NASIONALISASI vs KEBEBASAN INVESTASI Ichsanuddin Noorsy 1

advertisement
NASIONALISASI vs KEBEBASAN INVESTASI
Ichsanuddin Noorsy
1. Perjanjian KMB 27 Des 1949
Pengakuan kedaulatan RI dengan syarat Pemerintah Indonesia
harus bersedia : (1) mempertahankan keberadaan perusahaanperusahaan asing yang beroperasi di Indonesia; (2) mematuhi
ketentuan-ketentuan ekonomi dan keuangan yang ditetapkan IMF;
(3) menerima warisan dan melunasi utang Pemerintah Hindia
Belanda 4,3 miliar gulden
2. Thn 1951 Tingkat kesejahteraan masyarakat timpang dan merosot.
Pada 1930 tingkat pendapat 30 gulden/kapita. Pada 1951 menjadi
28,3 gulden perkapita.
Belanda mempersulit berdirinya bank sentral. Walaupun sudah
mereka, penerbitan Oeang Rep Indonesia dihadang oleh Uang
NICA dan Gulden Hindia Belanda. Lalu beredar pula uang Federal
sebagai strategi Belanda membentuk gabungan negara-negara dari
provinsi-provinsi di wilayah Indonesia.
Maka De Javasche Bank diambil alih melalui UU.
Tetapi dominasi perusahaan asing tetap berjalan. Perekonomian
tetap dikendalikan perusahaan-perusahaan Belanda yang
menguasai pertanian dan pertambangan serta perkapalan.
3. Diduga pangsa investasi dikuasai Belanda sekitar 63%, Inggris
14% dan AS 7%.
4. Perusahaan Belanda unggul teknologi, manajemen, dan jaringan
pemasaran. Ini nampak dari peranan lima perusahaan besar NV
Borsumij (bir: NV Oranye Brouwerij; tekstil Nebritex), NV
Jacobson van den Berg (ekspor impor);NV Internatio
(perkapalan,tekstil dan perkebunan 60 kantor cabang dan buruh
2000 orang); NV Lindeteves (industri dan peralatan teknik dengan
6 kantor cabang dan 2000 buruh; NV Geo Wehry & Co  28
perkebunan, industri dan perdagangan).
5. NV Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), Handels
Vereeniging (HVA), Rubber Cultuur Maatschapij Amsterdam
(RCMA), dan Deli Maatschapij serta Banka en Biliton Tin
Maatschapij membuktikan dominannya perusahaan-perusahaan
Belanda.
6. Hampir 80% hasil perkebunan Indonesia mengalir ke Eropa
ditampung oleh pedagang-pedagang Belanda di Amsterdam atau
Roterdam.
7. Tahun 1956 Perjanjian KMB dibatalkan sepihak. Dominannya
perusahaan-perusahaan Belanda dianggap sebagai sumber
kegagalan Rencana Urgensi Pembangunan dan Program Benteng.
Ini berarti kedaulatan politik tidak diikuti dengan kedaulatan
ekonomi.
8. 31 Des 1958 terbit UU 86/58 tentang Nasionalisasi Perusahaanperusahaan Belanda. Juga berlaku PP 2/59 tentang Pokok-pokok
Pelaksanaan UU 86/58. Maka yang dinasionalisasi adalah
perusahaan yang berkedudukan di Indonesia (1) yang sebagian
atau seluruhnya dimiliki perseorangan WN Belanda; (2) yang
modal perseroan dan pendiriannya berasal dari perseorangan WN
Belanda; (3) beroperasi di Indonesia namun berbadan hukum dan
berkedudukan di Belanda.
9. Nasionalisasi terjadi, tapi tidak terhadap perusahaan-perusahaan
AS, seperti Caltex atau Chevron.
10. Indonesia terus diganggu oleh PRRI/Permesta yang didukung
oleh AS.
11. 23 Agustus 1965 terbit UU 16/65 tentang Pencabutan UU 78/58
tentang PMA
12. 30 Sept – 01 Okt 1965 Peristiwa G30S/PKI
13. Jan 1966 terbit UU 1/66 ttg Penarikan diri dari Keanggotaan
IMF dan Bank Dunia
14. UU No. 7/66 ttg Penyelesaian Utang Piutang Pemerintah
Indonesia dengan Pemerintah Belanda
15. UU No. 8/66 ttg Pendaftaran Indonesia sebagai Anggota ADB
16. UU 9/66 ttg Pendaftaran Kembali Indonesia sebagai Anggota
IMF dan Bank Dunia
17. UU 1/67 ttg PMA
18. RUU dirancang oleh Mohmmad Sadli (Penggagas Kapitalisme
Pancasila) dengan dukungan penuh United States Agency for
International Development (USAID).
Diminta oleh Forbes Wilson dalam rangka Freeport berinvestasi di
Grasberg dengan syarat :
a. Investasi dilindungi
b. Menerima iklim investasi
c. Tanpa bagi hasil kecuali royalti
Syarat diterima Presiden AS Lyndon Johnson dan didukung CIA
(Bradley R Simpson, 2008: 232)
19. Liberalisasi sektor Enerji : UU 22/2001 ttg Migas (dibatalkan
MK utk pasal 12, 22, 28 (2), UU 20/2002 ttg Ketenagalistrikan
(dibatalkan MK), UU 30/2007 ttg Enerji, UU Minerba, UU Panas
Bumi, UU 30/2009 ttg Ketenagalistrikan.
20. 15 Feb 2005 di Singapura Presiden SBY menandatangani
jaminan investasi Singapura di Indonesia (tujuan kunjungan untuk
pembicaraan perjanjian ekstradisi)
21. UU 25/07 ttg Penanaman Modal (dibiayai dan dirancang oleh
Bank Dunia)
Nasionalisasi harus dengan syarat :
1. Harga pasar
2. Penilaian pasar internasional
3. Perselesihan diselesaikan pada badan arbitrase internasional
22. Terbit Perpres 77/2007  Kebebasan berinvestasi nyaris di
semua sektor
23. 13 April 2010 di Washington Wakil Presiden Boediono
menandatangani jaminan investasi AS di Indonesia (tujuan
kunjungan untuk menghadiri konferensi nuklir).
Faktor Analisis
1. Tidakkah regulasi dan kebijakan itu bersifat ahistoris atas
perjuangan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia?
2. Tidakkan regulasi dan kebijakan itu bertentangan dengan
semangat perjuangan para pahlawan Indonesia ?
3. Tidakkah regulasi dan kebijakan itu bertentangan dengan
Ekonomi Konstitusi ? Bagaimana penerapan Sumpah Jabatan
pasal 9 UUD 1945 ?
TESIS
Semakin dominan investasi asing, semakin kuat potensi konflik sosial
dan konflik korporasi dengan masyarakat semakin lemah kewibawaan
pemerintah. Semakin dominan investasi asing, semakin terasa
denasionalisasi, semakin kuat ketergantungan.
Lalu bagaimana dengan kedaulatan ekonomi ? Baga
Download