A Gideline for Camera-Ready Papers of

advertisement
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199
pp. 251- 260
10 Pages
ANALISIS KINERJA PEGAWAI DAN PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
Afdhal1, Nurdasila Darsono2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3
1)
Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Staf Pengajar Jurusan Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
2, 3)
Abstract: This research was conducted to know: (1) the description of government's performance,
employee, awards, seniority, and training in Bireuen Regency; (2) the effect of awards, seniority
and training on the employee performance in the Government of Bireuen Regency; (3) the effect
of awards, seniority, and training on the performance of the Government of Bireuen Regency;
(4)the effect of the employee performance on the performance of the Government of Bireuen
Regency; (5) the effect of awards, seniority, and training on the performance of the Government
of Bireuen Regency through the employee performance. This research was done to the Civil
Servants in Bireuen Regency with 200 respondents as samples which was determined by using
Purposive Sampling technique. The technique to analyse data used in this research is structural
equation modelling (SEM).The result of this research shows that: (1) organisational performance,
employee performance, awards, seniority and training in Bireuen Regency is still not good
enough; (2) awards, seniority and training give positive and significant effect to the employee
performance; (3) Awards, seniority and training give positive and significant effect on the
performance of the Government of Bireuen Regency; (4) the employee performance gives
positive yet insignificant effect on the performance of the Government of Bireuen Regency; and
(5) employee performance can mediate the effect of awards, seniority and training on the
performance of the Government of Bireuen Regency. This results give managerial implications,
that is, the effort in increasing the employee performance and organizational performance can
be done by increasing awards, seniority, training and development.
Keywords : Reward, Seniority, Training and Development, Performance.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi kinerja pemerintah, pegawai,
penghargaan, senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen; (2) pengaruh penghargaan, Senioritas
dan Diklat terhadap Kinerja Pegawai di Pemerintah Kabupaten Bireuen; (3) pengaruh
Penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; (4)
pengaruh kinerja pegawai terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; (5) pengaruh
penghargaan, senioritas dan diklat terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui
kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bireuen dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden yang diambil dengan teknik
Purposive Sampling. Adapun peralatan analisis data yang digunakan adalah structural equation
modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kinerja organisasi, kinerja pegawai,
penghargaan, senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen masih belum baik; (2) Penghargaan,
Senioritas dan Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai; (3)
Penghargaan, Senioritas dan Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Pemerintah Kabupaten Bireuen; (4) Kinerja pegawai berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; dan (5) Kinerja pegawai dapat memediasi
pengaruh penghargaan, senioritas dan diklat terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Hasil Penelitian ini memberikan implikasi manajerial yaitu upaya peningkatan kinerja pegawai
dan kinerja organisasi dapat dilakukan dengan peningkatan penghargaan, senioritas, pendidikan
dan pelatihan.
Kata Kunci : Penghargaan, Senioritas, Pendidikan dan Pelatihan, Kinerja.
1999 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000
PENDAHULUAN
Kabupaten
Bireuen
terbentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun
251 -
Volume 4, No. 4, November 2015
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
48
Tahun
1999
tentang
Pembentukan
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue
organisasi dalam mencapai tujuannya.
(Lembar Negara Tahun 2000 Nomor 75,
Pemerintah
Kabupaten
Bireuen
Tambahan Lembar Negara Nomor 3963).
merupakan salah satu daerah otonom yang
Pelaksanaan otonomi daerah dan kebijakan
dapat menjalankan urusan pemerintahan dengan
desentralisasi yang didasari UU No. 22 Tahun
seluas-luasnya
1999 juncto UU No. 32 Tahun 2004 menuntut
mengatur kewenangan pemerintahan kecuali
peran yang lebih besar kepada pemerintah akan
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
tujuan
publik,
ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan
(UUD 1945 pasal 18 ayat 5) yang memiliki
pengembangan sistem demokrasi, serta sebagai
salah
alat untuk pembangunan pertumbuhan ekonomi
pemerintahan dalam hal pengelolaan sumber
yang lebih baik. Menurut Notoatmojo (2003),
daya aparatur, dirasakan masih belum bisa
“sebuah instansi harus didukung sumber daya
dikatakan optimal, artinya masih terdapat
manusia yang cakap karena sumber daya
kendala-kendala yang dihadapi. Kondisi saat ini
manusia sangat berperan dalam menjalankan
menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada
usaha atau kegiatan didalam instansi tersebut.”
sangat jauh dari apa yang diharapkan. Potret
Berdasarkan pendapat tersebut sumber daya
SDM aparatur saat ini yang menunjukkan
manusia merupakan hal yang terpenting dalam
profesionalisme rendah, tingkat gaji yang tidak
suatu organisasi karena perannya sebagai
memadai, pelayanan kepada masyarakat yang
subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan
berbelit-belit, serta mungkin masih banyak
operasional suatu organisasi. Oleh karena itu
potret
organisasi membutuhkan sumber daya manusia
menunjukkan
dalam hal ini yaitu pegawai yang mempunyai
Kabupaten Bireuen masih lemah.
untuk
efisiensi
pelayanan
kinerja yang tinggi.
satu
serta
fungsi
negatif
mendapat
perumusan
lainnya
bahwa
Berdasarkan
hak untuk
kebijakan
yang
kinerja
intinya
aparatur
pengamatan
di
penulis
Disahkannya Undang-Undang No 5
sementara ditemukan bahwa saat ini, kinerja
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU-
pegawai pada Pemerintah Kabupaten Bireuen
ASN), telah membawa dampak perubahan yang
masih belum bisa dikatakan optimal, artinya
besar terhadap Manajemen Pegawai Negeri
masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi.
Sipil (PNS) dimana UU-ASN menekankan
Pada
pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia
pegawai pada Pemerintah Kabupaten Bireuen
(SDM) guna membangun manusia secara
terletak pada individu dan kemampuan pegawai
kompetensi dan bermartabat, yang selalu
itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi peneliti
dinamis dan dapat berkembang sesuai dengan
sementara
perkembangan zaman. Dimana kinerja pegawai
pegawai kurang aktif dalam menjalankan
yang tinggi atau baik dapat di jadikan salah satu
pekerjaannya sehingga menyebabkan pegawai
faktor dasar tolak ukur keberhasilan suatu
yang bekerja pada Pemerintah Kabupaten
dasarnya
hambatan terbesar kinerja
ditemukan
bahwa
kebanyakan
Volume 4, No. 4, November 2015
- 252
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Bireuen
terkesan
kurang
menunjukkan
Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
kinerjanya sehingga berdampak pada kinerja
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang
organisasi. Pemerintah Kabupaten Bireuen
Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan,
belum mampu mencapai sasaran rencana kerja
mengatur Syarat khusus bagi seorang PNS
yang telah ditetapkan.
untuk
memperoleh
Tanda
Kehormatan
Salah satu faktor lemahnya kinerja
Satyalancana Karya Satya adalah PNS yang
pegawai tampak pada pemberian penghargaan
telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada
baik secara finansial maupun non finansial.
Pancasila,
Secara finansial pemberian Tunjangan Prestasi
pemerintah serta dengan penuh pengabdian,
Kerja (TPK), bonus, gaji dan tunjangan lainnya
kejujuran, kecakapan, dan disiplin secara terus
yang tidak sesuai dengan prestasi kerja pegawai.
menerus paling singkat 10 (sepuluh) tahun, 20
Padahal tujuan pemberian kompensasi atau
(dua puluh) tahun, atau 30 (tiga puluh) tahun.
dalam hal ini disebut TPK menurut Ivancevich,
Konopaske
dan
Matteson
RI
Berdasarkan
1945,
Negara
Peraturan
dan
Pemerintah
adalah
Nomor 100 Tahun 2000 pasal 6, dalam
mendorong pegawai untuk tingkat kinerja yang
mengangkat PNS dalam jabatan struktural perlu
tinggi, namun dalam pelaksanaannya masih
memperhatikan
terdapat pegawai yang belum melaksanakan
kepangkatan, usia, pendidikan dan pelatihan
tugas sebagaimana yang diharapkan oleh
jabatan, dan pengalaman yang dimiliki. Hal ini
organisasi.
tetap
menunjukkan bahwa faktor senioritas juga tidak
disamaratakan sesuai dengan jabatan, asalkan
kalah penting dalam meningkatkan kinerja
pegawai masuk dan pulang kantor tepat waktu
organisasi.
Pemberian
TPK
(2006)
UUD
masih
faktor
senioritas
dalam
dan menandatangani daftar hadir, walaupun
Masalah senioritas juga menjadi salah
pegawai tersebut tidak melaksanakan pekerjaan
satu masalah besar dalam mempengaruhi
sebagaimana tugas pokok dan tanggung jawab
kinerja pegawai, dimana adanya diskriminasi
yang diberikan, sehingga membuat kinerja tidak
atau kurangnya perhatian dan promosi dari
tercapai.
pimpinan kepada para pegawai senior yang
Secara non-finansial Pegawai Negeri
telah
berpengalaman
dan
berjasa
bahkan
Sipil berhak mendapatkan penghargaan berupa
berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
hal
Sebagaimana di atur dalam Undang-Undang
pencapaian
Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda
Bireuen.
ini
tentunya
kinerja
berdampak
Pemerintah
terhadap
Kabupaten
Jasa, dan Tanda Kehormatan, bahwa seorang
Pendidikan dan pelatihan merupakan
PNS dapat memperoleh Tanda Kehormatan.
upaya untuk mengembangkan kemampuan
Namun pemberian penghargaan tersebut tidak
intelektual dan kepribadian pegawai. Oleh
berdasarkan kinerja dari pegawai tersebut,
karena itu setiap organisasi atau instansi yang
sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Pemerintah
ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan
253 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
bagi pegawai harus mendapat perhatian yang
Tujuan Penelitian
lebih besar sehingga diharapkan kinerja akan
1. Untuk
memberikan
deskripsi
meningkat. Kurangnya perhatian pimpinan
pemerintah,
untuk menugaskan para pegawainya mengikuti
senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan
2. Untuk
pegawai,
kinerja
menganalisis/
penghargaan,
menguji
pengaruh
baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap
maupun Pemerintah Daerah merupakan salah
Kinerja Pegawai di Pemerintah Kabupaten
satu faktor terhambatnya kinerja pegawai.
Bireuen
Disamping itu pegawai yang telah menduduki
3. Untuk
menganalisis/
menguji
pengaruh
jabatan struktural diwajibkan untuk mengikuti
Penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap
diklat kepemimpinan selambat-lambatnya 12
Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen.
bulan setelah dilantik bila pegawai tersebut
4. Untuk
belum mengikuti dan lulus diklat dimaksud (PP
kinerja
No. 100 Tahun 2000 pasal 7). Nyatanya banyak
Pemerintah Kabupaten Bireuen.
pejabat struktural pada Pemerintah Kabupaten
5. Untuk
menganalisis/
menguji
pengaruh
pegawai
terhadap
Kinerja
menganalisis/
menguji
pengaruh
Bireuen belum mengikuti dan lulus diklat
penghargaan, senioritas dan diklat terhadap
kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan
kinerja
struktural. Hal ini disebabkan karena minimnya
melalui kinerja pegawai.
anggaran
untuk
menugaskan
pencapaian kinerja pada Pemerintah Kabupaten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005), kinerja adalah sesuatu yang di capai,
manusia yang berkualitas. Untuk pencapaian
prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan
tersebut, selain diperlukan perencanaan yang
kerja sedangkan Organisasi adalah kelompok
baik
pada
kerja sama antara orang-orang yang diadakan
penghargaan yang sesuai dengan kinerja,
untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga
senioritas dalam organisasi yang akan dapat
kinerja organisasi dapat diartikan hasil yang
membimbing atau memberikan pengalaman
diinginkan suatu kelompok kerja dari perilaku
selama bekerja serta adanya pendidikan dan
orang-orang didalamnya. Menurut Robert dan
pelatihan yang sesuai dengan tugas dan fungsi
Jackson (2001:78), menyatakan bahwa kinerja
dari
sehingga
organisasi pada dasarnya adalah apa yang
Kabupaten
dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan
tergantung
masing-masing
pencapaian
sumber
Kinerja Organisasi
daya
tentunya
adanya
Bireuen
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Oleh karena itu dalam mendukung
diperlukan
Kabupaten
ataupun
melaksanakan diklat dimaksud.
Bireuen
Pemerintah
kinerja
pula
pegawai,
Pemerintah
Bireuen berjalan secara optimal.
dalam lingkungan organisasi.
Volume 4, No. 4, November 2015
- 254
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Menurut Sobandi (2006:176) Kinerja
organisasi
merupakan sesuatu yang telah
disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi
kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan
dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu
atau
macam
pekerjaan
manusia
yang
tertentu, baik yang terkait dengan input, output,
mengerjakan
pekerjaan
tersebut
dan
outcome, benefit, maupun impact.
kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari
pada pekerjaan tersebut.
Kinerja Pegawai
Menurut kamus besar bahasa indonesia,
kinerja adalah sesuatu yang dicapai; prestasi
yang
diperlihatkan; kemampuan
Penghargaan
Penghargaan adalah ganjaran, hadiah,
kerja,
penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar
sedangkan pegawai adalah orang yang bekerja
seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya
pada pemerintah (www.kbbi.web.id).
untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 menerangkan bahwa prestasi kerja atau
yang telah dicapai (Nugroho, 2006:5).
Penghargaan
berarti
semua
bentuk
kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai
penggajian atau ganjaran kepada pegawai dan
oleh setiap PNS pada suatu organisasi sesuai
timbul karena kepegawaian mereka. Dapat
dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku
berupa pembayaran uang secara langsung (upah,
kerja. Sasaran kerja pegawai adalah rencana
gaji, insentif, bonus) dan dapat pula berbentuk
kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang
pembayaran tidak langsung (asuransi, liburan
PNS. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku,
atas biaya perusahaan) dan dapat pula berupa
sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS
ganjaran bukan uang (jam kerja yang luwes,
atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
menantang) (Dessler, 2005).
perundang-undangan.
Mangkunegara
(2000:
164)
berpendapat bahwa kinerja adalah “Hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya”.
Robbins (2007 : 212), mendefinisikan
prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja
seseorang karyawan selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target/sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
255 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Senioritas
Senioritas menurut Wahyudi (1998:170)
diartikan sebagai lamanya masa kerja seseorang
yang diakui organisasi, baik pada jabatan yang
bersangkutan maupun dalam organisasi secara
keseluruhan. Dalam senioritas tercermin pula
pengertian
usia
serta
pengalaman
kerja
seseorang. Sedangkan Nitisemito (2002:149)
mengartikan senioritas sebagai lamanya masa
kerja seseorang yang diakui prestasi baik pada
jabatan yang bersangkutan maupun dalam
instansi keseluruhan.
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kemampuan seseorang tidak datang
dengan tiba-tiba, namun diperlukan pendidikan
latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang. ”
dan pengalaman. Menurut Nawawi (1981: 21)
Menurut Hardjanto (2012 : 69-70),
menyatakan bahwa pengalaman masa lalu akan
pelatihan adalah “Bagian dari pen-didikan.
sangat berguna dalam mendukung pengetahuan
Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera.
yang dimiliki bilamana seseorang menghadapi
Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan
masalah-masalah baru. Tidak jarang ditemukan
bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan
adanya
belum
segera berarti yang sudah dilatihkan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, secara
dipraktikkan. ”Pelatihan (training) menurut
psikologis
dalam
Edwin B. Flippo, sebagaimana dikutip oleh
menjalankan tugas yang baru, dan mereka
Hasibuan (2000 : 70), yaitu merupakan “Suatu
memerlukan waktu tertentu bahkan cukup lama
usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian
dalam memahami pekerjaan dan seluk beluk
seorang pegawai untuk mengerjakan suatu
organisasinya.
26)
pekerjaan tertentu.” Menurut pasal 1 ayat 9
adalah
undang-undang No 13 tahun 2003 tentang
pelajaran yang akan menghasilkan perubahan
ketenagakerjaan, pelatihan adalah “Keseluruhan
ke arah kematangan tingkah laku, pertambahan
kegiatan
pengertian serta pengajaran informasi.
meningkatkan
beberapa
mereka
menegaskan
orang
yang
belum
matang
Surachmad
bahwa
(1982:
pengalaman
untuk
memberi,
serta
memperoleh,
mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap
Pendidikan dan Pelatihan
dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
Para pakar sumber daya manusia
sepakat mendefinisikan bahwa Pendidikan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.”
pelatihan merupakan dua istilah yang saling
berkaitan, menurut Andrew E. Sikula dalam
Hardjanto (2012 : 69) disebutkan bahwa
“Pendidikan
adalah
berhubungan
dengan
peningkatan umum dan pemahaman terhadap
lingkungan
kehidupan
menyeluruh
dan
proses
manusia
secara
Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 pasal 1 yang
dimaksud dengan Pendidikan dan Pelatihan
adalah
“Proses
mengajar
penyelenggaraan
dalam
rangka
belajar
meningkatkan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil. ”.
pengembangan
pengetahuan, kecakapan/keterampilan, pikiran,
METODE PENELITIAN
watak, karakter dan sebagainya.” Menurut
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lingkungan
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
dimaksud pendidikan adalah “Usaha sadar
untuk mempersiapkan peserta didik melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran,
dan/atau
Pemerintah Kabupaten Bireuen. objek penelitian
ini
adalah
kinerja
pegawai
dan
kinerja
Pemerintah Kabupaten Bireuen beserta tiga
variabel lainnya yang mempengaruhi kinerja
Volume 4, No. 4, November 2015
- 256
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pegawai
dan
penghargaan,
kinerja
organisasi
senioritas,
yaitu
pendidikan
dan
pelatihan.
Untuk meningkatkan Kinerja pegawai
ada
beberapa faktor
yang mempengaruhi
diantaranya adalah penghargaan (Sulistiani dan
Populasi dan Sampel
Populasi
Rosidah, 2003), yang merupakan motivasi bagi
penelitian
adalah
seluruh
pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bireuen. Penelitian mengambil sebanyak 200
pegawai
kinerjanya.
(2004) ada korelasi antara senioritas dan kinerja.
Pemerintah dalam PP RI No. 101 tahun
2000 menyatakan pendidikan dan pelatihan
sebagi faktor penting dalam peningkatan kinerja
Peralatan Analisis Data
Peralatanan
meningkatkan
Penelitian yang dilakukan oleh Simamora
responden sebagai sampel penelitian dengan
teknik Purposive Sampling.
untuk
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
structural equation modelling (SEM). Model
penelitian yang akan dikembangkan adalah
sebagai berikut:
pegawai. Pendidikan dan pelatihan sebagai
bagian integral dari kebijakan personil dalam
rangka pembinaan pegawai disamping sebagai
sarana
pembinaan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan teknis, juga untuk
memantapkan sikap mental pegawai.
HASIL PEMBAHASAN
Kinerja Pemerintah, Pegawai, Penghargaan,
Senioritas dan Diklat di Kabupaten Bireuen
Dari hasil penyebaran kuisioner, tingkat
kesetujuan responden menyikapi pernyataan
Gambar 3.1. Kerangka konseptual model penelitian
dapat dijadikan indikator baik tidaknya kondisi
Beberapa
kajian literatur
dan
hasil
penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
menunjukkan
bahwa
kinerja
organisasi
dipengaruhi oleh kinerja Pegawainya (Fuad
Mas’ud : 2004). Peningkatan kinerja pegawai
dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan
atau organisasi secara keseluruhan.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
257 -
Variabel
Kinerja Organisasi
Kinerja Pegawai
Penghargaan
Senioritas
Pendidikan dan Pelatihan
kinerja pemerintah, pegawai, penghargaan,
senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen.
Berdasarkan hasil analisis tanggapan responden
diketahui bahwa semua variabel memiliki skor
rata-rata (x̄) di bawah 4 (skor untuk pilihan
jawaban setuju). Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi kinerja pemerintah, kinerja pegawai,
Mean
3,52
3,50
3,53
3,51
3,52
Volume 4, No. 4, November 2015
penghargaan,
senioritas
dan
diklat
di
Kabupaten Bireuen masih belum baik. Skor
rata-rata (x̄) masing-masing variabel dapat
dilihat pada tabel berikut:
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Tabel 4.1. Penghargaan,
Pelatihan
Senioritas,
Pendidikan
dan
meningkatkan kinerja pegawai yang akan
berdampak
P
pada
kinerja
organisasi
Pemerintah perlu memperhatikan faktor
Kinerja_Pegawai
<---
Senioritas
***
Kinerja_Pegawai
<---
Diklat
***
senioritas dalam penempatan jabatan atau
Kinerja_Pegawai
<---
Penghargaan
***
Kinerja_Organisasi
<---
Kinerja_Pegawai
0.082
pemberian
Kinerja_Organisasi
<---
Penghargaan
0.001
terkait
Kinerja_Organisasi
<---
Senioritas
0.004
pengalaman yang pahit dari kegagalan
Kinerja_Organisasi
<---
Diklat
0.001
tugas.
dengan
Pengalaman
pegawai
perilakunya,
dimana
mempunyai kecenderungan untuk dihindari,
sedangkan yang menyenangkan cenderung
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
Mengacu pada teori dan temuan empiris
dipertahankan
dan
kegagalan
maupun
penelitian ini, maka upaya peningkatan kinerja
kesuksesan akan membentuk pola perbuatan
pegawai dan kinerja organisasi dapat dilakukan
yang dijadikan dasar untuk mempertahankan
dengan peningkatan penghargaan, senioritas,
bagi perbuatan berikutnya.
pendidikan dan pelatihan. Implikasi manajerial
3. Hasil penelitian ini memperoleh bukti
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
empiris bahwa pendidikan dan pelatihan
berikut :
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
1. Hasil penelitian ini memperoleh bukti
terhadap kinerja pegawai dan pemerintah.
empiris bahwa penghargaan mempunyai
Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang
pengaruh
akan berdampak pada kinerja organisasi
yang
positif
dan
signifikan
terhadap kinerja pegawai dan pemerintah.
Pemerintah perlu
Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang
pendidikan
dan
akan berdampak pada kinerja organisasi
pelaksanaan
tugas,
Pemerintah perlu melakukan peningkatan
memerlukan
pada penghargaan. Dengan peningkatan
keterampilan,
penghargaan maka akan menarik orang yang
melaksanakan
memiliki kualifikasi untuk bergabung dalam
profesional dengan dilandasi kepribadian
organisasi dan mempertahankan pegawai
dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan
untuk terus bekerja juga dapat mendorong
instansi dimana kebutuhan tersebut tidak
pegawai untuk mencapai kinerja yang tinggi
datang dengan tiba-tiba namun diperlukan
yang akhirnya akan meningkatkan kinerja
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
organisasi.
beban tugas.
2. Hasil penelitian ini memperoleh bukti
empiris
bahwa
senioritas
mempunyai
pengaruh posotif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai dan pemerintah. Untuk
melakukan
efektifitas
pelatihan.
Dalam
seorang
pegawai
pengetahuan,
dan
sikap
tugas
keahlian,
untuk
jabatan
dapat
secara
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alex, S. N. 2000. Manajemen Personalia, Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Alwi, H. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Volume 4, No. 4, November 2015
- 258
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Asri, M., dkk. 1986. Manajemen Perusahaan,
Pendekatan Operasional. BPFE: Yogyakarta.
As’ad, M. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta:
Liberty.
Augusty, F. 2002. Structural Equation Modeling
dalam Penelitian. Semarang: FE UNDIP.
Dessler, G. 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Gramedia.
Dwiyanto, A., Dkk. 2008. Reformasi Birokrasi
Publik di Indonesia, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Foster, B. 2001. Pembinaan untuk Peningkatan
Kinerja Karyawan. PPM : Jakarta.
Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics. Fourth
Edition. New York: The McGraw-Hill
Companies inc.
Hasibuan, M. S. P. 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Heidjrachman, R., dan S. Husnan. 2001. Manajemen
Personalia, Yogyakarta: BPFE.
Ivancevich, K., dan Matteson. 2006. Perilaku
Manajemen Dan Organisasi. alih bahasa Gina
Gania. Jakarta: Erlangga.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Online,
http://kbbi.web.id/kinerja, diakses tanggal 19
April 2015.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Online,
http://kbbi.web.id/pegawai, diakses tanggal
19 April 2015.
Kaplan R. S., & D. P. Norton. 1996. “The BSC:
Translating Strategy Into Action. Boston”
Harvard Business School Press.
Mangkunegara, A. P. 2001. Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mardiyah, A. A. dan Listianingsih. 2005. Pengaruh
Sistem Pengukuran Kinerja Sistem Reward
dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara
Total Quality Management dengan Kinerja
Manajerial. SNA VIII hal. 565-585. Solo.
Mas’ud, F. 2004. Survey Diagnosis Organisasional
(Konsep
dan
Aplikasi),
BP-UNDIP,
Semarang.
Mathis, R. L., dan J. H. Jackson. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi. 2009. Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Mandar Maju,
Bandung.
Nawawi, H. 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Nawawi, H. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Gunung Agung.
Notoatmojdjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, B. 2006. Reward dan Punishment. Bulletin
cipta karya, Departemen Pekerjaan Umum
edisi no 6/IV/ Juni 2006.
259 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Pakpahan, E. S., dan S. Sukanto. 2013. “Pengaruh
Pendidikn dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Pegawai”, Jurnal Administrasi Publik (JAP),
Vol 2, No.1 hal.116-121 ISSN: 2302-6332
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah tiga belas kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2011.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural. Jakarta, Pemerintah Republik
Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan
Tanda Kehormatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta, Pemerintah
Republik Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Tunjangan Umum bagi Pegawai Negeri Sipil.
Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. PT. Indeks,
Jakarta.
Sastrohadiwiryo, S. 2002. Manajemen Tenaga Kerja
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN
Sobandi. 2006. Pengukuran Kinerja Karyawan,
Rineka Cipta, Jakarta.
Sulistiyani & Rosidah. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia: Konsep, Teori, dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi
Publik. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Surachmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi
Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Usman, H., & P. S. Akbar. 2008. Metodologi
Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Umar, H. 2010. Riset Sumber Daya Manusia, edisi
revisi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umar, H. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Jakarta, Pemerintah
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta, Pemerintah
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 48
Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Bireuen dan Kabupaten Simeulue. Jakarta,
Pemerintah Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang
Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Wasistiono, S. 2002. Menata Ulang Kelembagaan
Kecamatan. Pusat Kajian Pemerintahan
STPDN. Penerbit PT. Citra Pindo, Bandung.
Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Volume 4, No. 4, November 2015
- 260
Download