Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0199 pp. 251- 260 10 Pages ANALISIS KINERJA PEGAWAI DAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN Afdhal1, Nurdasila Darsono2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3 1) Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Staf Pengajar Jurusan Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala 2, 3) Abstract: This research was conducted to know: (1) the description of government's performance, employee, awards, seniority, and training in Bireuen Regency; (2) the effect of awards, seniority and training on the employee performance in the Government of Bireuen Regency; (3) the effect of awards, seniority, and training on the performance of the Government of Bireuen Regency; (4)the effect of the employee performance on the performance of the Government of Bireuen Regency; (5) the effect of awards, seniority, and training on the performance of the Government of Bireuen Regency through the employee performance. This research was done to the Civil Servants in Bireuen Regency with 200 respondents as samples which was determined by using Purposive Sampling technique. The technique to analyse data used in this research is structural equation modelling (SEM).The result of this research shows that: (1) organisational performance, employee performance, awards, seniority and training in Bireuen Regency is still not good enough; (2) awards, seniority and training give positive and significant effect to the employee performance; (3) Awards, seniority and training give positive and significant effect on the performance of the Government of Bireuen Regency; (4) the employee performance gives positive yet insignificant effect on the performance of the Government of Bireuen Regency; and (5) employee performance can mediate the effect of awards, seniority and training on the performance of the Government of Bireuen Regency. This results give managerial implications, that is, the effort in increasing the employee performance and organizational performance can be done by increasing awards, seniority, training and development. Keywords : Reward, Seniority, Training and Development, Performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi kinerja pemerintah, pegawai, penghargaan, senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen; (2) pengaruh penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap Kinerja Pegawai di Pemerintah Kabupaten Bireuen; (3) pengaruh Penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; (4) pengaruh kinerja pegawai terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; (5) pengaruh penghargaan, senioritas dan diklat terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Adapun peralatan analisis data yang digunakan adalah structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kinerja organisasi, kinerja pegawai, penghargaan, senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen masih belum baik; (2) Penghargaan, Senioritas dan Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai; (3) Penghargaan, Senioritas dan Diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; (4) Kinerja pegawai berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen; dan (5) Kinerja pegawai dapat memediasi pengaruh penghargaan, senioritas dan diklat terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen. Hasil Penelitian ini memberikan implikasi manajerial yaitu upaya peningkatan kinerja pegawai dan kinerja organisasi dapat dilakukan dengan peningkatan penghargaan, senioritas, pendidikan dan pelatihan. Kata Kunci : Penghargaan, Senioritas, Pendidikan dan Pelatihan, Kinerja. 1999 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000 PENDAHULUAN Kabupaten Bireuen terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 251 - Volume 4, No. 4, November 2015 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue organisasi dalam mencapai tujuannya. (Lembar Negara Tahun 2000 Nomor 75, Pemerintah Kabupaten Bireuen Tambahan Lembar Negara Nomor 3963). merupakan salah satu daerah otonom yang Pelaksanaan otonomi daerah dan kebijakan dapat menjalankan urusan pemerintahan dengan desentralisasi yang didasari UU No. 22 Tahun seluas-luasnya 1999 juncto UU No. 32 Tahun 2004 menuntut mengatur kewenangan pemerintahan kecuali peran yang lebih besar kepada pemerintah akan urusan pemerintahan yang oleh undang-undang tujuan publik, ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan (UUD 1945 pasal 18 ayat 5) yang memiliki pengembangan sistem demokrasi, serta sebagai salah alat untuk pembangunan pertumbuhan ekonomi pemerintahan dalam hal pengelolaan sumber yang lebih baik. Menurut Notoatmojo (2003), daya aparatur, dirasakan masih belum bisa “sebuah instansi harus didukung sumber daya dikatakan optimal, artinya masih terdapat manusia yang cakap karena sumber daya kendala-kendala yang dihadapi. Kondisi saat ini manusia sangat berperan dalam menjalankan menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada usaha atau kegiatan didalam instansi tersebut.” sangat jauh dari apa yang diharapkan. Potret Berdasarkan pendapat tersebut sumber daya SDM aparatur saat ini yang menunjukkan manusia merupakan hal yang terpenting dalam profesionalisme rendah, tingkat gaji yang tidak suatu organisasi karena perannya sebagai memadai, pelayanan kepada masyarakat yang subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan berbelit-belit, serta mungkin masih banyak operasional suatu organisasi. Oleh karena itu potret organisasi membutuhkan sumber daya manusia menunjukkan dalam hal ini yaitu pegawai yang mempunyai Kabupaten Bireuen masih lemah. untuk efisiensi pelayanan kinerja yang tinggi. satu serta fungsi negatif mendapat perumusan lainnya bahwa Berdasarkan hak untuk kebijakan yang kinerja intinya aparatur pengamatan di penulis Disahkannya Undang-Undang No 5 sementara ditemukan bahwa saat ini, kinerja Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU- pegawai pada Pemerintah Kabupaten Bireuen ASN), telah membawa dampak perubahan yang masih belum bisa dikatakan optimal, artinya besar terhadap Manajemen Pegawai Negeri masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Sipil (PNS) dimana UU-ASN menekankan Pada pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia pegawai pada Pemerintah Kabupaten Bireuen (SDM) guna membangun manusia secara terletak pada individu dan kemampuan pegawai kompetensi dan bermartabat, yang selalu itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi peneliti dinamis dan dapat berkembang sesuai dengan sementara perkembangan zaman. Dimana kinerja pegawai pegawai kurang aktif dalam menjalankan yang tinggi atau baik dapat di jadikan salah satu pekerjaannya sehingga menyebabkan pegawai faktor dasar tolak ukur keberhasilan suatu yang bekerja pada Pemerintah Kabupaten dasarnya hambatan terbesar kinerja ditemukan bahwa kebanyakan Volume 4, No. 4, November 2015 - 252 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Bireuen terkesan kurang menunjukkan Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan kinerjanya sehingga berdampak pada kinerja Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang organisasi. Pemerintah Kabupaten Bireuen Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, belum mampu mencapai sasaran rencana kerja mengatur Syarat khusus bagi seorang PNS yang telah ditetapkan. untuk memperoleh Tanda Kehormatan Salah satu faktor lemahnya kinerja Satyalancana Karya Satya adalah PNS yang pegawai tampak pada pemberian penghargaan telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada baik secara finansial maupun non finansial. Pancasila, Secara finansial pemberian Tunjangan Prestasi pemerintah serta dengan penuh pengabdian, Kerja (TPK), bonus, gaji dan tunjangan lainnya kejujuran, kecakapan, dan disiplin secara terus yang tidak sesuai dengan prestasi kerja pegawai. menerus paling singkat 10 (sepuluh) tahun, 20 Padahal tujuan pemberian kompensasi atau (dua puluh) tahun, atau 30 (tiga puluh) tahun. dalam hal ini disebut TPK menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson RI Berdasarkan 1945, Negara Peraturan dan Pemerintah adalah Nomor 100 Tahun 2000 pasal 6, dalam mendorong pegawai untuk tingkat kinerja yang mengangkat PNS dalam jabatan struktural perlu tinggi, namun dalam pelaksanaannya masih memperhatikan terdapat pegawai yang belum melaksanakan kepangkatan, usia, pendidikan dan pelatihan tugas sebagaimana yang diharapkan oleh jabatan, dan pengalaman yang dimiliki. Hal ini organisasi. tetap menunjukkan bahwa faktor senioritas juga tidak disamaratakan sesuai dengan jabatan, asalkan kalah penting dalam meningkatkan kinerja pegawai masuk dan pulang kantor tepat waktu organisasi. Pemberian TPK (2006) UUD masih faktor senioritas dalam dan menandatangani daftar hadir, walaupun Masalah senioritas juga menjadi salah pegawai tersebut tidak melaksanakan pekerjaan satu masalah besar dalam mempengaruhi sebagaimana tugas pokok dan tanggung jawab kinerja pegawai, dimana adanya diskriminasi yang diberikan, sehingga membuat kinerja tidak atau kurangnya perhatian dan promosi dari tercapai. pimpinan kepada para pegawai senior yang Secara non-finansial Pegawai Negeri telah berpengalaman dan berjasa bahkan Sipil berhak mendapatkan penghargaan berupa berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya. tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya hal Sebagaimana di atur dalam Undang-Undang pencapaian Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Bireuen. ini tentunya kinerja berdampak Pemerintah terhadap Kabupaten Jasa, dan Tanda Kehormatan, bahwa seorang Pendidikan dan pelatihan merupakan PNS dapat memperoleh Tanda Kehormatan. upaya untuk mengembangkan kemampuan Namun pemberian penghargaan tersebut tidak intelektual dan kepribadian pegawai. Oleh berdasarkan kinerja dari pegawai tersebut, karena itu setiap organisasi atau instansi yang sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Pemerintah ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan 253 - Volume 4, No. 4, November 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bagi pegawai harus mendapat perhatian yang Tujuan Penelitian lebih besar sehingga diharapkan kinerja akan 1. Untuk memberikan deskripsi meningkat. Kurangnya perhatian pimpinan pemerintah, untuk menugaskan para pegawainya mengikuti senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan 2. Untuk pegawai, kinerja menganalisis/ penghargaan, menguji pengaruh baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap maupun Pemerintah Daerah merupakan salah Kinerja Pegawai di Pemerintah Kabupaten satu faktor terhambatnya kinerja pegawai. Bireuen Disamping itu pegawai yang telah menduduki 3. Untuk menganalisis/ menguji pengaruh jabatan struktural diwajibkan untuk mengikuti Penghargaan, Senioritas dan Diklat terhadap diklat kepemimpinan selambat-lambatnya 12 Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen. bulan setelah dilantik bila pegawai tersebut 4. Untuk belum mengikuti dan lulus diklat dimaksud (PP kinerja No. 100 Tahun 2000 pasal 7). Nyatanya banyak Pemerintah Kabupaten Bireuen. pejabat struktural pada Pemerintah Kabupaten 5. Untuk menganalisis/ menguji pengaruh pegawai terhadap Kinerja menganalisis/ menguji pengaruh Bireuen belum mengikuti dan lulus diklat penghargaan, senioritas dan diklat terhadap kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan kinerja struktural. Hal ini disebabkan karena minimnya melalui kinerja pegawai. anggaran untuk menugaskan pencapaian kinerja pada Pemerintah Kabupaten Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kinerja adalah sesuatu yang di capai, manusia yang berkualitas. Untuk pencapaian prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan tersebut, selain diperlukan perencanaan yang kerja sedangkan Organisasi adalah kelompok baik pada kerja sama antara orang-orang yang diadakan penghargaan yang sesuai dengan kinerja, untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga senioritas dalam organisasi yang akan dapat kinerja organisasi dapat diartikan hasil yang membimbing atau memberikan pengalaman diinginkan suatu kelompok kerja dari perilaku selama bekerja serta adanya pendidikan dan orang-orang didalamnya. Menurut Robert dan pelatihan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Jackson (2001:78), menyatakan bahwa kinerja dari sehingga organisasi pada dasarnya adalah apa yang Kabupaten dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan tergantung masing-masing pencapaian sumber Kinerja Organisasi daya tentunya adanya Bireuen KAJIAN KEPUSTAKAAN Oleh karena itu dalam mendukung diperlukan Kabupaten ataupun melaksanakan diklat dimaksud. Bireuen Pemerintah kinerja pula pegawai, Pemerintah Bireuen berjalan secara optimal. dalam lingkungan organisasi. Volume 4, No. 4, November 2015 - 254 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Menurut Sobandi (2006:176) Kinerja organisasi merupakan sesuatu yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu atau macam pekerjaan manusia yang tertentu, baik yang terkait dengan input, output, mengerjakan pekerjaan tersebut dan outcome, benefit, maupun impact. kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari pada pekerjaan tersebut. Kinerja Pegawai Menurut kamus besar bahasa indonesia, kinerja adalah sesuatu yang dicapai; prestasi yang diperlihatkan; kemampuan Penghargaan Penghargaan adalah ganjaran, hadiah, kerja, penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar sedangkan pegawai adalah orang yang bekerja seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya pada pemerintah (www.kbbi.web.id). untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 menerangkan bahwa prestasi kerja atau yang telah dicapai (Nugroho, 2006:5). Penghargaan berarti semua bentuk kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai penggajian atau ganjaran kepada pegawai dan oleh setiap PNS pada suatu organisasi sesuai timbul karena kepegawaian mereka. Dapat dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku berupa pembayaran uang secara langsung (upah, kerja. Sasaran kerja pegawai adalah rencana gaji, insentif, bonus) dan dapat pula berbentuk kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang pembayaran tidak langsung (asuransi, liburan PNS. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, atas biaya perusahaan) dan dapat pula berupa sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS ganjaran bukan uang (jam kerja yang luwes, atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan menantang) (Dessler, 2005). perundang-undangan. Mangkunegara (2000: 164) berpendapat bahwa kinerja adalah “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Robbins (2007 : 212), mendefinisikan prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah 255 - Volume 4, No. 4, November 2015 Senioritas Senioritas menurut Wahyudi (1998:170) diartikan sebagai lamanya masa kerja seseorang yang diakui organisasi, baik pada jabatan yang bersangkutan maupun dalam organisasi secara keseluruhan. Dalam senioritas tercermin pula pengertian usia serta pengalaman kerja seseorang. Sedangkan Nitisemito (2002:149) mengartikan senioritas sebagai lamanya masa kerja seseorang yang diakui prestasi baik pada jabatan yang bersangkutan maupun dalam instansi keseluruhan. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kemampuan seseorang tidak datang dengan tiba-tiba, namun diperlukan pendidikan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. ” dan pengalaman. Menurut Nawawi (1981: 21) Menurut Hardjanto (2012 : 69-70), menyatakan bahwa pengalaman masa lalu akan pelatihan adalah “Bagian dari pen-didikan. sangat berguna dalam mendukung pengetahuan Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera. yang dimiliki bilamana seseorang menghadapi Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan masalah-masalah baru. Tidak jarang ditemukan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan adanya belum segera berarti yang sudah dilatihkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, secara dipraktikkan. ”Pelatihan (training) menurut psikologis dalam Edwin B. Flippo, sebagaimana dikutip oleh menjalankan tugas yang baru, dan mereka Hasibuan (2000 : 70), yaitu merupakan “Suatu memerlukan waktu tertentu bahkan cukup lama usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian dalam memahami pekerjaan dan seluk beluk seorang pegawai untuk mengerjakan suatu organisasinya. 26) pekerjaan tertentu.” Menurut pasal 1 ayat 9 adalah undang-undang No 13 tahun 2003 tentang pelajaran yang akan menghasilkan perubahan ketenagakerjaan, pelatihan adalah “Keseluruhan ke arah kematangan tingkah laku, pertambahan kegiatan pengertian serta pengajaran informasi. meningkatkan beberapa mereka menegaskan orang yang belum matang Surachmad bahwa (1982: pengalaman untuk memberi, serta memperoleh, mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap Pendidikan dan Pelatihan dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan Para pakar sumber daya manusia sepakat mendefinisikan bahwa Pendidikan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.” pelatihan merupakan dua istilah yang saling berkaitan, menurut Andrew E. Sikula dalam Hardjanto (2012 : 69) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan umum dan pemahaman terhadap lingkungan kehidupan menyeluruh dan proses manusia secara Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 pasal 1 yang dimaksud dengan Pendidikan dan Pelatihan adalah “Proses mengajar penyelenggaraan dalam rangka belajar meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. ”. pengembangan pengetahuan, kecakapan/keterampilan, pikiran, METODE PENELITIAN watak, karakter dan sebagainya.” Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lingkungan tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah “Usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau Pemerintah Kabupaten Bireuen. objek penelitian ini adalah kinerja pegawai dan kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen beserta tiga variabel lainnya yang mempengaruhi kinerja Volume 4, No. 4, November 2015 - 256 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pegawai dan penghargaan, kinerja organisasi senioritas, yaitu pendidikan dan pelatihan. Untuk meningkatkan Kinerja pegawai ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah penghargaan (Sulistiani dan Populasi dan Sampel Populasi Rosidah, 2003), yang merupakan motivasi bagi penelitian adalah seluruh pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen. Penelitian mengambil sebanyak 200 pegawai kinerjanya. (2004) ada korelasi antara senioritas dan kinerja. Pemerintah dalam PP RI No. 101 tahun 2000 menyatakan pendidikan dan pelatihan sebagi faktor penting dalam peningkatan kinerja Peralatan Analisis Data Peralatanan meningkatkan Penelitian yang dilakukan oleh Simamora responden sebagai sampel penelitian dengan teknik Purposive Sampling. untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah structural equation modelling (SEM). Model penelitian yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut: pegawai. Pendidikan dan pelatihan sebagai bagian integral dari kebijakan personil dalam rangka pembinaan pegawai disamping sebagai sarana pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, juga untuk memantapkan sikap mental pegawai. HASIL PEMBAHASAN Kinerja Pemerintah, Pegawai, Penghargaan, Senioritas dan Diklat di Kabupaten Bireuen Dari hasil penyebaran kuisioner, tingkat kesetujuan responden menyikapi pernyataan Gambar 3.1. Kerangka konseptual model penelitian dapat dijadikan indikator baik tidaknya kondisi Beberapa kajian literatur dan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh kinerja Pegawainya (Fuad Mas’ud : 2004). Peningkatan kinerja pegawai dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 257 - Variabel Kinerja Organisasi Kinerja Pegawai Penghargaan Senioritas Pendidikan dan Pelatihan kinerja pemerintah, pegawai, penghargaan, senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen. Berdasarkan hasil analisis tanggapan responden diketahui bahwa semua variabel memiliki skor rata-rata (x̄) di bawah 4 (skor untuk pilihan jawaban setuju). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kinerja pemerintah, kinerja pegawai, Mean 3,52 3,50 3,53 3,51 3,52 Volume 4, No. 4, November 2015 penghargaan, senioritas dan diklat di Kabupaten Bireuen masih belum baik. Skor rata-rata (x̄) masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut: Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 4.1. Penghargaan, Pelatihan Senioritas, Pendidikan dan meningkatkan kinerja pegawai yang akan berdampak P pada kinerja organisasi Pemerintah perlu memperhatikan faktor Kinerja_Pegawai <--- Senioritas *** Kinerja_Pegawai <--- Diklat *** senioritas dalam penempatan jabatan atau Kinerja_Pegawai <--- Penghargaan *** Kinerja_Organisasi <--- Kinerja_Pegawai 0.082 pemberian Kinerja_Organisasi <--- Penghargaan 0.001 terkait Kinerja_Organisasi <--- Senioritas 0.004 pengalaman yang pahit dari kegagalan Kinerja_Organisasi <--- Diklat 0.001 tugas. dengan Pengalaman pegawai perilakunya, dimana mempunyai kecenderungan untuk dihindari, sedangkan yang menyenangkan cenderung IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Mengacu pada teori dan temuan empiris dipertahankan dan kegagalan maupun penelitian ini, maka upaya peningkatan kinerja kesuksesan akan membentuk pola perbuatan pegawai dan kinerja organisasi dapat dilakukan yang dijadikan dasar untuk mempertahankan dengan peningkatan penghargaan, senioritas, bagi perbuatan berikutnya. pendidikan dan pelatihan. Implikasi manajerial 3. Hasil penelitian ini memperoleh bukti dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai empiris bahwa pendidikan dan pelatihan berikut : mempunyai pengaruh positif dan signifikan 1. Hasil penelitian ini memperoleh bukti terhadap kinerja pegawai dan pemerintah. empiris bahwa penghargaan mempunyai Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang pengaruh akan berdampak pada kinerja organisasi yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan pemerintah. Pemerintah perlu Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang pendidikan dan akan berdampak pada kinerja organisasi pelaksanaan tugas, Pemerintah perlu melakukan peningkatan memerlukan pada penghargaan. Dengan peningkatan keterampilan, penghargaan maka akan menarik orang yang melaksanakan memiliki kualifikasi untuk bergabung dalam profesional dengan dilandasi kepribadian organisasi dan mempertahankan pegawai dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan untuk terus bekerja juga dapat mendorong instansi dimana kebutuhan tersebut tidak pegawai untuk mencapai kinerja yang tinggi datang dengan tiba-tiba namun diperlukan yang akhirnya akan meningkatkan kinerja pendidikan dan pelatihan sesuai dengan organisasi. beban tugas. 2. Hasil penelitian ini memperoleh bukti empiris bahwa senioritas mempunyai pengaruh posotif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan pemerintah. Untuk melakukan efektifitas pelatihan. Dalam seorang pegawai pengetahuan, dan sikap tugas keahlian, untuk jabatan dapat secara DAFTAR KEPUSTAKAAN Alex, S. N. 2000. Manajemen Personalia, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Alwi, H. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Volume 4, No. 4, November 2015 - 258 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Asri, M., dkk. 1986. Manajemen Perusahaan, Pendekatan Operasional. BPFE: Yogyakarta. As’ad, M. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Augusty, F. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian. Semarang: FE UNDIP. Dessler, G. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia. Dwiyanto, A., Dkk. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Foster, B. 2001. Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM : Jakarta. Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies inc. Hasibuan, M. S. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara. Heidjrachman, R., dan S. Husnan. 2001. Manajemen Personalia, Yogyakarta: BPFE. Ivancevich, K., dan Matteson. 2006. Perilaku Manajemen Dan Organisasi. alih bahasa Gina Gania. Jakarta: Erlangga. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/kinerja, diakses tanggal 19 April 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/pegawai, diakses tanggal 19 April 2015. Kaplan R. S., & D. P. Norton. 1996. “The BSC: Translating Strategy Into Action. Boston” Harvard Business School Press. Mangkunegara, A. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mardiyah, A. A. dan Listianingsih. 2005. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Sistem Reward dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial. SNA VIII hal. 565-585. Solo. Mas’ud, F. 2004. Survey Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi), BP-UNDIP, Semarang. Mathis, R. L., dan J. H. Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung. Nawawi, H. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University. Nawawi, H. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Notoatmojdjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, B. 2006. Reward dan Punishment. Bulletin cipta karya, Departemen Pekerjaan Umum edisi no 6/IV/ Juni 2006. 259 - Volume 4, No. 4, November 2015 Pakpahan, E. S., dan S. Sukanto. 2013. “Pengaruh Pendidikn dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2, No.1 hal.116-121 ISSN: 2302-6332 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah tiga belas kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural. Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum bagi Pegawai Negeri Sipil. Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. PT. Indeks, Jakarta. Sastrohadiwiryo, S. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN Sobandi. 2006. Pengukuran Kinerja Karyawan, Rineka Cipta, Jakarta. Sulistiyani & Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori, dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Surachmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Usman, H., & P. S. Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Umar, H. 2010. Riset Sumber Daya Manusia, edisi revisi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Umar, H. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue. Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Wasistiono, S. 2002. Menata Ulang Kelembagaan Kecamatan. Pusat Kajian Pemerintahan STPDN. Penerbit PT. Citra Pindo, Bandung. Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Volume 4, No. 4, November 2015 - 260