit, dan analisis serta validasi setiap
3
proses pengolahan citra yang dilakukan sampai proses penentuan nilai ambang
batas yang tepat pada video rekaman pertunjukan wayang kulit.
I.2.2. Batasan Masalah
1.
Data penelitian yang digunakan yaitu video rekaman pertunjukan wayang kulit
tiga dimensi berformat MP4 (MPEG Layer-4 Audio).
I.3. Tujuan
1.
Merekomendasikan format citra terbaik yang dapat dipakai untuk proses
deteksi gerak pada video rekaman wayang kulit.
2.
Menentukan proses menghasilkan nilai ambang batas yang tepat untuk deteksi
gerakan pada citra hasil konversi video.
I.4. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menentukan nilai
ambang batas yang tepat pada suatu citra yang diperoleh dari konversi video untuk
deteksi gerakan.
Download