penerapan model problem based learning (pbl) untuk

advertisement
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 3
SMA NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Dita Agnes Dekasari
[email protected]
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta
ABSTRAK
Dita Agnes Dekasari. K8412022. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS
X IIS 3 SMA NEGERI 6
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2016.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sosiologi peserta
didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan
model Problem Based Learning (PBL).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Setiap diklus terdiri dari perencanaan, pelaksanakan, tindakan, observasi dan
refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta dengan
jumlah 31 peserta didik. Teknik utama pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan
test, sementara teknik pengumpulan data pendukung menggunakan wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi kelas X
IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada pratindakan hasil belajar
peserta didik menunjukkan rata-rata 69.61, meningkat menjadi 71,77 pada siklus I, dan
meningkat menjadi 76,93 pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
Pelajaran sosiologi kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta.
Kata kunci
: Problem Based Learning, Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar.
nasional, yang dipandang dari berbagai
PENDAHULUAN
pihak memang sudah tidak efektif lagi.
Masalah pendidikan sebenarnya
Perubahan mendasar tersebut berkaitan
memang sudah banyak dibicarakan oleh
dengan kurikulum. Penerapan Kurikulum
para ahli pendidikan. Mereka menyadari,
2013 yang menggantikan KTSP lebih
bahwa masalah pendidikan adalah masalah
ditekankan pada pendidikan karakter dan
yang sangat penting bagi manusia karena
kompetensi
pendidikan itu menyangkut kelangsungan
meningkatkan mutu proses dan hasil
hidup
Hajar
pendidikan. Karena seperti yang dikatakan
2003;11)
Johnson dan Posner dalam Oemar Hamalik
manusia.
Menurut
Dewantara
(Soedomo
mengatakan
“Pendidikan
Ki
H,
ialah
segala
yang
diharapkan
dapat
(2007;6) menyatakan bahwa “Kurikulum
usaha dari orang tua terhadap anak-anak
seharusnya
dengan maksud menyokong kemajuan
aktivitas,
hidupnya,
memperbaiki
langsung pada berbagai hasil belajar yang
pertumbuhannya segala kekuatan rohani
diharapkan”. Karena keberhasilan peserta
dan jasmani, yang ada pada anak-anak
didik
karena kodrat iradatnya sendiri”. Upaya
beberapa aspek yang berada diluar dari
meningkatkan kualitas pendidikan terus-
dirinya
menerus dilakukan baik oleh pemerintah,
pendidikan,
tenaga pendidik maupun peserta didik itu
lingkungan pendidikan, alat pendidikan
sendiri. Namun kenyataannya jauh dari
dan juga proses pembelajarannya. Setiap
harapan, bahkan dalam hal tertentu ada
guru dituntut untuk memahami metode-
gejala penurunan dan kemerosotan. Hal ini
metode
jauh sekali dari tujuan awal pendidikan
metode tersebut dalam kegiatan belajar
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
mengajar. Metode yang digunakan oleh
Dengan hal ini makna pendidikan tidak
seorang guru hendaknya yang mampu
terlepas dari kondisi-kondisi yang ada
membuat peserta didik itu aktif dalam
didalam masyarakat. Keadaan masyarakat
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
itu selalu mengalami perubahan dan
penerapan pembelajaran terpadu, menurut
berbeda-beda dari waktu kewaktu. Dengan
Wolfinger (Sri A, 2009;62) “Pembelajaran
demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan
terpadu adalah metode pengorganisasian
pendidikan itu pun juga tidak sama dari
isi pembelajaran dengan memanfaatkan
waktu ke waktu dan selalu mengalami
bidang-bidang studi atau mata pelajaran
perubahan. Untuk kepentingan tersebut
yang
diperlukan
cukup
konsep-konsep yang dipilih oleh guru”.
pendidikan
Pembelajaran terpadu merupakan metode
mendasar
dalam
arti
perubahan
dalam
yang
sistem
tidak
tetapi
itu
sendiri
seperti
sebagai
difokuskan
secara
juga
membutuhkan
pendidik,
metode
tertentu
sesuai
dipandang
dan
untuk
materi
pendidikan,
mengaplikasikan
mengembangkan
pembelajaran yang memiliki banyak tipe,
keberanian untuk menyampaikan pendapat
salah satunya adalah Problem Based
mereka sendiri. Selain masalah dari pihak
Learning.
Suprihartiningrum
peserta didik terdapat beberapa masalah
(2013;215), “Problem Based Learning
yang memang bersumber dari guru itu
merupakan suatu model pembelajaran
sendiri. Misalkan saja, masalah yang
yang mana siswa sejak awal dihadapkan
muncul akibat kurangnya kolaborasi antara
pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh
guru dengan peserta didik. Dari berbagai
proses pencarian informasi yang bersifat
masalah
student centered”.
pembelajaran tersebut secara langsung
Menurut
Dalam
hal
ini
peneliti
telah
melakukan observasi di kelas X IIS 3
yang
timbul
dalam
proses
dapat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik itu sendiri.
SMA Negeri 6 Surakarta. Di kelas X IIS 3
Berdasarkan
beberapa
SMA Negeri 6 Surakarta memiliki jumlah
permasalahan di atas maka teridentifikasi
peserta didik yang terdiri dari 31 siswa
beberapa
dengan kompisisi 14 siswa dan 17 siswi.
masalah tersebut adalah;
Dalam
kegiatan
observasi
masalah.
Adapun
beberapa
ditemukan
1. Banyaknya peserta didik yang
berbagai masalah yang timbul dalam
melakukan aktivitas lain diluar
proses
Masalah-masalah
pembelajaran
dalam proses pembelajaran tersebut bisa
pembelajaran
muncul dari pihak guru, peserta didik
berlangsung
pembelajaran.
maupun interaksi dari keduanya. Misalkan
ketika
sedang
2. Kurangnya minat dan perhatian
masalah dari peserta didik, ketika proses
peserta
pembelajaran sedang berlangsung banyak
pelajaran sosiologi
sekali
peserta
didik
yang
kurang
didik
didik
kegiatan diluar pembelajaran. Masalah
pendapat
belajar
adalah
peserta
kurangnya
didik
terhadap
yang
membuat
Selain
itu,
terdapat beberapa siswa
dalam
menyampaikan
4. Rendahnya hasil belajar peserta
mata
didik dalam tugas-tugas yang
rendahnya
diberikan oleh guru
5. Kurangnya
partisipasi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
mata
minat
pelajaran sosiologi juga menjadi suatu
masalah
terhadap
3. Kurangnya keberanian peserta
memperhatikan karena mereka melakukan
selanjutnya
proses
sebenarnya
kolaborasi
antara
guru dengan peserta didik
6. Guru
yang sudah
kurang
bisa
mengkondisikan keadaan kelas
menguasai materi yang diajarkan, akan
Atas dasar latar belakang di atas
tetapi rendahnya partisipasi aktif mereka
peneliti
tertarik
untuk
melakukan
disebabkan karena mereka tidak memiliki
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di X IIS
3 SMA Negeri 6 Surakarta dengan judul
belajar
Penerapan
Based
keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Meningkatkan
keterampilan motorik, dan sikap. Dengan
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata
itu, menurut Gagne hasil belajar itu
Pelajaran Sosiologi Kelas X IIS 3 SMA
mencakup dari semua komponen dan tidak
Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran
hanya fokus pada kemampuan kognitif
2015/2016”.
saja. Konsep belajar itu merupakan selalu
Learning
Model
Problem
(PBL) Untuk
Tujuan penelitian tindakan kelas
berupa
menunjukkan
:
informasi
kepada
verbal,
suatu
proses
ini dilakukan adalah untuk meningkatkan
perubahan perilaku atau pribadi seseorang
hasil belajar peserta didik pada mata
berdasarkan praktek
pelajaran sosiologi di kelas X IIS 3 SMA
tertentu. Hal pokok dalam pengertian
Negeri 6 Surakarta
belajar
Tahun Pelajaran
adalah
atau pengalaman
belajar
membawa
2015/2016 dengan menggunakan model
perubahan
Pembelajaran Terpadu
pengalaman dan latihan, perubahan itu
tipe Problem
Based Learning (PBL).
asing lagi sejak dimulai dalam dunia
karena usaha.
proses
Untuk meningkatkan hasil belajar
yang
peserta didik, guru diharapkan mampu
kompleks yang terjadi pada semua orang
menerapkan model-model pembelajaran
dan berlangsung seumur hidup, sejak ia
yang mampu meningkatkan partisipasi
masih bayi sampai ke liang lahat nanti”
peserta didik dalam proses pembelajaran
(Bambang W, 2008;62). Belajar dapat
sehingga
terjadi dirumah, disekolah, ditempat kerja,
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
ditempat ibadah dan di masyarakat, serta
Dengan ini penelit mengambil model
berlangsung dengan cara apa saja, dari apa
Problem Based Learning itu diterapkan
saja, dan dengan siapa saja. Bahkan
pada peserta didik kelas X IIS 3 SMA
kemampuan
Negeri 6 Surakarta, Pembelajaran Berbasis
orang
suatu
karena
kecakapan baru dan perubahan itu terjadi
pendidikan. Menurut Sadiman “Belajar
adalah
laku
pada pokoknya didapatkannya karena
Belajar, kata belajar ini sudah tidak
(learning)
tingkah
itu
untuk
belajar
ini
secara
langsung
merupakan salah satu ciri penting yang
Masalah
(Problem
membedakan dengan makhluk yang lain.
sebagai
pembelajaran
Sedangkan,
menurut
Based
yang
mampu
Learning)
diperoleh
Suprijono
melalui proses menuju pemahaman akan
(Muhammad T dan Arif M, 2013;22)
sebuah masalah. PBL ini merupakan
“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
sebuah tipe pembelajaran yang meliputi
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
masalah-masalah
sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk
dirancang dengan cermat untuk menuntut
pemikiran Gagne (Agus S, 2009;5), hasil
upaya
kritis
yang
peserta
dipilih
didik
dan
untuk
menyelesaikan masalah, belajar mandiri
dan
berpartisipasi
dalam
proses
Pendekatan
digunakan
penelitian
peneliti
adalah
yang
Penelitian
pembelajaran. Menurut Ward dan Stepien
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
PBL adalah suatu model pembelajaran
kelas adalah kajian yang sistematik dari
yang melibatkan siswa untuk memecahkan
upaya
suatu masalah melalui tahap-tahap metode
pendidikan oleh sekelompok guru dalam
ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
melakukan
pengetahuan yang berhubungan dengan
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
masalah tersebut dan sekaligus memiliki
mengenai hasil dari tindakan-tindakan
keterampilan untuk memecahkan masalah
tersebut.
(Ngalimun,
praktek
tindakan-tindakan
dalam
Data dan sumber data yang akan
dalam
dikumpulkan peneliti adalah seluruh hasil
melaksanakan PBL akan dapat dengan
pengamatan keadaan proses pembelajaran
mudah mengingat apa yang dipelajari,
yang
dapat memecahkan suatu masalah yang
informasi
diberikan, meningkatkan keaktifan dan
Sumber data yang digunakan adalah
juga mampu meningkatkan kemampuan
informan yaitu guru dan juga peserta didik
peserta
berkomunikasi.
dengan melakukan wawancara. Selain itu
Sehingga dengan ini diharapkan dalam
peneliti juga mengumpulkan data dari
proses
arsip
diatas
didik
peserta
dalam
pembelajaran
langsung
Jadi,
pelaksanaan
menurut
pendapat
2012;89).
perbaikan
mampu
didik
tersebut
meningkatkan
secara
hasil
belajar peserta didik.
sebenarnya
dalam
dan
dan
mengandung
kegiatan
dokumentasi
penelitian.
yang
yang
berhubungan dengan hasil belajar peserta
didik.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan cara observasi
METODE PENELITIAN
atau pengamatan dan juga tes yang
Dalam melaksanakan penelitian ini
dilakukan per siklusnya. Aspek yang
penulis mengambil lokasi penelitian di
diamati adalah aspek afektif dan aspek
SMA Negeri 6 Surakarta yang berada di Jl.
psikomotorik. Bentuk tes yang digunakan
Mr. Sartono No. 30 Surakarta, Jawa
adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 soal
Tengah. Subyek penelitian adalah peserta
pilihan ganda dan juga 5 soal uraian.
didik kelas X IIS 3 semester genap di
Jenis validitas yang digunakan
SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran
adalah
2015/2016 yang
menunjukkan
Penelitian
ini
terdiri dari 31 siswa.
dilakukan
pada
validitas
isi.
pada
Validitas
sejauh
ini
mana
bulan
instrument tersebut mencerminkan isi yang
Desember 2015 sampai dengan April
dikehendaki. Berkaitan dengan penelitian
2016.
validitas isi, bahan yang diuji atau dites
relevan dengan kemampuan, pengetahuan,
telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan
pelajaran, pengalaman dan latar belakang
siklus
orang diuji.
pertemuan
Data
yang
dianalisis
dalam
I dilaksanakan dalam 2 kali
evalusai.
dan
1
pertemuan
Pelaksanaan
siklus
untuk
I
ini
penelitian ini adalah data hasil belajar
dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2016
peserta didik. Jadi, dalam teknik analisis
dan 30 Januari 2016. Pada siklus I ini
data yang digunakan oleh peneliti adalah
diharapkan
analisis secara kuantitatif dan kualitatif.
materi
Teknik
terutama pada materi jenis dan bentuk
analisis
kuantitatif
untuk
peserta
didik
penyimpangan
memahami
sosial
membandingkan peningkatan hasil belajar
penyimpangan
peserta
melakukan 3 kali pertemuan pada siklus
didik.
Sedangkan
kualitatif
sosial.
pertama,
proses belajar yang dilakukan guru dan
mengumpulkan data berupa hasil evaluasi
peserta didik saat menggunakan model
peserta didik pada siklus I. Ketercapaian
Problem Based Learning pada setiap
hasil belajar kognitif peserta didik dapat
siklusnya.
dilihat pada tabel berikut :
penelitian
ini
indikator
keberhasilan meliputi hasil belajar peserta
dinilai
Hasil
aspek kognitif. Indikator yang digunakan
belajar
dalam penelitian ini adalah sebesar 70
kognitif
pada siklus I dan 75 pada siklus II dengan
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
(KKM) yaitu 67.
Prosedur
peneliti
Siklus I
Aspek yang
didik, hasil belajar yang dimaksud adalah
nilai
beserta
selesai
dilakukan dengan cara membandingkan
Dalam
guru
Setelah
budaya
Target
Capaian
70
71,77
Berdasarkan analisis tes kognitif
pada siklus I, diketahui bahwa jumlah
peserta didik mencapai KKM 67 sebanyak
penelitian
yang
18 peserta didik atau 58,06% dari 31
digunakan dalam Penelitian Tindakan
peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6
Kelas (PTK) ini adalah dengan empat
Surakarta. Dalam siklus ini masih ada 13
tahap
peserta didik atau 41,94% yang belum
yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan juga refleksi.
tuntas.
Siklus II
HASIL TINDAKAN DAN
Pembelajaran sosiologi pada siklus
PEMBAHASAN
II mengharapkan peserta didik mampu
Siklus I
Pelaksanaan
menguasai materi pengendalian sosial.
tindakan
adalah
penerapan skenario pembelajaran yang
Pelaksanaan
tindakan
siklus
II
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
sekaligus evaluasi. Pelaksanaan siklus I ini
Based Learning. Model Problem Based
dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2016
Learning diterapkan kepada peserta didik
dan 19 Maret 2016. Setelah selesai
dengan berdasarkan berbagai masalah
melakukan 2 kali pertemuan pada siklus
yang telah ditemukan peneliti dalam
kedua,
kegiatan observasi yang telah dijelaskan
guru
beserta
peneliti
mengumpulkan data berupa hasil evaluasi
peneliti pada bagian pendahuluan diatas.
peserta didik pada siklus II. Ketercapaian
Dalam pratindakan yang dilakukan
hasil belajar kognitif peserta didik dapat
dikelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta
dilihat pada tabel berikut :
dalam kegiatan observasi masih banyak
dinilai
dijumpai peserta didik yang pasif dalam
Siklus II
Aspek yang
Target
Capaian
kegiatan
pembelajaran.
Kurangnya
partisipasi peserta didik tersebut juga
Hasil
belajar
75
76,93
dikarenakan
guru
yang
masih
menggunakan metode ceramah yang pada
kognitif
Berdasarkan analisis tes kognitif
dasarnya kurang efektif dalam kegiatan
pada siklus II, diketahui bahwa jumlah
pembelajaran. Hal ini lah yang juga
peserta didik mencapai KKM 67 sebanyak
berpengaruh langsung terhadap proses
31peserta didik atau 100% dari 31 peserta
pembelajaran. Maka hasil observasi yang
didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6
dilakukan sebanyak 2 kali maka capaian
Surakarta.
hasil ketuntasan belajar peserta didik pada
uji coba pratindakan peserta didik yang
belum melampaui KKM yaitu dengan nilai
PEMBAHASAN
67 sebanyak 9 peserta didik setara dengan
upaya
29,03% dan peserta didik yang sudah
membelajarkan peserta didik. Didalam
mencapai KKM sebanyak 22 peserta didik
pembelajaran terdapat interaksi antara
setara dengan 70,97%. Dalam kegiatan
guru dengan peserta didik yang menuntut
pratindakan ini diperoleh nilai rata-rata
partisipasi peserta didik dalam mendukung
sebesar 69,61.
Pembelajaran
merupakan
Pembelajaran sosiologi yang telah
keberhasilan suatu pembelajaran. Untuk
dapat mencapai harapan yang sesuai
dilaksanakan
pada
dengan keinginan peneliti dan juga guru
mengharapkan
peserta
mata pelajaran tersebut, dalam penelitian
menguasai konsep penyimpangan sosial
kali ini peneliti melakukann Penelitian
budaya
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
penyimpangan
di kelas X IIS 3 SMA Negeri Surakarta
Pembelajaran materi tersebut dilakukan
dengan menggunakan model Problem
sebanyak 2 kali pertemuan dan 1 kali
terutama
siklus
didik
pada
sosial
I
ini
mampu
materi
budaya.
evaluasi dengan waktu 5 x 45 menit.
evaluasi dengan waktu 4 x 45 menit.
Setelah
Setelah
selesai
melaksanakan
dua
selesai
melaksanakan
dua
pertemuan pada siklus pertama dan satu
pertemuan pada siklus pertama, guru
pertemuan untuk evaluasi, guru bersama
bersama
peneliti mengumpulkan data berupa hasil
berupa hasil evaluasi peserta didik pada
evaluasi peserta didik pada siklus I.
siklus II. Pada penelitian siklus II ini guru
Dengan ketuntasan peserta didik mencapai
dan
KKM
didik
kelemahan dari siklus I didapat bahwa
(58,06%), sedangkan peserta didik yang
jumlah peserta didik yang mencapai KKM
belum memenuhi KKM
berjumlah 31 siswa (100%). Nilai rata-rata
berjumlah
18
peserta
sebanyak 13
peneliti
peneliti
mengumpulkan
berusaha
yang
yang
dalam
penerapan model Problem Based Learning
Learning
disiklus II adalah 76,93. Dengan demikian
disiklus I adalah 71,77. Dengan demikian
dapat diketahui setelah penerapan model
dapat diketahui setelah penerapan Problem
Problem Based Learning hasil belajar
Based Learning hasil belajar peserta didik
peserta didik mengalami peningkatan 5,6
mengalami peningkatan 2,16 dari sebelum
dari siklus I meningkat menjadi 76,93 pada
tindakan 69,61 meningkat menjadi 71,77
siklus II. Dan mencapai target capaian
pada siklus I. Dan mencapai target capaian
penelitian pada siklus II yaitu 75. Setelah
penelitian
70.
itu, guru dan peneliti melakukan refleksi
Walaupun pada pratindakan ke siklus I
karena sudah dirasa cukup guru dan
terdapat beberapa nilai peserta didik yang
peneliti sepakat untuk tidak melakukan
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil
siklus selanjutnya.
penerapan
peserta
Problem
pada
didik
Based
siklus
I
yaitu
peserta
memperbaiki
peserta didik (41,94%). Nilai rata-rata
diperoleh
diperoleh
data
didik
dalam
analisis yang telah dilakukan oleh guru
Penerapan model Problem Based
beserta peneliti, dapat diketahui bahwa
Learning dinilai mampu meningkatkan
masih terdapat beberapa kelemahan yang
hasil
terjadi baik dari guru maupun peserta
penerapan model Problem Based Learning
didik, sehingga guru dan peserta didik
ini peserta diwajibkan mengikuti kegiatan
memutuskan untuk melakukan siklus II.
pembelajaran berupa mengamati gambar
Pembelajaran sosiologi yang telah
atau
peserta
pun
didik.
video
Karena
untuk
dengan
memberikan
dilaksanakan pada siklus II mengharapkan
gambaran tentang materi yang sedang
peserta didik mampu menguasai konsep
dipelajari, selanjutnya melakukan diskusi
penyimpangan sosial budaya terutama
untuk memecahkan masalah yang telah
pada
diberikan oleh guru dan terakhir adalah
materi
pengendalian
sosial.
Pembelajaran materi tersebut dilakukan
mempresentasikan
hasil
diskusi
sebanyak 2 kali pertemuan sekaligus
kelompoknya dan menerima beberapa
pertanyaan dari kelompok lain. Dengan
model Problem Based Learning pada
ini, dalam model Problem Based Learning
peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6
peserta didik memang dituntut aktif dalam
Surakarta dapat meningkatkan hasil belajar
mengikuti setiap pembelajaran yang telah
peserta didik dengan diperoleh nilai rata-
dipersiapkan.
rata kelas 69,61, setelah pratindakan
Dari
berbagai
kegiatan
tersebut berpengaruh kepada hasil belajar
dilakukan
peserta didik itu sendiri, hal ini dibuktikan
peningkatan dari pratindakan dengan rata-
dengan
kegiatan
rata kelas 71,77 dan selanjutnya dilakukan
pratindakan, siklus I dan siklus II. Dalam
siklus II yang mengalami peningkatan dari
setiap tahapan penelitian tersebut peserta
siklus I dengan rata-rata kelas 76,93.
didik mengalami peningkatan, walaupun
Saran
dilakukannya
siklus
I
yang
mengalami
dalam pratindakan ke siklus I ada beberapa
Berdasarkan Penelitian Tindakan
peserta didik yang mengalami penurunan.
Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan oleh
Akan tetapi, dalam data disebutkan bahwa
peneliti, maka berikut dapat disampaikan
pada siklus I ke siklus II nilai peserta didik
beberapa saran untuk berbagai pihak
mengalami peningkatan. Dalam kegiatan
sebagai
pembelajaran seperti kerjasama dalam
pembelajaran
diskusi, pemahaman materi dan juga
beberapa saran tersebut adalah :
kegiatan presentasi yang jelas berpengaruh
kepada
hasil
mengalami
belajar
peningkatan
bahan
Bagi
yang
selalu
pembelajaran
dari
setiap
melakukan
tahapannya.
didik
Dari hasil tindakan, pengamatan
pertimbangan
kegiatan
kedepannya.
Adapun
guru,
dalam
sebaiknya
kolaborasi
agar
berpartisipasi
peserta
aktif
proses
guru
bisa
dengan
peserta
didik
dapat
dalam
kegiatan
dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
pembelajaran dan juga guru sebaiknya
bahwa penerapan model Problem Based
lebih
Learning dapat meningkatkan hasil belajar
kelasnya dengan bersikap tegas terhadap
peserta didik mata pelajaran sosiologi
peserta didik yang tidak memperhatikan
kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta
kegiatan pembelajaran karena hal tersebut
Tahun Pelajaran 2015/2016.
dapat mengganggu kegiatan pembelajaran
pandai
dalam
mengkondisikan
yang sedang berlangsung.
Bagi
SIMPULAN DAN SARAN
peserta
didik,
selama
pembelajaran berlangsung sebagai peserta
didik hendaknya selalu memperhatikan
Simpulan
Berdasarkan
Tindakan
Kelas
hasil
(PTK)
Penelitian
yang
dan mengikuti dengan baik setiap langkah
telah
kegiatan pembelajaran. Dan juga sebagai
dilakukan peneliti dengan menerapkan
peserta didik hendaknya ikut berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran seperti
bertanya atau pun mengeluarkan pendapat
agar mampu melatih keberanian.
Bagi
sekolah,
pihak
sekolah
hendaknya memberikan pelatihan atau pun
perluasan wawasan tentang model-model
pembelajaran yang mampu mendukung
proses
pembelajaran
mendapatan
pembelajaran
dikelas.
perbaikan
dikelas
Untuk
setiap
guru
Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi
Pembelajaran, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi
Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta
Jurnal Online
proses
dan
dapat
meningkatkan hasil belajar yang maksimal
hendaknya
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Learning. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
diwajibkan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas agar
mengetahui apa yang harus diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah,
Sri.
2009.
Teknologi
Pembelajaran. Surakarta : UNS
Press
Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan (Suatu
Pengantar). Surakarta : Sebelas
Maret University Press
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya
Muhammad, T. & Arif, M. 2013. Belajar
dan Pembelajaran. Yogyakarta : ArRuzz Media
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model
Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja
Pressindo
Susiani. A., (2014), Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Kelas X IIS 5 SMA Negeri 8
Surakarta
Tahun
Ajaran
2014/2015,
Diperoleh
20
Desember
2015,
dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.p
hp/sosant/article/view/5693/3989
Aryaningrum.
A.V,(2014).Penerapan
Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan
Aktivitas
Pembelajaran dan Hasil Belajar
Peserta Didik Di Kelas XI IIS 3
SMA Negeri 1 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2014/2015,
Diperoleh 9 Oktober 2015, dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.
php/sosant/article/view/5287
Ratih. E. N., (2016). Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem
Based
Learning)
Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Sosiologi Kelas XI IPS
1 SMA N 3 Boyolali Tahun
Pelajaran 2015/2016, Diperoleh
1
April
2016,
dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.
php/sosant/article/view/5287
Download