PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 3 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dita Agnes Dekasari [email protected] Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Dita Agnes Dekasari. K8412022. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 3 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2016. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sosiologi peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap diklus terdiri dari perencanaan, pelaksanakan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta dengan jumlah 31 peserta didik. Teknik utama pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan test, sementara teknik pengumpulan data pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada pratindakan hasil belajar peserta didik menunjukkan rata-rata 69.61, meningkat menjadi 71,77 pada siklus I, dan meningkat menjadi 76,93 pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata Pelajaran sosiologi kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta. Kata kunci : Problem Based Learning, Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar. nasional, yang dipandang dari berbagai PENDAHULUAN pihak memang sudah tidak efektif lagi. Masalah pendidikan sebenarnya Perubahan mendasar tersebut berkaitan memang sudah banyak dibicarakan oleh dengan kurikulum. Penerapan Kurikulum para ahli pendidikan. Mereka menyadari, 2013 yang menggantikan KTSP lebih bahwa masalah pendidikan adalah masalah ditekankan pada pendidikan karakter dan yang sangat penting bagi manusia karena kompetensi pendidikan itu menyangkut kelangsungan meningkatkan mutu proses dan hasil hidup Hajar pendidikan. Karena seperti yang dikatakan 2003;11) Johnson dan Posner dalam Oemar Hamalik manusia. Menurut Dewantara (Soedomo mengatakan “Pendidikan Ki H, ialah segala yang diharapkan dapat (2007;6) menyatakan bahwa “Kurikulum usaha dari orang tua terhadap anak-anak seharusnya dengan maksud menyokong kemajuan aktivitas, hidupnya, memperbaiki langsung pada berbagai hasil belajar yang pertumbuhannya segala kekuatan rohani diharapkan”. Karena keberhasilan peserta dan jasmani, yang ada pada anak-anak didik karena kodrat iradatnya sendiri”. Upaya beberapa aspek yang berada diluar dari meningkatkan kualitas pendidikan terus- dirinya menerus dilakukan baik oleh pemerintah, pendidikan, tenaga pendidik maupun peserta didik itu lingkungan pendidikan, alat pendidikan sendiri. Namun kenyataannya jauh dari dan juga proses pembelajarannya. Setiap harapan, bahkan dalam hal tertentu ada guru dituntut untuk memahami metode- gejala penurunan dan kemerosotan. Hal ini metode jauh sekali dari tujuan awal pendidikan metode tersebut dalam kegiatan belajar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. mengajar. Metode yang digunakan oleh Dengan hal ini makna pendidikan tidak seorang guru hendaknya yang mampu terlepas dari kondisi-kondisi yang ada membuat peserta didik itu aktif dalam didalam masyarakat. Keadaan masyarakat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan itu selalu mengalami perubahan dan penerapan pembelajaran terpadu, menurut berbeda-beda dari waktu kewaktu. Dengan Wolfinger (Sri A, 2009;62) “Pembelajaran demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan terpadu adalah metode pengorganisasian pendidikan itu pun juga tidak sama dari isi pembelajaran dengan memanfaatkan waktu ke waktu dan selalu mengalami bidang-bidang studi atau mata pelajaran perubahan. Untuk kepentingan tersebut yang diperlukan cukup konsep-konsep yang dipilih oleh guru”. pendidikan Pembelajaran terpadu merupakan metode mendasar dalam arti perubahan dalam yang sistem tidak tetapi itu sendiri seperti sebagai difokuskan secara juga membutuhkan pendidik, metode tertentu sesuai dipandang dan untuk materi pendidikan, mengaplikasikan mengembangkan pembelajaran yang memiliki banyak tipe, keberanian untuk menyampaikan pendapat salah satunya adalah Problem Based mereka sendiri. Selain masalah dari pihak Learning. Suprihartiningrum peserta didik terdapat beberapa masalah (2013;215), “Problem Based Learning yang memang bersumber dari guru itu merupakan suatu model pembelajaran sendiri. Misalkan saja, masalah yang yang mana siswa sejak awal dihadapkan muncul akibat kurangnya kolaborasi antara pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh guru dengan peserta didik. Dari berbagai proses pencarian informasi yang bersifat masalah student centered”. pembelajaran tersebut secara langsung Menurut Dalam hal ini peneliti telah melakukan observasi di kelas X IIS 3 yang timbul dalam proses dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri. SMA Negeri 6 Surakarta. Di kelas X IIS 3 Berdasarkan beberapa SMA Negeri 6 Surakarta memiliki jumlah permasalahan di atas maka teridentifikasi peserta didik yang terdiri dari 31 siswa beberapa dengan kompisisi 14 siswa dan 17 siswi. masalah tersebut adalah; Dalam kegiatan observasi masalah. Adapun beberapa ditemukan 1. Banyaknya peserta didik yang berbagai masalah yang timbul dalam melakukan aktivitas lain diluar proses Masalah-masalah pembelajaran dalam proses pembelajaran tersebut bisa pembelajaran muncul dari pihak guru, peserta didik berlangsung pembelajaran. maupun interaksi dari keduanya. Misalkan ketika sedang 2. Kurangnya minat dan perhatian masalah dari peserta didik, ketika proses peserta pembelajaran sedang berlangsung banyak pelajaran sosiologi sekali peserta didik yang kurang didik didik kegiatan diluar pembelajaran. Masalah pendapat belajar adalah peserta kurangnya didik terhadap yang membuat Selain itu, terdapat beberapa siswa dalam menyampaikan 4. Rendahnya hasil belajar peserta mata didik dalam tugas-tugas yang rendahnya diberikan oleh guru 5. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. mata minat pelajaran sosiologi juga menjadi suatu masalah terhadap 3. Kurangnya keberanian peserta memperhatikan karena mereka melakukan selanjutnya proses sebenarnya kolaborasi antara guru dengan peserta didik 6. Guru yang sudah kurang bisa mengkondisikan keadaan kelas menguasai materi yang diajarkan, akan Atas dasar latar belakang di atas tetapi rendahnya partisipasi aktif mereka peneliti tertarik untuk melakukan disebabkan karena mereka tidak memiliki Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta dengan judul belajar Penerapan Based keterampilan intelektual, strategi kognitif, Meningkatkan keterampilan motorik, dan sikap. Dengan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata itu, menurut Gagne hasil belajar itu Pelajaran Sosiologi Kelas X IIS 3 SMA mencakup dari semua komponen dan tidak Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran hanya fokus pada kemampuan kognitif 2015/2016”. saja. Konsep belajar itu merupakan selalu Learning Model Problem (PBL) Untuk Tujuan penelitian tindakan kelas berupa menunjukkan : informasi kepada verbal, suatu proses ini dilakukan adalah untuk meningkatkan perubahan perilaku atau pribadi seseorang hasil belajar peserta didik pada mata berdasarkan praktek pelajaran sosiologi di kelas X IIS 3 SMA tertentu. Hal pokok dalam pengertian Negeri 6 Surakarta belajar Tahun Pelajaran adalah atau pengalaman belajar membawa 2015/2016 dengan menggunakan model perubahan Pembelajaran Terpadu pengalaman dan latihan, perubahan itu tipe Problem Based Learning (PBL). asing lagi sejak dimulai dalam dunia karena usaha. proses Untuk meningkatkan hasil belajar yang peserta didik, guru diharapkan mampu kompleks yang terjadi pada semua orang menerapkan model-model pembelajaran dan berlangsung seumur hidup, sejak ia yang mampu meningkatkan partisipasi masih bayi sampai ke liang lahat nanti” peserta didik dalam proses pembelajaran (Bambang W, 2008;62). Belajar dapat sehingga terjadi dirumah, disekolah, ditempat kerja, meningkatkan hasil belajar peserta didik. ditempat ibadah dan di masyarakat, serta Dengan ini penelit mengambil model berlangsung dengan cara apa saja, dari apa Problem Based Learning itu diterapkan saja, dan dengan siapa saja. Bahkan pada peserta didik kelas X IIS 3 SMA kemampuan Negeri 6 Surakarta, Pembelajaran Berbasis orang suatu karena kecakapan baru dan perubahan itu terjadi pendidikan. Menurut Sadiman “Belajar adalah laku pada pokoknya didapatkannya karena Belajar, kata belajar ini sudah tidak (learning) tingkah itu untuk belajar ini secara langsung merupakan salah satu ciri penting yang Masalah (Problem membedakan dengan makhluk yang lain. sebagai pembelajaran Sedangkan, menurut Based yang mampu Learning) diperoleh Suprijono melalui proses menuju pemahaman akan (Muhammad T dan Arif M, 2013;22) sebuah masalah. PBL ini merupakan “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, sebuah tipe pembelajaran yang meliputi nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap- masalah-masalah sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk dirancang dengan cermat untuk menuntut pemikiran Gagne (Agus S, 2009;5), hasil upaya kritis yang peserta dipilih didik dan untuk menyelesaikan masalah, belajar mandiri dan berpartisipasi dalam proses Pendekatan digunakan penelitian peneliti adalah yang Penelitian pembelajaran. Menurut Ward dan Stepien Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan PBL adalah suatu model pembelajaran kelas adalah kajian yang sistematik dari yang melibatkan siswa untuk memecahkan upaya suatu masalah melalui tahap-tahap metode pendidikan oleh sekelompok guru dalam ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari melakukan pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka masalah tersebut dan sekaligus memiliki mengenai hasil dari tindakan-tindakan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut. (Ngalimun, praktek tindakan-tindakan dalam Data dan sumber data yang akan dalam dikumpulkan peneliti adalah seluruh hasil melaksanakan PBL akan dapat dengan pengamatan keadaan proses pembelajaran mudah mengingat apa yang dipelajari, yang dapat memecahkan suatu masalah yang informasi diberikan, meningkatkan keaktifan dan Sumber data yang digunakan adalah juga mampu meningkatkan kemampuan informan yaitu guru dan juga peserta didik peserta berkomunikasi. dengan melakukan wawancara. Selain itu Sehingga dengan ini diharapkan dalam peneliti juga mengumpulkan data dari proses arsip diatas didik peserta dalam pembelajaran langsung Jadi, pelaksanaan menurut pendapat 2012;89). perbaikan mampu didik tersebut meningkatkan secara hasil belajar peserta didik. sebenarnya dalam dan dan mengandung kegiatan dokumentasi penelitian. yang yang berhubungan dengan hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi METODE PENELITIAN atau pengamatan dan juga tes yang Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan per siklusnya. Aspek yang penulis mengambil lokasi penelitian di diamati adalah aspek afektif dan aspek SMA Negeri 6 Surakarta yang berada di Jl. psikomotorik. Bentuk tes yang digunakan Mr. Sartono No. 30 Surakarta, Jawa adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 soal Tengah. Subyek penelitian adalah peserta pilihan ganda dan juga 5 soal uraian. didik kelas X IIS 3 semester genap di Jenis validitas yang digunakan SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran adalah 2015/2016 yang menunjukkan Penelitian ini terdiri dari 31 siswa. dilakukan pada validitas isi. pada Validitas sejauh ini mana bulan instrument tersebut mencerminkan isi yang Desember 2015 sampai dengan April dikehendaki. Berkaitan dengan penelitian 2016. validitas isi, bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan pelajaran, pengalaman dan latar belakang siklus orang diuji. pertemuan Data yang dianalisis dalam I dilaksanakan dalam 2 kali evalusai. dan 1 pertemuan Pelaksanaan siklus untuk I ini penelitian ini adalah data hasil belajar dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2016 peserta didik. Jadi, dalam teknik analisis dan 30 Januari 2016. Pada siklus I ini data yang digunakan oleh peneliti adalah diharapkan analisis secara kuantitatif dan kualitatif. materi Teknik terutama pada materi jenis dan bentuk analisis kuantitatif untuk peserta didik penyimpangan memahami sosial membandingkan peningkatan hasil belajar penyimpangan peserta melakukan 3 kali pertemuan pada siklus didik. Sedangkan kualitatif sosial. pertama, proses belajar yang dilakukan guru dan mengumpulkan data berupa hasil evaluasi peserta didik saat menggunakan model peserta didik pada siklus I. Ketercapaian Problem Based Learning pada setiap hasil belajar kognitif peserta didik dapat siklusnya. dilihat pada tabel berikut : penelitian ini indikator keberhasilan meliputi hasil belajar peserta dinilai Hasil aspek kognitif. Indikator yang digunakan belajar dalam penelitian ini adalah sebesar 70 kognitif pada siklus I dan 75 pada siklus II dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 67. Prosedur peneliti Siklus I Aspek yang didik, hasil belajar yang dimaksud adalah nilai beserta selesai dilakukan dengan cara membandingkan Dalam guru Setelah budaya Target Capaian 70 71,77 Berdasarkan analisis tes kognitif pada siklus I, diketahui bahwa jumlah peserta didik mencapai KKM 67 sebanyak penelitian yang 18 peserta didik atau 58,06% dari 31 digunakan dalam Penelitian Tindakan peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Kelas (PTK) ini adalah dengan empat Surakarta. Dalam siklus ini masih ada 13 tahap peserta didik atau 41,94% yang belum yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan juga refleksi. tuntas. Siklus II HASIL TINDAKAN DAN Pembelajaran sosiologi pada siklus PEMBAHASAN II mengharapkan peserta didik mampu Siklus I Pelaksanaan menguasai materi pengendalian sosial. tindakan adalah penerapan skenario pembelajaran yang Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sekaligus evaluasi. Pelaksanaan siklus I ini Based Learning. Model Problem Based dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2016 Learning diterapkan kepada peserta didik dan 19 Maret 2016. Setelah selesai dengan berdasarkan berbagai masalah melakukan 2 kali pertemuan pada siklus yang telah ditemukan peneliti dalam kedua, kegiatan observasi yang telah dijelaskan guru beserta peneliti mengumpulkan data berupa hasil evaluasi peneliti pada bagian pendahuluan diatas. peserta didik pada siklus II. Ketercapaian Dalam pratindakan yang dilakukan hasil belajar kognitif peserta didik dapat dikelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta dilihat pada tabel berikut : dalam kegiatan observasi masih banyak dinilai dijumpai peserta didik yang pasif dalam Siklus II Aspek yang Target Capaian kegiatan pembelajaran. Kurangnya partisipasi peserta didik tersebut juga Hasil belajar 75 76,93 dikarenakan guru yang masih menggunakan metode ceramah yang pada kognitif Berdasarkan analisis tes kognitif dasarnya kurang efektif dalam kegiatan pada siklus II, diketahui bahwa jumlah pembelajaran. Hal ini lah yang juga peserta didik mencapai KKM 67 sebanyak berpengaruh langsung terhadap proses 31peserta didik atau 100% dari 31 peserta pembelajaran. Maka hasil observasi yang didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 dilakukan sebanyak 2 kali maka capaian Surakarta. hasil ketuntasan belajar peserta didik pada uji coba pratindakan peserta didik yang belum melampaui KKM yaitu dengan nilai PEMBAHASAN 67 sebanyak 9 peserta didik setara dengan upaya 29,03% dan peserta didik yang sudah membelajarkan peserta didik. Didalam mencapai KKM sebanyak 22 peserta didik pembelajaran terdapat interaksi antara setara dengan 70,97%. Dalam kegiatan guru dengan peserta didik yang menuntut pratindakan ini diperoleh nilai rata-rata partisipasi peserta didik dalam mendukung sebesar 69,61. Pembelajaran merupakan Pembelajaran sosiologi yang telah keberhasilan suatu pembelajaran. Untuk dapat mencapai harapan yang sesuai dilaksanakan pada dengan keinginan peneliti dan juga guru mengharapkan peserta mata pelajaran tersebut, dalam penelitian menguasai konsep penyimpangan sosial kali ini peneliti melakukann Penelitian budaya Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan penyimpangan di kelas X IIS 3 SMA Negeri Surakarta Pembelajaran materi tersebut dilakukan dengan menggunakan model Problem sebanyak 2 kali pertemuan dan 1 kali terutama siklus didik pada sosial I ini mampu materi budaya. evaluasi dengan waktu 5 x 45 menit. evaluasi dengan waktu 4 x 45 menit. Setelah Setelah selesai melaksanakan dua selesai melaksanakan dua pertemuan pada siklus pertama dan satu pertemuan pada siklus pertama, guru pertemuan untuk evaluasi, guru bersama bersama peneliti mengumpulkan data berupa hasil berupa hasil evaluasi peserta didik pada evaluasi peserta didik pada siklus I. siklus II. Pada penelitian siklus II ini guru Dengan ketuntasan peserta didik mencapai dan KKM didik kelemahan dari siklus I didapat bahwa (58,06%), sedangkan peserta didik yang jumlah peserta didik yang mencapai KKM belum memenuhi KKM berjumlah 31 siswa (100%). Nilai rata-rata berjumlah 18 peserta sebanyak 13 peneliti peneliti mengumpulkan berusaha yang yang dalam penerapan model Problem Based Learning Learning disiklus II adalah 76,93. Dengan demikian disiklus I adalah 71,77. Dengan demikian dapat diketahui setelah penerapan model dapat diketahui setelah penerapan Problem Problem Based Learning hasil belajar Based Learning hasil belajar peserta didik peserta didik mengalami peningkatan 5,6 mengalami peningkatan 2,16 dari sebelum dari siklus I meningkat menjadi 76,93 pada tindakan 69,61 meningkat menjadi 71,77 siklus II. Dan mencapai target capaian pada siklus I. Dan mencapai target capaian penelitian pada siklus II yaitu 75. Setelah penelitian 70. itu, guru dan peneliti melakukan refleksi Walaupun pada pratindakan ke siklus I karena sudah dirasa cukup guru dan terdapat beberapa nilai peserta didik yang peneliti sepakat untuk tidak melakukan mengalami penurunan. Berdasarkan hasil siklus selanjutnya. penerapan peserta Problem pada didik Based siklus I yaitu peserta memperbaiki peserta didik (41,94%). Nilai rata-rata diperoleh diperoleh data didik dalam analisis yang telah dilakukan oleh guru Penerapan model Problem Based beserta peneliti, dapat diketahui bahwa Learning dinilai mampu meningkatkan masih terdapat beberapa kelemahan yang hasil terjadi baik dari guru maupun peserta penerapan model Problem Based Learning didik, sehingga guru dan peserta didik ini peserta diwajibkan mengikuti kegiatan memutuskan untuk melakukan siklus II. pembelajaran berupa mengamati gambar Pembelajaran sosiologi yang telah atau peserta pun didik. video Karena untuk dengan memberikan dilaksanakan pada siklus II mengharapkan gambaran tentang materi yang sedang peserta didik mampu menguasai konsep dipelajari, selanjutnya melakukan diskusi penyimpangan sosial budaya terutama untuk memecahkan masalah yang telah pada diberikan oleh guru dan terakhir adalah materi pengendalian sosial. Pembelajaran materi tersebut dilakukan mempresentasikan hasil diskusi sebanyak 2 kali pertemuan sekaligus kelompoknya dan menerima beberapa pertanyaan dari kelompok lain. Dengan model Problem Based Learning pada ini, dalam model Problem Based Learning peserta didik kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 peserta didik memang dituntut aktif dalam Surakarta dapat meningkatkan hasil belajar mengikuti setiap pembelajaran yang telah peserta didik dengan diperoleh nilai rata- dipersiapkan. rata kelas 69,61, setelah pratindakan Dari berbagai kegiatan tersebut berpengaruh kepada hasil belajar dilakukan peserta didik itu sendiri, hal ini dibuktikan peningkatan dari pratindakan dengan rata- dengan kegiatan rata kelas 71,77 dan selanjutnya dilakukan pratindakan, siklus I dan siklus II. Dalam siklus II yang mengalami peningkatan dari setiap tahapan penelitian tersebut peserta siklus I dengan rata-rata kelas 76,93. didik mengalami peningkatan, walaupun Saran dilakukannya siklus I yang mengalami dalam pratindakan ke siklus I ada beberapa Berdasarkan Penelitian Tindakan peserta didik yang mengalami penurunan. Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan oleh Akan tetapi, dalam data disebutkan bahwa peneliti, maka berikut dapat disampaikan pada siklus I ke siklus II nilai peserta didik beberapa saran untuk berbagai pihak mengalami peningkatan. Dalam kegiatan sebagai pembelajaran seperti kerjasama dalam pembelajaran diskusi, pemahaman materi dan juga beberapa saran tersebut adalah : kegiatan presentasi yang jelas berpengaruh kepada hasil mengalami belajar peningkatan bahan Bagi yang selalu pembelajaran dari setiap melakukan tahapannya. didik Dari hasil tindakan, pengamatan pertimbangan kegiatan kedepannya. Adapun guru, dalam sebaiknya kolaborasi agar berpartisipasi peserta aktif proses guru bisa dengan peserta didik dapat dalam kegiatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan pembelajaran dan juga guru sebaiknya bahwa penerapan model Problem Based lebih Learning dapat meningkatkan hasil belajar kelasnya dengan bersikap tegas terhadap peserta didik mata pelajaran sosiologi peserta didik yang tidak memperhatikan kelas X IIS 3 SMA Negeri 6 Surakarta kegiatan pembelajaran karena hal tersebut Tahun Pelajaran 2015/2016. dapat mengganggu kegiatan pembelajaran pandai dalam mengkondisikan yang sedang berlangsung. Bagi SIMPULAN DAN SARAN peserta didik, selama pembelajaran berlangsung sebagai peserta didik hendaknya selalu memperhatikan Simpulan Berdasarkan Tindakan Kelas hasil (PTK) Penelitian yang dan mengikuti dengan baik setiap langkah telah kegiatan pembelajaran. Dan juga sebagai dilakukan peneliti dengan menerapkan peserta didik hendaknya ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran seperti bertanya atau pun mengeluarkan pendapat agar mampu melatih keberanian. Bagi sekolah, pihak sekolah hendaknya memberikan pelatihan atau pun perluasan wawasan tentang model-model pembelajaran yang mampu mendukung proses pembelajaran mendapatan pembelajaran dikelas. perbaikan dikelas Untuk setiap guru Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi Pembelajaran, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Jurnal Online proses dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal hendaknya Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar diwajibkan melakukan Penelitian Tindakan Kelas agar mengetahui apa yang harus diperbaiki. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta : UNS Press Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta : Sebelas Maret University Press Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Muhammad, T. & Arif, M. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : ArRuzz Media Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo Susiani. A., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X IIS 5 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015, Diperoleh 20 Desember 2015, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.p hp/sosant/article/view/5693/3989 Aryaningrum. A.V,(2014).Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, Diperoleh 9 Oktober 2015, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index. php/sosant/article/view/5287 Ratih. E. N., (2016). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA N 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, Diperoleh 1 April 2016, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index. php/sosant/article/view/5287